• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rasio-rasio yang dipergunakan

Dalam dokumen J URNALA KUNTANSI DAN K EUANGAN (Halaman 42-44)

(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI) Rindu Rika Gamayuni *

B. TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan dan Tujuannya

3. Rasio-rasio yang dipergunakan

1. Working Capital To Total assets

Rasio pertama yang digunakan sebagai alat diskriminan adalah rasio modal kerja terhadap total aset, ini sering kali dijumpai dalam studi kasus permasalahan perusahaan, ini adalah ukuran bersih pada aset lancar perusahaan terhadap modal perusahaan. Modal kerja bersih adalah selisih antara aset lancar dikurangi hutang lancar. Karakteristik likuiditas benar- benar ditentukan secara jelas biasanya sebuah perusahaan yang rnengalami kerugian operasi yang terus menerus akan menyusutkan aset lancar sehubungan dengan total aset. Diantara penilaian terhadap rasio likuiditas, rasio ini terbukti paling berharga. Pemasukan variabel ini sesuai dengan studi Merwin yang menilai modal kerja beraih pada rasio total aset sebagai indikator terbaik terhadap penghentian terakhir.

2. Retained Earning To Total assets

Adalah ukuran dari profitabilitas kumulatif lewat waktu disebutkan pada awalnya sebagai satu dari rasio baru. Usia perusahaan dinyatakan secara implisit dalam rasio ini, sebagai contoh, sebuah perusahaan baru relatif mungkin akan menunjukan rasio laba ditahan/total aset yang rendah karena tidak adanya waktu untuk menambah laba kumulatifnya. Oleh karena itu, dapat dibuktikan bahwa perusahaan baru nampak berbeda dari analisis ini, dan kesempatan/peluang untuk diklasifikasi dalam golongan bangkrut relatif lebih tinggi dari yang lainnya, dari pada perusahaan perusahaan yang lebih tua, jika hal-hal lain diasumsikan tidak mempengaruhi (cateris paribus). Tapi, ini merupakan keadaan yang sesungguhnya di dunia nyata. Timbulnya kegagalan lebih tinggi dalam tahun-tahun awal perusahaan.

3. Earning Before Interest and Taxes To Total assets

Rasio ini dihitung dangan membagi total aset perusahaan dengan penghasilan sebelum bunga dan potongan pajak dibagi dengan total aset. Pada pokoknya, merupakan ukuran produktivitas dari aset perusahaan yang sesungguhnya terlepas dari pajak atau faktor leverage. Sejak keberadaan pokok perusahaan didasarkan pada kemampuan menghasilkan laba dari aset-asetnya, rasio ini muncul mcnjadi yang paling utama sesuai untuk studi yang berhubungan dengan kegagalan perusahaan. Selanjutuya keadaan bangkrut dalam pengertian kebangkrutan terjadi saat total kewajiban melebihi penilaian wajar

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 16 No. 2, Juli-Desember 2011

164

perusahaan terhadap aset perusahaan dengan nilai ditentukan oleh kemampuan aset menghasilkan laba.

4. Market Value Of Equity To Book Value Of Debt

Modal diukur melalui gabungan nilai pasar dan keseluruhan lembar saham preferen dan biasa. Sementara hutang meliputi hutang lancar dan hutang jangka panjang. Ukuran tersebut menunjukan seberapa banyak aset perusahaan dapat menurun nilainya (diukur dari nilai pasar modal dilambah hutang) sebelum kewajiban (hutang) melebihi aset dan perusahaan menjadi bangkrut. Sebagai contoh, sebuah perusahaan dengan nilai pasar dari modalnya sebesar 1.000 dollar dan hutang 500 dollar dapat mengalami 2/3 penurunan nilai aset sebelum kebangkrutan, bagaimanapun perusahaan yang sama dengan modal 250 dollar akan bangkrut jika penurunannya hanya 1/3 nilainya. Rasio ini menambahkan dimensi nilai pasar yang tidak ditentukan oleh studi mengenai kebangkrutan lainnya. Rasio ini juga tampak menjadi penentu kebangkrutan yang lebih efektif dari pada rasio serupa yang lebih umum digunakan.

5. Sales To Total assets

Rasio perputaran modal adalah standar rasio keuangan yang menggambarkan kemampuan peningkatan penjualan dari aset perusahaan merupakan suatu ukuran dari kemampuan manajemen dalam menghadapi kondisi yang kompetitif. Rasio akhir ini cukup penlting, walaupun dalam faktanya signifikan dari ukuran rasio ini tidak dapat ditampakkan semuanya tapi karena relasi yang unik diantara variabel dalam model ini, rasio penjualan/total aset menjadi rangking kedua dalam kontribusi keseluruhan ketepatan model diskriminan. (The jurnal of finance, 1968)

Pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui model kesulitan keuangan dan diprediksikan akan mengalami kebangkrutan adalah sebagai berikut:

Kreditor (lenders). Hasil penelitian mengenai prediksi kesulitan keuangan mempunyai hubungan yang erat dengan lembaga ini baik untuk mengambil keputusan apakah akan memberikan pinjaman dengan syarat-syarat tertentu atau merancang kebijaksanaan untuk memonitor pinjaman yang telah ada.

Investor. Model prediksi kesulitan (distress prediction models) dapat membantu investor dalam menentukan sikap terhadap surat-surat berharga (debt securities) yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan, ketika menilai kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan dalam membayar bunga dan hutang pokoknya. Bagi investor yang melakukan investasi dengan pendekatan aktif, dapat mengembangkan suatu strategi yang didasarkan pada asumsi bahwa model prediksi kesulitan keuangan dapat menjadi peringatan awal adanya kesulitan keuangan, dibandingkan dengan sesuatu yang tersembunyi pada harga surat berharga yang berlaku.

peraturan, seperti ikatan akuntan, badan pengawas pasar modal atau institusi lainnya, studi tentang kesulitan keuangan sangat membantu untuk mengeluarkan peraturan-peraturan yang bisa melindungi kepentingan masyarakat. Misalnya perusahaan yang mangalami kesulitan keuangan harus memberikan laporan tertulis kepada pihak autoritas tertentu agar bisa disusun peraturan yang tidak akan merugikan masyarakat.

  Pemerintah. Pemerintah mempunyai kewajiban untuk melindungi tenaga

kerja, industri, dan masyarakat. Hasil penelitian yang akan menemukan model kesulitan keuangan dan petunjuk kebangkrutan akan membantu dalam mengeluarkan peraturan untuk melindungi masyarakat dari kerugian dan kemungkinan mengganggu stabilitas ekonomi dan politik negara.

  Auditor. Satu penelitian yang harus dibuat oleh auditor adalah apakah

perusahaan bisa going concern atau tidak. Apabila ada petunjuk bahwa perusahaan tidak bisa melangsungkan operasinya, maka auditor harus memberikan pendapat tentang adanya petunjuk going concern tersebut. Dengan adanya model untuk memprediksi kebangkrutan, maka auditor bisa melakukan audit dan memberikan pendapat terhadap laporan keuangan perusahaan dengan lebih baik.

  Manajemen. Kebangkrutan akan menyebabkan adanya biaya baik langsung

maupun tidak langsung. Biaya langsung termasuk fee untuk akuntan dan

pengacara. Sedangkan biaya tidak langsung adalah kehilangan penjualan atau keuntungan yang disebabkan adanya pembatasan yang dilakukan oleh pengadilan. Untuk menghindari adanya biaya yang cukup besar tersebut, manajemen dengan indikator kesulitan keuangan yang bisa menyebabkan kebangkrutan dapat melakukan merger dengan menawarkan perusahannya kepada peminat agar bisa menghindari kebangkrutan.

Dalam dokumen J URNALA KUNTANSI DAN K EUANGAN (Halaman 42-44)