• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini berisi tentang landasan teori, yaitu pengertian bank syariah, pengertian gadai emas dan pengertian emas.

Bab III Laporan Objek

Laporan Objek penelitian yang meliputi gambaran umum dan data-data deskriptif Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran.

Bab IV Analisis

Hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi prosedur pelaksanaan gadai emas syariah, faktor-faktor yang dibutuhkan masyarakat dalam pelayanan gadai emas, dan tindak lanjut yang harus dilakukan untuk dapat meningkatkan produktivitas produk gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran.

Bab V Penutup

Penutup yang meliputi kesimpulan dari pembahasan keseluruhan dan saran sebagai bahan masukan yang dianggap perlu oleh penulis.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bank Syariah

Pengertian perbankan berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (Pasal 1 angka 1). Sedang bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Pasal 1 angka 2). Namun jika ditinjau dari sudut pandang hukum, ruang lingkup pengertian perbankan itu masih bersifat umum sehingga belum sampai pada simpulan apakah kegiatan usaha yang dilakukan di lembaga perbankan tersebut halal atau haram. Karena itu, untuk menjamin kehalalan kegiatan usaha perbankan, maka dalam operasionalnya harus menggunakan prinsip-prinsip syariah. Dengan demikian lembaga perbankan yang semua kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah maka selanjutnya dapat dikatakan sebagai perbankan syariah. Pembentukan sistem ini berdasarkan larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha yang berkategori terlarang (haram). Meskipun sistem perbankan Islam telah diterapkan dalam sejarah perekonomian Islam, namun baru pada akhir abad ke-20 mulai berdiri bank-bank Islam yang

menerapkannya bagi lembaga-lembaga komersial swasta atau semi-swasta dalam komunitas muslim di dunia.

Perbankan syariah memiliki tujuan yang sama seperti perbankan konvensional, yaitu agar lembaga perbankan dapat menghasilkan keuntungan dengan carameminjamkan modal, menyimpan dana,membiayai kegiatan usaha,atau kegiatan lainnya yang sesuai.

B. Pengertian Gadai

Transaksi hukum gadai dalam fikih Islam disebut ar-rahn.Ar-rahn adalah suatu jenis perjanjian untuk menahan suatu barang sebagai pertanggungan utang. Pengertian ar-rahn dalam bahasa Arab adalah ats-tsubu wa ad-dawam yang berarti “tetap” atau”kekal”,seperti dalam kalimat maun

rahin,yang berarti air yang tenang.Berdasarkan firman Allah SWT dalan QS.Al-Mudatstsir (74) ayat 38 sebagai berikut:

ةَنيِهَر ْتَبَسَك اَمِب ٍسْفَن ُّلُك

“Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”. Pengertian “tetap” dan “kekal” dimaksud,merupakan makna yang

tercakup dalam kata al-habsu,yang berarti menahan. Secara bahasa ar-rahn

berarti “menjadikan sesuatu barang yang bersifat materi sebagai pengikat

utang”.

Pengertian gadai secara istilah adalah menyandera sejumah harta yang disertakan sebagai jaminan secara hak, dan dapat diambil kembali sejumlah harta dimaksud sesudah ditebus. Namun pengertian gadai yang terungkap dalam Pasal 1150 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata adalah suatu hak

yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak,yaitu barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh orang yang mempunyai utang atau oang lain atas nama orang yang mempunyai utang.

Muhammad Syafi’i Antonio mendefinisikan gadai syariah (rahn) adalah menahan suatu harta milik nasabah (rahin) sebagai barang jaminan (marhun) atas utang/pinjaman (marhun bih) yang diterimanya.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa gadai syariah merupakan perjanjian antara seseorang untuk menyerahkan harta benda berupa emas/perhiasan/kendaraan dan/atau harta benda lainnya sebagai jaminan dan/atau agunan kepada seseorang dan/atau lembaga pegadaian syariah berdasarkan hokum gadai syariah; sedangkan pihak lembaga pegadaian syariah menyerahkan uang sebagai tanda terima dengan jumlah maksimal 90% dari nilai taksiran terhadap barang yang diserahkan oleh penggadai. Gadai ditandai dengan mengisi dan menandatangani Surat Bukti Gadai (rahn).Fungsi dari akad perjanjian tersebut adalah untuk memberikan ketenangan bagi pemilik uang dan/atau jaminan keaanan uang yang dipinjamkan karena itu, rahn prinsipnya merupakan suatu kegiatan utang piutang yang murni bersifat sosial, sehingga dalam buku fiqh mu’amalah akad

ini merupakan akad tabarru’ atau akad derma yang tidak mewajibkan imbalan.

C. Dasar Hukum Gadai Syariah

1. Al Quran

Surat Al Baqarah (2) ayat 283 yang digunakan sebagi dasar dalam membangun konsep gadai adalah sebagai berikut:

ْعَب َنِمَأ ْنِإَف ةَضوُبْقَم ناَهِرَف اًبِتاَك اوُدِجَت ْمَلَو ٍرَفَس ىَلَع ْمُتْنُك ْنِإَو

ْمُُُضُ

َّشلا اوُمُتَُْت لاَو ُهَّبَر َ َّاللَّ ِقَّتَيْلَو ُهَتَناَمَأ َنِمُتْؤا يِذَّلا ِّدَؤُيْلَف اًضُْعَب

ْنَمَو َ َداَهَا

َُّاللََّو ُهُبْلَق مِثآ ُهَّنِإَف اَهَاْمُتَُْي

ميِلَع َنوُلَمْعَت اَمِب

“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah tidaak secara

tunai) sedang kamu tidak memperleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi, jika sebagian kamu empercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barnag siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa

hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjaka.”

Fungsi barang gadai (marhun) pada ayat di atas adalah untuk menjaga kepercayaan masing-masing pihak, sehingga penerima gadai (rahin) beritikd baik untuk mengembalikan pinjamannya (marhun bih) dengan cara menggadaikan barang atau benda yang dimilikinya (marhun), serta tidak melalaikan jangka waktu pengembalian uang tersebut.

2. Hadis Nabi Muhammad saw

Dasar hukum kedua yang dijadikan rujukan dalam rumusan gadai syariah adalah hadis Nabi Muhammad saw.,yang antara lain sebagai berikut:

a) Hadis A’isyah ra. Yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang

artinya:

Telah meriwayatkan kepada kami Ishaq bin Ibrahim Al-Hanzali dan Ali bin Khasyram berkata: keduanya mengabarkan kepada kami Isa bin Yunus bin ‘Amasy dari Ibrahi dari Aswad dari ‘Aisyah berkata: bahwasanya Rasuslullah saw. membelimakanan

dari seorang Yahudi dengan menggadaikan baju besinya. (HR. Muslim)

b) Hadis dari Anas Bin Malik ra. Yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah yang artinya:

Telah meriwayatkan kepada kami Nashr bin Ali Al-Jahdhami,ayahku telah mmeriwayatkan kepadaku, meriwayatkan kepada kami Hisyam bin Qatadah dari Anas berkata: Sungguh Rasulullah saw. menggadaikan baju besinya kepada seorang Yahudi di Madinah dan menukarnya dengan gandum untuk keluarganya. (HR. Ibnu Majah)

c) Hadis sari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, yang artinya:

Telahmeriwayatkan kepada kami Muhammad bin

Muqatil,mengabarkan kepada kami Abdullah bin Mubarak, mengabarkan kepada kami Zakariyya dari Sya’bi dari Hurairah,

dari Nabi saw., bahwasanya beliau bersabda: Kendaraan dapat digunakan dan hewan ternak dapat pula diambil manfaatnya

apabila digadaikan.Penggadai wajib memberikan nafkah dan penerima gadai boleh mendapatkan manfaatmya. (HR.Al-Bukhari) d) Hadis riwayat Abu Hurairah ra., yang artinya:

Barang gadai tidak boleh disembunyikan dari pemilik yang menggadaikan, baginya risiko dan hasilnya. (HR. Asy-Syafi’I dan

Ad-Daruquthni) 3. Ijma’ Ulama

Jumhur lama menyepakati kebolehan status hokum gadai.

Haldimaksud, berdasarkan kepada kisah Nabi Muhammad saw. yangmenggadaikan baju besinya untuk mendapatkan makanan dari seorang Yahudi. Para ulama juga mengambil indikasi dari contoh Nabi Muhammad saw. tersebut,ketika beliau beralih dari yang biasanya bertransaksi kepada para sahabat yang kaya kepada seorang Yahudi, bahwa hal itu tidak lebih sebagai sikap Nabi Muhammad saw yang tidak mau memberatkan para sahabat yang biasanya enggan mengambil ganti ataupun harga yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw. kepada mereka.

4. Fatwa Dewan Syariah Nasional

Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) menjadi salah satu rujukan berkenaan gadai syariah, diantaranya sebagai berikut:

a) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 25/DSN-MUI/III/2002, tentang Rahn;

b) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 25/DSN-MUI/III/2002, tentang Rahn emas;

c) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 25/DSN-MUI/III/2000, tentang pembiayaan Ijarah;

d) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 25/DSN-MUI/III/2000, tentang Wakalah;

e) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 25/DSN-MUI/III/2004, tentang Ganti Rugi.

D. Pengertian Emas

Emas merupakan unsur kimia, yang dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au yang bahasa Latin yaitu „aurumdan nomor atom 79.

Emas merupakan sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat.Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial.Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya.

Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan juga digunakan sebagai perhiasan, dan elektronik. Penggunaan emas dalam bidang moneter dan keuangan berdasarkan nilai moneter absolutdari emas itu sendiri terhadap berbagai mata uang di seluruh dunia, meskipun secara resmi di bursa komoditas dunia, harga emas dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika.

Bentuk penggunaan emas dalam bidang moneter lazimnya berupa bullion atau batangan emas dalam berbagai satuan berat gram sampai

kilogram. Emas juga diperdagangkan dalam bentuk koin emas, seperti Krugerrand yang diproduksi oleh South African Mint Company dalam berbagai satuan berat.

Emas dibagi menjadi dua jenis yaitu untuk perhiasan dan emas untuk investasi. Jika emas untuk perhiasan biasanya harganya menjadi lebih mahal karena adanya tambahan biaya pembuatan perhiasan tersebut, sedangkan emas untuk investasi biasanya berupa emas batangan yang bentuknya seperti balok yang dicetak dalam ukuran beberapa gram hingga kilogram. Dalam jualbeli emas investor harus memperhatikan nilai tambah dan nilai kunci dari emas tersebut, seperti nilai karat. Jika emas untuk perhiasan biasanya sudah dicampur dengan campuran logam lain sehingga emas tidak 24 karat melainkan sudah berkurang, berbeda dengan emas batangan yang tanpa campuran logam lain dan memiliki nilai 24 karat. Selain dari tingkat karatnya, terdapat sertifikat yang dapat disertakan dalam proses penjualan.

BAB III

LAPORAN OBJEK

A. Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri 1. Sejarah Bank Syariah Mandiri

Bank Syariah Mandiri berdiri sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter tahun 1997-1998. Sebagaimana diketahui bahwa krisis ekonomi dan moneter sejak Juliu 1997 yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan bermacam-macam dampak negatif yang begitu hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis yang luar biasa. Pada akhirnya pemerintah mengambil tindakan merestrukturisasi dan merekapitulasi sebagian bank-bank Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP), PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. PT Bank Susila Bakti (BSB) berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta dengan mengundang investor asing.

Pada saat yang bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank, yaitu Bank Dagang Negara, bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo, menjadi satu bank baru bernama PT Bank

Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan bank tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru Bank Susila Bakti (BSB).

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri kemudian melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang kepada bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa undang-undang tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah.

Oleh karena itu, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha Bank Susila Bakti berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto,SH. No. 23 tanggal 8 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha Bank Susila Bakti menjadi bank umum syariah dilakukan oleh Gubernur bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober

1999. Selanjutnya melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999, Bank Indonesia menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak hari Senin, tanggal 25 Rajab 1420 Hijriah atau 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. Bank Syariah Mandiri untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

2. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri a. Visi

Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia. b. Misi

1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan diatas rata-rata industri yang berkesinambungan.

2) Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM.

3) Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.

4) Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.

5) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal. 3. Shared Values “ETHIC”

Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak pertengahan 2005, lahir nilai-nilai perusahaan yang beru disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”.

a. Excellence (Imtiyaaz)

Mencapai hasil yang mendekati sempurna (perfect-result-oriented). 1) Landasan Normatif

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan

diperlihatkan (kepadanya).” (QS. An-Najm/53: 39-40)

“Sesungguhnya Allah menyukai apabila salah seorang dari

kalian melakukan sebuah pekerjaan dengan sempurna (iqtan).

(HR. Al-Baihaqi)

2) Core Behaviors

a) Perfection

Berkomitmen pada kesempurnaan.

b) Ownership

c) Prudence

Menjaga amanah secara hati-hati dengan selalu memperhitungkan risiko atas keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan.

d) Competence

Meningkatkan keahlian sesuai tugas yang diberikan dan tuntutan profesi bankir.

b. Teamwork (‘Amal Jama’i)

Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi 1) Landasan Normatif

“Dan saling tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan kalian saling tolong-menolong

dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah/5: 2)

“Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan

dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung

silaturrahim.” (HR. Muttafaq’alaih dari Anas ibn Malik)

2) Core Behaviors

a) Trust

Mengembangkan sikap saling percaya yang didasari pikiran dan perilaku positif.

b) Result

Memiliki orientasi pada hasil dan nilai tambah bagi stakeholders.

c) Respect

Menghargai pendapat dan kontribusi orang lain.

d) Communication

Mewujudkan iklim lalu lintas pesan yang lancar dan sehat, serta menghindari kegagalan dengan selalu menigkatkan keterampilan berkomunikasi.

c. Humanity (Insaaniyah)

Mengembangkan kepedulian terhadap kemanusiaan dan lingkungan.

1) Landasan Normatif

“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam

membuat) kebaikan.” (QS. Al-Baqarah/2: 148)

“Sesungguhnya Allah menolong umat ini dengan adanya

orang-orang lemah dari kalangan mereka, (yaitu) dengan doa, shalat dan keikhlasan orang-orang lemah tersebut.” (HR. Al

-Nasa’i dan lain-lain).

2) Core Behaviors

a) Sincerity

Meluruskan niat untuk mendapatkan ridha Allah b) Universality

Mengembangkan nilai-nilai kebaikan yang secara umum diterima oleh seluruh umat manusia.

c) Social Responsibility

Memiliki kepedulian kepedulian terhadap lingkungan dan sosial tanpa mengabaikan tujuan perusahaan.

d. Integrity (Shidiq)

Berperilaku terpuji, bermartabat, dan menjaga etika profesi. 1) Landasan Normatif

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada

Allah dan katakanlah perkataan yang benar (jujur).” (QS. Al -Ahzab/33: 70)

“Wajib bagi kalian untuk jujur, Karena jujur itu menunjukkan

kebajikan, dan kebajikan itu mengantar ke surga. Tidaklah seseorang itu berlaku jujur dan menjaganya, kecuali ditulis disisi Allah sebagai orang yang sangat jujur. Hindarilah dusta, karena dusta menunjukkan kepada keburukan, dan keburukan itu menunjukkan kepada api neraka, dan tidaklah seseorang itu berdusta dan membiasakannya, kecuali ditulis disisi Allah

sebagai tukang dusta.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

2) Core Behaviors

a) Honesty

Menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap perilaku b) Discipline

Melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan ketentuan dan tuntutan perusahaan serta nilai-nilai syariah.

c) Responsibility

Menerima tugas sebagai amanah dan menjalankannya dengan penuh tanggung jawab.

e. Costumer Focus (Tafdhiilu al-‘Umalaa)

Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya nasabah dan berupaya melampaui harapan nasabah (internal dan eksternal).

1) Landasan Normatif

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari

sekelilingmu.” (QS. Ali ‘Imran/3: 139)

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka

hendaknya memuliakan tamunya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

2) Core Behaviors

a) Good Governance

Melaksanakan tata kelola organisasi yang sehat b) Innovation

Proaktif menggali dan mengimplementasikan ide-ide baru untuk memberikan layanan lebih baik dan lebih cepat dibandingkan kompetitor.

c) Costumer Satisfying

4. Prinsip-Prinsip Bank Syariah Mandiri a. Keadilan

Bank Syariah Mandiri memberikan bagi hasil dan transfer prestasi dari mitra usaha dalam porsi yang adil sesuai dengan fitrah alam. b. Kemitraan

Posisi nasabah investor, pengguna dana dan bank berada dalam hubungan sejajar sebagai mitra usaha yang saling menguntungkan dan bertanggung jawab. Syariah Mandiri benar-benar berfungsi sebagai intermediary institution lewat skema pembiayaan yang dimilikinya.

c. Keterbukaan

Melalui lporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan, nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manajemen bank.

d. Universalitas

Bank Syariah Mandiri dalam mendukung operasionalnya tidak membeda-bedakan suku, agama, ras, dan golongan dalam masyarakat dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil alamin.

5. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran

B. Produk Bank Syariah Mandiri 1. Pendanaan

a. Tabungan

1) Tabungan BSM

Tabungan dalam mata uang rupiah yang penarikan dan penyetorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam buka kas di konter Bank Syariah Mandiri atau melalui ATM.

Kepala Cabang Pembantu

Operation Officer Back Office Customer Service Teller Account Officer Officer Gadai Kepala Warung Mikro Security Office Boy Cleaning Service Pelaksana Markerting Support Penaksir Gadai Admin Warung Mikro Pelaksana Warung Mikro

2) BSM Tabungan Investa Cendekia

Tabungan berjangka untuk keperluan uang pendidikan dengan jmlah setoran bulanan tetap (installment) dan dilengkapi dengan perlindungan asuransi.

3) BSM Tabungan Berencana

Tabungan berencana yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah ditetapkan.

4) BSM Tabungan Simpatik

Tabungan berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat yang disepakati.

5) TabunganKu

TabunganKu merupakan tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

6) BSM Tabungan Dollar

Tabungan dlaam mata uang dollar (USD) yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan Bank Syariah Mandiri.

7) BSM Tabungan Kurban

Tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu nasabah dalam merencanakan ibadah kurban dan aqiqah.

8) BSM Tabungan Pensiun

Tabungan Pensiun BSM adalah simpanan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan yang disepakati. Produk ini merupakan hasil kerjasama BSM dengan PT Taspen yang diperuntukkan bagi pensiunan pegawai negeri Indonesia.

b. Giro

1) BSM Giro

Sarana penyimpanan dana dalam mata uang Rupiah untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanah.

2) BSM Giro Valas

Sarana penyimpanan dana dalam mata uang US Dollar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanahuntuk perorangan atau non-perorangan. 3) BSM Giro Singapore Dollar

Investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang dollar yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah untuk perorangan atau non-perorangan.

4) BSM Giro Euro

Sarana penyimpanan dana dalam mata uang Singapore Dollar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanah untuk perorangan atau non-perorangan.

c. Deposito

1) BSM Deposito

Investasi berjangka dlam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah muthlaqah untuk perorangan atau non–perorangan.

2) BSM Depositi Vallas

Investasi berjangka dlam mata uang dollar yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah muthlaqah untuk perorangan atau non–perorangan.

d. Layanan BSM Priority

Layanan investasi dengan batas minimal Rp 250.000.0000,- dengan fsilitas yang mengutamakan kenyamanan, dalam keseimbangan baik dalam layanan finansial maupun layanan non finansial. Kemudian Personel Relatinship Officer BSM akan membantu

dalam merencanakan keuangan, termasuk konsultasi zakat, waqaf, hingga pembagian harta waris.

2. Jasa Produk 1) BSM Card

BSM Card adalah kartu yang diterbitkan oleh Bank Syariah Mandiri dan memiliki fungsi utama yaitu sebagai kartu ATM dan kartu debit. Disamping itu denganmenggunakan BSM Card,

Dokumen terkait