• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teor i 1.Akuntansi

2.2.1.1.Pengertian Akuntansi

American Accounting Association dalam Sumarso S.R (2002) mendefinisikan akuntansi sebagai proses mendefinisikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan kepurusan tersebut.

Komite teknologi AICPA (The Committee on terminologyof the American Institute of Certified Public Accountants) mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan pengiktisaran transaksi serta kejadian yang bersifat keuangan, dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, serta interprestasi dari hasil proses tersebut (Iksan Ishak, 2005 : 5).

Menurut suwarjono dalam (Melandy dkk, 2006) pengetahuan

akuntansi dapat dipandang dari dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan profesi keahlian yang di praktekkan di dunia nyata sekaligus sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan yang diajarkan diperguruan tinggi. Akuntansi sebagai obyaek pengetahuan di perguruan tinggi, akademisi memandang akuntansi sebagai dua bidang kajian yaitu bidang praktek dan teori. Bidang praktek berkepentingan dengan masalah bagaimana praktek dijalankan sesuai prinsip akuntansi. Bidang teori berkepentingan dengan penjelasan, deskripsi, dan argument yang dianggap melandasi praktek akuntansi yang sempurna dicakup dalam suatu pengetahuan yang disebut teori akuntansi.

2.2.1.2.Tujuan Akuntansi

Menurut Iksan dan Ishak (2005 : 6) informasi melalui pelaporan keuangan sebagai hasil dari informasi keuangan memiliki tujuan, yaitu

1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan dan pemberian kredit.

2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan menunjukkan sumber-sumber ekonomi perusahaan serta asal dari kekayaan tersebut.

11

3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.

4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-utangnya. 5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan

sumber-sumber pendanaan perusahaan.

6. Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam memperkirakan arus kas masuk ke dalam perusahaan. 2.2.2.Pemahaman Akuntansi

2.2.2.1.Pengertian Pemahaman Akuntansi

Paham dalam kamus bahasa Indonesia memiliki arti pandai atau mengerti benar, sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan, hal ini berarti orang yang memiliki pemahaman akuntansi adalah orang yang pandai dan mengerti benar akuntansi, dalam hal ini pemahaman akuntansi diukur dengan menggunakan nilai mata kuliah akuntansi yaitu pengantar akuntansi. Akuntansi keuangan menengah, akuntansi keuangan lanjutkan, auditing dan teori akuntansi. Mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah yang menggambarkan unsur-unsur akuntansi secara umum (Melandy dan ziza, 2006).

2.2.2.2.Tujuan Pemahaman Akuntansi

Akuntansi banyak disalah artikan, sebagai bidang studi

yang banyak menggunakan angka-angka yang menghasilkan laporan keuangan. Padahal akuntansi tidak hanya menfokuskan pada masalah perhitungan semata penghitungan semata, namun lebih pada penalaran yang memburuhkan logika berfikir (Lusia, 2005)

Menurut suwardjono (1999) tujuan pemahaman akuntansi, yaitu sebagai berikut :

1. Memahamkan pengetahuan tanpa menimbulkan kekeliruan tentang arti akuntansi, artinya jangan sampai mahasiswa mempunyai wawasan yang sempit mengenai ruang lingkup akuntansi baik sebagai pengetahuan maupun sebagai bidang pekerjaan.

2. Menanamkan sikap positif terhadap pengetahuan akuntansi yang cukup luas lingkupnya, khususnya untuk mereka yang tidak mengambil jurusan akuntansi.

3. Memotivasi agar pengetahuan akuntansi dimanfaatkan dalam praktik bisnis atau organisasi lainnya yang keberhasilannya sebenarnya ditentukan oleh informasi keuangan.

2.2.3. Akuntansi Keprilakuan

2.2.3.1. Pengertian Akuntansi keprilakuan

Akuntansi merupakan suatu sistem yang menghasilkan laporan keuangan yang dapat di gunakan untuk pengambilan keputusan para pemakainya, sedangkan ilmu keprilakuan

13

adalah merupakan bagian dari ilmu sosial yang membahas tentang perilaku manusia. Jadi akuntansi keprilakan dapat didefinisikan ilmu yang menghubungkan manusia dengan sistem akuntansi (Iksan dan Ishak, 2005 : 1-26)

2.2.3.2.Tujuan Akuntansi keprilakuan

Akuntansi keprilakuan memfokus pada hubungan antara manusia dan sistem akuntansi, akuntansi keprilakuan menyadari bahwa mereka dapat merancang sistem informasi untuk mempengaruhi sistem motivasi individu, moral dan produktivitas.

2.2.3.3.Ruang Lingkup Akuntansi Keprilakuan

Akuntansi keprilakuan mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi, ruang lingkup akuntansi keprilakuan meliputi :

1. Aplikasi dari konsep ilmu kepribadian terhadap desain.

2. Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi 3. Cara dengan mana informasi diproses untuk membantu dalam

pengambilan keputusan.

4. Pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan perilaku para pemakai data.

5. Pengembangan strategi untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku, cita-cita, serta tujuan dari orang-orang yang

menjalankan organisasi. (Ikhsan dan Ishak, 2005). 2.2.4.Belajar

2.2.4.1.Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaruan dalam tingkah laku atau kecakapan. Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tingkah laku mengandung pengertian yang luas, meliputi segi jasmaniah dan rohaniah keduanya saling berinteraksi satu sama lain. Jadi tingkah laku itu sesungguhnya sangat luas, bukan hanya terdiri atas pengetahuan saja seperti yang dikemukakan oleh pandangan tradisional (Slameto, 1991: 78)

Menurut Slameto (1991 : 78) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai suatu hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

2.2.4.2. Teori - Teori Belajar

Menurut teori belajar Gesalt dapat diterangkan sebagai berikut. Pertama, dalam belajar pemahaman atau

15

pengertian (insight) merupakan faktor yang penting untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan pengalaman. Kedua, dalam belajar pribadi atau organisme memegang peranan yang sangat sentral. Belajar itu tidak hanya dilakukan secara reaktif saja tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan (Purwanto, 2006 : 101).

2.2.4.3.Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi belajar

Menurut Purwanto (2006 : 102) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu : Faktor individual adalah faktor yang ada diluar individu yang termasuk dalam faktor individual antara lain : kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi, sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain : suasana rumah, metode mengajar, pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, alat pengajaran.

2.2.5.Kecerdasan Emosional (EQ)

2.2.5.1.Pengertian Kecerdasan Emosional (EQ)

Menurut kamus Bahasa Indonesia kontemporer mendefinisikan emosi sebagai keadaan yang keras yang timbul dari hati, perasaan jiwa yang kuat sedih, luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu cepat.

Emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khasnya, suatu keadaan yang biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosional adalah hal-hal yang berhubungan dengan emosi (Trisniwati dan Suryaningsum, 2003).

Menurut Mayor, Kecerdasan Emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual ( Hamzah 2005 : 69 )

Menurut Goleman (2003), Kecerdasan Emosional adalah kemampuan untuk mengenal perasaan diri sendiri dan orang lain untuk memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi dengan kemampuan akademis murni, yaitu kemampuan kognitif murni yang diukur dengan kecerdasan intelektual (Trisniwati dan Suryaningsum, 2003).

Menurut Mu’tadin (2002) terdapat tiga unsur penting kecerdasan emosional yang terdiri dari : kecakapan pribadi (Mengelola diri sendiri), kecakapan sosial (menangani suatu hubungan), dan keterampilan sosial (kepandaian menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain), (Azizah, 2006).

17

2.2.5.2.Komponen Kecerdasan Emosional (EQ)

Menurut Goleman (2003) dalam (Melandy dan Aziza, 2007) terdapat lima dimensi atau komponen emosional yaitu : 1. Pengenalan diri (self awareness) yaitu mengetahui

kondisi diri sendiri, kesukaan, sumberdaya dan intuisi. 2. Pengendalian diri (self regulation) yaitu mengelola

kondisi, implus, dan sumberdaya diri sendiri.

3. Motivasi (Motivation) yaitu kecenderungan emosi yang mengantar atau memudahkan peraihan sasaran.

4. Empati (Empathy) yaitu kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain.

5. Keterampilan sosial (Social Skills) yaitu kepintaran dalam menggugah tanggapan yang di kehendaki pada orang lain.

2.2.6.Motivasi

2.2.6.1.Pengertian Motivasi

Menurut Purwanto (2006: 71) motivasi adalah pendorong suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Menurut Duncan dalam bukunya organizational Bahaviour, mengemukakan bahwa didalam konsep

manajemen, motivasi berarti setiap usaha yang didasari untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar meningkatkan kemampuannya maksimal untuk mencapai tujuan organisasi (Purwanto, 2006: 72).

Menurut kebanyakan definisi, motivasi mengandung 3 komponen pokok yaitu :

1. Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu, memimpin seseorang untuk bertindak cara tertentu.

2. Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. 3. Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus meguatkan intensitas dan dorongan-dorongan dan kekuatan individu (Purwanto, 2006: 72).

2.2.6.2.Tujuan Motivasi

Menurut Purwanto (2006: 73), motivasi mempunyai tujuan untuk menggerakkan atau meggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang mahasiswa motivasi mempunyai tujuan untuk memacu diri sendiri agar timbul keinginan dan kemauan untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan.

19

2.2.6.3.Teori Yang Mendasari Pengaruh Motivasi terhadap Pemahaman Akuntansi

Menurut teori Hedonisme menyatakan bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan. Oleh karena itu, setiap menghadapi persoalan yang perlu dipecahkan, manusia cenderung memilih alternatif Pemecahan yang dapat mendatangkan kesenangan daripada mengakibatkan kesukaran, kesulitan, penderitaan. (Purwanto, 2006: 74).

Menurut Teori Reaksi yang Dipelajari menyatakan bahwa tindakan manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan ditempat orang itu hidup. Orang belajar banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu teori ini apabila seorang pemimpin ataupun seorang pendidik akan memotivasi anak buahnya atau anak didiknya pemimpin atau pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinya.(Purwanto,2006:75)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi. Seorang mahasiswa yang termotivasi untuk berprestasi akan lebih jeli menemukan cara-cara untuk belajar lebih baik, berusaha, membuat inovasi, atau menemukan keunggulan kompetitif.

2.2.7.Ketrampilan Sosial

2.2.7.1.Pengertian Ketrampilan Sosial

Menurut Risyomelandy (2007) Ketrampilan sosial dapat diartikan kemahiran dalam meggugah tanggapan yang dikehendaki oleh orang lain. Diantaranya adalah kemampuan persuasi, medengar dengan terbuka dan memberi pesan yang jelas, kemampuan menyelesaikan pendapat, semangat leadership, kolaborasi dan kooperasi, serta team building.

Menurut Jones (1996) dalam Melandy dan Aziza (2006) kemampuan membina hubungan dengan orang lain adalah serangkaian pilihan yang dapat membuat Anda mampu berkomunikasi secara efektif dengan orang lain yang berhubungan dengan Anda atau orang lain yang ingin Anda hubungi.

2.2.7.2.Tujuan Ketrampilan sosial

Menurut Goleman (2003: 158-170) dalam Lusia (2005) tujuan dari keterampilan sosial antara lain :

a. Menjadi orang-orang yang terampil dalam kecerdasan sosial dapat menjalin hubungan dengan orang lain secara lancar, peka membaca reaksi dan perasaan orang lain, mampu mengorganisir dan memimpin, pintar menangani perselisihan yang muncul dalam setiap kegiatan manusia.

21

b. Menjadi orang yang mampu menyuarakan perasaan kolektif serta merumuskannya dengan jelas sebagai panduan bagi kelompok untuk meraih sasaran.

c. Menjadi orang yang disukai banyak oramg sekitarnya karena secara emosional mereka menyenangkan, mereka membuat orang lain merasa nyaman.

2.2.7.3.Teori Yang Mendasari Pengaruh Ketrampilan Sosial Terhadap Pemahaman Akuntansi

Teori X yang dikemukakan oleh McGregor (1957) mengatakan bahwa orang-orang umumnya tidak suka bekerja dan akan berusaha menghindari apabila mungkin, kurang bertanggung jawab, kurang berambisi dan lebih mementingkan rasa aman (Davis, Newstrom, 1996: 162).

Selanjutnya menurut teori Y yang dikemukakan oleh McGregor (1947) mengatakan bahwa bekerja pada hakekatnya sama dengan bermain-main dan beristirahat. Orang-orang pada dasarnya malas, mereka menjadi malas sebagai akibat dari pengalaman, orang-orang akan mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri untuk mencapai tujuan apabila mereka merasa terikat dengan suatu tujuan (Davis, Newstrom, 1996: 162-163).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keterampilan sosial mempunyai pengaruh terhadap pemahaman akuntansi. Mahasiswa dengan kemampuan

tinggi dapat diprediksi mampu menyelesaikan tugas dengan baik dan dengan perasaan senang dapat memacu mahasiswa belajar lebih giat untuk mencapai pemahaman akuntansi yang lebih baik

2.2.8.Minat Belajar

2.2.8.1.Pengertian Minat Belajar

Minat belajar dalam diri individu (mahasiswa) sangat penting bagi kesuksesan yang akan dicapai dimasa datang, dalam hal ini yang diukur adalah tingkat pemahaman akuntansi.

Hurlock (1986) mengartikan minat sebagai sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang pada apa yang akan mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya. Bila mereka melihat sesuatu itu mempunyai arti bagi dirinya, maka mereka akan tertarik terhadap sesuatu itu yang pada akhirnya nanti akan menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan minat adalah minat dalam hal belajar akuntansi.

Menurut Nuraini, (2007 : 151) minat belajar adalah merupakan kecenderungan hati yang agak menetap untuk merasa tertarik pada bidang tertentu.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah merupakan keterlibatan perasaan seseorang terhadap suatu objek atau perasaan seseorang yang tidak dapat

23

dipisahkan dengan objek atau aktivitas, karena adanya kaitan antara individu dengan aktivitas yang disukai.

2.2.8.2.Teori Yang Mendasari Pengaruh Minat Belajar Terhadap Pemahaman Akuntansi

Selain kecerdasan emosional, minat belajar juga sangat berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi, hal ini disebabkan karena semua tindakan – tindakan yang dilakukan dalam proses belajar akan dipengaruhi kecenderungan – kecenderungan terhadap berbagai aspek prospek bejalar antara lain keinginan, kecenderungan hati, kemauan dan perhatian terhadap suatu bidang studi (Nuraini, 2007 : 151)

Berdasarkan teori “Acceptance Rejection” yang dikemukakan Fryer (2001), menyatakan bahwa keberadaan minat itu berdasarkan pada orientasi suka dan tidak sukanya individu terhadap objek, subjek atau aktivitas. Orientasi ini pada gilirannya akan mempengaruhi penerimaan individu. Jika individu suka terhadap objek, subjek, atau aktivitas tersebut, maka individu akan menerimanya. Jika individu tidak suka terhadap objek, subjek atau aktivitas tersebut maka ia akan menolaknya.

Minat ini mempunyai kecenderungan mempengaruhi perilaku individu dalam aktivitas tertentu Penelitian yang dilakukan oleh Nuraini (2007) membuktikan bahwa minat belajar mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat pemahaman

akuntansi mahasiswa.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa minat belajar dalam diri individu (mahasiswa) sangat penting bagi kesuksesan yang akan dicapai juga dalam pemahaman akuntansi. Mahasiswa yang mempunyai minat belajar terhadap suatu objek berarti ia telah menetapkan tujuan yang berguna bagi dirinya sehingga ia akan cenderung untuk menyukainya. Dari sana kemudian, segala tingkah lakunya menjadi terarah dengan baik dan tujuan pun akan tercapai,

Dokumen terkait