• Tidak ada hasil yang ditemukan

30 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320 330 340 350 4 6 2 8 10 12 15 20 25

Ketinggian di bawah lapisan asap (meter)

Pembuangan asap untuk tiap reservoir asap (m

3/dt)

LAJU PEMBUANGAN ASAP

1.5 MW 5 MW 10 MW 15 MW

Kelas Bangunan Tanpa Sprinkler Dengan Sprinkler Kelas 2, 3, atau 5 5 MW 1.5 MW Kelas 6 10 MW 5 MW Kelas 7 atau 8 15 MW 5 MW Kelas 9 * umum 5 MW 1.5 MW * ruang pamer 10 MW 5 MW * bioskop, ruang umum dan panggung 10 MW 5 MW Catatan: jika reservoir asap di atas panggung dan daerah penonton terpisah, beban api hanya di terapkan di panggung sedangkan beban api untuk daerah penonton sesuai dengan Kelas 9 - umum

3. Fan pembuangan asap

Setiap fan pembuangan asap berikut kelengkapannya harus:

a. mampu beroperasi terus menerus pada titik kerja yang ditentukan pada temperatur 2000 C untuk selang waktu tidak kurang dari 60 menit, dan b. beroperasi terus menerus pada temperatur 3000 C untuk selang waktu 30

menit untuk gedung yang tidak dilindungi sistem sprinkler. c. karakteristik fan ditentukan berdasarkan temperatur udara luar

d. bila fan dilengkapi dengan alat pengaman temperatur tinggi maka alat tersebut akan diabaikan secara otomatis selama sistem pembuangan asap beroperasi.

4. Reservoir Asap

a. Kompartemen kebakaran harus dibagi pada permukaan langit-langit dalam reservoir asap yang dibentuk oleh tirai asap dari bahan tidak mudah terbakar dan tidak mudah patah

b. Luas horisontal dari reservoir asap tidak boleh melebihi 2000 m2 dan koridor tertutup atau mal tertutup pada bangunan Kelas 6 panjangnya tidak boleh melampaui 60 m.

c. Reservoir asap harus mempunyai tinggi yang cukup untuk mewadahi lapisan asap dan tidak boleh kurang dari 500 mm di bawah langit-langit atau atap yang licin dan padat.

d. 1) Di dalam kompartemen kebakaran pada gedung bertingkat banyak, dinding penyekat atau pembatas yang tidak mudah terbakar dipasang di sekeliling bagian bawah dari bukaan diantara tiap tingkat untuk meminimalkan penjalaran asap ke tingkat lain.

2) Kedalaman dari tirai asap tidak boleh lebih rendah dari kedalaman reservoir atap yang disediakan menurut ketentuan butir c diatas dan ditambah 400 mm.

5. Fan pembuangan asap dan lokasi ven.

Fan pembuang asap dan ven harus ditempatkan:

a. pada setiap reservoir asap dilayani oleh satu fan atau lebih dengan laju pembuangan maksimum pada sembarang titik yang dibatasi untuk menghindari penghisapan udara di bawah lapisan asap, dan untuk mencegah terbentuknya daerah stagnasi yang dapat mengakibatkan pendinginan yang berlebihan dari asap dan terjadi pencampuran asap dengan udara yang ada di bawahnya, dan

b. pada titik kumpul alami dari panas di dalam masing-masing reservoir asap yang disebabkan oleh geometri langit-langit dan jalur pergerakan asap, dan c. jauh dari perpotongan koridor atau mal, dan

d. untuk memastikan bahwa setiap ruang kosong (void) dimana terdapat eskalator dan tangga yang biasa dipergunakan oleh umum, tidak digunakan sebagai jalur pembuangan asap, dan

e. sedemikian rupa untuk membuang langsung keluar dengan kecepatan tidak kurang dari 5m/detik, pada titik yang tepat pada jarak tidak kurang 6 meter terhadap titik masuk udara bersih atau pintu keluar.

6. Udara pengganti.

a. Udara pengganti dalam jumlah kecil harus disediakan secara otomatis atau melalui bukaan ventilasi permanen sebagai pengganti udara yang dibuang untuk meminimalkan:

1) gangguan terhadap lapisan asap karena turbulensi yang terjadi oleh udara yang masuk, dan

2) resiko perpindahan asap ke daerah yang jauh dari api, yang disebabkan oleh pengaruh udara pengganti terhadap keseimbangan udara dari seluruh sistem,

b. Kecepatan udara pengganti melalui bukaan tidak boleh lebih dari 2,5 m/detik.

c. Di dalam suatu kompartemen kebakaran bertingkat banyak, udara pengganti harus disediakan melalui bukaan vertikal dari ruang kosong bangunan ke lantai yang terpengaruh kebakaran dengan kecepatan rata-rata 1 m/detik, untuk meminimalkan penjalaran asap dari lantai yang terpengaruh kebakaran ke lantai lain.

7. Sistem pengendali pembuangan asap

a. Setiap fan pembuangan asap harus diaktifkan secara berurutan oleh detektor asap sesuai butir 5.2.

Detektor asap tersebut diletakkan dalam zona-zona yang sesuai dengan reservoir asap yang dilayani oleh Fan tersebut.

b. Kecuali untuk butir c dan d, sistem pengolahan udara (selain unit-unit individual yang kapasitasnya kurang dari 1.000 l/detik, dan sistem pembuangan lain), yang tidak merupakan bagian dari sistem pengendalian asap kebakaran secara otomatis dimatikan pada saat sistem pembuangan asap bekerja.

c. Dalam kompartemen kebakaran satu lantai, sistem pengolahan udara (air handling) dalam semua zona yang tidak terpengaruh kebakaran boleh beroperasi dengan menggunakan seluruhnya udara segar untuk menyediakan udara pengganti ke zona yang terpengaruh kebakaran.

d. Di dalam kompartemen kebakaran bertingkat banyak sistem pengolahan udara didalam zona yang tidak berpengaruh kebakaran, harus beroperasi dengan menggunakan seluruhnya udara segar untuk menyediakan udara pengganti ke zona yang terpengaruh kebakaran melalui ruang kosong bangunan ke lantai yang berhubungan.

e. Panel kontrol manual dan indikator kebakaran serta buku petunjuk pengoperasian bagi petugas jaga, harus disediakan dekat panel kontrol dan indikator kebakaran.

f. Tombol kontrol manual untuk sistem pembuangan asap harus ditempatkan di ruang pimpinan harian pada gedung pertunjukan.

g. Instalasi listrik untuk pembuangan asap harus memenuhi PUIL/ SNI yang berlaku.

8. Deteksi asap

Deteksi asap harus dipasang sesuai dengan butir 5.2. untuk mengaktifkan sistem pembuangan asap.

5.4 Ven asap dan Ven panas

1. Persyaratan Umum

a. Ven asap dan ven panas harus dipasang sesuai dengan peraturan yang berlaku, kecuali:

1) Area horizontal dari reservoir asap yang dibentuk oleh tirai asap tidak boleh melebihi dari 1.500 m2, dan

2) Koridor dan mal tertutup yang tergolong dalam bangunan Kelas 6, harus dibagi menjadi beberapa reservoir asap yang panjangnya tidak lebih dari 60 m dengan kedalaman yang cukup untuk menampung lapisan asap, dan

b. Semua Ven Asap dan Ven Panas yang berada pada reservoir asap harus membuka secara bersamaan (tipe FAIL SAFE OPEN).

c. Ven yang terbuka permanen dapat merupakan bagian dari sistem ventilasi asap dan panas bila luas aerodinamik sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ven dimaksud harus memenuhi persyaratan konstruksi dan kinerja lain yang relevan yang berlaku untuk ven asap dan panas.

2. Kontrol

Bila sistem ven asap dan panas dipasang untuk memenuhi tabel 5.8., maka ketentuan berikut harus diterapkan:

a. Selain bekerja dengan sambungan lebur panas, ven asap dan panas, harus juga dipicu oleh pendeteksi asap sesuai dengan ketentuan butir 5.2., dan disusun dalam zona yang sesuai dengan zona reservoir asap.

b. Panel kontrol manual dan indikator serta buku petunjuk pengoperasian untuk petugas jaga harus disediakan didekat panel indikator kebakaran. c. Tombol kontrol manual harus ditempatkan di ruang pimpinan harian pada

gedung pertunjukan. 3. Detektor Asap

Sistem Detektor Asap harus dipasang sesuai dengan butir 5.2. untuk mengaktifkan sistem Ven asap dan panas.