• Tidak ada hasil yang ditemukan

LABORATORIUM ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN

Dalam dokumen laporan praktikum teknologi hasil tanama (Halaman 35-49)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

MEDAN

ABSTRAK

TSC ( Total Solid Content ) atau kandungan zat padatan total pada lateks pekat. bila TSC rendah, maka kekuatan tarik benang karet semakin rendah mengakibatkan benang karet akan melar dan mudah sobek. Sebaliknya bila TSC lateks semakin tinggi, kekuatan tarik benang karet juga akan semakin tinggi. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan mutu lateks cair dan untuk mengetahui total solid pada lateks cair, hal ini agar mendapatkan parameter mutu yang sesuai untuk menghasilkan benang karet yang berkualitas.

Bahan yang digunakan dalam penentuan total solid ini adalah lateks cair, cara yang digunakan dalam penentuan total solid ini adalah lateks cair ditimbang sebanyak 2 gr kedalam cawan porselin setelah itu lateks diaduk sebentar kemudian keringkan lateks didalam oven atau pindahkan selama 16 jam pada suhu 700C kemudian dinginkan kedalam desikator selama 15 menit setelah itu tentukan total solid. Dan hasil akhir dari penentuan total solid yang dilakukan dengan cara perhitungan adalah 74%.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Karet alam adalah suatu polimer dari isoprene dengan nama kimia cis-1,4 poliisoprena. Salah satu produk dari karet adalah benang karet. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan benang karet adalah: lateks pekat. Penentuan kandungan padatan total (TSC) pada lateks pekat bertujuan untuk mendapatkan parameter mutu yang sesuai untuk menghasilkan benang karet yang berkualitas. Salah satu parameter tersebut adalah kekuatan tarik (tensile strength). Jika kadar TSC terlalu tinggi, maka kekuatan tarik benang karet yang dihasilkan juga semakin besar, maka benang karet akan menjadi lebih keras sehingga tidak nyaman digunakan. Dan jika kadar TSC rendah maka kekuatan tarik benang karet akan semakin rendah sehingga benang karet yang dihasilkan akan mudah sobek dan melar jika digunakan. Untuk menentukan kadar TSC lateks pekat, yang digunakan untuk produk benang karet adalah dengan pemanasan. Telah dilakukan dengan metode volumetric dimana dilakukan pemanasan selama 3 jam. Kadar TSC yang diperoleh dari hasil analisis setiap hari selama pengambilan dan dilakukan 2 kali perlakuan.

Tujuan Praktikum :

1. Untuk menentukan mutu lateks cair. 2. Untuk mengetahui total solid pada lateks.

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Karet

Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi diatas. Dibeberapa kebun karet ada beberapa kecondongan arah tumbuh tanamanya agak miring kearah utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 3-20 cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10 cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing. Tepinya rata dan gundul. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi, jumlah biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit keras. Warnanya coklat kehitaman dengan bercak- bercak berpola yang khas. Sesuai dengan sifat dikotilnya, akar tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar (Santoso, 2006).

Lateks Segar

Lateks segar adalah getah kental, seringkali mirip susu, yang dihasilkan banyak tumbuhan dan membeku ketika terkena udara bebas. Selain tumbuhan, beberapa hifa jamur juga diketahui menghasilkan cairan kental mirip lateks. Pada tumbuhan, lateks diproduksi oleh sel-sel yang membentuk suatu pembuluh tersendiri, disebut pembuluh lateks. Sel-sel ini berada di sekitar pembuluh tapis

(floem) dan memiliki inti banyak dan memproduksi butiran-butiran kecil lateks di bagian sitosolnya. Apabila jaringan pembuluh sel ini terbuka, misalnya karena keratan, akan terjadi proses pelepasan butiran-butiran ini ke pembuluh dan keluar sebagai getah kental. Lateks terdiri atas partikel karet dan bahan bukan karet (non- rubber) yang terdispersi di dalam air. Lateks juga merupakan suatu larutan koloid dengan partikel karet dan bukan karet yang tersuspensi di dalam suatu media yang mengandung berbagai macam zat. Pabrik telah menentukan bahwa dimana kandungan padatan total lateks kompon haruslah sesuai dengan standart yaitu 54,14 – 60,54% (Triwijoso, 2000).

Lateks Pekat

Lateks pekat merupakan produk olahan lateks alam yang dipekatkan dengan proses sentrifusi atau pendadihan dari Kadar Karet Kering (KKK) 28-30% menjadi KKK 60-64%. Biasanya lateks pekat digunakan untuk pembuatan bahan- bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi. Namun pengolahan latek kebun menjadi latek pekat yang biasa digunakan oleh perusahaan besar membutuhkan modal investasi yang cukup besar, sehingga tidak mungkin dapat dilakukan oleh pekebun-pekebun kecil seperti pada proyek-proyek pengembangan karet rakyat (Zuhra, 2006).

TSC (Total Solid Content)

TSC ( Total Solid Content ) atau kandungan zat padatan total pada lateks pekat. bila TSC rendah, maka kekuatan tarik benang karet semakin rendah mengakibatkan benang karet akan melar dan mudah sobek. Sebaliknya bila TSC lateks semakin tinggi, kekuatan tarik benang karet juga akan semakin tinggi. hal

ini akan berakibat buruk bagi pengusaha karet karena akan memakan biaya yang cukup besar selama proses produksi, disamping itu konsumen tidak akan menyukai benang karet yang kaku (Syamsu, 2003).

Penentuan kandungan padatan total (TSC) pada lateks pekat bertujuan untuk mendapatkan parameter mutu yang sesuai untuk menghasilkan benang karet yang berkualitas. Salah satu parameter tersebut adalah kekuatan tarik (tensile strength). Jika kadar TSC terlalu tinggi, maka kekuatan tarik benang karet yang dihasilkan juga semakin besar, maka benang karet akan menjadi lebih keras sehingga tidak nyaman digunakan. Dan jika kadar TSC rendah maka kekuatan tarik benang karet akan semakin rendah sehingga benang karet yang dihasilkan akan mudah sobek dan melar jika digunakan. Untuk menentukan kadar TSC lateks pekat, yang digunakan untuk produk benang karet adalah dengan pemanasan. Telah dilakukan dengan metode volumetric dimana dilakukan pemanasan selama 3 jam. Kadar TSC yang diperoleh dari hasil analisis setiap hari selama pengambilan dan dilakukan 2 kali perlakuan. Berdasarkan standart mutu PT Industri Karet Nusantara, maka kadar TSC yang terdapat pada lateks pekat dengan Medium Amoniak: 61-62%. Dalam hal ini, kadar TSC di Rubber Thread Factory (RTF) PT Industri Karet Nusantara telah sesuai dengan standart (Anwar, 2001).

Sifat Fisik Lateks Segar

Karet mempunyai sifat kenyal (elastis), sifat kenyal tersebut berhubungan dengan viskositas atau plastisitas karet. Lateks sendiri membeku pada suhu 32oF karena terjadi koagulasi. Partikel karet lam dalam lateks diselaputi oleh suatu

lapisan protein sehingga partikel karet tersebut bermuatan listrik. Karet alam memiliki kadar ikatan tidak jenuh dalam struktur molekul karet alam tinggi sehingga karet alam tidak tahan terhadap reaksi oksidasi, ozon dan minyak. Karet alam memiliki daya pantul dan elastisitas yang baik, serta sifat-sifat fisik seperti selatisitas, kuat tarik dan kepegasan yang tinggi pula (Alfa, 2003).

Manfaat Lateks

Manfaat karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang. Umumnya alat-alat yang dibuat dari karet alam sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari maupun dalam usaha industri seperti mesin-mesin penggerak barang yang dapat dibuat dari karet alam antara lain aneka ban kendaraan (dari sepeda, motor, mobil, traktorhingga pesawat terbang), sepatu karet, sabuk penggerak mesin besar dan mesin kecil, pipa karet, kabel, isolator dan bahan-bahan pembungkus logam (Sugito, 2011).

ALAT DAN BAHAN

Tempat Praktikum : Laboraturium Ilmu Dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Waktu Praktikum : Mulai : Selasa, 05 April 2016 pukul 11.00 WIB Selesai : Selasa, 05 April 2016 pukul 17.00 WIB Alat: 1. Cawan porselin. 2. Timbangan analitik. 3. Oven. 4. Desikator. Bahan: 1. Lateks cair. Cara Kerja:

1. Timbang lateks sebanyak 2 gr kedalam cawan porselin. 2. Lateks diaduk atau digoyang-goyang sebentar.

3. Keringkan lateks didalam oven selama 16 jam pada suhu 700 C. 4. Dinginkan dalam desikator selama 15 menit dan timbang. 5. Tentukan total solid dengan cara perhitungan.

Gambar 1. Diagram Alir Penentuan Total Solid Timbang lateks cair sebanyak

2 gr kedalam cawan porselin

Lateks diaduk-aduk atau digoyang-goyang sebentar

Keringkan lateks didalam oven selama 16 jam pada

suhu 700 C

Dinginkan kedalam desikator selama 15 menit

HASIL PRAKTIKUM

Lateks

Diketahui: Berat cawan = 70,70 gr Berat sampel = 2,15 gr Berat akhir = 79,02 gr Berat akhir – Berat cawan = 79,02 – 77,42

= 1,6g

Ditanya: % Total Solid ? Penyelesaian: Berat Kering Total Solid = x 100% (%) Berat Contoh 1,6 = x 100% 2,15 = 74%

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan pada lateks yaitu dengan cara lateks cair ditimbang sebanyak 2gr ke cawan porselin setelah itu lateks diaduk-aduk atau digoyang-goyang sebentar kemudian keringkan lateks didalam oven selama 16 jam pada suhu 700C setelah itu dinginkan kedalam desikator selama 15 menit setelah itu tentukan total solid pada lateks tersebut. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan cara perhitungan pada penentuan total solid pada lateks tersebut adalah 74%. Tetapi menurut (Triwijoso, 2000). Pabrik telah menentukan bahwa dimana kandungan padatan total lateks kompon haruslah sesuai dengan standart yaitu 54,14 - 60,54%. Hal ini mungkin pada saat praktikum penentuan total solid tersebut kami mengalami kesalahan karena sampel lateks yang kami gunakan tidak sesuai lateks yang kami gunakan tidak lateks cair tetapi lateks yang telah mengalami koagulasi atau penggumpalan sehingga hasil yang diperoleh dari penentuan total solid tidak sesuai dengan yang sebenarnya karena sampel lateks yang kami gunakan salah.

TSC (Total Solid Content) atau kandungan zat padatan total pada lateks pekat. bila TSC rendah, maka kekuatan tarik benang karet semakin rendah mengakibatkan benang karet akan melar dan mudah sobek. Sebaliknya bila TSC lateks semakin tinggi, kekuatan tarik benang karet juga akan semakin tinggi. Penentuan kandungan padatan total (TSC) pada lateks pekat bertujuan untuk mendapatkan parameter mutu yang sesuai untuk menghasilkan benang karet yang berkualitas (Anwar, 2001).

KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang ada dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Penentuan kandungan padatan total (TSC) pada lateks pekat bertujuan untuk mendapatkan parameter mutu yang sesuai untuk menghasilkan benang karet yang berkualitas.

2. Lateks adalah cairan berwarna putih susu yang merupakan sistem koloid yang kompleks yang terdiri dari partikel - partikel karet dan partikel bukan karet. 3. TSC ( Total Solid Content ) atau kandungan zat padatan total pada lateks pekat. 4. Bila TSC rendah, maka kekuatan tarik benang karet semakin rendah

mengakibatkan benang karet akan melar dan mudah sobek.

5. Sebaliknya bila TSC lateks semakin tinggi, kekuatan tarik benang karet juga akan semakin tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Alfa, 2003. Total Solid Content. http://id-text.123doc.org/document/21734- penentuan-kandungan-padatan-total-dari-lateks-kompon-dan pengaruhnya- terhadap-mutu-benang-karet.html. Diakses Pada Tanggal 22 April 2003. Anwar, 2001. Manajemen dan Teknologi Budidaya Karet. Pusat Penelitian Karet.

Medan.

Santoso, 2006. Karet Budidaya dan Pengolahan. Kanisius. Yogyakarta.

Sugito, 2011. Manajemen Agrobisnis Karet. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Syamsu, 2003. Pengaruh Perlakuan Lateks Alam dengan H2O2NaOCl Terhadap Karakter Lateks dan Kelarutan Karet Siklo Dari Lateks. Simposium Nasional Polimer IV. Jakarta.

Triwijoso, 2000. Pengetahuan Umum Tentang Karet Hevea. Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor. Bogor.

Zuhra, 2006. Karet. Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Medan.

LAPORAN PRAKTIKUM

PENENTUAN MUTU LATEKS (KADAR KARET KERING/ DRC)

FAKULTAS PERTANIAN

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

MEDAN

PRAKTIKUM TEKNOLOGI HASIL TANAMAN INDUSTRI

Dalam dokumen laporan praktikum teknologi hasil tanama (Halaman 35-49)

Dokumen terkait