HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BE
B. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
1. Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan (growth) adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri yang sama (Machfoedz, 1996). Pertumbuhan perusahaan merupakan pengukuran atau kesempatan investasi yang didasarkan kepada proksi harga, investasi dan penyimpangan. Pertumbuhan bagi suatu perusahaan adalah adanya kesempatan investasi yang dapat menghasilkan keuntungan (Chung & Charoenwong, 1991).
Investor akan merespons secara positif informasi pertumbuhan perusahaan sehingga permintaan akan saham perusahaan akan meningkat sehingga menaikkan harga saham. Oleh karena itu, perusahaan yang tumbuh memiliki hubungan yang positif terhadap harga saham. Tingkat pertumbuhan perusahaan menunjukkan seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaannya agar tidak terjadi
agency cost antara pemegang saham dan manajemen perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi tentunya memiliki tingkat kecenderungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang sehingga memungkinkan perusahaan memiliki biaya modal yang rendah. Hal ini sesuai dengan teori pendekatan tradisional yang menyebutkan bahwa perusahaan cenderung memilih pendanaan yang berasal dari ekuitas karena apabila leverage meningkat berarti penggunaan hutang lebih tinggi dari pada ekuitas menyebabkan biaya ekuitas meningkat sehingga menyebabkan nilai
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 16 No. 2, Juli-Desember 2011
234
negatif dengan pertumbuhan sehingga semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan semakin rendah rasio hutang terhadap ekuitas.
2. Struktur Modal
Teori struktur modal adalah teori yang menjelaskan kebijakan pendanaan perusahaan dalam menentukan proporsi antara hutang dan ekuitas agar sejalan dengan tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham yang tercermin dari nilai perusahaan atau nilai pasar dari harga saham perusahaan. Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dalam mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal yang optimal merupakan struktur modal yang mampu mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan return dari penggunaan hutang sehingga dapat memaksimumkan nilai perusahaan dan implikasinya akan meningkatkan harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2006). Sedangkan menurut Horne, et al. (1998) sturktur modal yang optimal memerlukan proporsi hutang yang lebih tinggi dari ekuitas.
Sumber pendanaan perusahaan dibagi ke dalam dua kategori, yaitu sumber pendanaan internal yang berasal dari pemilik perusahaan atau investor berupa laba ditahan, ekuitas dan depresiasi aset tetap yang balas jasanya dinamakan dividen. Sedangkan sumber pendanaan eksternal yang berasal dari kreditor yaitu berupa hutang dengan balas jasa berupa bunga.
3. Harga Saham
Saham dapat didefinisi sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Apabila seorang investor membeli saham, maka ia akan menjadi pemilik dan disebut sebagai pemegang saham perusahaan tersebut. Biasanya perusahaan hanya mengeluarkan satu jenis saham, yaitu saham biasa (common stock). Namun untuk menarik investor, maka perusahaan mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu saham preferen (preferred stock). Saham preferen memiliki hak-hak prioritas lebih dari saham biasa. Akan tetapi saham preferen umumnya tidak memiliki hak veto seperti yang dimiliki saham biasa.
4. Pengembangan Hipotesis
a. Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap harga saham
Pertumbuhan perusahaan menjadi salah satu indikator bagi investor untuk menanamkan modalnya. Investor akan merespon positif terhadap informasi pertumbuhan perusahaan sehingga menaikkan nilai saham. Dalam penelitian Susanto (2005) terdapat pengaruh positif antara pertumbuhan perusahaan terhadap harga saham yang didukung oleh Sriwardany (2006) yang
menyatakan bahwa peningkatan pertumbuhan akan diiringi dengan peningkatan harga saham. Sebaliknya Subekti dan Kesuma (2001) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap harga saham. Safrida (2008) menyatakan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan pengamatan di atas, maka hipotesis 1 dirumuskan sebagai berikut:
Ha1: Pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap harga saham.
b. Pengaruh Struktur Modal pada Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Harga Saham
Jensen (1986) dalam teori aliran kas bebas, mengatakan bahwa ada peranan dari peluang tumbuh perusahaan dalam kaitannya dengan perubahan harga saham yang disebabkan perubahan kebijakan struktur modal. Perusahaan yang memiliki peluang tumbuh yang baik, maka harga saham akan mengalami kenaikan dengan adanya perubahan struktur modal yaitu kebijakan hutang yang memungkinkan perusahaan untuk memperoleh nilai sekarang yang positif.
Iswahyuni (2001) melakukan penelitian tentang analisis perbedaan perusahaan tumbuh dan tidak tumbuh dengan kebijakan pendanaan, dividen, perubahan harga saham dan volume perdagangan. Hasil penelitian menyimpulkan pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh yang negatif terhadap harga saham. Leverage perusahaan yang tumbuh lebih kecil daripada perusahaan yang tidak tumbuh.
Subekti dan Kesuma (2001) melakukan penelitian tentang hubungan IOS terhadap kebijaksanaan struktur modal dan dividen serta dampaknya terhadap harga saham. Hasil penelitian menyimpulkan perusahaan yang tumbuh mempunyai kebijaksanaan pendanaan eksternal yang lebih kecil dibandingkan perusahaan yang tidak tumbuh. Dan pertumbuhan perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham.
Sriwardany (2006) meneliti pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kebijaksanaan struktur modal dan dampaknya terhadap perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur di BEI. Pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan tobin’s-q, kebijaksanaan struktur modal diukur dengan
Debt to Asset Ratio (DAR), dan harga saham diproksikan dengan Cumulative Abnormal Return (CAR). Dengan menggunakan sampel sebanyak 149 perusahaan pada perioda 2000-2004, menyimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham, dan struktur modal berpengaruh negatif tehadap harga saham.
Safrida (2008) meneliti pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahan pada perusahaan manufaktur di BEI. Pada penelitiannya struktur modal diproksikan dengan Debt to Equity Ratio
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 16 No. 2, Juli-Desember 2011
236
dan nilai perusahaan diproksikan dengan Market to Book Ratio (MBR). Dengan menggunakan sampel sebanyak 45 perusahaan pada perioda 2004- 2006, menyimpulkan struktur modal dan pertumbuhan perusahaan bersama- sama berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti, bahwa penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan dan penurunan perubahan total aset perusahaan akan meningkatkan harga perlembar saham terhadap ekuitas perlembar saham.
Safitri (2010) meneliti pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap perubahan harga saham dengan kebijakan struktur modal sebagai variabel intervening. Dalam penelitiannya pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan rasio tobin’s-q, harga saham dipoksikan dengan Cumulative Abnormal Return (CAR) dan kebijakan struktur modal diproksikan dengan Leverage. Dengan sampel sebanyak 13 perusahaan pada perioda 2004-2008, penelitian ini menyimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap perubahan harga saham dan kebijakan struktur modal. Selain itu, kebijakan struktur modal juga memiliki pengaruh yang positif terhadap perubahan harga saham yang berarti bahwa ketika manajer menggunakan hutang lebih banyak dalam struktur modalnya, maka investor akan merespon secara positif sehingga menaikkan harga saham perusahaan.
Berdasarkan pengamatan di atas, hipotesis dirumuskan sebagai berikut:
Ha2: Pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap harga saham;
pengaruh tersebut diperlemah oleh struktur modal yang banyak menggunakan hutang (leverage).
Berdasarkan hipotesis di atas maka model penelitiannya adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Rerangka Konseptual
Struktur Modal Pertumbuhan Perusahaan Harga Saham H1 H2