• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Pertumbuhan Karang

4.2.3. Laju pertumbuhan karang

Laju pertumbuhan karang yang diukur meliputi laju pertumbuhan untuk dimensi tinggi dan lebar fragmen dimana pengukuran dilakukan setiap rentang waktu yang ditentukan. Data laju pertumbuhan tinggi dan lebar yang didapatkan kemudian dirata-ratakan dan dibagi rentang waktu perbulan untuk menghasilkan laju pertumbuhan rata-rata perbulan.

Laju pertumbuhan rata-rata baik tinggi dan lebar secara umum untuk ketiga fragmen karang bervariasi. Pada jenis H. rigida pertumbuhan tinggi rata-rata dan lebar rata-rata menunjukkan nilai yang cenderung naik (Gambar 15). Laju pertumbuhan tinggi rata-rata terbesar terjadi pada bulan Mei-Juli 2011 sebesar 0,59±1,54 cm dan terendah pada bulan Januari-Mei 2011 sebesar 0,15±1,16 cm/bulan. Laju pertumbuhan lebar rata-rata tertinggi terjadi pada bulan yang sama dengan tinggi yaitu Mei-Juli 2011 sebesar 0,86±1,55 cm/bulan dan terendah pada bulan September-Januari 2011 sebesar 0,46±0,45 cm/bulan. Pada fragmen jenis A. nobilis pertumbuhan rata-rata tinggi terbesar terjadi pada bulan Mei-Juli 2011 sebesar 0,74±1,14 cm/bulan dan terendah pada September 2010-Januari 2011 sebesar 0,37±0,61 cm/bulan, sedangkan pertumbuhan rata-rata lebar terbesar terjadi pada bulan Januari-Mei 2011 sebesar 1,39±1,70 cm/bulan dan terendah pada September 2010-Januari 2011 sebesar 0,77±0,89 cm/bulan (Gambar 17). Pada A.

microphthalama pertumbuhan rata-rata tinggi terbesar terjadi pada Januari-Mei 2011 sebesar 0,81±0,44 cm/bulan dan terendah pada bulan Mei-Juli 2011 sebesar 0,29±1,12 cm/bulan sedangkan pertumbuhan rata-rata lebar terbesar terjadi pada bulan Januari-Mei 2011 sebesar 1,39±0,42 cm/bulan dan terendah pada bulan September 2010-Januari 2011 dengan laju pertumbuhan sebesar 0,77±1,45 cm/bulan (Gambar 18).

Gambar 15. Laju pertumbuhan rata-rata tinggi dan lebar fragmen H. rigida (x±sd) Laju pertumbuhan tinggi H. rigida menurun pada bulan Januari-Mei 2011 sedangkan laju pertumbuhan lebar mengalami kenaikan. Hal ini diduga pada bulan Januari-Mei 2011 sebagian besar energi yang dihasilkan oleh karang lebih banyak digunakan untuk pertumbuhan ke arah samping atau lebar sehingga laju pertumbuhan lebar mengalami kenaikan dan laju pertumbuhan tinggi mengalami penurunan. Pertumbuhan dominan ke arah samping menunjukkan adaptasi karang untuk mempertahankan hidupnya terutama untuk mendapatkan sinar matahari dengan memperbanyak polip karang sehingga fragmen karang dapat tetap hidup meskipun kondisi lingkungan kurang mendukung.

Pada bulan Mei-Juli laju pertumbuhan baik lebar maupun tinggi fragmen karang H. rigida mengalami kenaikan yang cukup besar dibandingkan dengan bulan Januari-Mei 2011. Pada bulan Mei-Juli 2011, energi yang dihasilkan oleh karang digunakan secara seimbang sehingga laju pertumbuhan baik lebar maupun tingginya mengalami kenaikan. Besarnya laju pertumbuhan pada bulan Mei-Juli 2011 didukung oleh kondisi lingkungan perairan yang cukup baik.

Beberapa faktor lingkungan yang mendukung pertumbuhan karang pada bulan tersebut adalah arus, nitrat, ortofosfat, amonia, salinitas, dan kekeruhan. Arus

menunjukkan nilai yang paling besar pada bulan Mei-Juli 2011 (Gambar 10). Arus memberikan dampak positif terhadap karang seperti yang diungkapkan Thamrin 2006; Stoecker 1978 in Estradivari et al. 2009 bahwa arus membantu menyuplai makanan untuk karang dalam bentuk zooplankton, membawa oksigen, serta membantu mebersihkan karang dari sedimen. Nitrat, ortofosfat, dan ammonia pada bulan Juli 2011menunjukkan nilai yang kecil yaitu sebesar 0,007 untuk nitrat, sedangkan ortofosfat sebesar 0,048 dan ammonia memiliki nilai di bawah 0,005. Nilai ini masih di bawah nilai baku mutu untuk kehidupan karang yang ditetapkan oleh KepMen LH No. 51 tahun 2004 sehingga sangat mendukung untuk kehidupan dan pertumbuhan karang. Kandungan nitrat dan ortofosfat yang tinggi pada suatu perairan dan menstimulir pertumbuhan alga secara berlebihan sehingga dapat mengganggu kehidupan karang, sedangkan ammonia bersifat racun terhadap biota perairan termasuk karang (Effendi 2003). Salinitas pada bulan Mei dan Juli 2011 memiliki nilai sebesar 32o/oo, menurut Nybakken (1992) dan Ramimohtarto dan

Juwana (1999) nilai salinitas ini sesuai untuk kehidupan karang. Kekeruhan pada bulan Mei dan Juli 2011 memiliki nilai yang sangat kecil (paling rendah dibandingkan nilai kekeruhan pada pengamatan-pengamatan sebelumnya) dan masih di bawah baku mutu sesuai KepMen LH No. 51 tahun 2004 sehingga sangat cocok untuk kehidupan karang. Kekeruhan yang tinggi pada suatu perairan disebabkan oleh adanya sedimen yang tinggi pada perairan tersebut. Sedimen yang terlalu tinggi dapat berdampak negatif terhadap karang seperti yang diungkapkan oleh Bak (1978) in Supriharyono (2007) bahwa sedimen dapat menutupi polip karang sehingga menyebabkan kematian pada karang, selain itu menurut Pastorok dan Bilyard (1985) in Supriharyono (2007) sedimen yang tinggi memaksa karang mengelurkan energi lebih untuk menghalau sedimen tersebut sehingga mengakibatkan turunnya laju pertumbuhan karang.

Pada bulan Januari-Mei 2011 faktor lingkungan kurang mendukung untuk pertumbuhan fragmen karang sehingga berpengaruh terhadap laju pertumbuhan fragmen H. rigida. Salinitas pada bulan ini berada diluar kisaran normal untuk karang sehingga dapat mengganggu pertumbuhan karang. Selain itu, kekeruhan pada bulan Januari menunjukkan nilai yang tinggi dimana kekeruhan yang tinggi menandakan tingginya partikel atau sedimen dalam perairan (Gambar 7 dan 9).

Sedimen yang tinggi dapat menutup polip karang sehingga mengganggu proses fotosintesis yang pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan karang. Kadar nitrat yang tinggi secara tidak langsung bisa menyebabkan blooming alga sehingga dapat menimbulkan adanya persaingan tempat dengan karang dan menghambat pertumbuhan karang.

Gambar 16. Perbandingan laju pertumbuhan karang jenis H. rigida pada penelitian yang berbeda

Ket: *Peneliti H. rigida dalam skripsi ini, ** Iswara (2010) meneliti H. rigida di tempat yang sama dengan penulis namun berbeda waktu, *** (Prawidya (2003) meneliti H. rigida di tempat yang berbeda.

Nilai pertumbuhan lebar dan tinggi rata-rata spesies H. rigida selama sebelas bulan sebesar 0,70 cm/bulan dan 0,31 cm/bulan. Penelitian tentang H. rigida juga pernah dilakukan oleh Iswara (2010) di lokasi yang sama dengan penelitin ini (Gambar 16). Kegiatan transplantasi yang dilakukan Iswara (2010) selama enam bulan diperoleh data pertumbuhan panjang rata-rata sebesar 0,85 cm/bulan untuk lebar dan 0,55 cm/bulan untuk tinggi. Penelitian lain dilakukan Prawidya (2003) terhadap H. rigida di Pulau Pari, Kepulauan Seribu selama lima bulan mendapatkan pertumbuhan tinggi dan lebar sebesar 0,72 dan 0,96 cm/bulan. Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa pertumbuhan rata-rata spesies H. rigida yang dilakukan oleh Iswara (2010) dan Prawidya (2003) memiliki pertumbuhan yang lebih besar baik untuk lebar maupun tingginya. Waktu, lokasi, serta perlakuan yang berbeda diduga memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap pertumbuhan karang H. rigida.

Laju pertumbuhan rata-rata A. nobilis mengalami kenaikan pada bulan Januari- Mei 2011 baik untuk tinggi maupun lebarnya. Hal ini diduga bahwa karang A.

nobilis sudah bisa beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sehingga energi yang dihasilkan dapat digunakan dengan optimal untuk pertumbuhan dan berakibat pada naiknya pertumbuhan tinggi dan lebar fragmen karang. kondisi lingkungan yang kurang mendukung pada bulan Januari-Mei 2011 tidak terlalu memberikan pengaruh negatif terhadap laju pertumbuhan fragmen A. nobilis. Hal ini diduga karena genus Acropora merupakan genus karang yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, selain itu berdasarlan Supriharyono (2007) life form atau bentuk pertumbuhan karang yang berupa branching sangat mendukung untuk pertumbuhan karang dimana karang dengan life form branching mempunyai tingkat pertumbuhan yang cepat yaitu bisa mencapai diatas dua centimeter perbulan.

Gambar 17. Laju pertumbuhan tinggi dan lebar rata-rata fragmen jenis A. nobilis (x±sd)

Laju pertumbuhan rata-rata lebar A. nobilis mengalami penurunan pada bulan Mei-Juli 2011 sedangkan laju pertumbuhan tinggi mengalami kenaikan yang cukup besar. Distribusi energi pada bulan Mei-Juli 2011 lebih banyak digunakan karang untuk pertumbuhan tinggi dibandingkan lebar sehingga laju pertumbuhan tinggi lebih besar. Selain itu, adanya kompetisi ruang menyebabkan pertumbuhan karang terutama pertumbuhan lebar pada A. nobilis menjadi terhambat sehingga karang lebih menggunakan energinya untuk pertumbuhan tinggi sebagai salah satu cara untuk mempertahankan hidupnya.

Faktor gelombang memberikan pengaruh penting terhadap laju pertumbuhan lebar fragmen karang. Menurut Moor (1958) in Radisho (1997) sifat dari habitat memiliki pengaruh yang besar terhadap tipe pertumbuhan dan jenis karang. Daerah yang terkena gelombang pada daerah ujung sebelah luar dari daerah terumbu diisi oleh jenis masif atau bentuk bercabang dengan cabang yang sangat tebal dengan

ujung yang datar. Pada perairan sebelah dalam yang terlindung, dihuni oleh jenis yang berbentuk lembaran dan bercabang dengan cabang yang lebih ramping. Kondisi di lokasi penelitian pada bulan Mei dan Juli 2011 menunjukkan gelombang yang cukup besar. Hal ini berkaitan dengan pengaruh musim dimana bulan tersebut merupakan musim peralihan dari musim barat ke musim timur sehingga gelombang cukup besar yang berpengaruh terhadap tipe pertumbuhan fragmen karang.

Laju pertumbuhan rata-rata A. nobilis selama sebelas bulan pengamatan sebesar 0,52 cm/bulan untuk tinggi dan 1,06 cm/bulan untuk lebar. Penelitian yang dilakukan Herdiana (2001) terhadap karang jenis Acropora intermedia yang mempunyai struktur dan life form mirip dengan A. nobilis di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, selama lima bulan mendapatkan rata-rata pertumbuhan lebar dan tinggi sebesar 1,54±0,09 cm/bulan dan 1,04±0,06 cm/bulan. Berdasarkan hasil yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan lebar dan tinggi rata-rata A. intermedia yang ditransplantasikan di Pulau Pari lebih besar dibandingkan dengan A. nobilis yang ditransplantasikan di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu. Adanya perbedaan waktu dan lama dan lokasi penelitian memberikan pengaruh yang berbeda terhadap laju pertumbuhan karang.

Gambar 18. Laju pertumbuhan tinggi dan lebar rata-rata fragmen jenis A.microphthalma (x±sd)

Laju pertumbuhan rata-rata lebar A. microphthalma menurun pada bulan Januari-Mei 2011 sedangkan laju pertumbuhan rata-rata tinggi mengalami kenaikan. Hal ini diduga pada bulan Jan-Mei 2011 sebagian besar energi yang dihasilkan oleh karang lebih banyak digunakan untuk pertumbuhan tinggi dibandingkan lebar sehingga laju pertumbuhan tinggi mengalami kenaikan sedangkan laju pertumbuhan lebar mengalami penurunan. Bentuk life form arborescent pada fragmen A.

microphthalma diduga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan laju pertumbuhan tinggi lebih besar daripada lebar. Berdasarkan suharsono (2008) life form arborescent adalah salah satu karakteristik bentuk pertumbuhan karang seperti pohon dimana arah pertumbuhan umumnya dominan mengarah ke atas.

Pada bulan Mei-Juli 2011 laju pertumbuhan rata-rata lebar dan tinggi A. microphthalma mengalami penurunan. Laju pertumbuhan tinggi yang menurun diduga berkaitan dengan faktor kedalaman. Lokasi penelitian yang berada pada daerah perairan yang cukup dangkal menyebabkan karang tidak mengembangkan pertumbuhan tingginya untuk menghindari terpapar karang oleh udara bebas terutama ketika perairan surut. Laju pertumbuhan rata-rata lebar yang menurun diduga berkaitan dengan adanya kompetisi ruang yang menyebabkan pertumbuhan karang terutama pertumbuhan lebar pada A. microphthalma menjadi terhambat. Adanya faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan pada lebar dan tinggi A. microphthalma menyebabkan karang mengalokasikan energinya untuk pertumbuhan cabang-cabang baru. Suharsono (2008) dan Veron (2000) mengatakan bahwa salah satu karakteristik A. microphthalma adalah mempunyai cabang yang kecil dan ramping. Percabangan yang kecil dan ramping pada A. microphthalma ini menyebabkan spesies tersebut mudah untuk menghasilkan cabang-cabang yang baru ketika energinya tidak digunakan untuk pertumbuhan tinggi ataupun lebar.

Habitat yang menjadi lokasi karang berada juga memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan karang. Moor (1958) in Radisho (1997) menyatakan sifat dari habitat memiliki pengaruh yang besar terhadap tipe pertumbuhan. Daerah yang terkena gelombang pada daerah ujung sebelah luar dari daerah terumbu diisi oleh jenis masif atau bentuk bercabang dengan cabang yang sangat tebal dengan ujung yang datar. Kondisi di lokasi penelitian pada bulan Mei dan Juli 2011 menunjukkan gelombang yang cukup besar karena sedang dalam masa musim peralihan. Adanya gelombang memberikan pengaruh terhadap laju pertumbuhan rata-rata lebar fragmen A. microphthalma.

Laju pertumbuhan rata-rata lebar dan tinggi spesies A. microphthalma selama penelitian sebesar 0,53 cm/bulan untuk pertumbuhan tinggi dan 0,70 cm/bulan untuk pertumbuhan lebar. Penelitian yang dilakukan oleh Herdiana (2001) terhadap jenis karang yang sama di perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu tapi dengan waktu

berbeda (selama lima bulan) didapatkan rata-rata pertumbuhan tinggi sebesar 0,31±0,03 cm/bulan dan rata-rata pertumbuhan lebar sebesar 0,82±0,05 cm/bulan (Gambar 19). Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan rata-rata tinggi A. microphthalma yang ditransplantasikan di Pulau Kelapa lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan rata-rata tinggi A. microphthalma yang ditransplantasikan di Pulau Pari, sedangkan laju pertumbuhan rata-rata lebar lebih rendah pada transplantasi di Pulau Kelapa dibandingkan dengan di Pulau Pari.

Gambar 19. Perbandingan laju pertumbuhan karang jenis A. microphthalma pada penelitian yang berbeda

Ket: *Peneliti A. microphthalma dalam skripsi ini, **Herdiana (2003) meneliti A. microphthalma di tempat yang berbeda.

Beberapa penelitian mengenai karang genus Acropora telah banyak dilakukan, selain itu penelitian terhadap genus Hydnophora jenis H. rigida juga demikian (Tabel 4). Genera karang yang diteliti hampir baik untuk Acropora maupun Hydnophora semua memiliki life form branching atau bercabang.

Tabel 4. Beberapa penelitian transplantasi terumbu karang di Indonesia.

Lokasi Spesies Lama

Penelitian

Laju Pertumbuhan

(mm/bulan)

SR (%) Pengamatan Substrat dan perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 Pulau Pari (Sadarun 1999) A. tenuis 5 bulan 32,6-33,3 90 Pertambahan tunas dan perambatan pada substrat keramik Substrat keramik, patok bambu. Fragmen dibersihkan. A. formosa 45,8-46,3 83,33 A. hyachintus 43,8-44,4 100 A. divaricata 31,9-32,2 100 A. nasuta 47,9-48,1 100 A. yongei 48,8-49,1 100 A. aspera 33,0-33,3 100 A. digitifera 21,1-24,3 100

Lokasi Spesies Lama Penelitian

Laju Pertumbuhan

(mm/bulan)

SR (%) Pengamatan Substrat dan perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 A. valida 49,0-41,2 100 A. glauca 20,1 100 Zona Windward, Leeward, dan goba Pulau Pari (Johan 2000) A. formosa 6 bulan 3,7 89 Jumlah cabang dan perambatan pada substrat keramik Substrat keramik. Fragmen dibersihkan. A. donei 1,6 97 A. acuminata 4,2 90 Selatan Pulau Pari (Herdiana 2001) A. micropthalma 5 bulan P = 90 ; L = 139 / P = 103 ; L = 82,2 83,33 / 66,67 Posisi penanaman (vertikal dan horizontal) Substrat semen, jaring, dan besi. Fragmen dibersihkan. A. intermedia P = 104 ; L = 154 / P = 127 ; L = 213 83,33 / 79,17 Selatan Pulau Pari (Aziz 2001) A. intermedia 6 bulan T = 2,5 ; P = 2,5 66,67 Rasio pertumbuhan lebar dan tinggi koloni karang Substrat semen, jaring, dan besi. Fragmen dibersihkan. T = 2,8 ; L = 4,7 100 Selatan Pulau Pari (Alhusna 2002) A. formosa 5 bulan 1. P = 8,3 ; L1 = 2,1 ; L2 = 2,3 100 Perbandingan laju petumbuhan koloni induk (1) dan koloni transplan (2) Substrat semen, jaring, dan besi. Fragmen dibersihkan. 2. P = 14,1 ; L1 = 16,7 ; L2 = 14,3 H.rigida 1. P = 4,6 ; L1 = 2,1 ; L2 = 2,5 100 2. P = 5,4 ; L1 = 6,1 ; L2 ; 5,1 Pulau Pari (Prawidya 2003) H. rigida 5 bulan T = 35,89 ; 100 Laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup Substrat gerabah jaring, dan besi. Fragmen dibersihkan. L = 48,00 Perairan Tabolong, Kupang (Kaleka 2004) A. valensiennesi 2 bulan P = 7 100 Laju pertumbuhan, pertambahan tunas, tingkat ketahanan hidup Substrat beton. A. brueggenanni P = 6,25 100 A. formosa P = 6,7 100

Laju pertumbuhan yang dicapai oleh berbagai karang genera Acroprora memiliki nilai yang bervariasi. Fragmen yang ditransplantasi sebagian besar dapat hidup sampai akhir penelitian atau kelangsungan hidup sempurna, namun ada beberapa yang memiliki nilai kelangsungan hidup lebih rendah dengan nilai terkecil

sebesar 66,67%. Adanya perbedaan tempat, waktu, dan teknik transplantasi baik media maupun ukuran fragmen karang memberikan dampak yang berbeda terhadap keberhasilan transplantasi karang dan laju pertumbuhan karang.

Dokumen terkait