• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran A Bentuk: Surat Perjanjian

Dalam dokumen D O K U M E N P E N G A D A A N (Halaman 69-77)

SURAT PERJANJIAN

PEKERJAAN PENYEDIAAN JASA CLEANING SERVICE DI BPK RI PERWAKILAN PROVINSI DKI JAKARTA

JL. MT. HARYONO KAV.34 PANCORAN JAKARTA SELATAN 12770 Nomor: _________________

Pada hari ini, _____ tanggal _____ bulan _____ tahun _____, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : Sidik Sardjoko, SE., MM. Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen

Alamat : Jl. MT. Haryono Kav.34 Jakarta Selatan 12770

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama BPK RI Perwakilan Provinsi DKI Jakarta, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

2. Nama : _____

Jabatan : _____

NPWP : _____

Alamat : _____

Berdasarkan Akte Notaris ... Nomor ... tanggal ... yang beralamat di ... bertindak untuk dan atas nama perusahaan tersebut di atas selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Dengan berdasarkan kepada:

1. DIPA BPK RI Perwakilan Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2012 Nomor:

2. Surat Penawaran Harga _____ tanggal _____ 3. Berita Acara Evaluasi Penawaran tanggal _____

4. Laporan Panitia tanggal _____ tentang usulan calon pemenang 5. Surat Keputusan Pemenang No. _____ tanggal _____

Dengan ini menyatakan kedua belah pihak telah setuju dan sepakat untuk mengikat diri dalam suatu surat perjanjian Pekerjaan Jasa Cleaning Service di BPK RI Perwakilan Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2012, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal tersebut di bawah ini:

Pasal 1

MAKSUD DAN TUJUAN

PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima tugas tersebut, yaitu melaksanakan perjanjian Pekerjaan

Jasa Cleaning Service BPK RI Perwakilan Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2012 sampai selesai dan dapat diterima dengan baik oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan syarat-syarat yang tercantum dalam surat perjanjian ini.

Pasal 2 TUGAS PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima tugas tersebut yaitu melaksanakan perjanjian Pekerjaan Jasa Cleaning Service BPK RI Perwakilan Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2012, dengan spesifikasi sesuai penawaran pada dokumen pengadaan.

Pasal 3

DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 di atas harus dilaksanakan PIHAK KEDUA atas dasar referensi-referensi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini, yaitu:

1. Dokumen pengadaan dengan semua perubahan sesuai dengan Berita Acara Pemberian Penjelasan/Aanwijzing

2. Kecuali ditentukan lain, semua ketentuan-ketentuan dan peraturan administrasi teknis yang tercantum dalam:

a. Undang-undang Nomor ____ tentang APBN tahun anggaran 2012 b. Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 dan seluruh aturan

perubahannya.

c. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan tertulis yang diberikan Pemberi Tugas dalam Pasal 3 perjanjian ini

d. Selain ketentuan-ketentuan tersebut di atas juga terkait kepada peraturan-peraturan lain yang berlaku ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan ini.

e. Ketentuan/peraturan tentang hak cipta dan hak paten.

Pasal 4

JAMINAN PELAKSANAAN

1. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan berupa Surat Jaminan dari Bank yang diakui pemerintah sebesar 5% dari perkiraan total nilai kontrak yang dihitung dan disetujui bersama antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, selambat-lambatnya sebelum Surat Perjanjian ini ditandatangani kedua belah pihak.

2. Jaminan pelaksanaan mempunyai masa berlaku minimal 12 bulan sejak Surat Perjanjian ini ditandatangani, Jaminan tersebut akan diserahkan kembali oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, setelah semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, yang dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.

3. Dalam surat Jaminan Pelaksanaan harus mencantumkan klausul/ketentuan bahwa Jaminan Pelaksanaan menjadi milik Pemberi

Tugas dan dapat dicairkan oleh PIHAK PERTAMA tanpa persetujuan PIHAK KEDUA, bilamana PIHAK KEDUA ingkar janji/tidak sanggup melaksanakan kewajibannya sesuai dengan Surat Perjanjian ini.

4. Apabila terjadi perpanjangan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan akibat keadaan memaksa, PIHAK KEDUA wajib memperpanjang masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan sampai dengan masa perjanjian yang baru berakhir dan harus dijamin tidak ada waktu senggang diantaranya.

Pasal 5

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1. Jangka waktu surat perjanjian ini yang disebut dalam pasal 2 Surat Perjanjian ini ditetapkan selama sembilan bulan terhitung sejak diterbitkannya surat penunjukan pemenang dan perintah kerja.

2. Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat 1 ini tidak dapat diubah PIHAK KEDUA, kecuali adanya keadaan memaksa yang telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA seperti diatur dalam pasal 15 surat perjanjian ini dan penghentian pekerjaan atas perintah PIHAK PERTAMA karena sesuatu hal diluar kewenangan PIHAK KEDUA.

3. Perubahan jangka waktu tersebut pada ayat 5 pasal ini, harus disetujui oleh PIHAK PERTAMA secara tertulis.

Pasal 6

PENYERAHAN BARANG

1. Pekerjaan Jasa Cleaning Service di BPK RI Perwakilan Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2012 seperti yang tercantum di dalam pasal 1 surat perjanjian ini harus dalam keadaan baik dan lengkap serta tidak ada cacat yang tersembunyi oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA yang dinyatakan dengan Berita Acara Serah Terima.

Pasal 7 JAMINAN

1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab dan wajib menyediakan sarana-sarana untuk keselamatan para tenaga kerjanya guna menghindari bahaya yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.

2. Jika terjadi kecelakaan pada saat pelaksanaan pekerjaan, maka PIHAK KEDUA diwajibkan memberikan pertolongan kepada korban dan segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat dari kecelakaan tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

3. Hubungan antara tenaga kerja dengan PIHAK KEDUA sepanjang tidak diatur secara khusus adalah tunduk kepada peraturan-peraturan yang berlaku.

Pasal 8

HARGA PEKERJAAN

1. Harga pekerjaan adalah Rp ____ (____) yang dibebankan pada DIPA BPK RI Perwakilan Provinsi DKI Jakarta No. _____ tanggal _____ yang merupakan jumlah yang pasti dan tetap

2. Dalam jumlah satuan tersebut di atas sudah termasuk segala pengeluaran pemborongan beserta pajak-pajak dan biaya-biaya lainnya yang harus dibayar oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

3. Harga satuan tersebut dalam ayat 1 pasal ini dilaksanakan berdasarkan Dokumen Pengadaan dan Berita Acara Aanwijzing yang merupakan satu kesatuan dengan perjanjian ini.

4. Pembayaran akan dibebankan pada DIPA BPK RI Perwakilan Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2012 Nomor: _____ tanggal _____ dan pelaksanaan pembayaran akan dilakukan oleh BPK RI Perwakilan Provinsi DKI Jakarta ke Nomor Rekening PIHAK KEDUA Nomor A/C ... Bank ... atas nama _____

Pasal 9

CARA PEMBAYARAN

1. Pembayaran dilaksanakan secara bertahap setiap bulan berdasarkan nilai pekerjaan sesungguhnya yang telah diselesaikan oleh PIHAK KEDUA dan telah diterima oleh PIHAK PERTAMA yang dibuktikan dengan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.

2. Bila diperlukan, PIHAK KEDUA dapat meminta uang muka kepada PIHAK PERTAMA yang besarnya ditentukan oleh PIHAK PERTAMA dengan mempertimbangkan ketentuan yang berlaku.

3. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA Jaminan Uang Muka berupa Surat Jaminan dari bank umum sebesar nilai uang muka yang diterima dari PIHAK PERTAMA. Surat Jaminan Uang Muka tersebut harus sudah diterima oleh PIHAK PERTAMA sebelum PIHAK KEDUA menerima uang muka.

4. Pengembalian uang muka diperhitungkan berangsur secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan selesai.

5. Termin pembayaran per triwulan

Pasal 10

SANKSI DAN DENDA

Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat menyerahkan pekerjaan sesuai dengan jangka waktu yang tercantum dalam pasal 5 perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA akan dikenakan sanksi denda sebesar 1‰ (satu permil) dari harga

borongan, untuk setiap hari keterlambatan. Denda tersebut akan dipotong langsung oleh PIHAK PERTAMA pada saat pembayaran.

Pasal 11

PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Penyimpangan-penyimpangan dan atau perubahan-perubahan yang merupakan penambahan atau pengurangan pekerjaan hanya dianggap sah sesudah mendapat perintah tertulis dari pemberi tugas atau PIHAK PERTAMA dengan menyebutkan jenis dan rincian pekerjaan.

2. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga satuan pekerjaan terlebih dahulu diusulkan kepada pemberi tugas.

3. Harga pekerjaan tambah kurang dalam ayat 1 dan 2 pasal ini setinggi-tingginya 10% dari harga borongan dan sudah termasuk pajak yang akan dibayarkan oleh PIHAK KEDUA.

4. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk menambah waktu penyelesaian pekerjaan, kecuali atas persetujuan PIHAK PERTAMA.

5. Untuk pekerjaan tersebut di atas, dibuat perjanjian tambahan (Addendum Kontrak).

6. Pelaksanaan pembayaran pekerjaan tambah kurang dilakukan sesuai dengan proses kemajuan pekerjaan yang diatur dalam pasal 9 perjanjian ini tentang tata cara pembayaran.

Pasal 12 KENAIKAN HARGA

1. Kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah selama masa pelaksanaan pekerjaan pemborongan ini ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.

2. Pada dasarnya PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan atau klaim atas kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah, terkecuali terjadi tindakan/kebijaksanaan Pemerintah RI dalam bidang moneter, yang diumumkan secara resmi dan diatur dalam Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 13 KEADAAN MEMAKSA

1. Yang dimaksud dengan “keadaan memaksa” dalam perjanjian ini adalah suatu keadaan atau peristiwa yang terjadi diluar kehendak para pihak, sehingga pekerjaan pengadaan yang ditentukan dalam kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi, dan yang digolongkan keadaan memaksa adalah: a. Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, angin topan dan banjir)

b. Kebakaran

c. Perang, huru-hara, pemberontakan, terorisme dan epidemi

2. Apabila terjadi “keadaan memaksa” PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak terjadinya “keadaan memaksa” disertai bukti yang sah, demikian pula pada waktu “keadaan memaksa” berakhir.

3. Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA dapat menyetujui atau menolak secara tertulis “keadaan memaksa” itu dalam jangka waktu 3 (tiga) hari sejak diterimanya pemberitahuan “keadaan memaksa” tersebut dari PIHAK KEDUA.

4. Jika dalam waktu 3 (tiga) hari sejak diterimanya pemberitahuan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA tentang “keadaan memaksa” tersebut, PIHAK PERTAMA tidak memberikan jawaban, maka PIHAK PERTAMA dianggap menyetujui adanya “keadaan memaksa” tersebut.

Pasal 14 SUB KONTRAKTOR

PIHAK KEDUA tidak diperkenankan untuk menyerahkan sebagian atau seluruh pekerjaan kepada pihak lain atau PIHAK KETIGA, yang apabila dilakukan maka PIHAK PERTAMA akan membatalkan perjanjian ini secara sepihak.

Pasal 15

PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak perjanjian ini tanpa menggunakan pasal-pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang

Hukum Perdata, setelah PIHAK PERTAMA memberikan

peringatan/teguran tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut tetapi PIHAK KEDUA tetap tidak mengindahkannya dalam hal:

a. Dalam hal satu bulan terhitung sejak tanggal surat penunjukan pemenang dan perintah kerja ini diterbitkan PIHAK KEDUA tidak atau belum memulai melaksanakan pekerjaan pemborongan sebagaimana diatur dalam pasal 2 surat perjanjian ini yang semata-mata akibat kesalahan PIHAK KEDUA

b. Dalam waktu satu bulan berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan yang telah dimulainya

c. Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat penyelesaian pekerjaan pengadaan ini

d. PIHAK KEDUA telah memborongkan sebagian/seluruh pekerjaan

e. Apabila jumlah denda kumulatif telah mencapai maksimum 5% (lima persen) dari perkiraan nilai total pekerjaan ini

2. Jika terjadi pemutusan perjanjian secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini, PIHAK PERTAMA dapat menunjuk pemborong lain atas kehendak dan berdasarkan pilihannya sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan pemborongan tersebut, PIHAK KEDUA harus menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA segala arsip, gambar-gambar, perhitungan-perhitungan dan keterangan-keterangan lainnya yang berhubungan dengan surat perjanjian ini.

3. Dalam hal terjadi pemutusan perjanjian sebagaimana dimaksud ayat 2 pasal ini, maka PIHAK PERTAMA akan menetapkan penilaian prestasi pelaksanaan pekerjaan dan memperhitungkan pembayarannya dengan prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan oleh PIHAK KEDUA.

4. Dalam hal demikian, maka jaminan pelaksanaan yang telah diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, diatur berdasarkan ketentuan pasal 4 ayat 3 perjanjian ini.

Pasal 16

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan diselesaikan secara musyawarah.

2. Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini tidak dapat diterima oleh salah satu pihak atau kedua belah pihak, maka perselisihan ini akan diteruskan melalui Pengadilan Negeri.

Pasal 17

TEMPAT KEDUDUKAN

Untuk melaksanakan perjanjian pemborongan ini, beserta segala akibat hukumnya, kedua belah pihak telah memilih tempat kedudukan (domisili) yang tetap dan sah di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Pasal 18 LAIN-LAIN

Segala sesuatu yang belum diatur dalam surat perjanjian ini berpedoman pada ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang mengatur tentang pemborongan pengadaan barang dan jasa untuk kepentingan pemerintah dan perubahan-perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih lanjut dalam surat perjanjian tambahan (addendum) dan merupakan perjanjian yang tidak terpisahkan dari surat perjanjian ini.

Pasal 19 PENUTUP

1. Surat Perjanjian Pemborongan ini ditandatangani oleh kedua belah pihak di Jakarta pada hari dan tanggal tersebut diatas, yang aslinya dalam rangkap secukupnya, masing-masing dibubuhi materai secukupnya dan keduanya mempunyai kekuatan hukum yang sama.

2. Surat Perjanjian ini dinyatakan berlaku sejak ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

PIHAK KEDUA _____

_____

PIHAK PERTAMA

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN BPK RI PERWAKILAN PROVINSI DKI

JAKARTA

Sidik Sardjoko, SE., MM. NIP 19601125 198303 1 007

Lampiran B Bentuk: Surat Perintah Mulai Kerja

Dalam dokumen D O K U M E N P E N G A D A A N (Halaman 69-77)

Dokumen terkait