• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 PEMBAHASAN

6.6. Lama Rawatan rata-rata Ibu

6.7.6. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan

inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

3.5 5.68 7.67 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PAPS Sembuh PBJ K e a da a n I bu S e w a k tu P ul a ng

Lama Rawatan Rata-rata (hari)

Gambar 6.28. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan hasil uji Kruskal-Wallis diperoleh nilai p<0,05, artinya ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata penderita perdarahan antepartum berdasarkan keadaan ibu sewaktu pulang. Hal ini menunjukkan lama rawatan rata-rata penderita yang pulang berobat jalan secara bermakna lebih lama daripada pulang dalam keadaan sembuh dan pulang atas permintaan sendiri.

Penderita yang pulang berobat jalan dalam penelitian ini adalah penderita yang seharusnya masih dirawat di rumah sakit sampai keadaannya benar-benar pulih dan penderita diizinkan pulang jika keadaan fisiknya sudah mulai membaik tapi

masih harus tetap memeriksakan atau mengontrol kesehatannya ke rumah sakit. Penderita bisa dikatakan membaik atau sembuh jika tekanan darah normal, kadar Hb normal, dan tidak terjadi perdarahan lagi.

Penderita yang pulang atas permintaan sendiri lama rawatan rata-ratanya paling singkat, hal ini dikaitkan dengan penderita yang sudah merasa sembuh dan minta diizinkan pulang oleh dokter. Kadar Hb penderita pada saat masuk rumah sakit

yaitu pulang sembuh diantaranya ≤ 11gr% sebesar 36,1%, pulang berobat jalan

diantaranya ≤ 11gr% sebesar 33,3%, dan pulang atas permintaan sendiri ≤ 11gr% sebesar 50,0%.

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan

7.1.1. Kecenderungan kunjungan penderita perdarahan antepartum di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan berdasarkan tahun 2004-2008 menunjukkan penurunan dengan persamaan garis y = -3,8x + 28,4. Proporsi tertinggi pada tahun 2005 yaitu 34 kasus (40,0%).

7.1.2. Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan sosiodemografi diperoleh jumlah yang tertinggi pada kelompok umur 20-35 tahun 81,2%, suku Batak 84,7%, agama Kristen Protestan 64,7%, pekerjaan ibu rumah tangga 52,9%, dan daerah asal kota Medan 89,4%.

7.1.3. Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan mediko obstetri diperoleh jumlah yang tertinggi pada paritas nullipara 34,2%, usia kehamilan >28 minggu 82,4%, penyebab perdarahan plasenta previa 92,9%, ada riwayat kehamilan/persalinan jelek 25,9%, dan jenis riwayat kehamilan/persalinan jelek seksio cesarea 50,0%.

7.1.4. Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan gejala objektif

diperoleh jumlah yang tertinggi pada kadar Hb ≥11gr% 63,5%, anemia ringan 96,8%, tekanan darah sistolik rendah 58,8% dan tekanan darah diastolik normal 49,4%, tinggi fundus uteri normal 83,5%, dan denyut jantung janin normal 98,8%.

7.1.5. Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan status rawatan diperoleh jumlah yang tertinggi pada asal kedatangan yaitu rujukan 71,8%, jenis rujukan yaitu dokter spesialis kandungan 90,2%, tindakan medis aktif 77,6%, keadaan bayi lahir hidup 95,5%, dan pulang dalam keadaan sembuh 84,7%.

7.1.6. Lama rawatan rata-rata ibu yang mengalami perdarahan antepartum 5,79 hari (6 hari).

7.1.7. Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara tindakan medis berdasarkan penyebab perdarahan. (p = 0,580)

7.1.8. Dengan uji chi-square tidak dapat diketahui apakah ada perbedaan proporsi yang bermakna antara paritas berdasarkan penyebab perdarahan, dan keadaan sewaktu pulang berdasarkan tindakan medis karena expected count <5 lebih dari 25 %..

7.1.9. Tidak ada perbedaan lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penyebab perdarahan.(p = 0,733)

7.1.10. Tidak ada perbedaan lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan tindakan medis. (p= 0,058)

7.1.11. Lama rawatan rata-rata penderita yang pulang berobat jalan secara bermakna lebih lama daripada pulang dalam keadaan sembuh dan pulang atas permintaan sendiri ( F=4,765; p=0,030; 7,67 hari vs 5,68 hari vs 3,50 hari).

7.2. Saran

7.2.1. Kepada dokter dan perawat di bagian obstetri dan ginekologi diharapkan lebih memberikan informasi kepada ibu hamil mengenai penyakit dan komplikasi yang dapat timbul selama kehamilan.

7.2.2. Kepada pihak Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan diharapkan untuk melengkapi pencatatan pada kartu status khususnya yang berkaitan dengan perdarahan antepartum, seperti keluhan, tinggi fundus uteri, dan keadaan janin.

7.2.3. lbu-ibu yang mempunyai faktor-faktor resiko untuk terjadinya perdarahan antepartum agar waspada dan selalu memeriksakan kehamilannya kepada tenaga ahli secara teratur.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dinkes Propinsi Sumatera Utara, 2004. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera

Utara Tahun 2005. Medan.

2. Djaja, S., 2005. The Determinant of Maternal Morbidity in Indonesian.WHO

South East Asia New Region vol 4 number 1 and 2. New Delhi.

3. Manuaba, IBG., 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Penerbit

Arcan, Jakarta.

4. WHO, 2007. Maternal Mortality in 2005. http://www.who.int. Diakses pada

tanggal 18 April 2009.

5. Sarumpaet, S., 2000. Pengaruh Kondisi Fisik dan Riwayat Persalinan Ibu

Terhadap Terjadinya Persalinan Beresiko di Rumah Sakit di Kotamadya Medan dan Sekitarnya, Majalah Info Kesehatan FKM USU, No.6, April 2000.

6. Suyono, dkk, 2008. Hubungan Antara Ibu Hamil dengan Frekuensi Solusio

Plasenta di RSUD Dr.Moewardi Surakarta. http://www.kalbe.co.id.

Cermin Dunia Kedokteran vol 34 no.5/158 Sep-Okt 2007. Diakses pada tanggal 5 Februari 2009.

7. Dinkes Kota Medan, 2003. Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2002,

Medan.

8. Koblinsky, M., 1997. Kesehatan Wanita, Sebuah Perspektif Global, UGM

Press, Yogyakarta.

9. Royston, E.,dkk., 1994. Pencegahan Kematian Ibu Hamil. Penerbit Bina

Rupa Aksara, Jakarta.

10.Rukmini, LK, 2008. Gambaran Penyebab Kematian Maternal di Rumah Sakit:

Studi di RSUD Pesisir Selatan, RSUD Padang Pariaman, RSUD Sikka, RSUD Larantuka dan RSUD Serang, 2005.

http://www.kalbe.co.id. Cermin Dunia Kedokteran vol 34 no.5/158 Sep-Okt 2007. Diakses pada tanggal 11 Februari 2009.

11.Tarigan, D., 1994. Perdarahan Selama Kehamilan. Bagian Anatomi FK

USU, Medan.

12.Winkjosastro, H., 1999. Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga cetakan V. Penerbit

13.Wardana, A., dan Karkata, K., 2008. Faktor Resiko Plasenta Previa.

http://www.kalbe.co.id. Cermin Dunia Kedokteran vol 34 no.5/158 Sep-Okt 2007. Diakses pada tanggal 11 Februari 2009.

14.Chalik, TMA., 1997. Hemoragi Utama Obstetri dan Ginekologi. Penerbit

Widya Medika, Jakarta.

15.Erlina, 2008. Karakteristik Solusio Plasenta di Bagian Obstetri dan

Ginekologi RSUD Arifin Achmad Pekan Baru Periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006. http://kuliahbidan.wordpress.com. Diakses pada tanggal 5 Februari 2009.

16.Simbolon, ME., 2004. Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum

yang Dirawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 1999- 2003. Skripsi FKM USU, Medan.

17.Bangun, FR., 2005. Karakteristik Ibu Penderita Perdarahan Antepartum

Rawat Inap di Badan Pelayanan RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2001-2004. Skripsi FKM USU, Medan.

18.Manuaba, IBG., 1998. Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan, dan

Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Penerbit EGC, Jakarta.

19.Mochtar, R., 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi. Jilid 1 dan 2. Edisi II. Penerbit EGC, Jakarta.

20.Sastrawinata, S., 1984. Obstetri Patologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD, Bandung.

21.Pritchard, Mc., 1991. Obstetri Williams. Edisi 17. Penerbit EGC, Jakarta.

22.Manuaba, IBG., 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

Ginekologi dan KB. Penerbit EGC, Jakarta.

23.Schwartz, R.H., 1997. Catatan Kuliah Kedaruratan Obstetri. Edisi Ketiga.

Penerbit Widya Medika, Jakarta.

24.Saifuddin, A.B., 1991. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi.

Bagian I. Penerbit FK UI, Jakarta.

25.Manuaba, IBG., 1993. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan

26.Anurogo, D., 2008. Tips Praktis Mengenali Plasenta Previa.

http://kuliahbidan.wordpress.com. Diakses pada tanggal 11 Februari 2009.

27.Cuningham, FG., 1993. Obstetri Haemorrhage in : William Obstetri

Appleton Century Crarfts, USA.

28.Hacker, Moore, 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Edisi II. Penerbit Hipokrates, Jakarta.

29.Soedarto, HR., 2002. Gambaran Epidemiologik Penderita Komplikasi

Kehamilan di Bangsal Bersalin RSUD Ulin Banjarmasin 1998-2001. Dexa Media Vol.15, No.4. Jakarta

30.Christina, I, 1996. Sejarah Kebidanan : Perawatan Kebidanan Sebelum

Melahirkan. Jilid I. Penerbit Bratara, Jakarta.

31.Sastrawinata, S., 1983. Obstetri Fisiologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD, Bandung.

32.Albertus, J., 1993. Pendekatan Kehamilan Resiko Tinggi. Majalah Medika

No.8. Jakarta.

33.Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian

Klinis. Penerbit Sagung Seto, Jakarta.

34.RS St. Elisabeth Medan, 2007. Profil Rumah Sakit St. Elisabeth Medan

Tahun 2007. Medan

35.Gultom, A. 2002. Karakteristik Penderita Plasenta Previa yang Dirawat

Inap di RSU dr.Pirngadi Medan Tahun 1999-2001. Skripsi FKM USU Medan.

36.Syaebani, MR. 2008. Gambaran Perdarahan Antepartum di RSUD dr.

Soebandi Jember Periode 1 Januari-2004-31 Desember 2005. http://www.library.unej.ac.id. Diakses pada tangggal 1 Juni 2009.

Dokumen terkait