• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Tinjauan Pustaka 1. Pendidikan

Pendidikan merupakan komponen yang penting dalam mencetak generasi bangsa yang berkualitas. Muhibin Syah (2006:10) berpendapat “Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan”. Berbeda dengan pendapat sebelumnya, Syaiful Sagala (2009:3) menyatakan“Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu untuk hidup mandiri sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar di mana individu itu berada”.

Setiap kegiatan untuk dapat berjalan dengan baik, harus selalu didukung oleh unsur-unsur yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan dari kegiatan tersebut, bila satu unsur saja memiliki visi yang berbeda maka tujuan dari kegiatan tersebut sulit untuk dicapai. Tidak terkecuali dengan pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan semua unsur pendidikan harus saling bekerja sama. Rochmad Djatun, Sutijan dan Sukirno (2009:44) menyatakan “Unsur-unsur pendidikan yaitu: a) Anak didik; b) Pendidik; c) Tujuan pendidikan; d) Alat pendidikan; e) Interaksi edukatif; f) Lingkungan pendidikan”.

Anak didik atau peserta didik adalah anak yang belum dewasa, yang memerlukan bimbingan dari orang dewasa untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai manusia dan sebagai warga masyarakat. Pendidik adalah orang dewasa yang memiliki tanggung jawab untuk membimbing anak yang masih dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar dapat mencapai kedewasaan. Alat pendidikan adalah hal yang memuat kondisi dan situasi yang memungkinkan terlaksananya pekerjaan mendidik. Interaksi edukatif merupakan komunikasi dua arah antara peserta didik dan pendidik untuk

commit to user

mencapai tujuan pendidikan yang dilakukan dengan sengaja melalui kegiatan pembelajaran dalam lingkungan tertentu.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang melibatkan guru sebagai pendidik dan anak didik, dengan menggunakan alat pembelajaran, sehingga anak didik mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai tujuan hidupnya. Proses pendidikan melibatkan berbagai unsur di dalamnya, sehingga membentuk suatu sistem. Pendidikan yang dimaksud di sini adalah pendidikan formal, yaitu pendidikan yang dilakukan di sekolah atau perguruan tinggi.

2. Pembelajaran

Ada berbagai pendapat mengenai pengertian pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam menjelaskan pengertian pembelajaran. Di antara pendapat tersebut adalah pendapat Syaiful Sagala (2009:61) “Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid”. Definisi pembelajaran menurut Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan (2000:32) “Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar mengajar”. Kemudian Alvin W. Howard sebagaimana dikutip oleh Slameto (2003:32) “Pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan keterampilan, sikap, cita-cita, penghargaan dan pengetahuan.

Berdasarkan ketiga pendapat di atas diketahui bahwa ada sedikit perbedaan dalam pemberian tekanan terhadap pengertian pembelajaran. Walaupun demikian, mereka sependapat bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang

bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan siswa melalui proses

pembelajaran.

Untuk memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang pembelajaran, Sumadi Suryabrata (2002:6) dengan menggunakan model analisis sistemnya menggambarkan proses pembelajaran sebagai berikut:

commit to user

10

Gambar 1. Model Analisis Sistem Pengajaran Sumber: Sumadi Suryabrata (2002:6)

Gambar tersebut menjelaskan bahwa siswa sebagai bahan mentah diberi pengalaman belajar dalam proses belajar-mengajar dengan tujuan dapat menghasilkan keluaran yang berupa prestasi belajar dengan kualifikasi tertentu. Di dalam proses belajar-mengajar tersebut ikut berpengaruh pula sejumlah faktor lingkungan yang merupakan masukan lingkungan dan sejumlah faktor alat yang dengan sengaja direncanakan dan dimanipulasi guna menunjang tercapainya keluaran yang berupa prestasi belajar yang dikehendaki. Masukan alat tersebut meliputi kurikulum, program, sarana dan fasilitas, serta guru sebagai tenaga pengajar.

Berdasarkan model tersebut di atas, diketahui bahwa pembelajaran bukan merupakan sustu proses yang sederhana melainkan suatu proses yang kompleks. Pembelajaran melibatkan berbagai faktor (lingkungan, kurikulum, program, sarana dan fasilitas, guru) yang secara keseluruhan berinteraksi secara terpadu dalam proses pembelajaran sehingga akan menghasilkan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran memiliki tujuan yaitu mengembangkan pengetahuan siswa dengan melibatkan

Environmental Input Output Learning-Teaching Process Raw Input Instrumental Input

commit to user

berbagai faktor melalui proses pembelajaran yangpada akhirnya menghasilkan prestasi belajar siswa.

3. PrestasiBelajar

Setiap manusia mempunyai naluri untuk berkembang menuju ke arah yang lebih baik.Agar dapat berkembang ke arah yang lebih baik manusia harus belajar. Dalam menjalankan tugas perkembangannya, manusia selalu diikuti dengan proses belajar dan hasil akhir dari proses belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri manusia itu sendiri.

Belajar menurut Gage sebagaimana dikutip oleh Martinis Yamin (2009:98) “Belajar sebagai suatu proses di mana organisme berubah perilakunya diakibatkan pengalaman”. Menurut WS. Winkel (2005:53) “Belajar adalah salah satu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap”. Sedangkan Muhibbin Syah (2006:92) mengemukakan “Serangkaian kegiatan jiwa tersebut merupakan tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas atau usaha mental dan psikis yang dilakukan seseorang yang dapat menghasilkan perubahan berupa pengetahuan, ketrampilan maupun sikap, dan tingkah laku yang dilakukan berkat adanya pengalaman dan latihan yang melibatkan proses kognitif dimana perubahan yang terjadi tersebut tidak bersifat sementara, melainkan relatif tetap pada individu yang belajar.Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan pengubahan kelakuan. Salah satu bukti yang menunjukan keberhasilan belajar siswa di sekolah adalah prestasi belajar.

Definisi prestasi menurut Saifudin Azwar (2002:13) menyatakan bahwa “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar”. Menurut Zainal Arifin (1990:3) “Prestasi belajar adalah kemampuan, ketrampilan, dan

commit to user

12 sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal”. Sedangkan Sutratinah Tirtonegoro (2001:43) mengemukakan “Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, simbol, huruf, dan kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha yang telah dicapai oleh siswa berupa kemampuan, ketrampilan, dan sikap yang bisa dicapai seseorang dalam proses belajar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai, angka atau huruf yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh anak. Prestasi belajar merupakan sesuatu pencerminan penguasaan bahan pelajaran yang ditelaah dan dipahami oleh siswa yang diberikan oleh guru sebagai hasil usaha yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka, simbol atau kalimat.

4. Faktor-FaktoryangMempengaruhiPrestasiBelajar

Prestasi yang dicapai oleh siswa kadang-kadang tinggi dan kadang-kadang rendah. Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam siswa (faktor internal) dan ada pula yang berasal dari luar siswa (faktor eksternal). Menurut Dalyono (1997:55) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut:

a. Faktor internal terdiri dari:

1) Faktor kesehatan

2) Faktor intelegensi dan bakat

3) Faktor minat dan motivasi

b. Faktor eksternal terdiri dari:

1) Faktor keluarga (keadaan rumah, suasana rumah, hubungan anatara anggota

keluarga)

2) Faktor sekolah (metode belajar, alat pelajaran, hubungan siswa dengan

siswa, hubungan guru dengan siswa, gedung sekolah, waktu sekolah)

commit to user

Sementara itu menurut Merson U. Sangalang dalam Tu’u (2004:78) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor-faktor internal dan eksternal, yaitu:

a. Faktor internal, meliputi:

1) Faktor kecerdasan

2) Faktor bakat

3) Faktor minat dan perhatian

4) Faktor kesehatan

b. Faktor eksternal meliputi:

1) Faktor lingkungan keluarga (hubungan anatara anggota keluarga, suasana

rumah, latar belakang keluarga, pengertian orang tua, keadaan ekonomi dalam keluarga)

2) Faktor pergaulan (teman bergaul)

3) Faktor sekolah (waktu sekolah, metode mengajar, disiplin sekolah, hubungan

guru dengan, hubungan siswa dengan siswa)

4) Faktor sarana pembelajaran (alat pelajaran, gedung sekolah)

Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal terdiri dari faktor kesehatan, intelegensi, bakat, minat, dan motivasi sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga, teman bergaul, sekolah, masyarakat, dan sarana pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Slameto (2003:54) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajardikelompokkan menjadi dua yaitu:

a. Faktor internal terdiri dari:

1) Faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)

2) Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,

kesiapan)

3) Kelelahan (kelelahan jasmani, kelelahan rohani)

b. Faktor eksternal terdir dari:

1) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, hubungan antara anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan)

2) Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa,

hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah)

3) Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman

bergaul, bentuk kehidupan masyarakat)

Berbeda dengan pendapat Muhibbin Syah (2006:132) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

commit to user

14

a. Faktor internal terdiri dari:

1) Faktor fisiologis (jasmani, panca indera, kelelahan)

2) Faktor psikologis (sikap, intelegensi, bakat, minat, motivasi)

b. Faktor eskternal terdiri dari:

1) Faktor lingkungan sosial (guru, teman bergaul, masyarakat)

2) Faktor lingkungan nonsosial (gedung sekolah, rumah, alat pelajaran, waktu

sekolah)

c. Faktor pendekatan belajar siswa terdiri dari cara atau strategi belajar siswa

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dipegaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor internal, eksternal, dan faktor pendekatan belajar siswa. Faktor pendekatan belajar siswa termasuk faktor yang berasal dari luar diri siswa sehingga faktor tersebut dapat digolongkan menjadi faktor eksternal. Dari uraian tersebut dapat ditegaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal siswa meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor-faktor tersebut akan penulis jabarkan sebagai berikut:

a. FaktorInternal

Faktor internal dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu:

1) Faktor Jasmaniah

a) Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Proses belajar siswa akan terganggu jika kesehatannya terganggu, siswa cepat lelah, kurang bersemangat atau ada gangguan-gangguan/kelainan fungsi alat indera serta tubuhnya. Siswa harus menjaga kesehatannya dengan cara mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olah raga, rekreasi, dan ibadah.

b) Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Keadaan cacat tubuh akan mempengaruhi belajar siswa. Siswa yang mengalami

commit to user

cacat tubuh seharusnya belajar pada lembaga khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya tersebut.

2) Faktor Psikologis

Ada tujuh faktor yang tergolong dalam faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:

a) Intelegensi

Menurut Muhibbin Syah (2006: 133) ”Inteligensi adalah kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat”. Sementara pendapat Slameto (2003:56) “Siswa yang memiliki tingkat intelegensi yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar jika siswa belajar dengan baik, sedangkan siswa yang memiliki intelegensi rendah perlu mendapatkan pendidikan di lembaga pendidikan khusus”.

Intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Inteligensi besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Siswa yang mempunyai tingkat inteligensi tinggi akan lebih berhasil dari pada siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah. Siswa yang mempunyai tingkat inteligensi tinggi belum tentu berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan inteligensi adalah salah satu faktor diantara faktor yang lain. Apabila faktor lain bersifat menghambat atau berpengaruh negatif terhadap belajar siswa, maka siswa akan gagal dalam belajarnya.

b) Perhatian

Definisi perhatian menurut Slameto (2003:56) “Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju pada objek (benda atau hal) atau sekumpulan objek”. Sedangkan menurut Tu’u (2004:79) “Perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti terhadap sesuatu”. Untuk bisa

commit to user

16 mendapatkan hasil yang baik dalam belajar harus mempunyai perhatian terhadap pelajaran. Siswa yang mempunyai perhatian terhadap bahan pelajaran akan memperoleh hasil belajar yang baik. Sebaliknya jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa maka akan timbul kebosanan, sehingga siswa tidak memiliki minat untuk belajar, akibatnya hasil belajar yang dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bahan pelajaran harus menarik perhatian siswa agar dapat belajar dengan baik, yaitu dengan cara mengusahakan pelajaran tersebut sesuai dengan hobi atau bakat siswa.

c) Minat

Menurut Slameto (2003:57) “Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”. Minat mempengaruhi prestasi belajar siswa, bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.

d) Bakat

Menurut Slameto (2003:57) “Bakat adalah kemampuan untuk belajar”. Hasil belajar siswa akan baik jika bahan pelajaran yang dipelajari sesuai dengan bakat siswa. Sangat penting untuk mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa belajar di sekolah sesuai dengan bakatnya.

e) Motif

Menurut James Drever dikutip oleh Slameto (2003:58) “ Motive

is an effective-conative factor wich operates in determining the direction of an individual’s behaviour to wards an end or goal,

consciously apprehended or unconsioustly”. Pernyataan tersebut

dapat diartikan sebagai motif adalah faktor yang efektif dan mengerucut yang mengusahakan dalam penentuan arah dari

commit to user

kebiasaan individu terhadap tujuan atau sasaran, dilihat/dipahami secara sadar atau tidak sadar. Motif erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya pendorongnya.

Dalam proses belajar harus diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau memiliki motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan yang menunjang belajar. Motif dapat

ditanamkan kepada diri siswa dengan cara memberikan

latihan/kebiasaan yang kadang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.

f) Kematangan

Menurut Slameto (2003:58) “Kematangan adalah suatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru”. Mengerjakan sesuatu yang baru dapat berhasil jika tarap pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohani telah matang untuk belajar.

g) Kesiapan

Menurut Slameto (2003:59) “Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respons atau bereaksi”. Kesiapan timbul dari dalam diri seseoprang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar, jika siswa belajar dan sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan baik.

3) Faktor Kelelahan

Faktor kelelahan meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.

a) Kelelahan Jasmani

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam

commit to user

18 tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.

b) Kelelahan Rohani

Kelelahan rohani dapat terlihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan rohani dapat terjadi terus-menerus karena siswa memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa istirahat, menghadapai hal-hal yang selalu sama tanpa ada variasi, dan mengerjakan sesuatu karena terpaksa dan tidak sesuai dengan bakat, minat, dan perhatiannya. Kelelahan rohani dapat mengganggu proses belajar siswa.

b. FaktorEksternal

Faktor eksternal dapat digolongkan menjadi tujuh bagian, yaitu:

1) Faktor Keluarga

Keluarga adalah suatu lingkungan yang terdiri dari orang-orang terdekat bagi seorang anak. Banyak sekali waktu dan kesempatan bagi seorang anak untuk berjumpa dan berinteraksi dengan keluarganya. Perjumpaan dan interaksi tersebut sudah pasti sangat besar pengaruhnya bagi perilaku dan prestasi seseorang.Kondisi yang harmonis dalam keluarga dapat memberi stimulus dan respon yang bnaik dari anak sehingga perilaku dan prestasinya menjadi baik. Sebaliknya jika keluarga

tidak harmonis atau broken home akan berdampak negatif bagi

perkembangan siswa, perilaku dan prestasi cenderung terhambat, dan akan muncul masalah-masalah dalam perilaku dan prestasinya.

a) Cara Orang Tua Mendidik

Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan cara belajar anaknya dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya. Mungkin anak itu sendiri sebetulnya pandai, tetapi karena cara belajarnya tidak teratur mengakibatkan anak malas belajar sehingga

commit to user

hasil/nilai yang dicapai tidak memuaskan atau gagal dalam studinya.

Hal ini dapat terjadi pada anak dari keluarga yang broken home.

Mendidik anak dengan cara memanjakan adalah cara mendidik yang tidak baik. Orang tua yang tidak sampai hati untuk memaksa anaknya belajar adalah tidak benar, karena jika hal itu dibiarkan berlarut-larut anak menjadi berbuat seenak saja, sehingga belajarnya menjadi terganggu. Mendidik anak dengan cara memperlakukannya terlalu keras adalah cara mendidik yang salah. Anak diliputi ketakutan dan akhirnya dapat mengalami gangguan kejiwaan akibat dari tekanan-tekanan tersebut. Disinilah bimbingan dan penyuluhan memegang peranan yang penting. Anak yang mengalami kesukaran-kesukaran diatas dapat ditolong dengan memberikan bimbingan belajar yang sebaik-baiknya.

b) Hubungan antara Anggota Keluarga

Hubungan antara anggota keluarga yang terpenting ialah orang tua dengan anaknya, selain itu hubungan anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lainpun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud hubungan itu misalnya hubungan yang penuh dengan kasih sayang dan pengertian, atau hubungan yang diliputi oleh kebencian. Jika hubungan anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain tidak baik, akan menimbulkan masalah yang sejenis.

Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan hubungan yang baik di dalam keluarga. Hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan.

c) Suasana Rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi didalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh/ramai tidak akan memberi ketenangan pada anak yang belajar, akibatnya belajarnya terganggu.

commit to user

20 Agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram sehingga prestasi belajarnya optimal.

d) Keadaan Ekonomi Keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan prestasi belajar anak.Anak yang sedang belajar harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, makan, pakaian, perlindungan kesehatan, dan juga membutuhkan fasilitas belajar. Apabila anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu, merasa minder, hal ini akan mengganggu belajar anak.

Tidak dapat dipungkiri tentang adanya kemungkinan anak yang serba kekurangan dan selalu menderita akibat ekonomi keluarga yang lemah, justru keadaan yang demikian akan menjadi cambuk baginya untuk belajar lebih giat dan akhirnya sukses belajar. Sebaliknya keluarga yang kaya raya, orang tuanya sering mempunyai kecenderungan untuk memanjakan anak, akibatnya anak kurang dapat memusatkan perhatiannya untuk belajar dan prestasi belajarnya tidak optimal.

e) Pengertian Orang Tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Anak yang sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah, bila anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah.

f) Latar Belakang Kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan didalam keluarga

mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik kepada anak, agar mendorong semangat anak untuk belajar sehingga prestasi belajarnya optimal.

commit to user

2) Faktor Sekolah

Sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan berlangsung. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik, apabila sekolah dapat menciptakan hubungan dan komunikasi yang baik, menggunakan metode pembelajaran yang aktif dan interaktif, mencukupi sarana penunjang pembelajaran, menciptakan suasana tertib dan disiplin, akan dapat mendorong siswa saling berkompetisi dalam pembelajaran, yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

a) Metode Mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengaja. Dalam proses belajar mengajar agar siswa dapat

Dokumen terkait