Teknik penghitungan nilai ini dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan dan situasi. Matriks Perhitungan Nilai
1. Sosialisasi dan Sasaran
Pilihan Skor
Tidak ada sosialisasi. 0
Sosialisasi kepada laki-laki saja. 1
Sosialisasi kepada < 30% perempuan. 2
Sosialisasi kepada 30% - 40% perempuan. 3
Sosialisasi kepada > 40% perempuan. 4
Catatan: Format yang sama dapat digunakan untuk Sosialiasi Tahap I, II, III. 2. Pelaksanaan Sosialisasi and Konsultasi dengan Masyarakat
Pilihan Skor
Tidak ada sosialisasi. 0
Semua sosialisasi dilaksanakan pada malam hari. 1 Badan pengelola air limbah berkonsultasi dengan
perempuan mengenai jadwal dan lokasi sosialisasi yang cocok.
2 Jadwal dan lokasi sosialisasi dipilih sesuai dengan
kebutuhan perempuan dan laki-laki. 3
Perempuan dan laki-laki sama-sama dipilih sebagai kader masyarakat dalam mempromosikan program pengelolaan air limbah.
4 Catatan: Format yang sama dapat digunakan untuk Sosialiasi Tahap I, II, III.
39
Pilihan Skor
Tidak ada kebijakan daerah mengenai sanitasi. 0 Ada kebijakan daerah tetapi penyusunannya tidak
melibatkan masyarakat. 1
Perempuan dan laki-laki terlibat dalam konsultasi publik
untuk penyusunan kebijakan daerah. 2
Kebijakan daerah memasukkan peraturan umum mengenai keterlibatan perempuan dan laki-laki dalam
pembangunan sanitasi. 3
Kebijakan daerah memasukkan peraturan spesifik dan teknis mengenai keterlibatan perempuan dan laki-laki
dalam pembangunan sanitasi. 4
3. Kebijakan Daerah Mengenai Sanitasi
4. Pemantauan Lapangan oleh Petugas
Pilihan Skor
Tidak ada kunjungan reguler ke lokasi pelayanan. 0 Kunjungan lapangan dilakukan kurang dari sekali dalam
6 (enam) bulan. 1
Kunjungan lapangan dilakukan lebih dari sekali dalam 6 (enam) bulan dan petugas dari Badan Pengelola Air
Limbah berdiskusi dengan pelanggan laki-laki saja. 2 Kunjungan lapangan dilakukan oleh petugas
laki-laki sebanyak lebih dari sekali dalam 6 (enam) bulan dan petugas tersebut berdiskusi dengan pelanggan perempuan dan laki-laki.
3 Kunjungan lapangan dilakukan oleh petugas perempuan
dan laki-laki sebanyak lebih dari sekali dalam 6 (enam) bulan dan petugas tersebut berdiskusi dengan pelanggan perempuan dan laki-laki.
40
Panduan Pengintegrasian Gender; Dalam Program Pengelolaan Air Limbah Berbasis Kelembagaan 5. Pengaduan Pelanggan
6. Dukungan untuk Rumah tangga Berpenghasilan Rendah
Pilihan Skor
Tidak ada sistem pengaduan formal. 0
Ada sistem pengaduan dengan pencatatan keluhan yang memilah antara keluhan dari perempuan dan
laki-laki, serta rekaman respon atas pengaduan. 1 Sistem pengaduan yang ditetapkan oleh badan
pengelola air limbah cocok bagi pelanggan perempuan dan laki-laki. Mereka juga mengetahui tentang bagaimana cara melakukan pengaduan.
2 Perempuan menyampaikan kepuasannya atas
kemudahan dalam mengajukan pengaduan/keluhan
kepada badan pengelola air limbah. 3
Perempuan menyampaikan kepuasannya atas kecepatan respon dari badan pengelola air limbah
terhadap pengaduan/keluhan yang diajukannya. 4
Pilihan Skor
Tidak ada pertimbangan yang memungkinkan rumah tangga berpenghasilan rendah untuk memperoleh
sambungan air limbah. 0
Lembaga pengelola air limbah berkonsultasi dengan rumah tangga berpenghasilan rendah mengenai
kapasitas membayar. 1
Ada sistem yang membantu rumah tangga berpenghasilan rendah dalam memperoleh sambungan
air limbah. 2
Ada sistem yang membantu rumah tangga berpenghasilan rendah memperoleh sambungan air limbah dan tetap dapat melakukan pembayaran bulanan.
3 Ada PERDA yang mengatur mengenai dukungan
pelayanan kepada rumah tangga berpenghasilan
41 7. Pengumpulan Retribusi
8. Pemanfaatan Air Hasil Olahan
Pilihan Skor
Pelanggan harus membayar melalui kantor lembaga pengelola air limbah (Dinas PU/PDAM/PDPAL/BLUD
PAL). 0
Lembaga pengelola air limbah berkonsultasi dengan pelanggan laki-laki mengenai lokasi pembayaran yang
diinginkan. 1
Lembaga pengelola air limbah berkonsultasi dengan pelanggan perempuan mengenai lokasi pembayaran
yang diinginkan. 2
Lembaga pengelola air limbah berkonsultasi dengan pelanggan perempuan dan laki-laki mengenai lokasi pembayaran yang diinginkan dan sistem pembayaran yang paling cocok.
3 Ada sistem pengumpulan retribusi yang memungkinkan
perempuan dan laki-laki melakukan pembayaran secara
lokal atau di manapun yang cocok bagi mereka. 4
Pilihan Skor
Pelanggan harus membayar melalui kantor lembaga pengelola air limbah (Dinas PU/PDAM/PDPAL/BLUD PAL).
0 Lembaga pengelola air limbah berkonsultasi dengan pelanggan laki-laki mengenai lokasi pembayaran yang diinginkan.
1 Lembaga pengelola air limbah berkonsultasi dengan pelanggan perempuan mengenai lokasi pembayaran yang diinginkan.
2 Lembaga pengelola air limbah berkonsultasi dengan pelanggan perempuan dan laki-laki mengenai lokasi pembayaran yang diinginkan dan sistem pembayaran yang paling cocok.
3
Ada sistem pengumpulan retribusi yang memungkinkan perempuan dan laki-laki melakukan pembayaran secara lokal atau di manapun yang cocok bagi mereka.
42
Panduan Pengintegrasian Gender; Dalam Program Pengelolaan Air Limbah Berbasis Kelembagaan 9. Sumberdaya Manusia dalam Lembaga Pengelolaan Air Limbah
10. Koordinasi Antar Lembaga: POKJA Sanitasi
Pilihan Skor
Tidak ada pertimbangan kesetaraan gender di dalam
perekrutan, peningkatan kapasitas dan promosi. 0 Perempuan dan laki-laki memperoleh kesempatan
setara untuk berpartisipasi dalam program peningkatan
kapasitas. 1
Perempuan dan laki-laki memperoleh kesempatan setara untuk menjabat posisi apapun, termasuk di
bidang teknik. 2
Perempuan direkrut untuk menjabat pekerjaan teknik sesuai kriteria yang dibutuhkan, selama dua tahun
terakhir. 3
Perempuan menjabat posisi senior di lembaga pengelola
air limbah. 4
Pilihan Skor
Tidak ada Pokja Sanitasi di Kota/Kabupaten. 0 POKJA beroperasi dan menjalankan pertemuan reguler. 1 Kelompok perempuan (misalnya: PKK, LSM, dan
lain-lain) menjadi anggota POKJA Sanitasi. 2
Badan Pemberdayaan Perempuan aktif dalam Pokja
Sanitasi. 3
POKJA berdiskusi mengenai isu gender dan sosial lainnya pada pertemuan-pertemuan dalam setahun
43 11. Pengumpulan dan Pelaporan Data Terpilah Gender dan Kelompok Rentan
Penilaian dan Pembandingan
Pengukuran nilai berikut ini dapat membantu Ditjen Cipta Karya dalam memberikan penghargaan kepada pemerintah daerah yang paling menonjol dalam upaya integrasi gender, dan sebaliknya memberikan peringatan dan bimbingan kepada pemerintah daerah yang upayanya masih lemah. Cara menggunakan matriks pengukuran nilai di atas adalah dengan menjumlahkan semua skor untuk setiap pemerintah daerah dan kemudian bandingkan pencapaiannya. Pembandingan antara pemerintah daerah juga dapat dilakukan untuk salah satu upaya yang dipilih, misalnya sosialisasi. Pencapaian pemerintah lokal dapat diakui dalam tiga tingkatan prestasi: Pemula, Madya and Utama. Berdasarkan 11 matriks yang ada, maka bentangan nilai untuk setiap kategori prestasi adalah sebagai berikut.
Pilihan Skor
Tidak ada data yang dikumpulkan mengenai penerima
manfaat. 0
Pengumpulan data mengenai penerima manfaat
dilakukan berdasarkan Kepala Keluarga (KK) saja. 1 Ada pengumpulan data terpilah menurut jenis kelamin
dan analisisnya. 2
Ada pengumpulan data terpilah menurut jenis kelamin dan data mengenai kelompok rentan (rumah tangga berpenghasilan rendah, penyandang disabilitas, manula, anak-anak dan lain-lain), serta analisisnya.
3 Ada pelaporan mengenai data dan analisis terpilah
menurut jenis kelamin dan mengenai kelompok rentan
yang diajukan ke Ditjen Cipta Karya. 4
Kategori BentanganNilai
Pemula 11 - 22
Madya 23 - 33
44