• Tidak ada hasil yang ditemukan

15 III METODOLOG

C. TATA LAKSANA

Urutan tata laksana penelitian secara umum adalah: pencarian dan pengumpulan data sekunder, analisis sistem, perancangan sistem, penerapan sistem, dan evaluasi sistem. Alur rincian tata laksana dapat dilihat pada Gambar 7 dengan rincian sebagai berikut:

Mulai

Pencarian dan pengumpulan data sekunder

Analisa Sistem

Perancangan Sistem Output:

Use Case Diagram Activity Diagram Statechart Diagram Class Diagram

Physical Data Model (PDM)

Penerapan Sistem Dreamweaver CS4 Adobe Photoshop CS3 MySQL Ms. Visio 2007 Power Designer 15.3 Output: E-Cocotrade Evaluasi Sistem Sesuai Selesai Sumber data: -Industri Agroindustri Kelapa, Dekindo dan APCC -Buku, Jurnal, Internet

Analisa kebutuhan informasi

Analisa organisasional

Pengembangan kebutuhan fungsional

Unified Modeling Language

Pengujian kinerja website

Pengujian kesalahan perangkat lunak

Pengujian kesalahan perangkat keras

: Mulai/Selesai : Proses

: Keputusan

: data

19

1. Pencarian dan Pengumpulan Data Sekunder

Pada tahap ini dilakukan pencarian pustaka yang berhubungan dengan prinsip dasar e-

business, intelligent e-business, recommender system, clustering K-Means method, radar chart , dan

cara pembuatan e-business, serta studi mengenai produk-produk kelapa dan turunannya. Sumber data

pustaka berasal dari buku, jurnal, artikel, skripsi, dan penulusuran melalui internet sehingga memperoleh pembahasan yang lebih luas.

Sumber data untuk produk kelapa dan turunannya akan diambil dari data APCC (Asean

Pasific Coconut Community) dan Dekindo (Dewan Kelapa Indonesia) . Konten data yang digunakan

adalah nama perusahaan produsen produk agroindustri kelapa, alamat, email, nomor telepon, contact

person, dan produk yang dihasilkan perusahaan. Data produk turunan kelapa didapat pula dari internet dengan konten nama produk, spesifikasi, harga dan foto produk yang dijual.

2. Analisis Sistem

Tahapan analisis sistem antara lain adalah analisis organisasional yang meliputi pihak yang terlibat dan aktivitas yang dilakukan. Langkah selanjutnya adalah menganalisa kebutuhan informasi dan mengembangkan kebutuhan fungsional. Pada analisa kebutuhan informasi dipelajari informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem dengan melakukan pengumpulan informasi. Dokumentasi aliran

informasi dapat berupa bagan arus (flowchart) dan grafik serta penjelasan naratif dari proses dan data.

Sementara it kebutuhan fungsional (berhubungan dengan fitur software yang ingin dibuat) sistem

sesuai permintaan dan prioritas pihak yang terlibat (O’Brien, 2002). Pada sistem bisnis cerdas ini,

metodologi yang digunakan adalah clustering dengan K-Means dan radar chart yang bertujuan untuk

memberikan rekomendasi kepada pelanggan.

2.1Metode Pengelompokkan (clustering method)

Sebelum ke tahap clustering, ditentukan atribut-atribut apa saja yang mempengaruhi sebagai

pembeda pada setiap produk. Pada proses pembentukan cluster produk-produk kelapa, dipilih

algoritma K-Means clustering sebagai dasar algoritmanya.

Adapun tahap-tahap pada K-Means clustering adalah sebagai berikut:

1. Menentukan jumlah klaster yang akan dibuat.

2. Menentukan jumlah centroid, sama dengan jumlah klaster yang akan dibuat.

3. Centroid tiap produk dikalkulasi jaraknya menggunakan rumus Euclidean:

2 1

( , )

(

)

p j j j

d x y

x

y

Keterangan: d = jarak x = data produk y = data centroid

j = atribut data x dan j

4. Kelompokkan produk berdasarkan jarak minimum.

5. Lakukan proses pembentukan ulang cluster dengan nilai centroid yang baru hingga nilai

20

Gambar 8. Algoritma K-Means Clustering (Teknomo, 2006)

2.2 Radar Chart

Radar chart adalah grafik dan / atau plot yang terdiri dari cabang yang merepresentasikan salah satu variabel pada tiap cabangnya. Sebuah garis digambar menghubungkan nilai data untuk setiap cabang. Plot ini memberikan penampilan seperti bintang sesuai asal-usul namanya. Berikut

adalah tahapan dari pembuatan radar chart (Rogers, 1995)

1. Identifikasi alternatif-alternatif sebagai perbandingan.

2. Ciptakan kriteria untuk menilai tiap alternatif.

3. Nilai tiap alternatif berdasarkan kriteria-kriteria.

4. Gambar dan beri label lengan aksis pada grafik (satu lengan satu kriteria).

5. Gambar dan beri label tiap nilai alternatif pada grafik kemudian hubungkan tiap lengan.

6. Analisis grafik.

3. Perancangan Sistem

McLeod (2002) menyatakan bahwa rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Pada tahap perancangan sistem metode yang digunakan adalah UML (Unified Modeling Language). Pada tahapan ini dibuat berbagai diagram yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem. Diagram-diagram yang dibutuhkan meliputi:

a. Use case diagram (diagram kasus)

Diagram ini digunakan untuk menggambarkan fungsional sistem dari sudut pandang pengguna. Diagram ini menekankan pada apa yang dikerjakan sistem. Diagram ini juga menggambarkan interaksi sistem dengan pelaku (aktor) diluar sistem.

21

b. Activity diagram (diagram aktivitas)

Diagram aktivitas digunakan untuk menggambarkan aliran kerja aktivitas di dalam sistem atau dengan kata lain adalah bagaimana sistem itu mengerjakan fungsionalitas tertentu.

c. Statechart diagram (diagram status)

Mendeskripsikan bagaimana suatu objek mengalami perubahan status adanya trigger dari event-

event.

d. Class diagram (diagram kelas)

Diagram kelas merupakan diagram utama dalam permodelan berorientasi objek. Diagram kelas digunakan untuk memperlihatkan struktur staatis sistem tersebut. Kelas adalah kumpulan objek yang mempunyai atribut dan tingkah laku (operasi) yang mirip.

e. Physical Data Model (model data fisik)

Menurut Halimsetiawan (2009), model data fisik merupakan sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antara data-data tersebut. Setiap tabel membunyai sejumlah kolom dimana setiap kolom, memiliki nama yang unik. Model data fisik merupakan konsumsi spesialis komputer yang mencakup detail penyimpanan data di komputer. Pada konsep ini data

direpresentasi dalam bentuk record format,recordordering, dan access path.

4. Penerapan Sistem

Tahap penerapan sistem meliputi penyediaan perangkat keras, perangkat lunak, pengembangan perangkat lunak, pengujian program dan prosedur, dokumentasi dan pemilihan

alternatif konversi (O’Brien, 2002).

Perangkat keras yang digunakan untuk mengoperasikan sistem E-Cocotrade adalah processor

AMD Athlon (tm) Neo X2 Dual Core Processor L335 1,60 GHz, RAM sebesar 2 GB, dan sistem

operasi Windows 7 Home Premium 32-bit, hardisk eksternal sebesar 500GB, CD/CDRW, modem

internet, mouse, dan printer.

Perangkat lunak yang diterapkan sistem E-Cocotrade pada tahap desain sistem menggunakan

Microsoft Visio 2007 (Microsoft, 2007) dan Sybase Power Designer 15.3 (Sybase, 2010) sedangkan

pada tahap pembuatan paket program menggunakan perangkat lunak Adobe Dreamweaver CS4

(Adobe, 2008) dan Adobe Photoshop CS3 (Adobe, 2007) untuk perancangan antarmuka. Sedangkan

MySQL (Oracle, 2009) digunakan sebagai sistem manajemen basis data dinamis. Perangkat lunak

internet browser yang dibutuhkan adalah Mozilla Firefox atau yang setingkat. Pengujian program

menggunakan server lokal, yaitu dengan menggunakan localhost /xampp. Pengujian program meliputi

pengujian kinerja website, pengujian kesalahan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras.

5. Evaluasi Sistem

5.1

Verifikasi

Menurut Hoover dan Perry (1989) dalam Didi (2010), verifikasi adalah proses pemeriksaan apakah logika operasional model (program komputer) sesuai dengan logika diagram alur. Kalimat sederhananya adalah apakah ada kesalahan dalam program. Verifikasi dilakukan untuk memeriksa penerjemahan model simulasi konseptual (diagram alur dan asumsi) ke dalam bahasa pemrograman secara benar (Law dan Kelton, 1991 dalam Didi, 2010).

Proses verifikasi dilakukan selama pembuatan dan setelah selesai. Tahapan verifikasi merupakan tahapan yang berfungsi untuk mengetahui apakah program/model yang telah dibuat

22

berhasil menghasilkan output yang diinginkan. Tahapan yang dilakukan adalah pengujian dan

pelacakan kesalahan sistem (testing and debuging).

5.2

Validasi

Validasi adalah proses penentuan apakah model, sebagai konseptualisasi atau abstraksi merupakan representasi berarti dan akurat dari sistem nyata (Hoover dan Perry, 1989 dalam Didi, 2010). Validasi adalah penentuan apakah model konseptual simulasi (sebagai tandingan program komputer) adalah representasi akurat dari sistem nyata yang sedang dimodelkan (Law dan Kelton, 1991 dalam Didi, 2010).

23

Dokumen terkait