• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENCAHAYAAN DARURAT DAN TANDA PENUNJUK ARAH 7.1 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penerapan persyaratan ini adalah untuk menyelamatkan penghuni dari kecelakaan ataupun ancaman bahaya dengan:

1. menyediakan pencahayaan yang memadai; dan

2. memberikan petunjuk/rambu rambu yang cukup jelas untuk menuju jalan keluar (eksit) dan alur pencapaian menuju eksit; dan

3. memberikan peringatan kepada penghuni/pengguna bangunan akan terjadinya keadaan darurat.

7.2 Tuntutan Fungsi

Suatu bangunan harus dilengkapi:

1. pencahayaan yang cukup memadai bila sistem pencahayaan buatan yang normal pada bangunan tidak berfungsi saat keadaan darurat; dan

2. pencahayaan yang cukup diartikan masih mampu berfungsi untuk:

a. memperingatkan penghuni/pengguna bangunan untuk menyelamatkan diri; dan

b. mengatur proses evakuasi; dan

c. mengenali tanda eksit dan jalur menuju ke eksit. DILARANG MENGGUNAKAN LIF BILA TERJADI KEBAKARAN

7.3 Persyaratan Kinerja

1. Suatu tingkat pencahayaan (iluminasi) untuk pelaksanaan evakuasi yang aman pada saat keadaan darurat harus disediakan pada bangunan disesuaikan dengan:

a. fungsi atau peruntukan bangunan; dan b. luas lantai bangunan; dan

c. jarak tempuh ke eksit.

2. Dalam menunjang proses evakuasi, tanda-tanda yang cocok atau cara lain untuk dapat mengenali, sampai pada tingkat yang diperlukan, harus:

a. dipasang pencahayaan darurat untuk mengidentifikasi lokasi eksit; dan b. dapat memandu penghuni/pengguna bangunan ke eksit; dan

c. dapat terlihat secara jelas; dan

d. dapat beroperasi saat sumber daya untuk sistem pencahayaan tidak berfungsi, untuk waktu yang cukup hingga penghuni bangunan terevakuasi dengan selamat.

3. Untuk mengingatkan penghuni/pengguna bangunan akan terjadinya kondisi darurat, maka sistem peringatan dini dan interkomunikasi darurat harus disediakan sampai pada tingkat yang diperlukan, disesuaikan dengan:

a. luas lantai bangunan, dan

b. fungsi atau penggunaan bangunan, dan c. ketinggian bangunan.

7.4 Persyaratan Teknis Pencahayaan Darurat

Suatu sistem pencahayaan darurat harus dipasang:

1. disetiap tangga, ramp dan jalan terusan yang dilindungi terhadap kebakaran, dan

2. disetiap lantai pada bangunan kelas 5, 6, 7, 8 atau 9 yang luas lantainya lebih dari 300 m2, yakni di:

a. setiap jalan terusan, koridor, jalur penghubung di ruangan besar (hall) atau semacamnya yang menjadi bagian dari jalur perjalanan ke eksit ; dan b. setiap ruangan yang mempunyai luas lantai lebih dari 100 m2 yang tidak

membuka ke arah koridor atau ruang yang mempunyai pencahayaan darurat atau ke jalan umum atau ke ruang terbuka; dan

c. setiap ruangan yang mempunyai luas lantai lebih dari 300 m2; dan

3. disetiap jalan terusan, koridor, jalan menuju ke hall atau semacamnya yang mempunyai panjang lebih dari 6 m dari pintu masuk pada unit hunian tunggal di bangunan kelas 2,3 atau bagian kelas 4 ke pintu terdekat yang langsung membuka ke:

b. tangga luar yang melayani atau pengganti tangga, ramp atau jalan terusan yang dilindungi terhadap api sesuai Bab III butir 2.9., atau

c. serambi atau balkon luar yang menuju ke tangga, ramp atau jalan terusan yang dilindungi terhadap api; atau

d. jalan umum atau ruang terbuka; dan

4. disetiap tangga yang dilindungi terhadap tepi dan memenuhi persyaratan sebagai jalur penyelamatan, dan

5. di unit hunian tunggal pada bangunan kelas 5, 6, atau 9 bila: a. luas lantai unit tersebut lebih dari 300 m2, dan

b. eksit dari unit tersebut tidak membuka ke jalan umum atau ruang terbuka atau ke tangga luar, jalan terusan, balkon atau ramp yang langsung menuju ke jalan umum atau ruang terbuka, dan

6. disetiap kamar atau ruang lantai bangunan kelas 6 atau 9b yang dihubungkan dengan jalan masuk untuk umum, bila:

a. luas ruang dilantai tersebut lebih dari 300 m2; atau

b. setiap titik di lantai tersebut berjarak lebih dari 20 m dari pintu terdekat yang membuka langsung ke tangga, ramp, jalan terusan, jalan umum atau ruang terbuka.

c. penyelamatan diri dari lantai tersebut dapat menggunakan kenaikan vertikal dalam bangunan lebih dari 1,5 m, atau setiap kenaikan vertikal bila lantai tersebut tidak memiliki pencahayaan yang cukup ; atau

d. lantai tersebut menyediakan suatu jalur dari lantai yang disyaratkan memiliki pencahayaan darurat berdasarkan a, b, atau c diatas.

7. di bangunan kelas 9a:

a. disetiap jalan terusan, koridor, jalan menuju hall atau semacamnya yang melayani daerah perawatan atau bangsal perawatan; dan

b. di daerah perawatan pasien yang mempunyai luas lebih dari 120 m2, dan 8. disetiap pusat pengendalian kebakaran yang disyaratkan.

7.5 Desain Sistem Pencahayaan Keadaan Darurat

1. Setiap sistem pencahayaan keadaan darurat harus: a. beroperasi otomatis; dan

b. memberikan pencahayaan yang cukup tanpa penundaan yang tidak perlu dalam upaya menjamin evakuasi yang aman diseluruh daerah dalam bangunan di lokasi atau tempat yang dipersyaratkan; dan

c. dilindungi terhadap kerusakan akibat kebakaran bila sistem pencegahan darurat tersebut merupakan sistem yang tersentralisasi,

7.6 Tanda Keluar (Eksit)

Suatu tanda eksit harus jelas terlihat bagi orang yang menghampiri eksit dan harus dipasang pada, di atas atau berdekatan dengan setiap:

1. pintu yang memberikan jalan ke luar langsung dari satu lantai ke:

a. tangga, jalan terusan atau ramp yang dilindungi struktur tahan api, yang berfungsi sebagai eksit yang memenuhi persyaratan; dan

b. tangga luar, jalan terusan atau ramp yang memenuhi syarat sebagai eksit; dan

c. serambi atau balkon luar yang memberikan akses menuju ke eksit, dan 2. pintu dari suatu tangga, jalan terusan atau ramp yang dilindungi struktur tahan

api atau tiap level hamburan ke jalan umum atau ruang terbuka; dan 3. eksit horisontal, dan

4. pintu yang melayani atau membentuk bagian dari eksit yang disyaratkan pada lantai bangunan yang harus dilengkapi dengan pencahayaan darurat sesuai butir 7.5.

7.7 Tanda Penunjuk Arah

Bila suatu eksit tidak dapat terlihat secara langsung dengan jelas oleh penghuni atau pengguna bangunan, maka harus dipasang tanda penunjuk dengan tanda panah menunjukkan arah, dan dipasang di koridor, jalan menuju ruang besar (hallways), lobi dan semacamnya yang memberikan indikasi penunjukkan arah ke eksit yang disyaratkan.

7.8 Perkecualian untuk Pemasangan Tanda Penunjuk Arah Ke Luar

1. Bangunan kelas 2 di mana setiap pintu utama telah diberi label pada sisi jauh dari lokasi eksit atau balkon:

a. dengan tulisan “PINTU KELUAR” dengan huruf besar berukuran tinggi 50 mm dengan warna kontras terhadap latar belakangnya; atau

b. dengan cara lainnya yang tepat; dan

2. pintu masuk pada unit hunian tunggal pada bangunan kelas 2 atau 3 atau bagian bangunan kelas 4.

7.9 Desain dan Pengoperasian Tanda Penunjuk Arah Keluar

1. Setiap tanda eksit harus:

a. Jelas dan pasti serta mempunyai huruf dan simbol berukuran tepat; dan b. diberi pencahayaan yang cukup agar jelas terlihat setiap waktu saat

bangunan dihuni atau dipakai oleh setiap orang yang berhak untuk memasuki bangunan; dan

c. dipasang sedemikian rupa sehingga bila terjadi gangguan listrik, maka pencahayaan darurat segera menggantikannya; dan

d. bila diterangi dengan sistem pencahayaan darurat, maka komponen pengkabelan dan sumber daya dan lain-lain harus memenuhi syarat sebagaimana butir 8.3.

2. Tanda penunjuk arah ke luar harus memenuhi standar yang berlaku.

7.10 Sistem Peringatan dan Interkomunikasi Darurat

Suatu sistem pemberitahuan atau peringatan dan interkomunikasi darurat sesuai dengan standar yang berlaku harus dipasang pada:

1. bangunan dengan tinggi efektif lebih dari 25 m; dan

2. bangunan kelas 3 yang mempunyai jumlah lantai lebih dari 2, dan

3. bangunan kelas 3 yang dipakai untuk bangunan rumah tinggal untuk panti usia lanjut, kecuali apabila sistem tersebut:

a. harus diatur untuk memberi peringatan atau pemberitahuan untuk para petugas panti; dan

b. pada daerah hunian, alarm harus disetel sesuai dengan volume dan pesan untuk mengurangi kepanikan, sesuai dengan jenis dan kondisi penghuni bangunan; dan

4. di bangunan kelas 9a yang mempunyai luas lantai lebih dari 1.000 m2 atau jumlah lantai lebih dari 2, kecuali bahwa sistem tersebut:

a. harus diatur untuk mengingatkan petugas rumah sakit, perawat; dan

b. di bagian bangsal, alarm dapat diatur volume maupun nada pesannya untuk mengurangi kepanikan, disesuaikan dengan kondisi pasien; dan

5. dibangunan kelas 9b:

a. digunakan sebagai bangunan sekolah yang memiliki jumlah lantai lebih dari 3; atau

b. digunakan sebagai teater, auditorium, ruang besar dan semacamnya yang memiliki luas lantai lebih dari 1.000 m2 atau jumlah lantai lebih dari 2.

BAGIAN 8: SISTEM DAYA DARURAT