• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Laksana di bidang pengurusan SIUP/SIPI SIKPI yang ada pada Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap

UU Perikanan mewajibkan kepemilikan izin bagi setiap orang atau badan usaha yang melakukan usaha perikanan tangkap baik berupa penangkapan maupun pengangkutan ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI). Izin dapat terdiri dari Surat Izin Usaha Penangkapan Ikan (SIUP), Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI), dan Surat Izin Kapal Penangkap Ikan (SIKPI). Pengaturan tentang pengurusan SIUP/SIPI/SIKPI bagi kapal yang beroperasi pada WPP-NRI didasarkan pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 30 tahun 2012 sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 26 tahun 2013 tentang Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. Beberapa hal penting yang diatur terkait dengan perizinan tersebut adalah :

1) Setiap orang yang melakukan usaha perikanan tangkap di WPP-NRI, wajib memiliki izin usaha perikanan tangkap yang terdiri dari SIUP, SIPI dan SIKPI. Kewajiban memiliki SIUP dikecualikan bagi nelayan kecil, pemerintah, atau perguruan tinggi untuk kepentingan pelatihan dan penelitian/eksplorasi perikanan. Kewajiban memiliki SIPI dan SIKPI dikecualikan bagi nelayan kecil dan kewajiban tersebut diganti dengan bukti pencatatan kapal.

2) SIUP belaku selama orang tersebut melakukan kegiatan usaha perikanan tangkap tetapi SIPI, SIKPI, dan bukti pencatatan kapal hanya berlaku selama satu tahun dan harus diperpanjang.

3) Dirjen Perikanan Tangkap KKP menerbitkan SIUP, SIPI dan SIKPI untuk kapal perikanan dengan ukuran di atas 30 GT, serta usaha perikanan tangkap yang menggunakan modal asing dan atau tenaga kerja asing. Wilayah operasi berada pada lebih dari 12 mil laut dan di laut lepas.

4) Gubernur berwenang menerbitkan SIUP, SIPI dan SIKPI untuk kapal perikanan dengan ukuran diatas 10 GT sampai dengan 30 GT untuk orang yang berdomisili di wilayah administrasinya dan beroperasi pada perairan di Wilayah Pengelolaan Perikanan provinsi tersebut berkedudukan serta tidak menggunakan modal asing dan atau tenaga kerja asing. Wilayah operasi pada 4 sampai 12 mil laut.

5) Bupati/walikota berwenang menerbitkan SIUP, SIPI, dan SIKPI untuk kapal perikanan dengan ukuran sampai dengan 10 GT untuk orang yang berdomisili di wilayah

Direktorat Penelitian dan Pengembangan 23 administrasinya dan beroperasi pada perairan provinsi tempat kabupaten/kota tersebut berkedudukan serta tidak menggunakan modal asing dan atau tenaga kerja asing. Bupati/walikota juga berwenang untuk menerbitkan bukti pencatatan kapal untuk nelayan kecil yang menggunakan satu kapal berukuran paling besar 5 GT untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Wilayah operasi pada maksimum 4 mil laut. Usaha perikanan tangkap pada prinsipnya terbagi kedalam empat kelompok yakni: a) Usaha penangkapan ikan. Dalam hal ini penggunaan kapal dapat berupa kapal

tunggal, satuan armada, serta kapal tugnggal dan satuan armada sekaligus.

b) Usaha pengangkutan ikan. Terdiri dari pengangkutan dalam negeri (dari sentra nelayan, dari pelabuhan pangkalan ke pelabuhan muat, dan pola kemitraan) serta tujuan ekspor.

c) Usaha penangkapan ikan dan pengangkutan ikan. Usaha ini dilakukan hanya dalam satu perusahaan.

d) Usaha perikanan tangkap terpadu. Usaha penangkapan ikan, pengangkutan ikan dan pengolahan ikan dilakukan secara terintegrasi.

Setiap surat izin, ditujukan untuk berbagai kepentingan. SIUP dapat dimiliki oleh perorangan, perusahaan, dan penanaman modal. SIPI dapat dimiliki oleh kapal penangkap yang dioperasikan secara tunggal, kapal penangkap yang dioperasikan dalam satuan armada penangkapan ikan, kapal pendukung operasi penangkapan ikan, dan kapal latih atau penelitian/eksplorasi perikanan. SIKPI dapat dimiliki oleh kapal pengangkut ikan dari sentra nelayan, kapal pengangkut ikan dari pelabuhan pangkalan ke pelabuhan muat, kapal pengangkut ikan pola kemitraan, kapal pengangkut ikan tujuan ekspor, kapal pengangkut ikan berbendera asing yang diageni perusahaan bukan perusahaan perikanan, serta kapal pengangkut ikan berbendera Indonesia yang diageni perusahaan bukan perusahaan perikanan. SIUP berlaku selama melakukan kegiatan usaha di WPP-NRI dan dapat berlaku juga untuk laut lepas. SIPI dan SIKPI berlaku satu tahun dan perpanjangan berlaku selama satu tahun terhitung sejak berakhirnya masa berlaku SIPI. Apabila dalam jangka waktu satu bulan sejak berakhirnya masa berlaku SIPI tidak dilakukan perpanjangan, ketentuan perpanjangan SIPI diberlakukan sama dengan ketentuan penerbitan SIPI baru.

Dalam pengurusan SIUP, setiap orang atau badan hukum harus mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Perikanan Tangkap dengan melampirkan persyaratan berikut:

a) Rencana usaha yang meliputi rencana investasi, rencana kapal, dan rencana operasional

b) Fotokopi NPWP pemilik kapal atau perusahaan, dengan menunjukkan aslinya

c) Fotokopi KTP pemilik kapal atau penanggung jawab perusahaan dengan menunjukkan aslinya

d) Surat keterangan domisili usaha

e) Fotokopi akta pendirian perusahaan dengan menunjukkan aslinya

f) Fotokopi pengesahan badan hukum bagi perusahaan perikanan yang menggunakan kapal penangkap ikan dan atau kapal pengangkut ikan dengan jumlah kumulatif 300 GT ke atas

g) Surat pernyataan bermaterai cukup dari pemilik kapal atau penanggung jawab perusahaan yang menyatakan:

Kesanggupan membangun, memiliki UPI atau bermitra dengan UPI yang telah

memiliki SKP bagi usaha perikanan tangkap terpadu

 Kesediaan mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

Direktorat Penelitian dan Pengembangan 24

Gambar 2.1 Tata Cara Penerbitan SIUP

Sumber: Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, KKP

Untuk kapal yang beroperasi tunggal atau beroperasi dalam satu grup armada penangkapan ikan, pengurusan SIPI dilakukan dengan mengajukan permohonan kepada Dirjen Perikanan Tangkap dengan melampirkan persyaratan berikut:

a) Fotokopi SIUP

b) Fotokopi grosse akta dengan menunjukkan aslinya, dan fotokopi buku kapal perikanan apabila grosse akta dalam jaminan bank serta melampirkan akta hipotik dengan menunjukkan aslinya

c) Spesifikasi teknis alat penangkap ikan yang digunakan

d) Fotokopi gambar rencana umum kapal (general arrangement) e) Data kapal dengan format yang telah ditetapkan

f) Rencana target spesies penangkapan ikan

g) Surat pernyataan bermaterai cukup dari pemilik kapal atau penanggung jawab perusahaan yang menyatakan:

 Kesanggupan menerima, membantu kelancaran tugas, dan menjaga keselamatan petugas pemantau (observer) untuk kapal penangkap ikan berukuran 30 GT keatas

 Kesanggupan untuk menjaga kelestarian SDI dan lingkungannya

Kesanggupan mengisi logbook sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

 Kesanggupan menggunakan nakhoda dan ABK berkewarganegaraan Indonesia sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

 Kesanggupan memasang dan mengaktifkan transmitter Sistem Pemantauan Kapal Perikanan (SPKP) sebelum kapal melakukan operasi penangkapan ikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

 Kesanggupan merealisasikan pembangunan, kepemilikan UPI, atau kemitraan dengan UPI yang telah memiliki Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) bagi usaha perikanan tangkap terpadu

 Kapal yang digunakan tidak tercantum dalam daftar kapal yang melakukan penangkapan ikan secara tidak sah, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (illegal, unreported, and unregulated fishing)

 Kebenaran data dan informasi yang disampaikan

Permohonan SIUP Penilaian kelayakan rencana usaha & persyaratan (< 5 hari) ditolak diterima Terbit SPP-PPP (< 3 hari) Pemohon harus membayar PPP (< 10 hari) pengambilan pas foto dan specimen

(<1 hari) Direktur Jenderal

PT menerbitkan SIUP (< 2 hari)

SIUP dapat berlaku juga untuk kegiatan penangkapan ikan dan/atau pengangkutan ikan yg rencana

Direktorat Penelitian dan Pengembangan 25

Gambar 2.2

Tata Cara Penerbitan SIPI Untuk Kapal Beroperasi Tunggal dan Operasi Dalam Group– Satuan Armada Penangkapan Ikan

Sumber: Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, KKP

Untuk pengurusan SIKPI dengan pola kemitraan, tujuan ekspor, dan dari pangkalan ke pelabuhan muat dan dari sentra nelayan, setiap pengurus mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Perikanan Tangkap dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut: a) Fotokopi SIUP

b) Fotokopi grosse akta dengan menunjukkan aslinya, dan fotokopi buku kapal perikanan apabila grosse akta dalam jaminan bank, harus melampirkan akta hipotik dengan menunjukkan aslinya

c) Fotokopi gambar rencana umum kapal (general arrangement) d) Data kapal dengan format yang telah ditetapkan

e) Surat pernyataan bermaterai cukup dari pemilik kapal atau penanggung jawab perusahaan yang menyatakan:

Kesanggupan menerima, membantu kelancaran tugas, dan menjaga keselamatan

petugas pemantau (observer) untuk kapal penangkap ikan berukuran 30 GT ke atas

Kesanggupan untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungannya Kesanggupan mengisi logbook sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

 Kesanggupan menggunakan nakhoda dan ABK berkewarganegaraan Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

 Kesanggupan memasang dan mengaktifkan transmitter Sistem Pemantauan Kapal Perikanan (SPKP) sebelum kapal melakukan operasi penangkapan ikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

 Kesanggupan merealisasikan pembangunan, kepemilikan UPI, atau kemitraan dengan UPI yang telah memiliki sertifikat kelayakan pengolahan (SKP) bagi usaha perikanan tangkap terpadu

Kapal yang digunakan tidak tercantum dalam daftar kapal yang melakukan

penangkapan ikan secara tidak sah, tidak dilaporkan, dan tidak diatur.

Kebenaran data dan informasi yang disampaikan

Permohonan SIPI Penilaian kelengkapan, persyaratan dgn memper-hatikan SIUP (< 2 hari) ditolak disetujui

Terbit Draft SIPI & SPP-PHP (< 2 hari) Pemohon harus membayar PHP (< 10 hari) Petugas menerbitkan Rekomendasi ke Dirjen PT (< 3 hari) Direktur Jenderal PT menerbitkan SIPI (< 3 hari) Pemeriksaan fisik (< 2 hari) sesuai Tidak sesuai

Permohonan SIPI kapal lampu dalam satua armada diajukan bersamaan dengan permohonan SIPI untuk operasi satuan armada penangkapan ikan

Direktorat Penelitian dan Pengembangan 26

Gambar 2.3 Tata Cara Penerbitan SIKPI

Sumber: Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, KKP

Dokumen terkait