• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN EVALUASI

C. LAMPIRAN-LAMPIRAN SPT TAHUNAN PPh ORANG PRIBADI

SPT Tahunan orang pribadi terdiri dari SPT induk beserta lampiran-lampiranya. SPT induk pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi adalah formulir 1770, dengan lampiran-lampiranya sebagai satu kesatuan yang tak terpisah, berupa:

46

a. Induk SPT (Formulir 1770)

Berupa SPT Tahunan PPh wajib pajak orang pribadi yang mempunyai penghasilan:

• Dari usaha/pekerjaan bebas yang menyelenggarakan pembukuan norma penghitungan penghasilan neto

• Dari satu atau lebih pemberi kerja

• Yang dikenakan PPh final/atau bersifat final

• Dari penghasilan lain b. Lampiran I (Formulir 1770-I)

Berisi penghasilan neto dalam negeri dalam usaha, pekerjaan bebas dan dari luar usaha bagi wajib pajak menggunakan norma penghitungan neto.

c. Lampiran II (Fornulir 1770-II)

Berisi daftar pemotongan/pemungutan PPh oleh pihak lain, PPh yang ditanggung oleh pemerintah, penghasilan neto dan pajak atas penghasilan yang dibayar/dipotong di luar negeri.

d. Lampiran III (Formulir 1770-III)

• Penghasilan yang dikenakan pajak final dan/atau bersifat final

• Penghasilan yang ttidak termasuk objek pajak

• Penghasilan isteri yang dikenakan pajak secara terpisa e. Lampiran IV (Formulir 1770-IV)

Berisi:

• Harta pada ahkir tahun

• Kewajiban/utang pada akhir tahun

• Daftar susunan anggota keluarga

D. KELENGKAPAN SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG

PRIBADI

SPT Tahuan PPh wajib pajak orang pribadi (formulir 1770-I) yang disampaikan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)/Kantor Penyuluhan Pelayanan dan Konsultasi Pajak (KP2KP) dinyatakan lengkap apabila telah dilampiri denagn:

a. Seluruh formulir yang telah dibukukan yaitu formulir 1770 I sampai dengan 1770 IV (baik yang diisi maupun yang tidak diisi)

b. Surat kuasa khusus jika SPT Tahunan ini ditandatangani bukan oleh wajib pajak (Pasal 4 ayat (3) UU KUP)

48

c. Surat setoran pajak PPh pasal 29 tahun pajak yang bersangkutan, yaitu pelunasan PPh yang kurang dibayar pada angka 19 (Pasal 29 UU KUP).

d. Neraca dan laporan laba rugi tahun pajak yang bersangkutan bagi wajib pajak yang menyelenggarakan pembukuan atau rekapitulasi bulanan peredaran/penerimaan bruto dan biaya bagi wajib pajak yang memilih menggunakan norma penghitungan penghasilan netto (Pasal 28 UU KUP).

e. Penghitungan kompensasi kerugian bagi wajib pajak yang melaporkan adanya kompensasi kerugian.

f. Bukti pemotongan/pemungutan oleh pihak lain/ditanggung pemerintah dan yang dibayar/dipotong di luar negeri.

g. Foto kopi:

• Formulir 1721-AI (Formulir penghasilan dan penghitungan PPh pasal 21 pegawai tetap atau penerima pension atau THT dan/atau:

• Formulir 1721-A2 (Formulir penghasilan dan penghitungan PPh pasal 21 pegawai negeri sipil, anggota TNI/POLRI, pejabat Negara, dan pensiunanya.

h. Perhitungan angsuran PPh pasal 25 tahun berikutnya.

i. Fotokopi tanda bukti pembayaran fiscal luar negeri (TBLFN)

j. Penghitungan PPh terutang bagi wajib pajak kawin pisah harta dan/atau mempunyai NPWP sendiri.

k. Daftar jumlah penghasilan dan pembayran PPh pasal 25 wajib dilampirkan oleh orang pribadi pengusaha tertentu.

l. Lampiran-lampiran berupa bukti pendukung atau untuk menjelaskan perhitungan besarnya penghasilan yang dibuat sendiri oleh wajib pajak, misalnya:

• Fotokopi bukti setoran zakat dan sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama.

• Fotokopi izin tenaga kerja asing (IKTA) yang masih berlaku untuk WP Orang asing.

• Fotokopi surat keterangan penghasilan (Cerifikate Of Income) dari perusahaan induk untuk WP Orang asing.

E. SANKSI-SANKSI KARENA TIDAK MENYAMPAIKAN SPT

TAHUNAN PPh ORANG PRIBADI

Sesuai dengan system Self Assesment, wajib pajak harus mengisi SPT Tahunan tersebut dengan benar, len gkap, jelas serta tepat waktu dalam pembayaran dan pelaporanya. Apabila wajib pajak melakukan kelalaian ataupun dengan sengaja melakukan tindakan yang merugikan Negara, maka wajib pajak tersebut dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Sanksi-sanksi tersebut antara lain:

50

1. Ditegur secara tertulis yang ditujukan kepada wajib pajak. Apabila wajib pajak tidak memberikan tanggapan maka akan dikenakan sanksi sebagai berikut:

a) Sanksi denda administrasi

Apabila SPT Tahunan PPh orang pribadi tidak disampaikan atau disampaikan melampaui batas waktu penyampaian SPT Tahunan akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah)

Pasal 7 UU KUP Nomor.28 Tahun 2007

b) Sanksi bunga

Dalam hal wajib pajak membetulkan SPT Tahunan yang mengakibatkan utang pajak semakin besar, kepada wajib pajak tersebut dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas jumlah pajak yang kurang bayar, dihitung sejak saat penyampaian SPT berakhir sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung 1 (satu) bulan.

c) Sanksi kenaikann

Wajib pajak karena kealpaanya tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar, lengkap dan jelas sehingga dapt menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara, apabila kealpaan tersebuat pertama kali dilakukan oleh wajib pajak dan wajib pajak tersebut wajib melunasi kekurangan jumlah pajak yang tertang beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 200% (dua ratus persen) dari jumlah pajak yang kurang dibayar yang diterbitkan melalui Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB).

Pasal 13 A UU KUP Nomor 28 Tahun 2007

d) Setiap wajib pajak karena kealpaanya tidak menyampaikan SPT atau menyampikan SPT tetapi isinya tidak benar, tidak lengkap atau tidak jelas atau melampirakan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara, maka akan didenda paling sedikit 1 (satu) kali jumlah pajak yang terutang yang tidak atau kurang dibayar, atau dipidana kurungan peling singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 1 (satu) tahu.

Pasal 38 UU KUP Nomor 28 Tahun 2007.

52

F. FAKTOR-FAKTOR WAJIB PAJAK TIDAK MENYMAPIKAN SPT

TAHUNAN PPh ORANG PRIBADI

Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan timur, berdasarkan data yang diperoleh dari seksi pelayanan:

• Jumlah wajib pajak yang terdaftar/ yang aktif terutama wajib pajak orang pribadi sampai dengan tanggal 31 mei

• Jumlah wajib pajak yang melaporkan SPT Tahunan WP OP sebanyak

• Jumlah wajib pajak yang menyampaikan SPT Tahunan WP OP sebanyak

Berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan timur, wajib pajak yang tidak menyampaikan SPT Tahunan WP OP rata-rata disebabkan karena:

1. Wajib pajak tersebut tidak melakukan kegiatan usaha atau dengan kata lain wajib pajak tersebut mengalami dan menutup kegiatan usahanya tetapi wajib pajak tersebut tidak melaporkan bahwa wajib pajak tersebut telah menutup kegiatan usahanya atau usahanya mengalami kebangkrutan.

2. Wajib pajak pindah alamat dan terdaftar pada KPP lain dan wajib pajak tersebut tidak memberitahukan kepada KPP lama bahwa dia telah pindah alamat.

3. Wajib pajak yang bersangkutan telah meninggal dunia, tetapi keluarga wajib pajak yang ditinggalkan tidak mengajukan permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

4. Karena kurangnya pengetahuan wajib pajak dan kesadaran wajib pajak dalam mengisi SPT Tahunan PPh OP.

G. PERANAN KONSULTAN PAJAK DALAM PENYAMPAIAN SPT

TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

Konsultan pajak adalah orang yang ahli dalam perpajakan. Keberadaan konsultasi perpajakan di Indonesia secara yuridis telah diatur secara yuridis telah diatur secara khusus dengan keputusan Menteri Keuangan yaitu KMK Nomor.408/KMK.01/1995 Tanggal 31 Agustus 1995 tentang konsultasi pajak.

Profesi konsultasi pajak ini sangat membantu bagi wajib pajak dalam tata cara menyampaikan SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi sehingga wajib pajak dengan mudah menyampaikan SPT tahunanya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dengan benar sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Disinilah profesi konsultan pajak sangat bermanfaat dan memiliki peranan penting dalam hal kewajiban perpajakan wajib pajak. Wajib pajak dapat

54

menyampaikan SPT Tahunanya dengan benar, lengkapdan jelas serta tepat waktu atas bantuan konsultan, bukan karena kemampuan mereka.

Padahal menurut sistem Self Assessment yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, wajib pajak telah diberikan kewajiban untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, melaporkan dan mempertanggungjawabkan sendiri pajak terutangnya, namun pada kenyataanya yang terjadi, para wajib pajak orang pribadi masih banyak menggunakan jasa konsultan pajak untuk menghitung serta melaporkan pajak terutang mereka ke kantor pelayanan pajak atau tempat lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa konsultan pajak berperan besar dalam bidang perpajakan. Semakin banyak wajib pajak yang menggunakan jasa konsultan pajak dalam penyampaian SPT, maka semakin besar peranan konsultan pajak dalam bidang perpajakan baik bagi wajib pajak itu sendiri maupun bagi pemerintah. Konsultan pajak hadir untuk memberikan jalan keluar dengan menyodorkan peran sebagai penghubung antara Wajib Pajak dan Pemerintah dalam hal petugas pajak. Kehadiran konsultan pajak akan dapat membuat pelaku bisnis tetap dapat focus dan tennang dengan bisnis masing-masing sementara disisi lain pemenuhan kewajiban perpajakan tetap dapat dilaksanakan secara efisien. Sedangkan bagi pemerintah keberadaan konsultan pajak dapat membantu memastikan penerimaan pajak yang berkesinambungan.

55

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan dalam ban-bab terdahulu, baik dilihat secara teoritis maupun secara praktik, maka dapt ditarik kesimpulan, antara lain:

1. SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak orang pribadi untuk melaporkan identitas diri, harta, kewajiban/utang, pengasilan dan perhitungan serta pembayaran pajak setiap tahun.

2. Setiap akhir tahun pajak, wajib pajak diwajibkan menyampaikan SPT Tahuan dengan benar, lengkap, jelas serta ditandatangani oleh wajib pajak atau kuasanya ke Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar. SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi paling lambat disampaikan 3 (tiga) bulan sejak berakhirnya tahun pajak atau pada tanggal 31 maret.

Bagi wajib pajak yang telah melaporkan pajaknya dengan benar sesuai peraturan perundang-undangan perppajakn yang berlaku, besarnya pajak terutang yang diberitahukan oleh wajib pajak dalam surat pemberitahuan menjadi pasti apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak tidak diterbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP). Pasal 13 ayat (4) UU KUP Nomor 28 Tahuan 2007.

56

B. SARAN

1. Setelah penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur, penulis menemukan msakah yang terjadi dalam tingkat kesadaran wajib pajak dalm hal menyampaikan SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi yaitu masih banyak wajib pajak yang tidak nenyampaikan SPT Tahuan yang mengakibatkan berkurangnya penerimaan Negara. Untuk itu, penulis menyarankan agar pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur mentelenggarakan sosialisasi tentang pentingnya menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) kepada seluruh masyarakat khususnya di lingkungan kerja KPP Medan Timur.

2. Hendaknya wajib pajak khususnya wajib pajak orang pribadi agar membaca terlebih dahulu buku pedoman tentang penyampaian SPT Tahunan yang telah diberikan pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.

3. Hendaknya wajib pajak khusunya wajib pajak orang pribadi agar berkonsultasi terlebih dahulu kepada Account Representative (AR) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama sebelum sebelum melapor, agar tidak terdapat kesalahan pada SPT yang akan disampaikan.

Dokumen terkait