BAB I PENDAHULUAN
1.4 Landasan Hukum
Landasan hukum penetapan Beban Kerja Dosen dan Evaluasi Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi adalah sebagai berikut;
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
4
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
4. Peraturan Menteri Riset Teknologi Pendidikan Tinggi Nomor 51 tahun 2018 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta 5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya sebagaimana telah di ubah sesuai dengan peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2013 tentang Pengangkatan Dosen Tetap Non Pegawai Negeri Sipil Pada Perguruan Tinggi Negeri dan Dosen Tetap Pada Perguruan Tinggi Swasta ;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 tentang Pemberian Tunjangan Profesi dan Tunjangan Kehormatan bagi Dosen yang Menduduki Jabatan Akademik Profesor ; 8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 tentang
Dosen;
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor;
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Pendidik untuk Dosen ;
12. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 48/D3/Kep/1983 Tentang Beban Tugas Tenaga Pengajar Pada Perguruan Tinggi
5
BAB II
BEBAN KERJA DAN TUGAS DOSEN
2.1 Konsep Beban Kerja Dosen
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Sedangkan Profesor atau Guru Besar adalah dosen dengan jabatan akademik tertinggi pada satuan pendidikan tinggi dan mempunyai kewajiban khusus menulis buku dan karya ilmiah serta menyebarluaskan gagasannya untuk mencerahkan masyarakat.
Beban Kerja Dosen (BKD) adalah sejumlah tugas yang wajib dilaksanakan oleh seorang dosen sebagai tugas institusional dalam penyelenggaraan kegiatan pokok dan fungsinya dalam pendidikan dalam kerangka tridharma perguruan tinggi, yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengembangan ilmu, serta pengabdian kepada masyarakat.
Tugas utama dosen tersebut adalah melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) SKS dan paling banyak 16 (enam belas) SKS (atau 37,5 jam – 45,33 jam) (pada setiap semester sesuai dengan kualifikasi akademiknya dengan ketentuan sebagai berikut.
1. tugas melakukan pendidikan dan penelitian paling sedikit sepadan dengan 9 (sembilan) SKS yang dilaksanakan di perguruan tinggi yang bersangkutan;
2. tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dapat dilaksanakan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan atau melalui lembaga lain sesuai dengan peraturan perundang undangan;
3. tugas penunjang tridarma perguruan tinggi dapat diperhitungkan SKS nya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
6
4. tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dan tugas penunjang paling sedikit sepadan dengan 3 (tiga) SKS
5. tugas melaksanakan kewajiban khusus bagi profesor sekurang-kurangnya sepadan dengan 3 SKS setiap tahun.
Konsep Beban Kerja Dosen dan Laporan Kinerja Dosen dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Rencana Beban Kerja Dosen (R-BKD) dihitung pada setiap awal semester, bersamaan dengan Laporan Kinerja Dosen (LKD) pada semester sebelumnya
2. R-BKD merupakan potret beban sks dosen melaksanakan tridharma dalam satu semester ke depan
3. LKD merupakan potret kinerja riil dosen melaksanakan tridharma dalam hitungan sks satu semester terakhir yang sudah dijalani
4. Batas rentang sks R-BKD-LKD adalah antara 12 sks – 16 sks persemester (PP 37 tahun 2009) atau 37,5 jam – 45,33 jam, dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
a) Tridharma tidak mencapai 5 SKP = Kurang b) Tridharma tidak mencapai 10 SKP = Cukup
c) Tridharma mencapai minimal 12 SKP/Semester namun tidak lengkap untuk masing-masing dharma = Baik
d) Tridharma mencapai 12 SKP/Semester dan Lengkap masing-masing dharma
5. Angka sks pada rubrik merupakan nilai maksimum, sedangkan nilai akhir ditentukan oleh asesor
2.2 Tugas Utama Dosen
1. Tugas Pendidikan dan Pengajaran
Dalam menjalankan tugas Pendidikan dan pengajaran, secara khusus dosen wajib menunaikan beban kerja pada Pendidikan dan pengajaran dengan bobot – bersama-sama dengan dharma penelitian dan
7
pengembangan ilmu – sekurang-kurangnya 9 (sembilan) beban kerja dan tugas dosen 5 SKS setiap semester pada jenjang Strata 1 (S1), Strata 2 (S2), maupun Strata 3 (S3), pada perguruan tinggi tempat bertugas. Untuk tugas mengajar pada jenjang S1 pada jalur pendidikan akademik, wajib dilakukan sebagai bagian dari tugas melakukan pendidikan. Selain itu, tugas melakukan pendidikan merupakan tugas di bidang pendidikan dan pengajaran dapat berupa:
1) Melaksanakan perkuliahan/tutorial dan menguji serta menyelenggarakan kegiatan pendidikan di laboratorium, praktik keguruan, praktik bengkel/studio/ teknologi pengajaran,
2) Membimbing seminar mahasiswa,
3) Membimbing kuliah Praktik Belajar Lapangan (PBL),
4) Membimbing Karya Tulis Ilmiah/Skripsi (KTI/Skripsi)/Laporan Tugas Akhir (LTA)
5) Penguji pada ujian Karya Tulis Ilmiah/Skripsi (KTI/Skripsi)/Laporan Tugas Akhir (LTA)
6) Membina kegiatan mahasiswa di bidang akademik dan kemahasiswaan;
7) Mengembangkan program perkuliahan, 8) Mengembangkan bahan pengajaran, 9) Menyampaikan orasi ilmiah,
10) Membina kegiatan mahasiswa di bidang akademik dan kemahasiswaan,
11) Membimbing dosen yang lebih rendah jabatannya,
12) Melaksanakan kegiatan detasering dan pencangkokan dosen.
2. Tugas Penelitian
Dosen wajib menjalankan dharma penelitian – bersama-sama dengan dharma Pendidikan dan pengajaran – dengan bobot sekurang-kurangnya 9 (sembilan) SKS setiap semester. Bobot dan teknis pelaksanaan dharma penelitian pada dosen sekurang-kurangnya 1 (satu) SKS per semester.
8
Tugas melakukan penelitian merupakan tugas di bidang penelitian dan pengembangan karya ilmiah yang dapat berupa:
a. menghasilkan karya penelitian;
b. menerjemahkan/menyadur buku ilmiah;
c. mengedit/menyunting karya ilmiah;
d. membuat rancangan dan karya teknologi;
e. membuat rancangan karya seni.
3. Tugas Pengabdian Masyarakat
Tugas pengabdian kepada masyarakat harus dilaksanakan oleh setiap dosen melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan atau melalui lembaga lain sebanyak-banyaknya setara dengan 3 (tiga) SKS dalamsatu (1) semester.
Tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dapat berupa:
a. menduduki jabatan pimpinan dalam lembaga pemerintahan/pejabat negara sehingga harus dibebaskan dari jabatan organiknya,
b. melaksanakan pengembangan hasil pendidikan dan penelitian yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,
c. memberi latihan/penyuluhan/penataran pada masyarakat;
d. memberi pelayanan kepada masyarakat atau kegiatan lain yang menunjang pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pembangunan;
e. membuat/menulis karya pengabdian kepada masyarakat.
4. Tugas Penunjang
Tugas penunjang Tridharma perguruan tinggi dapat diperhitungkan SKS-nya sebanyak banyaknya sepadan dengan 3 (tiga) SKS setiap semester. Tugas penunjang tridharma perguruan tinggi dapat berupa:
1) menjadi anggota panitia/badan pada lembaga pemerintah, 2) menjadi anggota organisasi profesi,
3) mewakili perguruan tinggi/lembaga pemerintah duduk dalam panitia 4) antar lembaga,
5) menjadi anggota delegasi nasional ke pertemuan internasional,
9
6) berperan serta aktif dalam pertemuan ilmiah, 7) mendapat tanda jasa/penghargaan,
8) menulis buku pelajaran SLTA ke bawah yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional,
9) mempunyai prestasi di bidang olahraga/kesenian/sosial.
10) Keanggotaan dalam Tim Penilai jabatan Akademik Dosen.
2.3 Kewajiban Khusus Profesor
Pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Pemberian Tunjangan Profesi dan Tunjangan Kehormatan Bagi Dosen yang Menduduki Jabatan Akademik Profesor, ketentuan tersebut dijabarkan sebagai syarat memperoleh tunjangan kohormatan. Dalam pasal 4 disebutkan wajib khusus profesor adalah sebagai berikut:
1. menulis buku yang diterbitkan oleh lembaga penerbit baik nasional maupun internasional yang mempunyai ISBN (Internasional Standard of Book Numbering System),
2. menghasilkan karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal internasional bereputasi,
3. menyebarluaskan gagasannya.
Menurut UU No. 14/2005 pasal 49 ayat (1) Profesor merupakan jabatan akademik tertinggi pada satuan pendidikan tinggi yang mempunyai kewenangan membimbing calon doktor; sedangkan pada ayat (2) nya disebutkan Profesor memiliki kewajiban khusus menulis buku dan karya ilmiah serta menyebarluaskan gagasannya untuk mencerahkan masyarakat.
Sehingga kewajiban khusus Profesor pada ayat (2) tidak bisa dilepaskan dari membimbing calon doktor, karena hanya profesor yang secara legal diperbolehkan membimbing calon doktor; sehingga dengan demikian penjabaran kewajiban khusus professor secara lengkap adalah sebagai berikut:
1. Menulis buku yang diterbitkan oleh lembaga penerbit baik nasional maupun internasional yang mempunyai ISBN (Internasional Standard of
10
Book Numbering System). Substansi dari buku yang diterbitkan adalah sesuai dengan bidang ilmu keahliannya dan dapat diterbitkan baik berupa cetak (hard file), maupun elektronik (ebook).
2. Menghasilkan karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal internasional bereputasi dan atau membimbing dan menghasilkan doktor. Jurnal internasional bereputasi mengindikasikan kualitas jurnal, hal ini antara lain dapat ditandai dengan indek jurnal dari pengindeks yang diakui oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
3. Menyebarluaskan gagasannya untuk mencerahkan masyarakat. Gagasan seorang profesor dapat disebarluaskan baik kepada masyarakat akademik melalui pidato ilmiah, pembicara seminar pada tingkat nasional atau internasional maupun masyarakat pada umumnya melalui pengabdian kepada masyarakat, dengan demikian kontribusi profesor dalam mencerahkan masyarakat menjadi semakin nyata dan dapat dirasakan masyarakat banyak. Ketiga kewajiban khusus tersebut mempunyai bobot 15 SKS , rincian SKS untuk masing-masing kewajiban khusus dijabarkan pada rubrik (Lampiran IV).
2.4 Dosen Dengan Jabatan Struktural
Menurut PP RI No. 37 Tahun 2009 tentang Dosen pasal 8 ayat (3) dan pasal 10 ayat (5), beban kerja dosen dengan tugas tambahan sebagai pimpinan perguruan tinggi pada institusinya sendiri agar tetap mendapatkan tunjangan profesi pendidik dan tunjangan kehormatan adalah minimal sepadan dengan 3 (tiga) SKS pada dharma pendidikan. Dosen dengan tugas tambahan sebagai pimpinan dapat pula mengerjakan aktivitas tridharma perguruan tinggi yang lain (bukan kewajiban) sampai jumlah komulatif maksimum 16 SKS .
Masa berlaku penugasan disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.1. Masa Berlaku Penugasan Dosen Dengan Tugas Tambahan No Pimpinan Perguruan Tinggi SKS Masa Berlaku BUKTI
1. Rektor Universitas Imelda Medan 6 Selama Menjabat
Surat Keputusan 2. Wakil Rektor, Ketua Lembaga
LPMI & LPPM, Ketua Senat
5 Selama
Menjabat
Surat Keputusan
11
Universitas Imelda Medan
3. Sekretaris Senat Universitas 4 Selama Menjabat 2.5 Tugas Utama Dosen Yang Sedang Tugas Belajar
Dosen dengan status tugas belajar mempunyai tugas dan kewajiban belajar.
Beban kerja dosen tugas belajar diatur dengan peraturan perundang undangan tersendiri (mengacu kepada Permendiknas No. 48 Tahun 2009 tentang Pedoman Pemberian Tugas Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional).
2.6. Syarat Tunjangan Profesi – Kehormatan
Untuk pemenuhan syarat mendapat tunjangan profesi atau kehormatan, dosen tidak boleh mendapatkan sks kosong pada salah satu komponen tridharma (UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 60 dan 72; Permenristekdikti No.44 Tahun 2015 Pasal 28).
Syarat minimal 12 sks untuk keseluruhan pelaksanaan tridharma (Tridharma ≥ 12 sks)
Syarat minimal 9 sks untuk gabungan dharma Pendidikan dan Penelitian (Pd + Pn ≥ 9 sks).
Syarat minimal 3 sks untuk dharma Pendidikan, bagi dosen yang diberi tugas tambahan (baik Profesor maupun non-Profesor) (DT-Pd ≥ 3 sks)
2.7. Perhitungan Team Teaching
Mata Kuliah yang diampu oleh lebih dari seorang dosen, disebut Team Teaching.
Jumlah beban sks setiap dosen kemungkinan berbeda bergantung peranan dosen tersebut di dalam setiap perkuliahan yang diampu secara bersama-sama.
12
Perhitungan dalam rubrik tidak membedakan persentase beban dosen pertama atau kedua dst. Penentuan perbedaannya terletak pada jabatan fungsional dosen dan total sks mata kuliah.
Contoh Perhitungan:
Contoh perhitungan beban sks perkuliahan dalam Team Teaching:
❖ Dengan acuan RPS mata kuliah 3 sks ditetapkan 16 sesi (minggu) perkuliahan tatap muka. Dosen A sesuai keahliannya mengisi 4 sesi dan dosen B mengisi 12 sesi (kedua dosen tersebut Lektor dan LK, dalam 10 sks pertama), maka hitungan beban sksnya adalah (catatan BKD)
❖ Dosen A= 4/16 x 3 sks = 0.75 sks
❖ Dosen B = 12/16 x 3 sks = 2.25 sks
❖ Akan tetapi di dalam catatan LKD ditemukan Dosen A hanya masuk kelas 2 x dan Dosen B masuk kelas 14 kali, maka laporan kinerjanya (catatan LKD) adalah:
❖ Dosen A: 2/16 x 3 sks = 0.375 sks (kinerja 50%)
❖ Dosen B: 14/16 x 3 sks = 2.625 sks (kinerja 116%)
13
BAB III
PROSEDUR PELAKSANAAN EVALUASI BEBAN KERJA DOSEN
3.1 Prosedur Evaluasi
Prosedur evaluasi pelaksanaan tridharma perguruan tinggi disajikan pada gambar berikut.
DOSEN
Membuat Laporan kinerja dosen
Menyertakan data pendukung
1
WAKIL REKTOR I UIM
Mengesahkan hasil evaluasi
Mengkompilasi hasil evaluasi tingkat prodi/departemen
Rektor Universitas Imelda Medan
Mengkompilasi hasil evaluasi tingkat UIM
Membuat rekap untuk laporan 4
Mengkompilasi hasil evaluasi Perguruan Tinggi Swasta
Membuat rekap untuk laporan PTS
14
Penjelasan:
1. Dosen membuat laporan kinerja secara periodik. Laporan kinerja ini memuat semua aktivitas Tridharma Perguruan Tinggi yang telah dilakukan dosen tersebut dan meliputi dharma pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan aktivitas penunjang lainnya. Format laporan kinerja dosen ini diperlihatkan pada Lampiran I.
2. Laporan kinerja dosen dilengkapi dengan semua bukti pendukungnya diserahkan kepada asesor. Karena laporan kinerja dosen merupakan aktivitas yang berkelanjutan maka dosen juga perlu melampirkan hasil evaluasi pada periode sebelumnya. Asesor berjumlah dua orang dan ditugaskan oleh pemimpin perguruan tinggi untuk menilai ketercapaian prestasi SKS , dan memverifikasi kesesuaian dokumen pendukung dengan aktivitas Tridharma Perguruan Tinggi yang telah dilakukan. Laporan kinerja dosen yang diserahkan kepada asesor dibuat dalam bentuk hardcopy rangkap dua dan softcopy. Satu buah hardcopy nantinya dikembalikan kepada dosen yang bersangkutan sesudah ditandatangan asesor. Kriteria asesor disajikan pada sub bab 3.3.
3. Apabila ketercapaian kinerja dosen tersebut telah memenuhi syarat seperti yang dimaksud pada sub bab 3.3 dan bukti pendukung sesuai dengan laporan yang dibuat maka laporan kinerja dianggap lolos. Bukti pendukung laporan yang telah lolos dikembalikan kepada dosen yang bersangkutan untuk disimpan kembali dan dapat ditunjukkan apabila diperlukan. Kedua asesor menandatangani laporan kinerja dosen dan meneruskan kepada Ketua Jurusan atau yang sederajat untuk mendapatkan pengesahan.
4. Apabila asesor menyatakan (a) ketercapaian kinerja dosen tidak atau belum memenuhi syarat seperti yang dimaksud pada sub bab 3.3 dan atau (b) bukti pendukung tidak sesuai dengan aktivitas yang dilaporkan maka laporan kinerja
15
dianggap gagal dan dikembalikan kepada dosen yang bersangkutan, untuk diperbaiki. Dalam hal terjadi selisih pendapat antara asesor satu dengan asesor yang lain maka pemimpin perguruan tinggi dapat menunjuk asesor ketiga.
5. Ketua Program Studi mengesahkan hasil laporan kinerja dosen dan mengkompilasi semua laporan kinerja dosen yang menjadi tanggungjawabnya.
Ketua Program Studi bertanggung jawab dan berwenang untuk memverifikasi kebenaran laporan yang telah dikoreksi oleh asesor. Hasil kompilasi di tingkat program Studi ini kemudian diserahkan kepada Wakil Rektor I UIM untuk dibuat rekap ditingkat prodi. Contoh hasil kompilasi tingkat Jurusan disajikan pada Lampiran II.
6. Rektor UIM mengkompilasi semua laporan dari tingkat program studi dan membuat rekap laporan di tingkat prodi. Rektor UIM bertanggung jawab dan berwenang untuk memverifikasi kebenaran laporan yang telah disahkan oleh prodi. Untuk perguruan tinggi negeri maka laporan ini diserahkan atau dikirim langsung kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi setiap tahun, sedangkan untuk Perguruan Tinggi Swasta laporan ini diserahkan atau di kirim langsung kepada Kopertis Wilayah I. Laporan yang dikirim dalam bentuk hardcopy dan softcopy.
3.2 Rancangan Tugas Dosen
Pada setiap awal semester dosen diharapkan mempunyai rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan pada semester berjalan, rancangan ini berguna baik bagi dosen, asesor maupun atasan untuk merencanakan alokasi waktu dan beban kerja dosen. Di samping itu dosen diharapkan juga mempunyai rancangan pengembangan profesi. Rancangan pengembangan profesi ini dapat menjadi acuan untuk mengarahkan kegiatan dosen untuk mencapai cita-cita profesinya. Rektor UIM memberikan kesempatan kepada para dosennya untuk menggapai cita-cita profesi tersebut.
3.3. Asesor
16
Asesor bertugas untuk menilai dan memverifikasi laporan kinerja dosen.
Syarat menjadi asesor dan tatacara penilaian adalah sebagai berikut.
1. Dosen yang masih aktif
2. Mempunyai NlRA (Nomor identifikusi registrasi asesor) yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
3. Telah mengikuti sosialisasi penilaian kinerja dosen 4. Ditugaskan oleh pemimpin perguruan tinggi 5. Dihindari terjadinya konflik kepentingan
6. Satu atau semuanya dapat berasal dari perguruan tinggi sendiri ataupun dari perguruan tinggi lain
7. Mempunyai rumpun atau sub rumpun ilmu yang sesuai dengan dosen yang dinilai
8. Mempunyai kualifikasi jabatan fungsional dan atau tingkat pendidikan yang sama atau lebih tinggi dari dosen yang dinilai
9. Pemimpin perguruan tinggi mengatur agar asesor tidak menilai kinerja sendiri atau bertukar ganti asesor‐dosen (A sebagai asesor menilai B sebagai dosen kemudian B sebagai asesor menilai A sebagai dosen)
10. Bagi perguruan tinggi yang belum mampu mempunyai asesor dan kesulitan di dalam mendapatkan asesor dari perguruan tinggi lain karena terkendala jarak dan waktu maka dapat mengajukan asesor sendiri dengan kriteria jabatan fungsional lektor dan sudah mempunyai sertifikat pendidik kepada Direktur Ketenagaan Ditjen Dikti. Kemudian Direktur Ketenagaan akan menerbitkan NlRA Khusus bagi dosen tersebut. NlRA khusus ini hanya berlaku untuk perguruan tinggi yang bersangkutan dan dalam periode 2010 ‐ 2012. Pada tahun 2013 dan seterusnya perguruan tinggi tersebut sudah harus mempunyai asesor tanpa kriteria khusus.
17
17
Kegiatan SKS
Maks
Masa
Berlaku Bukti Dokumen Keterangan
1 2 3 4 5 6
1 BIDANG PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
1.1 Memberi kuliah pada tingkat S0 (Diploma) dan S1 terhadap setiap kelompok (kelas): yang terdiri dari sebanyak-banyaknya 40 orang mahasiswa selama 1 semester pada kegiatan kuliah reguler dengan ketentuan :
Jika SKS mata kuliah lebih dari 1 SKS maka hasil perhitungan seperti tabel di atas dikalikan dengan jumlah SKS mata kuliah yang dilaksanakan. Adapun rumus perhitungan SKS beban kerja :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑡𝑎𝑝 𝑚𝑢𝑘𝑎 𝑑𝑜𝑠𝑒𝑛 𝑌𝐵𝑆 x sks 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙u𝑟𝑢ℎ 𝑡𝑎𝑡𝑎𝑝 𝑚𝑢𝑘𝑎 𝑀𝐾 𝑑𝑙𝑚 1 𝑠𝑚𝑡
1 1 semester Bukti penugasan:
Surat Tugas atau SK Mengajar, atau jadwal
Bukti Kinerja:
1. Berita acara Perkuliahan,
2. Absensi/Presensi mahasiswa (manual),
RUBRIK BEBAN KERJA DOSEN YANG DISEMPURNAKAN
18 Contoh:
Jumlah mahasiswa 50 orang jumlah SKS MK = 2 SKS diampu oleh 1 orang dosen dengan jumlah tatap muka dosen = 12 maka BKD-nya = 12 /14 × 1,5 × 2 = 2,57 𝑠𝑘𝑠
Catatan untuk kelas parallel:
Yang dimaksud kelas parallel adalah mata kuliah yang sama diajarkan di sebuah PS atau beberapa PS; baik pagi, siang, sore, malam.
Beban sks MK pada kelas parallel ke -1 = 100% dari sks sesungguhnya pada MK tersebut;
Beban sks pada kelas parallel ke – 2 = 50% dari sks MK tersebut dan beban sks pada kelas parallel ke – 3 dst = 25% dari sks MK tersebut (namun perhitungan beban terkait jumlah mahasiswa di tiap kelas mengikuti ketentuan di atas)
Sumber dari sosialisasi BKD oleh Tim Dikti pada awal tahun 2018 di kopertis Wilayah I, asumsi yang melatar belakangi MK yang diampu sama, persiapan cukup satu kali untuk mengajar beberapa kali.
40 orang mahasiswa selama 1 semester, 1 jam tatap muka per minggu ditambah 1 jam kegiatan mandiri dan 1 jam kegiatan terstruktur sama dengan 1 sks.
1 – 40 mahasiswa = 100% x jumlah sks 41 – 80 mahasiswa = 150% x nilai sks 81 – 120 mahasiswa dst = 200% x nilai sks.
Contoh:
MK Pancasila (3 sks), terdiri dari 3 kelompok; Kelas A, B, dan C;
masing-masing kelas memiliki 30 mahasiswa; dosen X mengajar di Kelas A, B, C, tersebut; perhitungan adalah sebagai berikut:
Di Kelas A beban dosen tersebut: 100% x 3 sks = 3 sks;
Di Kelas B bebannya: 50% x 3 sks x 100% = 1,5 sks;
Di Kelas C bebannya: 25% x 3 sks x 100% = 0,75 sks.
19 Batas Kepatutan yang diakui:
1. 200% x nilai sks (artinya kelas dengan jumlah mahasiswa > 120 beban dihitung tetap 200%)
2. Jumlah team teaching dosen/kelas maksimal 3 orang, sebab disini bukan untuk kelas praktikum.
1.2 Asistensi kuliah (tutorial) terhadap setiap kelompok (kelas) yang terdiri dari sebanyak-banyaknya 25 orang mahasiswa selama 1 semester dimana 2 jam tatap muka per minggu = 1 SKS dengan atas dikalikan dengan jumlah SKS tutorial yang dilaksanakan.
1 1 semester Bukti Penugasan:
Surat Tugas/SK Rektor:
Membimbing praktikum
Bukti Kinerja:
Presensi mahasiswa (manual)
Daftar Nilai Tugas
1.3 Praktikum terhadap setiap kelompok (kelas) yang terdiri dari sebanyak banyaknya 25 orang mahasiswa selama 1 semester dengan 2 jam tatap muka per minggu dengan ketentuan:
Jumlah
1. Presensi mahasiswa
2. Cover depan laporan praktikum 3. Lembar Pengesahan Laporan 4. Atau lembar asistensi kegiatan
bagi praktikum yang sedang berlangsung (belum selesai 100%).
20 atas dikalikan dengan jumlah SKS tutorial yang dilaksanakan.
1 – 25 mahasiswa = 100% x sks dibagi proporsional jumlah dosen (berlaku untuk tim)
26 – 50 mahasiswa = 150% x sks dibagi proporsional jumlah dosen (berlaku untuk tim), dst.
Batas Kepatutan: 150% x nilai sks, artinya jumlah mahasiswa di setiap kelas praktkum diharapkan tidak melebihi 50 mahasiswa.
1.4. Bimbingan kuliah kerja yang terprogram terhadap setiap kelompok yang terdiri dari sebanyak-banyaknya 25 orang mahasiswa, kegiatan yang setara dengan 50 jam kerja per semester (Bimbingan PKL, Kerja Praktek, Magang, DPL KKN)
1 SKS PKL = 50 jam kerja / semester, untuk 1– 25 mahasiswa; = 6 hari berturutan bisa untuk persiapan, pelaksanaan & pelaporan, (1 hari kerja = 8 jam)
1 s/d 25 orang mahasiswa, kegiatan yang setara dengan 50 jam kerja per semester sama dengan 1 sks.
Misal untuk baksos: perjalanan 2 hari (pp), pertemuan perencanaan 1 hari, pelaporan 1 hari, klinik baksos 2 hari , 2 jam penyuluhan (malam), jumlah 50 jam.
1 1 semester Bukti Penugasan: Surat Tugas/ SK Rektor,
Bukti Kinerja:
1. Cover depan laporan kerja praktek
2. Lembar Pengesahan Laporan 3. Bukti kegiatan pembimbingan
yang disahkan oleh atasan (Rektor atau Ketua LPPM) 4. Atau lembar asistensi kegiatan
kerja praktek yang sedang 5. berlangsung (belum selesai
100%).
1.5. Seminar yang terjadwal terhadap setiap kelompok
Seminar mahasiswa terstruktur dan terjadwal disertai
21 bimbingan oleh dosen, bukan sebagai bagian dari kuliah/praktikum.
Yang dimaksud seminar disini adalah: seminar proposal, seminar ujian skripsi, MK seminar, seminar hasil penelitian hibah mahasiswa, seminar Tugas Akhir untuk mahasiswa.
Bila seminar dibimbing lebih dari 1 dosen maka nilai total bimbingan dibagi proporsional dengan jumlah dosen dalam kelompok. Bila seminar adalah bagian dari perkuliahan/praktikum maka seminar tidak dihitung sebagai kegiatan tersendiri, tetapi bagian dari praktikum atau perkuliahan tersebut.
Seminar mahasiswa terstruktur dan terjadwal disertai bimbingan oleh dosen, dalam rangka penyelesaian tugas akhir yang proporsional dengan jumlah bimbingan dan pertemuan.
Yang dimaksud seminar disini adalah: Seminar proposal,
Yang dimaksud seminar disini adalah: Seminar proposal,