• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2. Dengan dilakukannya perbandingan antara kedua bank tersebut, secara keseluruhan dapat diketahui tidak terdapat perbedaan yang signifikan

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Bank

2.2.1.1. Pengertian dan Peranan Bank

Bank sering kali disebut juga sebagai lembaga kepercayaan karena peran intermediasi keuangan yang dijalankan oleh bank itu sendiri terkait dengan penghimpunan dana dan penyaluran dana kepada masyarakat. Pengertian bank sebagaimana diatur dalam pasal 1 Undang-undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Abdullah, 2004: 17).

Selanjutnya bank dapat diartikan secara sederhana sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya (Kasmir, 2003: 2). Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa kegiatan bank sebagai lembaga keuangan yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi dengan harapan memperoleh bunga dari hasil simpanannya dan memudahkan untuk melakukan transaksi pembayaran, serta menyalurkan dana ke masyarakat dengan memberikan pinjaman (kredit) agar bank terhindar dari kerugian akibat tidak dikembalikan

pinjaman yang disalurkan bank.

Pengertian bank dari berbagai sumber lain dalam dendawijaya (2001:25), sebagai berikut :

1. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (Financial Intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana (idle fund/surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan.

2. Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan memperdarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral (G.M. Verryn Stuart).

3. Bank adalah badan yang usaha utamanya menciptakan kredit (Suyatno, 1996: 1).

4. Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaan-perusahaan, dan lain-lain (A. Abdurrachman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan)

Jadi disimpulkan bahwa pengertian bank adalah suatu lembaga keuangan yang mendapatkan dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk pinjaman kredit maupun dalam bentuk yang lain.

2.2.1.2. Jenis-jenis Bank

Dalam praktiknya perbankan Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan seperti yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan, namun kegiatan utama atau pokok perbankan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda satu sama lainnya. Bank dibedakan menjadi beberapa kelompok, berdasarkan fungsi dan perannya (Ruddy 1996: 4), antara lain :

1. Menurut fungsinya

a. Bank Sentral adalah bank yang merupakan badan hukum milik Negara.

b. Bank Umum adalah bank yang sumber utama dananya berasal dari simpanan masyarakat, terutrama giro, tabungan dan deposito serta pemberian kredit jangka panjang dan menengah.

c. Bank Pembangunan adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama berasal dari penerimaan simpanan dalam bentuk deposito serta komersial berjangka panjang dan menengah.

d. Bank Desa adalah kantor bank di suatu desa yang tugas utamanya adalah melaksanakan fungsi pengkreditan dan penghimpunan dana dalam rangka program pemerintah memajukan sektor pedesaan

serta peningkatan produksi pertanian, terutama pangan.

e. Bank Perkreditan Rakyat adalah kantor bank di kecamatan yang merupakan unsur penghimpunan dana masyarakat maupun menyalurkan dananya ke sektor pertanian atau pedesaan.

2. Menurut kepemilikannya

a. Bank Pemerintah adalah bank yag seluruh modalnya berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan dan pendiriannya dibawah undang-undang tersendiri.

b. Bank Swasta Nasional adalah bank milik swasta yang didirikan dalam bentuk perseroan terbatas dimana seluruh sahamnya dimiliki oleh WNI atau badan hukum di Indonesia.

c. Bank Koperasi adalah bank yang pengoperasiannya berlandaskan hukum koperasi dan anggotanya terdiri dari badan hukum koperasi.

d. Bank Swasta Asing adalah bank yang didirikan dalam bentuk cabank bank yang sudah ada di luar negeri.

e. Bank Pembangunan Daerah adalah bank yang pendiriannya berdasarkan peraturan daerah tingkat I dan sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah daerah tingkat II di wilayah bersangkutan dan modalnya merupakan harta kekayaan milik pemerintah daerah yang dipisahkan.

2.2.2. Laporan Keuangan Perbankan

2.2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan

Setiap perusahaan, baik bank maupun non-bank pada periode tertentu akan melaporkan semua kegiatan keuangannya. Menurut Kasmir (2003: 239), laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara keseluruhan dari laporan ini akan terbaca mengenai kondisi bank yang sesungguhnya termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki.

Menurut Myer dalam Munawir (2002), laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi-laba. Namun akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan untuk menambah daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba ditahan).

Menurut Abdullah (2004: 106), laporan keuangan dapat dipahami sebagai bentuk pencatatan keuangan secara sistematis dan metodologis tentang posisi keuangan maupun hasil operasi keuangan perusahaan pada suatu periode waktu tertentu.

Menurut pendapat saya pengertian laporan keuangan sendiri adalah suatu laporan kondisi keuangan bank yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi yang pencatatannya dilakukan secara sistematis dan metodologis

pada suatu periode waktu tertentu.

2.2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan dari laporan keuangan sesuai dengan PSAK NO. 1 revisi 2009 adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka untuk menbantu membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawabn manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Sehingga untuk pencapainnya, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keutungan dan kerugian pada arus kas.

Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan suatu bank menurut Kasmir (2003: 240), adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi keuangan mengenai jumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva yang dimiliki.

2. Memberikan informasi keuangan mengenai jumlah kewajiban dan jenis-jenis kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis modal bank pada waktu tertentu.

4. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank tersebut.

5. Memberikan informasi keuangan mengenai jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu.

6. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.

7. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan.

Menurut Faud dan Rustan (2005; 17), laporan-laporan yang disajikan oleh perusahaan khususnya lembaga perbankan pada periode tertentu bertujuan antara lain :

1. Memberikan informasi tentang posisi keuangan bank menyangkut harta bank, kewajiban bank serta modal bank pada periode tertentu.

2. Memberikan informasi menyangkut laba-rugi suatu bank pada periode tertentu.

3. Memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan yang disajikan oleh bank.

4. Memberikan informasi tentang performance suatu bank.

Sedangkan menurut Munawir (2000: 2), tujuan laporan keuangan disesuaikan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan dan perkembangan suatu perusahaan, adalah sebagai berikut :

1. Pemilik Perusahaan

Laporan keuangan diperlukan oleh pemilik perusahaan untuk menilai hasil-hasil yang telah dicapai, dan untuk menilai kemungkinan hasil-hasil yang akan dicapai dimasa yang akan datang sehingga bisa memperkirakan keuntungan yang akan diterima dan perkembangan harga saham yang dimilikinya.

2. Manager atau pimpinan perusahaan

Bagi manager dengan mengetahui posisi keuangan perusahaan maka akan dapat menyusun rencana yang lebih baik, membperbaiki sistem pengawasan dan menentukan kebijakan-kebijakan yang lebih tepat. Selain itu laporan keuang adalah sebuah alat untuk mempertanggung jawabkan kepada para pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.

3. Investor

Para investor berkepentingan terhadap prospek keuntungan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya. Selain itu untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau keuangan jangka pendek perusahaan tersebut.

4. Kreditur dan bankers

Para kreditur dan bankers membutuhkan laporan keuangan sebagai alat untuk pengambilan keputusan untuk member atau menolak

penerimaan kredit dari suatu perusahaan.

5. Pemerintah

Pemerintah tempat perusahaan itu berdomisili sangat berkepentingan dengan laporan keuangan, untuk menentukan pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan.

2.2.3. Kinerja Keuangan Perbankan

2.2.3.1. Pengertian Kinerja Keuangan Bank

Menurut Abdullah (2004:120), kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank secara keseluruhan. Kinerja (performance) bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai perusahaan dalam periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatannya.

2.2.3.2. Analisis Kinerja Keuangan Perbankan dengan Metode CAMEL

Menurut Abdullah (2004: 120), analisis kinerja keuangan bank merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap keuangan bank menyangkut review data, menghitung, mengukur, menginterpretasikan dan memberikan solusi terhadap keuangan bank pada suatu periode tertentu. Bank Indonesia telah menetapkan sebuah ketentuan bahwa alat analisa yang digunakan adalah CAMEL.

Penilaian kinerja bank dengan teknik analisa CAMEL sebagai akronim dari Capital, Assets Quality, Management, Earnings dan Liquidity dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

a. Melakukan review data laporan keuangan (Neraca dan Laporan Laba-Rugi) dengan sistem akuntansi yang berlaku maupun penjelasan lain yang mendukung.

b. Menghitung angka rasio masing-masing aspek CAMEL. c. Menghitung nilai kotor masing-masing rasio.

d. Menghitung nilai bersih masing-masing rasio dengan jalan mengalikan nilai kotor masing-masing dengan standart bobot masing-masing rasio. e. Menjumlahkan nilai bersih rasio CAMEL.

f. Membandingkan hasil penjumlahan keseluruhan rasio CAMEL dengan standart Bank Indonesia.

Terdapat beberapa rasio pada setiap aspek CAMEL yang harus dianalisis, berikut ini analisis masing-masing aspek CAMEL (Faud dan Rustan,2005: 287) yaitu :

1. Capital

Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh suatu bank. Bagi bank kecukupan modal diukur berdasarkan perhitungan Capital Adequacy. Perhitungan Capital Adequacy ini berdasarkan atas prinsip bahwa setiap penanaman yang mengandung resiko harus disediakan jumlah modal sebesar persentase tertentu (Risk Margin) terhadap jumlah penanamannya. Salah satu perhitungannya adalah dengan menggunakan metode CAR (Capital Adequacy Ratio) yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap aset beresiko.

2. Assets Quality

Pengelolaan dana dalam aktiva produktif merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional bank termasuk biaya bunga, biaya tenaga kerja dan biaya operasional lainnya.

Penilaian pada faktor Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005 didasarkan pada empat rasio, yaitu:

1. Aktiva Produktif Bermasalah (aktiva produktif bermasalah terhadap hal aktiva produktif).

2. PPAP terhadap aktiva produktif (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap total altiva produktif).

3. Non Performing Loan (kredit bermasalah terhadap total kredit). 4. Pemenuhan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang

telah dibentuk terhadap penyisihan aktiva produktif yang wajib dibentuk)

3. Management

Penilaian terhadap manajemen merupakan penilaian terhadap kemampuan bank dalam mengelola dana, baik dalam upaya menghimpun ataupun menyalurkan dana yang ada serta mengkoordinasikan potensi lain yang terdapat dalam bank guna mencapai tujuan tertentu..

Penilaian aspek manajemen digunakan dengan menggunakan daftar sejumlah pertanyaan atau pernyataan penilaian faktor manajemen didasarkan pada 100 aspek dengan memberikan penekanan pada manajemen umum dan manajemen resiko yang melekat pada berbagai kegiatan usaha bank.

4. Earnings

Dalam perhitungan rasio-rasio rentabilitas ini biasanya dicari hubungan timbal balik antar pos yang terdapat pada laporan laba rugi ataupun hubungan timbal balik antar pos yang terdapat pada laporan laba rugi bank dengan pos-pos pada neraca bank guna memperoleh berbagai indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan.

Penilaian ini didasarkan atas 2 macam, yaitu :

a. Rasio laba terhadap total aset (Return On Assets).

b. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). 5. Liquidity

Rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Perhitungannya didasarkan kepada 2 macam rasio antara lain :

a. Rasio jumlah kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva lancar dan termasuk aktiva lancar adalah kas, giro pada BI, SBI, SBPU yang sudah diendos oleh bank lain.

2.2.3.3. Fungsi Analisis Kinerja Keuangan Perbankan

Tujuan laporan keuangan bank yaitu laporan tersebut harus bisa dianalisa agar mengetahui kinerja yang telah dilakukan oleh suatu bank, khususnya dalam menentukan kebijaksanaan bank di masa yang akan datang. Menurut Abdullah (2004: 120), berkaitan dengan analisis kinerja keuangan bank mengandung beberapa tujuan :

a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.

b. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua aset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.

2.3. Kerangka Pikir

Untuk menilai kinerja keuangan bank kita harus melihat dari berbagai aspek dengan menggunakan rasio yang ada, aspek permodalan menggunakan rasio CAR, aspek kualitas aset menggunakan rasio RORA, aspek manajemen menggunakan rasio NPM, aspek rantabilitas menggunakan rasio ROA, dan aspek likuiditas menggunakan rasio LDR.

Berdasarkan pada perumusan masalah maka dapat dibuat kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut :

2.4. Hipotesis

Dalam industri perbankan, alat analisis yang digunakan untuk menilai kinerja sebuah bank dengan menggunakan rasio CAMEL, yaitu sehimpunan indikator yang berunsurkan variabel-variabel, Assets quality, Manajemen, Eearning dan Liquidity. Maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Bahwa terdapat perbedaan antara kinerja keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan rasio CAMEL.

Laporan Keuangan Bank

Analisis Rasio Keuangan Proksi CAMEL : 1. CAR

Dokumen terkait