• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Kemolaran adalah satuan konsentrasi yang menyatakan jumlah mol per liter larutan.

2. Perubahan konsentrasi pereaksi atau produk per satuan waktu dinamakan kecepatan reaksi.

3. Ada dua macam kecepatan reaksi, yaitu laju reaksi rata-rata dan laju reaksi sesaat. Laju reaksi rata-rata disebut juga kecepatan reaksi.

4. Untuk mengukur kecepatan reaksi dapat dilakukan melalui pengukuran variabel terikat, variable yang ingin diketahui

dinamakan variabel bebas, sedangkan variabel yang lain dibuat tetap (variabel kontrol).

5. Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan reaksi, yaitu konsentrasi pereaksi, suhu, luas permukaan bidang sentuh, dan katalis.

6. Kecepatan reaksi dapat ditentukan dengan metode laju awal dan sederetan percobaan dilakukan dengan konsentrasi awal berbeda, sedangkan rentang waktu reaksi dibuat tetap.

7. Hukum laju reaksi adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara kecepatan reaksi dan konsentrasi pereaksi dipangkatkan orde reaksinya. Persamaan: v = k [X]a [Y]b [Z]c, k adalah tetapan laju, [X], [Y], [Z] adalah konsentrasi pereaksi, dan a, b, c adalah orde reaksi.

8. Orde reaksi tidak ada hubungan dengan koefisien reaksi. Orde reaksi hanya dapat ditentukan melalui percobaan.

9. Menurut teori tumbukan, reaksi dapat terjadi jika partikel-partikel pereaksi bertumbukan secara efektif.

10. Energi pengaktifan adalah energi minimum yang harus dilewati oleh pereaksi agar terjadi reaksi.

11. Kerja katalis dalam meningkatkan laju reaksi adalah dengan turut terlibat dalam beberapa tahap reaksi, tetapi pada akhir reaksi katalis diregenerasi kembali.

12. Dalam hubungannya dengan energi pengaktifan, katalis berfungsi untuk

menurunkan energy pengaktifan dengan cara membuat tahap-tahap reaksi yang memiliki energi pengaktifan rendah.

13. Katalis berperan penting dalam proses di industri kimia sebab dapat mempercepat produksi secara efektif dan efisien.

1. Kemolaran / molaritas / konsentrasi ( M ).

Adalah banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter larutan.

Dirumuskan : V M = n

Keterangan :

M = molaritas ( mol / liter ) n = jumlah mol zat terlarut V =

( mol )

volume larutan Sedangkan :

( liter )

Mr

n= m atau mm n= m

m = massa zat terlarut ( gram )

Mr atau mm = massa molekul relatif ( gram / mol )

2. Menghitung Kemolaran Larutan Pekat.

Kadar ( % massa ) adalah perbandingan massa zat terlarut dalam sejumlah gram larutan, yang dinyatakan dengan persen.

Massa larutan = volume larutan x massa jenis larutan (

m = Vx ρ

)

Maka untuk menghitung kemolaran suatu larutan pekat, digunakan persamaan :

mm kadar x Mx10 )

=

Keterangan :

EINSTEIN BIMBEL.COM

30

M = molaritas larutan ( mol / liter ) ρ = massa jenis larutan ( kg / liter )

Kadar = % massa

mm = massa molar ( gram / mol ) 3. Pengenceran Larutan.

Adalah proses pembuatan larutan yang lebih encer ( konsentrasinya lebih kecil ) dari larutannya yang lebih pekat ( konsentrasinya lebih besar ).

Rumus yang digunakan :

2 4. Molaritas Campuran.

Pada peristiwa pencampuran larutan yang sejenis, berlaku persamaan :

Vn

5. Konsentrasi dalam Sistem Gas.

Dirumuskan :

6. Membuat Larutan dengan Kemolaran Tertentu.

Larutan dengan molaritas tertentu dapat dibuat dari 2 jenis zat dengan dua cara, yaitu :

a. Pelarutan Zat Padat.

Prinsipnya : dengan cara mencampurkan zat terlarut ( dengan massa tertentu ) dan pelarut dalam jumlah tertentu ( volume tertentu ).

Rumus yang digunakan :

V

M = n dan mm n = m

b. Pengenceran Larutan Pekat.

Zat yang tersedia dalam bentuk larutan pekat, biasanya adalah berbagai jenis asam dan amonia ( basa ). Larutan pekat biasanya berasap ( mudah menguap ) dan sangat korosif.

Oleh karena itu, pembuatan larutan dari larutan pekat harus dilakukan di lemari asam dan dikerjakan secara hati-hati.

Rumus yang digunakan :

mm

1). Pengertian Laju Reaksi

• Laju reaksi adalah berkurangnya jumlah konsentrasi pereaksi untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah konsentrasi hasil reaksi

Dinyatakan dengan satuan molaritas per detik ( M / detik atau mol / L.detik ).

maka : konsentrasi zat A berkurang, sedangkan tanda ( + ) pada

[B ]

menunjukkan bahwa konsentrasi zat B bertambah.

Secara umum dapat digambarkan : 2). Stoikiometri Laju Reaksi

Pada persamaan reaksi :

mA + nB pC + qD Secara umum dapat dituliskan :

Laju reaksi =

Laju pengurangan B = A

Laju pertambahan C = A

Laju pertambahan D = A

Jika dituliskan dalam persamaan matematika :

Laju pengurangan A = t

Perbandingan laju reaksi zat-zat sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya :

q

Tuliskan persamaan laju reaksi untuk reaksi berikut ini :

3). Laju Reaksi Rerata dan Laju Reaksi Sesaat

 Laju reaksi rerata

Dirumuskan :

adalah laju reaksi untuk selang waktu tertentu.

EINSTEIN BIMBEL.COM

32

[ ]

Biasanya ditentukan dengan menggunakan grafik yang menyatakan hubungan antara

adalah laju reaksi pada saat waktu tertentu.

waktu reaksi ( sumbu x ) dengan konsentrasi zat

Besarnya laju reaksi sesaat = kemiringan ( gradien ) garis singgung pada saat t tersebut.

( sumbu y ).

Langkah-langkah menentukan laju reaksi sesaat :

 Lukislah garis singgung pada saat t!

 Lukislah segitiga untuk menentukan gradien ( kemiringan )!

 Laju reaksi sesaat = gradien garis singgung

 

Secara umum, laju reaksi dapat dinyatakan dengan rumus :

k = konstanta laju reaksi ( nilainya tergantung pada jenis reaktan, suhu dan katalis )

x = orde atau tingkat reaksi terhadap reaktan A y = orde atau tingkat reaksi terhadap reaktan B x + y = orde atau tingkat reaksi total / keseluruhan

Harga k akan berubah jika suhu berubah.

Kenaikan suhu dan penggunaan katalis umumnya akan memperbesar harga k.

Catatan penting :

 Orde reaksi ditentukan melalui percobaan dan tidak ada

 Hukum laju reaksi menyatakan bahwa : “ pada umumnya laju reaksi tergantung pada konsentrasi awal dari zat-zat reaktan. “

kaitannya dengan koefisien reaksi.

5). Makna Orde Reaksi

“ Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi. ”

a. Orde reaksi nol.

Reaksi dikatakan ber’orde nol terhadap salah satu reaktan, jika perubahan konsentrasi reaktan tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya

Besarnya laju reaksi

, asalkan terdapat dalam jumlah tertentu; perubahan konsentrasi reaktan itu tidak mempengaruhi laju reaksi.

hanya

[ ] X k

k

v = .

0

=

dipengaruhi oleh besarnya konstanta laju reaksi ( k ).

b. Orde reaksi satu.

Suatu reaksi dikatakan ber’orde satu terhadap salah satu reaktan, jika laju reaksi berbanding lurus

Jika konsentrasi reaktan itu

dengan konsentrasi reaktan itu. kali lebih besar.

c. Orde reaksi dua.

EINSTEIN BIMBEL.COM

33

Suatu reaksi dikatakan ber’orde dua terhadap salah satu reaktan, jika laju reaksi merupakan pangkat dua

Jika konsentrasi reaktan itu

dari konsentrasi reaktan itu. maka laju reaksi akan menjadi 32 atau 9 kali lebih besar.

d. Orde reaksi negatif.

Suatu reaksi ber’orde negatif, jika laju reaksi berbanding terbalik

Jika

dengan konsentrasi reaktan tersebut.

konsentrasi reaktan itu diperbesar, maka laju reaksi akan semakin kecil

6). Menentukan Persamaan Laju Reaksi .

Persamaan laju reaksi tidak dapat diturunkan dari stoikiometri reaksi, tetapi ditentukan melalui percobaan

Salah 1 cara menentukan persamaan laju reaksi adalah dengan metode laju awal. Menurut cara ini, laju reaksi diukur pada awal reaksi dengan konsentrasi yang berbeda-beda.

.

Pada penentuan laju reaksi seperti ini, ada beberapa variabel yang digunakan yaitu : o Variabel tetap ( kontrol ) = variabel yang

tidak diubah-ubah / dipertahankan sama ( = konsentrasi salah 1 reaktan ).

o Variabel bebas ( manipulasi ) = variabel yang sengaja diubah-ubah untuk memperoleh hubungan antara suatu besaran dengan besaran lain ( = konsentrasi salah 1 reaktan ).

o Variabel terikat = variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas ( variabel terikatnya yaitu laju reaksi ).

Contoh : Pada reaksi :

2 A +B C

Dalam dokumen EINSTEIN BIMBEL.COM SISTEM PERIODIK UNSUR (Halaman 30-34)

Dokumen terkait