• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA

2.2 Landasan Teori

2.2.4 Laba

2.2.4.1. Pengertian Laba

Menurut Belkaouli (2000: 31), laba merupakan kenaikan modal yang berasal dari transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan selama suatu periode.

Suwardjono (2005: 509) Definisi laba disebutkan sebagai tambahan kemampuan ekonomik yang ditandai dengan kenaikan capital dalam suatu periode yang berasal dari kegiatan produktif dalam arti luas yang dapat dikonsumsi atau ditarik oleh entitas pengusaha/pemilik capital tanpa mengurangi kemampuan ekonomik capital mula-mula (awal periode).

2.2.4.2. Karakteristik Laba

Menurut Belkaouli (2000: 33), laba akuntansi memiliki karakteristik yaitu :

a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang dilakukan oleh

sebuah perusahaan.

b. Laba akuntansi didasarkan pada postuale periode dan berhubungan dengan

prestasi keuangan perusahaan itu selama periode waktu tertentu.

c. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan dan membutuhkan

definisi, pengukuran, dan pengakuan pendapatan.

d. Laba akuntansi membutuhkan pengukuran biaya dalam bentuk biaya

historis bagi perusahaan, yang melahirkan kepatuhan yang ketat pada prinsip biaya.

e. Laba akuntansi mensyaratkan agar pendapatan yang direalisasi dari

2.2.4.3. Arti Penting Pertumbuhan Laba

Sebagaimana halnya seorang dokter mencoba mengetahui kesehatan seseorang, begitu pula seorang manajer keuntungan atau pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam kaitannya dengan kondisi keuangan perusahaan.

Laba sebagai suatu pengukuran kinerja dan bagian dari laporan keuangan perusahaan, merefleksikan telah terjadinya proses peningkatan atas penurunan ekuitas dari berbagai sumber transaksi kecuali transaksi dengan pemegang saham dalam suatu periode. Konsep laba sama halnya dengan pendapatan bersih (net income) yaitu memasukkan hampir seluruh kejadian yang tercakup dalam pendapatan bersih dengan penekanan pada periode sekarang (present). Sehingga dapat dilakukan suatu penelitian dalam memprediksi perubahan laba dengan menggunakan rasio keuangan (Belkouli 2000: 35).

2.2.4.4. Perubahan Laba

Perubahan laba dalam penelitian ini diartikan sebagai perubahan presentase kenaikan atau penurunan laba yang diperoleh perusahaan. Perusahaan yang mempunyai kenaikan laba yang cepat dalam jangka panjang cenderung memiliki kinerja yang lebih baik dari pada perusahaan yang memiliki perubahan laba yang menurun.

Menurut Suwardjono (2005: 509) laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk

mempresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. laba dapat memberikan sinyal yang positif mengenai prospek perusahaan dimasa ymendatang tentang kinerja perusahaan. Jika pertumbuhan labanya baik akan mencerminkan kinerja perusahaan yang baik sehingga semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan. Dengan demikian apabila rasio keuangan perusahaan baik, maka pertumbuhan laba perusahaan juga baik.

2.2.4.5. Hubungan Rasio Keuangan dengan Prediksi Laba

Raharjo (2005), menjelaskan hubungan rasio keuangan dengan

perubahan laba berdasarkan pandangan external users. Rasio keuangan

digunakan dalam pengambilan keputusan menentukan pembeliaan saham perusahaan, peminjaman uang, atau untuk memprediksi financial perusahaan di masa yang akan datang. pemegang saham tertarik pada keuntungan dari pembeliaan atau penjualan saham. Keuntungan dapat direalisasikan pada seberapa menguntungkan perusahaan saat ini dan masa yang akan datang. Dengan melihat laporan keuangan perusahaan yang mengindikasikan seberapa bagus manajemen perusahaan dalam menggunakan sumber yang tersedia. Hubungan antara elemen-elemen pada laporan keuangan dijelaskan oleh rasio keuangan. Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk memprediksi laba perusahaan di masa yang akan datang.

2.2.4.6. Penggunaan Rasio-rasio Keuangan Sebagai Alat Prediksi

Untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan, analisis keuangan harus melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan keuangan perusahaan. Alat yang digunakan dalam pemeriksaaan ini adalah rasio keuangan.

Rasio keuangan merupakan alat yang menghubungkan dua data keuangan dengan jalan membagi satu data dengan data lain. Indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainya. Perhitungan rasio keuangan digunakan karena cara ini akan diperoleh perbandingan yang lebih berguna daripada melihat angka saja (Kasmir, 2010).

Analisis rasio keuangan melibatkan dua jenis perbandingan. Pertama, analisis dapat membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu dan yang akan datang dalam perusahaan yang sama. Rasio lancar untuk tahun sekarang dapat dibandingkan rasio lancar tahun sebelumnya. Jika rasio keuangan diurutkan dalam tahun, analisis dapat mempelajari komposisi perubahan dan menentukan apakah terdapat perbaikan atau penurunan dalam kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Metode perbandingan kedua melibatkan perbandingan rasio satu perusahaan dengan perusahaan- perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri pada titik waktu yang sama. Perbandingan ini memberikan pandangan mendalam tentang kondisi keuangan dan kinerja relatif dari perusahaan (Kasmir,2010).

penganalisa menyadari bahwa rasio secara individu akan membantu menganalisa dan mengintrepetasikan prediksi keuangan.

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard (Munawir, 2004).

2.2.4.7. Hubungan Rasio Likuiditas Bank dengan Perubahan Laba

Menurut Belkaouli (2000: 142), dasar akuntansi bukanlah pemilik bukan pula kesatuan usaha akan tetapi sekelompok aktiva dan kewajiban-kewajiban yang bersangkutan serta batasan-batasan yang bersangkutan yang mengatur pemakaian aktivalah yang menjadi dasar akuntansi, yakni yang disebut sebagai “dana”. Teori dana memandang satuan usaha sebagai satuan yang terdiri dari sumber-sumber ekonomi (dana) dan kewajiban-kewajiban yang bersangkutan serta batasan-batasan yang bersangkutan dalam pemikiran dan tersebut. Oleh karena itu, teori dana lebih terpusat pada aktiva dalam arti bahwa teori dan lebih menitikberatkan pada administrasi dan kelayakan pemakaian aktiva.

Kasmir (2010: 221) mengatakan bahwa Rasio likuiditas Bank

memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, bank dapat membayar kembali pencairan dana para deposanya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang diajukan. Semakin besar atau kecilnya rasio ini akan mempengaruhi keyakinan investor dan nasabah yang akan menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Sehingga memungkinkan perusahaan mengalami perubahan laba dimasa yang akan datang.

2.2.4.8. Hubungan Rasio Solvabilitas dengan Perubahan Laba

Kasmir (2010: 229), mengatakan bahwa Rasio Solvabilitas Bank merupakan ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Bisa juga dikatakan rasio ini merupakan alat ukur untuk melihat kekayaan bank untuk melihat efisiensi bagi pihak manajemen bank tersebut.

Kasmir juga menyatakan bahwa sumber dana yang dimaksud dapat berupa hutang atau pinjaman. Semakin tinggi proporsi hutang dalam struktur modal, maka semakin besar modal yang digunakan untuk membayar bunga, dan semakin besar resiko bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Dalam analisis laporan keuangan tampak bahwa penggunaan hutang yang kebih tinggi akan memperbesar beban bunga sehingga akan menurunkan laba. Dengan demikian hutang mempunyai hubungan negatif terhadap laba pada analisis laporan keuangan. Jika dilihat dari formulasi rasio solvabilitas dapat

dikatakan bahwa rasio solvabilitas berhubungan positif terhadap hutang. Maka rasio solvabilitas memiliki hubungan negatif terhadap laba.

2.2.4.9. Hubungan Rasio Rentabilitas Bank dengan Per ubahan Laba

Rasio Rentabilitas Bank merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan (Kasmir,2010 : 234).

Kasmir juga menyatakan bahwa rasio profitabilitas atau rentabilitas merupakan sebuah indikator dari kondisi keuangan dan efektifitas manajemen perusahaan dalam kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan pengembalian investasi. Keuntungan yang dihasilkan perusahaan mutlak memiliki hubungan sebanding yang signifikan dengan rasio profitabilitas atau rentabilitas. Dengan demikian rasio rentabilitas atau profitabilitas berpengaruh positif terhadap laba.

Dokumen terkait