• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI ANALISIS PEMBAHASAN HASIL

3.4. Produktivitas Kerja

3.4.2. Pengukuran Produktivitas

14

a. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini

:

13

Payaman, Simanjuntak. 1995. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

14

memuaskan namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta tingkatannya.

b. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan, tugas, seksi,proses) dengan lainnya. Pengukuran ini menunjukkan pencapaian relatif.

c. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan ini merupakan hal yang terbaik sebagai pemusatan sasaran/tujuan.

Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik perorangan/perorang atau per jam kerja orang diterima secara luas, namun dari sudut pandangan/ pengawasan harian, pengukuran-pengukuran tersebut pada umumnya tidak memuaskan, dikarenakan adanya variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda. Oleh karena itu, digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun). Pengeluaran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang terpercaya yang bekerja menurut pelaksanaan standar.15

Untuk mengukur suatu produktivitas perusahaan dapatlah digunakan dua jenis ukuran jam kerja manusia, yakni jam-jam kerja yang harus dibayar dan jam-jam kerja yang dipergunakan untuk bekerja. Jam kerja yang harus dibayar meliputi semua jam-jam kerja yang harus dibayar, ditambah jam-jam yang tidak digunakan

Karena hasil maupun masukan dapat dinyatakan dalam waktu, produktivitas tenaga kerja dapat dinyatakan sebagai suatu indeks yang sangat sederhana = Hasil dalam jam-jam yang standar : Masukan dalam jam-jam waktu.

15

untuk bekerja namun harus dibayar, liburan, cuti, libur karena sakit, tugas luar dan sisa lainnya. Jadi bagi keperluan pengukuran umum produktivitas tenaga kerja kita memiliki unit-unit yang diperlukan, yakni: kuantitas hasil dan kuantitas penggunaan masukan tenaga kerja.16

3.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Untuk mengukur produktivitas kerja dari tenaga kerja manusia, operator mesin, misalnya, maka formulasi berikut bisa dipakai untuk maksud ini, yaitu: Produktivitas = total keluaran yang dihasilkan

Tenaga Kerja jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan Di sini produktivitas dari tenaga kerja ditunjukkan sebagai rasio dari jumlah keluaran yang dihasilkan per total tenaga kerja yang jam manusia (man-hours), yaitu jam kerja yang dipakai untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Tenaga kerja yang dipekerjakan dapat terdiri dari tenaga kerja langsung ataupun tidak langsung, akan tetapi biasanya meliputi keduanya.

Produktivitas kerja merupakan suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

Sangat banyak faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja seorang karyawan diantaranya yaitu keselamatan dan kesehatan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja dapat membantu peningkatan produksi dan produktivitas atas dasar : Upaya promotif berpedoman bahwa dengan

16

meningkatnya kesehatan kesehatan pekerja, akan meningkatkan juga produktivitas kerja. Dengan tidak terjadinya penyakit dan kecelakaan akibat kerja maka berarti tidak adanya absentisme para pekerja yang sudah barang tentu akan berpenagruh terhadap peningkatan produktivitas kerja.17

Selain itu tingkat keselamatan yang tinggi yang sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja serta mesin secara produktif yang berkaitan dengan tingkat produksi serta produktivitas yang tinggi pula.18

Penanganan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bagian dari perlindungan tenaga kerja yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan tenaga kerja agar mendapatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin, baik fisik, mental amupun sosial untuk mendapatkan efisiensi dan produktivitas kerja setinggi mungkin.19

17

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Rineka Cipta. Jakarta.

18

Dainur. 1995. Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Widya Medika. Jakarta.

19

Mangkunegara, AAA Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Rosda. Bandung

Megginson dalam Mangkunegara (2002) menyatakan bahwa keselamatan mencakup dua istilah resiko keselamatan dan resiko kesehatan. Dalam bidang kepegawaian, kedua istilah tersebut dibedakan. Keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan, dan pendengaran.

Seperti halnya produktivitas yang memperoleh manfaat dari analisa pekerjaan, demikian pula keselamatan memetik keuntungan dari analisa keselamatan terhadap pekerjaan. Produktivitas dan keselamatan erat bertalian. Dengan analisa pekerjaan, keselamatan tidak dapat dilupakan dan dengan keselamatan, orang tidak dapat melupakan produktivitas.20

3.6. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Produktivitas

Kerja

Peningkatan produktivitas tenaga kerja perlu diupayakan, karena mempunyai manfaat, baik secara makro maupun secara mikro. Secara makro peningkatan produktivitas bermanfaat dalam pendapatan masyarakat yang lebih tinggi, tersedianya barang kebutuhan masyarakat yang lebih banyak dengan harga lebih rendah, perbaikan kondisi kerja termasuk jam kerja dan lain-lain. Secara mikro bermanfaat bagi karyawan yaitu dapat meningkatkan gaji atau upah, memperbaiki kondisi kerja, meningkatkan semangat kerja, menimbulkan rasa aman di tempat kerja dan lain-lain. Oleh karenanya meningkatkan produktivitas karyawan merupakan suatu keinginan perusahaan. Melalui para manajernya, perusahaan berusaha untuk memaksimalkan potensi karyawan.

Begitu besar pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja seorang karyawan antara lain sebagai berikut :21

20

Suma’mur. 1995. Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan. Penerbit Toko Gunung Agung. Jakarta

21

a. Peningkatan keselamatan kerja yang setinggi-tingginya, agar kecelakaan yang menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi atau ditekan seminimal mungkin sehingga pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari. b. Tingkat keselamatan yang tinggi yang sejalan dengan pemeliharaan dan

penggunaan peralatan kerja serta mesin secara produktif yang berkaitan dengan tingkat produksi serta produktivitas yang tinggi pula.

c. Dalam beberapa hal, tingkat keselamatan yang tinggi ikut menciptakan kondisi yang mendukung kenyamanan serta kegairahan kerja.

d. Praktek keselamatan kerja tidak bisa dipisahkan dari ketrampilan, keduanya berdampingan sejajar dan merupakan unsur-unsur yang amat diperlukan (esensial) bagi kelangsungan proses produksi.

e. Keselamatan kerja yang dilaksanakan dengan keiuktsertaan pengusaha dan karyawan dan membawa iklim keamanan serta kenyamanan kerja sehingga mempermudah hubungan karyawan dengan pengusaha yang merupakan landasan terciptanya kelancaran produksi.

Telah diuraikan sebelumnya bahwa keselamatan dan kesehatan kerja sangat erat hubungannya terhadap produktivitas kerja karyawan. Dari segi kesehatan kerja dapat dilihat parameter-paramater yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja yaitu sebagai berikut ini :22

a. Kebisingan.

Kebisingan mempengaruhi kesehatan, antara lain dapat menyebabkan kerusakan pada indra pendengar sampai pada ketulian. Oleh sebab itu, para

22

karyawan yang bekerja di pabrik dengan intensias bunyi mesin diatas 60 dB, harus dilengkapi dengan alat pelindung (penyumbat) telinga guna mencegah gangguan pendengaran.

Disamping itu, kebisingan juga dapat menganggu komunikasi. Dengan suasana yang bising memaksa pekerja untuk berteriak dalam berkomunikasi dengan pekerja yang lainnya. Kadang-kadang teriakan atau pembicaraan yang keras ini dapat menimbulkan salah komunikasi (misscommunication) atau salah persepsi terhadap orang lain. Lebih jauh, kebisingan yang terus menerus dapat mengakibatkan gangguan konsentrasi kerja, yang akibatnya pekerja cenderung berbuat kesalahan dan akhirnya menurunkan produktivitas kerja. Kebisingan terutama yang berasal dari alat-alat bantu kerja atau mesin dapat dikendalikan antara lain dengan menempatkan peredam pada sumber getaran atau memodifikasi mesin untuk mengurangi bising. Penggunaan proteksi dengan sumbatan telinga dapat mengurangi kebisingan sekitar 20-25 dB. Tetapi penggunaan tutup telinga ini pada umumnya tidak disenangi oleh pekerja karena terasa risi adanya benda asing ditelinganya. Untuk itu penyuluhan terhadap mereka agar menyadari pentingnya tutup telinga bagi kesehatannya dan mau memakainya.

b. Penerangan atau pencahayaan.

Penerangan atau pencahayaan ini seperti pemakaian lampu yang pas untuk kondisi lingkungan kerja, tempat-tempat kerja tidak terhalang oleh bayangan suatu benda dan perbaikan kontras dimana warna objek yang dikerjakan

kontras dengan latar belakang objek tersebut seperti cat tembok di sekiling tempat kerja harus berwarna kontras dengan warna objek yang dikerjakan. Akibat dari kurangnya penerangan di lingkungan kerja akan menyebabkan kelelahan fisik dan mental bagi para karyawan atau pekerjanya. Gejala kelelahan fisik dan mental ini antara lain sakit kepala (pusing-pusing), menurunnya kemampuan intelektual, menurunnya konsentrasi dan kecepatan berpikir.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas maka dalam mendirikan bangunan tempat kerja (pabrik, kantor) sebaiknya mempertimbangkan ketentuan-ketentuan antara lain :

1.Jarak antara gedung atau bangunan lain tidak menganggu masuknya cahaya matahari ke tempat kerja.

2.Jendela-jendela dan lobang angin untuk masuknya cahaya matahari harus cukup, seluruhnya sekurangnya-kurangnya 1/6 dari luas bangunan.

3.Apabila cahaya matahari tidak mencukupi ruangan tempat kerja, harus diganti dengan penerangan lampu yang cukup.

4.Sumber cahaya harus menghasilkan daya penerangan yang tetap dan menyebar dan tidak berkedip-kedip.

c. Bau-bauan

Yang dimaksud bau-bauan dalam kaitannya dengan kesehatan kerja adalah bau-bauan yang tidak enak di lingkungan kerja dan menganggu kenyamana kerja seperti bau bahan kimia. Selanjutnya bau-bauan ini dapat menganggu kesehatan dan produktivitas kerja.

Pengendalian bau-bauan dilingkungan kerja dapat dilakukan antara lain : 1.Penambahan bau-bauan kepada udara yang berbau untuk mengubah zat

yang berbau menjadi netral (tidak berbau) seperti penggunaan pengharum ruangan.

2.Alat pendingin ruangan (AC), disamping untuk menyejukkan ruangan juga sebagai cara deodorisasi (menghilangkan bau-bauan yang tidak sakit) di tempat kerja.

Dari segi keselamatan kerja dapat dilihat parameter-paramater yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja yaitu sebagai berikut ini :

a. Layout dan fasilitas pabrik.

Layout dan fasilitas pabrik disini antara lain yaitu tata letak mesin yang tidak membahayakan keselamatan karyawan, adanya ruangan istirahat bagi karyawan, lantai produksi yang tidak licin, pemberian jaminan keselamatan kerja bagi karyawan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan ketrampilan kerja untuk mengurangi kecelakaan oleh perusahaan.

b. Kondisi ruang kerja

Antara lain yaitu mampu memberikan suasana tentram dan aman bagi karyawan yang sedang melakukan pekerjaan, komunikasi yang efektif setiap karyawan dalam bekerja, bersih dari segala kotoran atau bau-bauan, memberikan kesan betah dalam bekerja dan adanya penempatan barang-barang yang tepat di dalam ruang kerja sehingga menghindarkan kecelakaan karyawan yang lalu lalang disekitarnya.

c. Alat perlindungan diri

Alat pelindungan diri ini antara lain adalah alat-alat yang dapat melindungi karyawan dalam bekerja di sebuah lantai produksi yaitu seperti masker, sarung tangan, sepatu pengaman dan kacamata pelindung.

3.7. Kuesioner

Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk menjawab. Sebelumnya harus dipastikan kebenaran atas responden yang diteliti berdasarkan kriteria respondennya. Tujuan kuesioner adalah untuk memberikan tinjauan tentang ekspresi metafora dalam berbagai macam bahasa di dunia.23

1. Kuesioner yang disebut formulir, yaitu kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh data tentang variabel yang langsung bisa diidentifikasi. Misalnya : Jenis kelamin, usia, pendidikan dan lain-lain.

Ada dua macam kuesioner yaitu :

2. Kuesioner yang disebut tertutup yaitu kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan informasi tentang variabel yang tidak langsung menjelaskan. Misal variabel Kualitas Pelayanan, Variabel ini tidak dapat langsung diketahui hanya dengan satu pertanyaan tetapi dapat diketahui dengan beberapa pertanyaan berdasarkan indikatornya, contohnya ditanyakan tentang tangibles, reability, responsiveness, assurance dan empathy.

23

Semua metode mensyaratkan pencatatan yang detail, lengkap, teliti dan jelas. Untuk mencapai kelengkapan, ketelitian dan kejelasan data, pencatatan data harus dilengkapi dengan:

• Nama pengumpul data

• Tanggal dan waktu pengumpulan data • Lokasi pengumpulan data

• Keterangan-keterangan tambahan data/istilah/responden

Semua butir (item) yang ditanyakan dalam semua metode pengumpulan data haruslah sejalan dengan rumusan masalah dan/atau hipotesis penelitian Karenanya diperlukan proses dekomposisi variabel penelitian menjadi sub-variabel, dimensi dan butir penelitian merupakan pekerjaan yang harus dilakukan dengan hati-hati.

Proses dekomposisi ini juga memudahkan proses pengukuran dan pengumpulan data. Proses dekomposisi ini dikenal sebagai proses operasionalisasi variabel penelitian.

Keuntungan penggunaan kuesioner/angket ini adalah sebagai berikut :24 a. Kuesioner dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat

dikirim melalui pos.

b. Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relatif murah.

c. Angket tidak terlalu menganggu responden karena pengisiannya (menjawab pertanyaan) ditentukan oleh responden itu sendiri.

24

Kerugian teknik angket ini adalah sebagai berikut :

a. Jika dikirim melalui pos, maka prosentase yang dikembalikan relative rendah.

b. Angket tidak dapat digunakan pada responden yang tidak mampu membaca dan menulis.

c. Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah oleh responden. Angket dikatakan baik, efektif dan efisien apabila memenuhi komponen-komponen berikut :

a. Ada subyek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan penelitian. b. Adanya ajakan, yaitu permohonan dari peneliti kepada responden untuk turut

serta mengisi secara aktif dan obyektif pertanyaan maupun pernyataan yang tersedia.

c. Ada petunjuk pengisian angket, yang mudah dimengerti dan tidak bias.

d. Ada pertanyaan maupun pernyataan beserta tempat mengisi jawaban baik secara tertutup, semi tertutup ataupun terbuka.

e. Pertanyaan dalam angket ini dapat berbentuk pertanyaan terbuka atau tertutup atau kombinasi antara terbuka dan tertutup.

Dalam membuat pertanyaan atau pernyataan, perlu diperhatikan beberapa hal yaitu sebagai berikut :

a. Pertanyaan atau pernyataan yang dibuat harus jelas dan tidak meragukan. b. Hindari pertanyaan atau pernyataan ganda.

d. Pertanyaan atau pernyataan sebaiknya pendek.

e. Hindari pertanyaan atau pernyataan yang bias, sugestif.

3.8. Teknik Sampling25

Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus. Namun karena sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, maka yang bisa dilakukannya adalah meneliti sebagian dari keseluruhan elemen atau unsur tadi.

Populasi atau universe adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda,

yang dijadikan obyek penelitian. Jika yang ingin diteliti adalah sikap konsumen terhadap satu produk tertentu, maka populasinya adalah seluruh konsumen produk tersebut. Jika yang diteliti adalah produktivitas kerja karyawan bagian produksi di perusahaan “X”, maka populasinya adalah keseluruhan kerja karyawan di bagian produksi pada perusahaan “X” tersebut.

Elemen/unsur adalah setiap satuan populasi. Kalau dalam populasi terdapat 30 karyawan, maka setiap karyawan tersebut adalah unsur atau elemen penelitian. Artinya dalam populasi tersebut terdapat 30 elemen penelitian. Jika populasinya adalah pabrik sepatu, dan jumlah pabrik sepatu 500, maka dalam populasi tersebut terdapat 500 elemen penelitian.

25

Dokumen terkait