• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38–42 minggu dengan berat badan sekitar 2500 – 3000 gram dan panjang badan sekitar 50– 55 cm (Sarwono, 2005 dalam Sondakh, 2013; h.150).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37–42 minggu dengan berat lahir antara 2500-4000 gram (Sarwono, 2005 dalam Sondakh, 2013; h.150).

2. Penilaian bayi baru lahir (Manuaba, 2010; h.205)

Penilaian bayi baru lahir dilakukan dengan menggunakan sistem nilai Apgar. Dalam melakukan pertolongan persalinan merupakan kewajiban untuk melakukan :

a. Pencatatan (jam dan tanggal kelahiran, jenis kelamin bayi, pemeriksaan tentang cacat bawaan).

b. Identifikasi bayi (rawat gabung, identifikasi sangat penting untuk menghindari bayi tertukar, gelang identitas tidak boleh dilepaskan sampai penyerahan bayi).

c. Pemeriksaan ulang setelah 24 jam pertama sangat penting dengan pertimbangan pemeriksaan saat lahir belum sempurna.

Tabel 2.1 Penilaian Apgar Skor Nilai

Gejala 0 1 2

Denyut jantung janin Tidak ada < 100 denyut /

menit >100 denyut / menit Pernapasan Tidak ada Lemah,

rangsang

3. Tanda – tanda bayi normal

Menurut (Sondakh 2013; h. 150), bayi baru lahir dikatakan normal jika masuk dalam kriteria sebagai berikut:

a. Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram. b. Panjang badan bayi antara 48-50 cm.

c. Lingkar dada bayi 32-34 cm. d. Lingkar kepala bayi 33-35 cm.

e. Bunyi jantung dalam menit pertama ± 180 kali/menit, kemudian tururn sampai 140-120 kali/menit pada saat bayi berumur 30 menit. f. Pernafasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 kali/menit

disertai pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan interkostal, serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.

g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan dilapisi verniks caseosa.

h. Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik. i. Kuku telah agak panjang dan lemas.

j. Genetalia: testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan).

k. Refleks hisap, menelan, dan moro telah terbentuk.

l. Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama. Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan lengket.

4. Perawatan bayi baru lahir 1 jam pertama a. Membersihkan jalan napas

Mempertahankan terbukanya jalan napas, sediakan balon penghisap dari karet untuk menghisap lendir dan mulut bayi dalm upaya mempertahankan jalan napas yang bersih.

b. Memotong tali pusat

Tali pusat di potong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Bersihkan dengan lembut kulit disekitar tali pusat dengan kapas basah, kemudian bungkus dengan longgar/ tidak terlalu rapat dengan kassa steril. Popok bayi diikat dibawah tali pusat tidak menutupi tali pusat untuk menghindari kontak dengan feses dan urin. (Prawirohardjo, 2009; h.370)

c. Memberikan vitamin K

Bayi baru lahir diberikan vitamin K dengan tujuan mengurangi kejadian defisiensi vitamin K, jenis vitamin K yang digunakan adalah K1 diberikan secara IM dengan dosis, 0,5-0,1 mg (Prawirohardjo, 2009; h.135)

d. Memberi salep mata

Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) (Prawirohardjo, 2009; h.135)

e. Pengukuran berat dan panjang lahir

Bayi yang baru lahir harus ditimbang berat dan panjang lahirnya. Dua hal yang selalu ingin diketahui orang tua tentang bayinya yang baru

f. Pemantauan bayi baru lahir

Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi norml atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.

5. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

Kunjungan neonatal minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada 3-7 hari, dan 1 kali pada 8-28 hari (profil kesehatan indonesia, 2013; h.110).

a. Kunjungan neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan dalam kurun waktu 6-48 jam setelah bayi lahir.

1) Mempertahankan suhu tubuh bayi

Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya enam jam dan hanya setelah itu jika tidak terjadi masalah medis dan jika suhunya 36.5 bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, kepala bayi harus tertutup

2) Pemeriksaan fisik bayi 3) Dilakukan pemeriksaan fisik

a) Gunakan tempat tidur yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan

b) Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan lakukan pemeriksaan

c) Telinga : periksa dalam hubungan letak dengan mata dan kepala

e) Hidung dan mulut : bibir dan langitanperiksa adanya sumbing refleks hisap, dilihat pada saat menyusu

f) Leher :pembekakan,gumpalan

g) Dada : bentuk,puting,bunyi nafas,, bunyi jantung h) Bahu lengan dan tangan :gerakan normal, jumlah jari i) System syaraf : adanya reflek moro

j) Perut : bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, pendarahan tali pusat tiga pembuluh, lembek (pada saat tidak menangis), tonjolan

k) Kelamin laki-laki : testis berada dalam skrotum, penis berlubang pada letak ujung lubang

l) Kelamin perempuan :vagina berlubang, uretra berlubang, labia minor dan labia mayor

m) Tungkai dan kaki : gerak normal, tampak normal, jumlah jari

n) Punggung dan anus: pembekakan atau cekungan, ada anus atau lubang

o) Kulit : verniks, warna, pembekakan atau bercak hitam, tanda-tanda lahir

4) Konseling : jaga kehangatan, pemberian ASI, perawatan tali pusat, agar ibu mengawasi tanda-tanda bahaya

5) Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu : pemberian ASI sulit, sulit menghisap atau lemah hisapan, kesulitan bernafas yaitu pernafasan cepat > 60 x/m atau menggunakan

untuk makan,warna kulit abnormal – kulit biru (sianosis) atau kuning, suhu-terlalu panas (febris) atau terlalu dingin (hipotermi), tanda dan perilaku abnormal atau tidak biasa, ganggguan gastro internal misalnya tidak bertinja selama 3 hari, muntah terus-menerus, perut membengkak, tinja hijau tua dan darah berlendir, mata bengkak atau mengeluarkan cairan. 6) Lakukan perawatan tali pusat pertahankan sisa tali pusat dalam

keadaan terbuka agar terkena udara dan dengan kain bersih secara longgar, lipatlah popok di bawah tali pusat ,jika tali pusat terkena kotoran tinja, cuci dengan sabun dan air bersih dan keringkan dengan benar.

7) Gunakan tempat yang hangat dan bersih

8) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan 9) Memberikan imunisasi HB-0

b. Kunjungan neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke-3 sampai dengan hari ke 7 setelah bayi lahir.

1) Menjaga tali pusat dalam keadaaan bersih dan kering 2) Menjaga kebersihan bayi

3) Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah dan masalah pemberian ASI 4) Memberikan ASI bayi harus disusukan minimal 10-15 kali

dalam 24 jam) dalam 2 minggu pasca persalinan 5) Menjaga keamanan bayi

7) Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI ekslutif pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir dirumah dengan menggunakan buku KIA

8) Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan

c. Kunjungan neonatal ke-3 (KN-3) dilakukan pada kurun waktu hari ke-8 sampai dengan hari ke-28 setelah lahir.

1) Pemeriksaan fisik

2) Menjaga kebersihan bayi

3) Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir 4) Memberikan ASI bayi harus disusukan minimal 10-15 kali

dalam 24 jam) dalam 2 minggu pasca persalinan. 5) Menjaga keamanan bayi

6) Menjaga suhu tubuh bayi

7) Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan asi ekslutif pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir dirumah dengan menggunakan buku KIA

8) Memberitahu ibu tentang imunisasi BCG 9) Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan 6. Masalah bayi baru lahir

Menurut (Prawirohardjo, 2009; h.347) masalah yang dialami bayi baru lahir antara lain:

a. Asfiksia

Asfiksia adalah hipoksia atau penimbunan karbon dioksida dan osidosis. Apabila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat

mengakibatkan kerusakan otak atau kematian dan dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya.

b. Hipo/hipotermia

Hipotermia terjadi apabila suhu tubu bayi turun dibawah 36ºC untuk mencegah terjadinya hipotermia maka setiap bayi baru lahir harap segera dikeringkan dengan handuk yang kering dan bersih dilakukan dengan mulai dari kepala kemudian keseluruh tubuh.

c. Berat badan lahir rendah

Penilaian dilakukan dengan cara menimbang bayi baru lahir yaitu apabila beratnya 1500 gram-2500 gram.

d. Dehidrasi

Dehidrasi ditandai dengan bayi mengantuk, tampak kehausan, kulit, bibir, dan lidah kering saliva menjadi kental, mata dan ubun-ubun cekung, warna kulit pucat, turgor kulit berkurang, ekstremitas dingin, banyaknya air kemih berkurang, gelisah, kadang-kadang kejang kemudian syok

e. Ikterus

Adalah kondisi bayi menguning yang dialami bayi kurang bulan. Dapat ditandai dengan tidak mau menghisap, latergis, mata berputar, gerakan tidak menentu, kejang, tonus otot meninggi, leher kaku, dan akhirnya opistotonus

f. Tetanus neonatorum

Terjadi pada neonatus yang berusia kurang dari 1 bulan yang disebabkan oleh chlostridium yang menyerang sistem syaraf pusat

g. Kejang

Kejang pada bayi baru lahir sering disebabkan oleh ketidakmatangan organisasi konteks pada bayi baru lahir.

D. NIFAS

Dokumen terkait