TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
SKRIPSI
Diajukan oleh :
MANDALINA QITRY DEWI 0913010087/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI - JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
PEMERINTAH DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Diajukan oleh :
MANDALINA QITRY DEWI 0913010087/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI - JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
PEMERINTAH DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
yang diajukan
MANDALINA QITRY DEWI 0913010118/EA
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi
Pembimbing Utama
Drs. Ec. Muslimin, M.Si Tanggal :…………..
NIP. 196207121992031001
Mengetahui Kaprogdi Akuntansi,
Dr. Hero Priono, Msi, Ak
SKRIPSI
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK
PEMERINTAH DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
yang diajukan
MANDALINA QITRY DEWI 0913010087/EA
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Drs. Ec. Muslimin, M.Si Tanggal :…………..
NIP. 196207121992031001
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 31 Juli 2013
Pembimbing Utama Tim Penguji
Ketua
Drs. Ec. Muslimin, M.Si Drs. Ec. Saiful Anwar, Msi
NIP. 196207121992031001 NIP. 195803251988031001
Sekretaris
Drs. Ec. Sjafi’i, MM, Ak. NIP. 195108071983031001 Anggota
Drs. Ec. Muslimin, M.Si
NIP. 196207121992031001 Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK
PEMERINTAH DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).
yang diajukan :Mandalina Qitry Dewi 0913010087
telah disetujui untuk diseminarkan oleh
Pembimbing Utama
Drs. Ec. Muslimin, M.Si Tanggal : ………. NIP. 19620712.199203.1001
Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa tak henti-hentinya terpanjatkan atas segala kemudahan yang Dia berikan dalam penyusunan skripsi yang berjudul “ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA(BEI)”.
Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk kelengkapan proses studi
di Universitas Pembangunan Nasional dalam Jurursan Akuntansi. Penyusunan
skripsi ini juga menjadi sarana bagi penulis untuk mengembangkan diri atas ilmu
yang didapat dari bangku perkuliahan dan aplikasinya pada dunia nyata. Pihak
lain juga diharapkan dapat memperoleh keuntungan dari laporan ini, mulai dari
universitas tempat penulis menimba ilmu, mahasiswa lain untuk dijadikan bahan
referensi, maupun pihak perusahaan untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
Ungkapan terimakasih juga tak lupa penulis haturkan kepada semua pihak
yang terlibat langsung maupun tidak dalam proses penyusuna laporan praktek
kerja lapangan ini. Ungkapan terimakasih ditujukan pada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Hero Priono, Msi, Ak, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
telah memberikan bimbingan dan masukan untuk penulis.
5. Kedua orang tua tercinta, yang tidak pernah berhenti mendukung secara
moril dan materil. Semoga Allah swt. selalu menyayangi mereka
sebagaimana mereka menyayangi penulis sejak kecil.
6. Seluruh guru dan dosen yang telah dengan ikhlas mentransfer ilmunya
untuk membentuk latar belakang pendidikan yang tidak ternilai harganya.
Penulis percaya bahwa tidak ada ilmu yang tidak berguna.
7. Sahabat-sahabat terhebat tempat berbagi air mata dan keringat, serta
amarah dan tawa, teman-teman Akuntansi ’09. Terimakasih kepada Nuril
Alfiah, Novia Doris, dan Dwi Ayu.
8. Teman-teman kost Kartika yang tidak bisa di sebutkan satu persatu.
Terima kasih selalu men-support saya selama ini.
Segala kebaikan datangnya dari Tuhan, dan kekurangan datang dari
manusia yang tidak sempurna. Sejatinya kesempurnaan hanya milik Allah swt.
Oleh karena itu, sebagai manusia yang juga masih ingin terus belajar, penulis
meminta maaf atas kekurangan dalam laporan ini, terlebih bila terdapat bagian
yang kurang berkenan serta mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk kebaikan bersama.
Juni, 2013
LEMBAR PENGESAHAN ... i 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 11
1.3. Tujuan Penelitian ... 11
1.4. Manfaat Penelitian ... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 13
2.2. Landasan Teori ... 23
2.2.1 Pengertian Bank... 23
2.2.2.1 Pengertian dan Peranan Bank ... 23
2.2.1.2 Jenis-jenis Bank ... 25
2.2.2 Laporan Keuangan Perbankan ... 27
2.2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 27
2.2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 28
2.2.3 Kinerja Keuangan Perbankan ... 31
2.2.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan Bank ... 31
2.2.3.2 Aalisis Kinerja Keuangan dengan CAMEL ... 32
2.2.3.3 Fungsi Analisis Kinerja Keuangan Bank ... 36
2.3. Kerangka Pikir ... 36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 40
3.1.1 Definisi Operasional ... 40
3.2.2 Pengukuran Variabel ... 42
3.2.Teknik Pengumpulan Sampel ... 45
3.2.1 Obyek dan Populasi ... 45
3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 53
3.5.1 Uji Normalitas ... 53
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ... 54
3.5.3 Teknik Analisis dan Regresi ... 55
3.5.4 Uji Hipotesis ... 56
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 58
4.1.1 Sejarah PT. Pos Indonesia ... 58
4.1.2 Visi PT. Pos Indonesia ... 60
4.1.3 Misi PT. Pos Indonesia ... 61
4.1.4 Tujuan PT. Pos Indonesia ... 61
4.1.5 Bentuk Logo dan Makna Logo ... 62
4.1.6 Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia ... 63
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 70
4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden ... 70
4.2.1.1 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ... 70
4.2.2 Deskripsi Variabel Sikap Kerja ... 73
4.2.3 Deskripsi Variabel Gaji ... 75
4.2.4 Deskripsi Penghargaan ... 76
4.2.5 Deskripsi Kinerja Karyawan ... 76
4.3. Uji Kualitas Data ... 77
4.3.1 Uji Validitas ... 77
4.3.1.1 Uji Validitas Variabel Sikap Kerja ... 77
4.3.1.2 Uji Validitas Variabel Gaji ... 78
4.3.1.3 Uji Validitas Variabel Penghargaan ... 78
4.3.1.4 Uji Validitas Variabel Kepuasan Kinerja Karyawan 79 4.3.2 Uji Realibilitas ... 80
4.3.3 Uji Normalitas ... 80
4.4. Uji Asumsi Klasik ... 81
4.4.1. Multikolinieritas ... 82
4.4.2. Heteroskedastisitas ... 83
4.5. Analisis Regresi Linear Berganda ... 85
4.5.1 Persamaan Regresi ... 85
4.5.2 Uji F ... 86
4.5.3 Uji Hipotesis (Uji t) ... 88
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90
4.7. Implikasi Penelitian ... 93
4.8. Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu .. 94
4.9. Keterbatasan Penelitian ... 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan dan Saran ... 96
5.1.1 Kesimpulan ... 96
5.1.2 Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA
Bank Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Oleh :
Mandalina Qitry Dewi
ABSTRAKSI
Eksistensi lembaga keuangan khususnya sektor perbankan, membuat persaingan antar bank menjadi semakin ketat khususnya bank pemerintah dan bank swasta nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kinerja bank pemerintah dan bank swasta nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan rasio CAMEL.
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan. Sampel yang digunakan ada 39 laporan keuangan dari 13 bank. Sampel tersebut merupakan laporan keuangan bank pemerintah dan bank swasta nasional yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012. Teknik analisis yang digunakan dengan Uji t (Independent Sample T-Test).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return On Risk Assets (RORA) dan Return On Assets (ROA) bank pemerintah dan bank swasta nasional terdapat perbedaan yang signifikan. Sedangkan pada Capital Adequancy Ratio (CAR), Net Profit Margin (NPM), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan agar perusahaan mengambil keputusan secara objektif yang digambarkan dengan rasio-rasio keuangan. Kemudian perlu ditinjau lagi mengenai penentuan prioritas untuk pertumbuhan perusahaan secara konsisten dengan tetap menjaga kepercayaan para investor.
Mandalina Qitry Dewi
ABSTRACT
The Existence of financial institution especially in banking sector, held a competition between banks more close especially goverment and the private banks. This study aims to
Types of data used are secondary data from financial statements. The study population is a financial statement of 20 State-Owned Enterprises which Registered in Indonesia Stock Exchange. The sample used there were 46 financial statements of 16 companies. The sample is a state-owned company's financial statements are listed on the Stock Exchange in 2009-2011. Analysis techniques are used by multiple linear regression.
The results show that the ROI has a contribution while CR, CP, DER has no contribution to the DPR on the state-owned companies that go public on the Stock Exchange in 2009-2011. Based on the results of the study suggest that companies would take decisions objectively described by financial ratios. Then need to review again the determination of priorities for enterprise growth consistent with maintaining the trust of investors.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Eksistensi lembaga keuangan khususnya sektor perbankan menempati posisi
sangat strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi disektor rill
dengan pemilik dana. Dengan demikian, fungsi utama sektor perbankan dalam
infrastruktur kebijakan makro ekonomi memang diarahkan dalam konteks bagaimana
menjadikan uang efektif untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi (how to make
money effective and effecient to increase economic value).
Salah satu bidang usaha yang menunjukkan persaingan yang ketat adalah
bisnis perbankan. Adanya paket 27 Oktober 1988 yang isinya mendorong
perkembangan perbankan, antara lain melalui kemudahan-kemudahan mendirikan
bank baru, membuka kantor cabang baru serta ijin pembukaan kantor bank asing
dibeberapa ibu kota propinsi di Indonesia, menjadikan bank tumbuh pesat di tanah
air. Hal ini dapat terlihat dari jumlah bank per Juni 1997 lebih kurang 239 bank yang
terdiri dari Bank Pemerintah, Bank Swasta Nasional, Bank Asing dan Campuran serta
Bank Pembangunan Daerah (BPD). Bahkan secara keseluruhan peranan perbankan
bank dan lembaga keuangan terhadap total produk domestik bruto meningkat dari
3,75% pada tahun 1988 menjadi 4,5% pada tahun 1991 (Elwin Tobing, 2002).
Menurut UU negara republik Indonesia No.10 tahun 1998 tanggal 10 November
1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Salah satu pembagian jenis bank di
Indonesia yaitu dilihat dari segi kepemilikannya, yaitu :
1. Bank Milik Pemerintah
2. Bank Milik Pemerintah Daerah
3. Bank Milik Swasta Nasional
4. Bank Milik Asing
5. Bank Milik Campuran
Adanya persaingan antar bank pemerintah maupun dengan bank-bank swasta nasional
lainnya yang tidak bisa dihindarkan ini, membawa dampak positif dan negatif bagi
perkembangan sebuah bank, termasuk bagi bank swasta nasional. Dampak positifnya
adalah memotivasi agar bank saling berpacu menjadi yang terbaik. Sedangkan
perkembangan bank yang bersangkutan. Kondisi ini akan membawa kerugian yang
besar bagi bank, bahkan dapat mengakibatkan gulung tikar.
Perbankan diakui memiliki peran sangat penting dalam mengembangkan
perekonomian nasional. Buruknya kondisi perbankan bisa berdampak buruk pula
pada perekonomian secara keseluruhan. Dengan demikian, upaya memperkuat sektor
perbankan nasional menjadi salah satu faktor penting dalam memperkuat
perekonmian nasional. Bahkan pemerintah pernah menghimbau pihak bank agar
meningkatkan penyaluran kredit ke sektor riil. Demi menggerakkan roda
perekonomian. Karena itulah upaya meningkatkan kinerja perbankan menjadi suatu
yang vital bagi pembangunan nasional.
Kondisi perekonomian baik dalam negeri maupun luar negeri sangat mempengaruhi
kondisi perbankan di Indonesia. Krisis keuangan global yang melanda Amerika
Serikat telah merambat ke seluruh dunia. Hal ini ditandai dengan turunya indeks
saham di berbagai bursa Asia-Pasifik pada perdagaganagn Rabu, 8 Oktober 2008.
Bahkan pada pukul 11.00 WIB, Bursa Efek Jakarta terpakasa ditutup sementara
setelah turun 10.3%. Begitu pula Bursa Efek di Rusia dan Ukraiana. Menghadapi hal
tersebut, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional atau Internasional Monetary
Fund (IMF) langsung memperingatkan, bahwa negara-negara berkembang dapat
menghadapi dampak serius krisis keuangan global tersebut. Hal ini disebabkan
yang berkelanjutan. Indonesia merupakan negara small open economy sehingga imbas
dari krisis finansial global sangat mempengaruhi kondisi perekonomian dalam negeri.
Salah satu dampak dari krisis finansial global adalah perlambatan
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2008. Pertumbuhan ekonomi Indonesia
secara keseluruhan tumbuh mencapai 6,1% pada tahun 2008 atau sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 6,3%. Dampak negatif dari krisis global,
antara lain sebagai berikut (http://www.setneg.go.id):
1. Kinerja neraca pembayaran yang menurun. Pada saat terjadi krisis global,
negara adidaya Amerika Serikat mengalami resesi yang serius, sehingga
terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya menggerus daya
beli masyarakat Amerika. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain
karena Amerika Serikat merupakan pangsa pasar yang besar bagi
negara-negara lain termasuk Indonesia. Penurunan daya beli masyarakat di Amerika
menyebabkan penurunan permintaan impor dari Indonesia. Dengan demikian
ekspor Indonesia pun menurun. Inilah yang menyebabkan terjadinya defisit
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Bank Indonesia memperkirakan secara
keseluruhan NPI mencatatkan defisit sebesar US$ 2,2 miliar pada tahun 2008.
2. Tekanan pada nilai tukar Rupiah. Secara umum, nilai tukar rupiah bergerak
relatif stabil sampai pertengahan September 2008. Hal ini terutama
kebijakan makro ekonomi yang berhati-hati. Namun sejak pertengahan
September 2008, krisis global yang semakin dalam telah memberi efek
depresiasi terhadap mata uang. Kurs Rupiah melemah menjadi Rp 11.711,-
per USD pada bulan November 2008 yang merupakan depresiasi yang cukup
tajam, karena pada bulan sebelumnya Rupiah berada di posisi Rp 10.048,- per
USD. Pada masa krisis global yang terjadi sejak beberapa waktu yang lalu,
terjadi keketatan likuiditas global, dengan demikian supply dollar relatif
sangat menurun. Hal inilah yang memeberikan efek depresiasi terhadap
Rupiah.
3. Dorongan pada laju inflasi. Dorongan tersebut berasal dari lonjakan harga
minyak dunia yang mendorong dikeluarkannya kebijakan subsidi harga BBM.
Tekanan inflasi makin tinggi akibat harga komoditi global yang tinggi.
Namun inflasi tersebut berangsur menurun diakhir tahun 2008 karena harga
komoditi yang menurun dan penurunan harga subsidi BBM.
Salah satu fungsi yang turut serta dalam pengefektifan dan efesiensi
perusahaan adalah fungsi keuangan. Fungsi inilah yang mengatur arus masuk dan
keluarnya kas, dan tidak menutup kemungkinan ini juga yang mendorong
keberhasilan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak
keputusan individual yang dibuat secar terus menerus oleh manjemen, oleh karena itu
kumulatif dan ekonmi keputusan, dan mempertimbangkannya dengan menggunakan
ukuran komparatif (Helfert;1996)
Menurut Indra Prasetyo (2008) dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan,
stakeholder akan sangat terbantu dengan laporan keuangan yang diterbitkan oleh
perusahaan tersebut. Hal dapat diperoleh dari laporan keuangan adalah: (1) sebagai
alat pembanding kinerja suatu perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri
yang sama; (2) sebagai alat evaluasi untuk menunjukkan posisi keuangan perusahaan.
Adanya penurunan kinerja bank-bank harus segera diperbaiki karena jika penurunan
kinerja tersebut terus berlanjut tentunya akan membuat kredibilitas perbankan di mata
masyarakat akan semakin menurun dan bagi bank-bank yang mengalami penurunan
kinerja secara tajam tentu tinggal menunggu waktu untuk dilikuidasi jika tidak ada
upaya untuk memperbaiki kinerjanya. Melalui penilaian kesehatan bank kita dapat
menilai kinerja bank tersebut. Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa
indikator. Salah satu sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah
laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan itu akan dapat
dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat
kesehatan bank (Etty M. Nasser dan Titik Aryati, 2000).
Kesehatan bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan
operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya
Dengan kata lain bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara
kepercayaan masyarakat, menjalankan fungsi intermediasi, dapat membentuk
kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat mendukung efektifitas kebijakan
moneter. (Suseno dan Petter Abdullah dalam Bank Indonesia, 2004 : 172)
Menurut SK Direksi Bank Indonesia No. 30/277/KEP/DIR Tgl 19 Maret
1998, suatu bank dikatakan sehat apabila bebas perselisihan interen, tidak ada campur
tangan pihak ekstern, terhindar dari praktek perbankan lain yang dapat
membahayakan usaha bank. Selain itu, dalam menilai suatu bank sehat atau tidak, ada
alat ukur untuk mengetahui (indikator kesehatan bank), yaitu berupa faktor kualitatif
dan faktor kuantitatif. Namun biasanya faktor yang mudah diukur adalah faktor
kuantitatif berupa rasio-rasio keuangan, karena datanya mudah diperoleh. Dengan
kata lain bank dikatakan sehat jika indikator kesehatan bank yang dimilikinya lebih
baik dari ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (Shelly Oktaviani, 2002)
Oleh karena bank merupakan industri yang dalam menjalankan kegiatan operasinya
sangat mengandalkan kepercayaan masyarakat maka tingkat kesehatan bank perlu
terus dipelihara. Salah satu indikator tingkat kesehatan bank adalah laporan keuangan
bank yang dipublikasikan di media massa yang meliputi informasi tentang posisi
keuangan, kinerja, dana aliran kas bank. Laporan keuangan merupakan sumber
informasi yang menunjukkan posisi dan operasi perusahaan dalam melaksanakan
tujuan yang hendak dicapainya. Informasi keuangan pada umumnya dipertimbangkan
dalam mengambil keputusan, oleh karena itu laporan keuangan yang dipublikasikan
bank secara rutin harus mencakup informasi keuangan yang dapat digunakan untuk
membuat keputusan ekonomi.
Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan
yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Penilaian tingkat
kesehatan bank tersebut terdiri dari beberapa rasio yaitu :
C = Capital (Permodalan)
A = Asset Quality (Kualitas Aktiva)
M = Management (Manajemen)
E = Earnings (Rentabilitas)
L = Liquidity (Likuiditas)
Aspek-aspek tersebut menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukan bahwa rasio
keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank. CAMEL tidak
sekedar mengukur tingkat kesehatan bank, tetapi juga digunakan sebagai indikator
dalam menyusun peringkat dan memprediksi kebangkrutan bank (Payamata dan
Sistem Penilaian terhadap tingkat kesehatan bank yang berlaku saat ini adalah
penilaian berdasarkan faktor CAMEL (Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.
26/5/BPPP, tanggal 29 Mei 1993).
Faktor permodalan penting dalam rangka pengembangan usaha dan
menampung resiko kerugian. Faktor permodalan dapat dinilai dengan menggunakan
Capital Adequacy Ratio (CAR). Dengan ketentuan ukuran CAR terbaik ditetapkan
8%. Hal ini merupakan sebuah ketentuan baku dan lazim digunakan di dunia
perbankan sedangkan untuk bobot CAR adalah 20%. Faktor kualitas aktiva produktif
digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan aktiva produktif yang bermasalah dan
pembentukan cadangan khusus untuk menampung kerugian akibat menurunnya
kualitas aktiva produktif, faktor ini dapat diukur dengan menggunakan Return On
Risk Asset (RORA).
Faktor manajemen diukur berdasarkan Net Profit Margin (NPM), hal ini
merupakan inti dari pengukuran perbankan dimana seluruh kegiatan manajemen suatu
bank pada akhirnya akan bermuara pada perolehan laba. Faktor rentabilitas digunakan
untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba dan tingkat efisiensi, baik
dari kegiatan operasional maupun non operasional dalam suatu periode, faktor ini
dinilai dengan menghitung Return Of Asset (ROA). Angka ROA dihitung
berdasarkan perbandingan laba sebelum pajak dengan rata-rata aset total dengan
Faktor likuidasi merupakan faktor untuk mengukur tingkat kemampuan bank
dalam melunasi kewajiban-kewajibannya pada saat ditarik atau jatuh tempo, faktor ini
dinilai dengan Banking Ratio (BR).(Haryati,2001)
Beberapa penelitian terdahulu banyak mengangkat masalah mengenai
perbedaan kinerja kauangan bank pemerintah dan bank swasta nasional, oleh karena
itu pada penelitian in, peneliti mencoba mengangkat masalah perbedaab kinerja
keuangan bank pemerintah dan bank swasta nasional dengan menggunakan
rasio-rasio CAR, RORA, NPM, ROA dan LDR. Adanya persaingan antar bank pemerintah
maupun dengan bank swasta nasional lainnya yang tidak bisa dihindarkan lagi.
Persaingan ini ditambah dengan adanya krisis global sehingga diperlukan laporan
kinerja keuangan yang dapat memberikan informasi kepada stakeholders tentang
kinerja suatu bank, dan membantu stakeholders dalam mengambil keputusan. Dengan
adanya krisis global yang melanda dunia penulis ingin mengetahui bagaimana
perkembangan bank-bank yang ada di Indonesia setelah adanya masalah tersebut.
Berdasarkan latar belakang ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “ Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
Apakah terdapat perbedaan antara kinerja keuangan Bank Pemerintah dan Bank
Swasta Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan rasio CAMEL.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui dan menguji secara empiris perbedaan antara Bank Pemerintah
dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menggunakan
1.3.1 Manfaat Penelitian
Hal penting dari sebuah penelitian adalah kemanfaatan yang dapat dirasakan
atau diterapkan setelah terungkapnya hasil penelitian. Adapun kegunaan yang
diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi Praktisi
Dapat dijadikan sebagai catatan/koreksi untuk mempertahankan dan
meningkatkan kinerjanya, sekaligus memperbaiki apabila ada kelemahan dan
kekurangan pada kinerjanya.
2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi
peneliti lain dengan materi yang berhubungan dengan penelitian ini, serta
sebagai dharma bakti terhadap Perguruan Tinggi, khususnya Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bagi Peneliti
Dengan melakukan penelitian ini peneliti memperoleh pengalaman
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan pengkajian yang berkaitan dengan analisis kinerja
keuangan perbankan dengan menggunakan rasio-rasio metode CAMEL, pernah
dilakukan oleh :
1. Agustinus Purwoko (2007)
a. Judul :
“Analisis Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta ditinjau dari
Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Return On
Equity (ROE), dan Return On Assets (ROA)”.
b. Perumusan Masalah
Apakah terdapat perkembangan, hubungan, dan perbedaan rata-rata
dari CAR, NIM, ROE, dan ROA yang diraih oleh Bank Pemerintah dan
Bank Swasta (BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa) pada periode 2001 –
c. Kesimpulan
1. Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Return On
Equity (ROE), dan Return On Assets (ROA) yang diraih oleh Bank
Pemerintah dan Bank Swasta (BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa)
pada periode 2001 – 2006 secara umum masih mengalami suatu
kondisi yang fluktuatif. Masing-masing rasio memiliki saat-saat di
mana terjadi peningkatan dan penurunan, di antara keempat rasio
tersebut tidak ada satupun rasio-rasio tersebut yang terus mengalami
suatu peningkatan, maupun penurunan pada periode 2001 – 2006.
2. Ada dua pasang rasio yang memiliki hubungan, yaitu Capital
Adequacy Ratio (CAR) dengan Net Interest Margin (NIM) dan Return
On Equity (ROE) dengan Return On Assets (ROA). Capital Adequacy
Ratio (CAR) dengan Net Interest Margin (NIM) memiliki hubungan
negatif atau hubungan yang berpola kebalikan arah, sedangkan Return
On Equity (ROE) dengan Return On Assets (ROA) memiliki hubungan
positif atau hubungan yang berpola searah.
3. Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Equity (ROE), dan Return
On Assets (ROA) dari Bank Pemerintah dan Bank Swasta (BUSN
Devisa dan BUSN Non Devisa) selama periode 2001 – 2006 memiliki
rata-rata
populasi yang sama, sedangkan Net Interest Margin (NIM) dari Bank
selama periode 2001 – 2006 memiliki rata-rata populasi yang tidak
sama. Sehingga ini berarti kinerja keuangan yang dimiliki oleh Bank
Pemerintah dan Bank Swasta (BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa)
selama periode 2001 – 2006 yang dilihat dari Capital Adequacy Ratio
(CAR), Return On Equity (ROE), dan Return On Assets (ROA)
memiliki kesamaan kinerja. Sedangkan kinerja keuangan yang dimiliki
oleh Bank Pemerintah dan Bank Swasta (BUSN Devisa dan BUSN
Non Devisa) selama periode 2001 – 2006 yang dilihat dari Net Interest
Margin (NIM) tidak memiliki kesamaan kinerja.
2. Ika Ravelia dan Rahmawati (2009)
a. Judul :
“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan
Publik di Indonesia Pada Masa Selama Krisis dan Setelah Krisis
Ekonomi”.
b. Perumusan Masalah
1. Apakah terdapat perbedaan kinerja yang signifikan pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada
tahun 1998, 1999, 2000 dan 2001 mewakili periode selama krisis
ekonomi dan periode tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005 mewakili
2. Apakah terdapat perbedaan kinerja yang signifikan pada
perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1998,
1999, 2000 dan 2001 mewakili periode selama krisis ekonomi dan
periode tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005 mewakili periode setelah
krisis ekonomi.
c. Kesimpulan
1. Pada aspek permodalan yang diwakili oleh rasio CAR menujukkan
adanya perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan
setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari
t-hitung sebesar 0,007 lebih kecil dari 0,05.
2. Pada aspek kualitas aktiva yang diwakili oleh rasio RORA
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara masa
selama krisis dan setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai
signifikansi dari t-hitung sebesar 0,007 lebih kecil dari 0,05.
3. Pada aspek manajemen yang diwakili oleh NPM menunjukkan
tidak ada perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan
setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari
t-hitung sebesar 0,645 lebih besar dari 0,05.
4. Pada aspek rentabilitas yang diwakili oleh ROA menunjukkan
adanya
krisis
hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari t-hitung sebesar
0,019 lebih kecil dari 0,05.
5. Pada aspek likuiditas yang diwakili oleh rasio LDR menunjukkan
tidak
ada perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan
setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari
t-hitung sebesar
0,986 lebih besar dari 0,05.
6. Pada aspek sensitifitas terhadap resiko pasar yang diwakili oleh
rasio IER menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara masa
selama krisis dan setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai
signifikansi dari t-hitung sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.
3. Hardian Nurul (2010)
a. Judul :
“Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dalam Memprediksi Kinerja
Keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa”.
b. Perumusan Masalah
Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL),
Margin (NIM), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO), Loan to deposit ratio (LDR) dapat digunakan untuk memprediksi
kinerja keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa ?
c. Kesimpulan
1. Capital Adequacy Ratio paling baik ditunjukan pada tahun 2007
dengan nilai rata – rata 114.369 persen dibandingkan rata rata
keseluruhan sebesar 65.042 persen.
2. Non Performing Loan (NPL) yang kurang baik ditunjukan pada tahun
2006 dengan nilai rata – rata 3.098 persen dibandingkan dengan rata –
rata keseluruhan sebesar 2.822 persen.
3. Aktiva Produktif Bermasalah (APB) yang kurang baik ditunjukan pada
tahun 2005 dengan nilai rata – rata 1.981 persen dibandingkan dengan
rata – rata keseluruhan sebesar 1.876 persen.
4. Retrun On Total Asset paling baik ditunjukan pada tahun 2005 dengan
nilai rata – rata terbesar 7.255 persen dibandingkan dengan rata –rata
keseluruhan sebesar 3.332 persen.
5. Net Interest Margin paling baik ditunjukan pada tahun 2005 dengan
nilai rata – rata terbesar 7.583 persen dibandingkan dengan rata – rata
6. Beban Operasional Pendapatan Terhadap Operasional (BOPO) yang
kurang baik ditunjukan pada tahun 2006 sebesar 92.398 persen
dibandingkan rata – rata secara keseluruhan sebesar 88.908 persen.
7. Loan To Deposit Ratio yang kurang baik ditunjukkan pada tahun 2005
dengan nilai rata terbesar yaitu 79.040 persen dibandingkan
rata-rata secara keseluruhan selama periode penelitian sebesar 77.043
persen.
4. Gita Sahrani (2012)
a. Judul :
“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah (BUMN)
dan Bank Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
b. Perumusan Masalah
Apakah terdapat perbandingan kinerja keuangan Bank Pemerintah dan
Bank Swasta Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2006 sampai dengan 2010.
c. Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan yang signifikan rasio NPL dan rasio LDR antara
Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional di Indonesia tahun
2006-2010.
2. Dengan dilakukannya perbandingan antara kedua bank tersebut, secara
antara kinerja keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional.
Hal ini dapat dilihat dari aspek permodalan, aspek kualitas asset, aspek
rentabilitas, aspek likuiditas, dan aspek sensitivitas yang dimiliki oleh
kedua bank tersebut.
5. Marwanto, Cepi, dan Maat Pono(2012)
a. Judul :
“Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta
Nasional”.
b. Perumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah
dan bank swasta nasional ?.
c. Kesimpulan
1. Ditinjau dari rasio-rasio CAR, RORA, NPM, ROA dan OR, ternyata
tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan
bank swasta nasional. Namun jika ditinjau dari LDR dan CM Ratio,
ternyata terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah
dan bank swasta nasional.
2. Ditinjau dari rasio-rasio CAR, RORA, NPM, ROA dan OR, ternyata
tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan
ternyata terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah
Tabel. 2.1 : Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu Dengan
Penelitian Sekarang
No. Nama Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
1 Agustinus Purwoko (2007)
Analisis Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta ditinjau dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Return On Equity (ROE), dan Return On Assets (ROA).
CAR, NIM, ROE, NIM dan ROE dengan ROA.
2 Ika Ravelia dan Rahmawati (2009)
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Publik di Indonesia Pada Masa Selama Krisis dan Setelah Krisis Ekonomi.
CAR, RORA, NPM, ROA, LDR, dan IER.
Ada beda nyata pada CAR, RORA, ROA dan IER sebelum dan pasca krisis.
3 Hardian Nurul (2010)
Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dalam Memprediksi Kinerja Keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa. Bank Pemerintah (BUMN) dan Bank Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemerintah dan Bank Swasta Nasional
CAR, RORA, NPM, ROA, OR, CM
Ratio and LDR.
CAR, RORA, NPM, ROA dan OR, tidak terdapat perbedaan kinerja
Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Bank
2.2.1.1. Pengertian dan Peranan Bank
Bank sering kali disebut juga sebagai lembaga kepercayaan
karena peran intermediasi keuangan yang dijalankan oleh bank itu
sendiri terkait dengan penghimpunan dana dan penyaluran dana
kepada masyarakat. Pengertian bank sebagaimana diatur dalam pasal
1 Undang-undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 menyatakan bahwa
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Abdullah,
2004: 17).
Selanjutnya bank dapat diartikan secara sederhana sebagai
lembaga keuangan yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari
masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya (Kasmir, 2003:
2). Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa kegiatan bank
sebagai lembaga keuangan yaitu menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan dalam hal ini bank sebagai tempat
menyimpan uang atau berinvestasi dengan harapan memperoleh
bunga dari hasil simpanannya dan memudahkan untuk melakukan
transaksi pembayaran, serta menyalurkan dana ke masyarakat
dengan memberikan pinjaman (kredit) agar bank terhindar dari
pinjaman yang disalurkan bank.
Pengertian bank dari berbagai sumber lain dalam dendawijaya (2001:25), sebagai
berikut :
1. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga
perantara keuangan (Financial Intermediaries), yang menyalurkan dana
dari pihak yang berkelebihan dana (idle fund/surplus unit) kepada pihak
yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu
yang ditentukan.
2. Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan
kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri atau dengan uang yang
diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan memperdarkan alat-alat
penukar baru berupa uang giral (G.M. Verryn Stuart).
3. Bank adalah badan yang usaha utamanya menciptakan kredit (Suyatno,
1996: 1).
4. Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai
macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang,
pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan
benda-benda berharga, membiayai perusahaan-perusahaan, dan lain-lain
(A. Abdurrachman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan)
Jadi disimpulkan bahwa pengertian bank adalah suatu lembaga keuangan yang
dalam bentuk pinjaman kredit maupun dalam bentuk yang lain.
2.2.1.2. Jenis-jenis Bank
Dalam praktiknya perbankan Indonesia saat ini terdapat beberapa
jenis perbankan seperti yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan,
namun kegiatan utama atau pokok perbankan sebagai lembaga
keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan
dana tidak berbeda satu sama lainnya. Bank dibedakan menjadi
beberapa kelompok, berdasarkan fungsi dan perannya (Ruddy 1996: 4),
antara lain :
1. Menurut fungsinya
a. Bank Sentral adalah bank yang merupakan badan hukum milik
Negara.
b. Bank Umum adalah bank yang sumber utama dananya berasal dari
simpanan masyarakat, terutrama giro, tabungan dan deposito serta
pemberian kredit jangka panjang dan menengah.
c. Bank Pembangunan adalah bank yang dalam pengumpulan
dananya terutama berasal dari penerimaan simpanan dalam bentuk
deposito serta komersial berjangka panjang dan menengah.
d. Bank Desa adalah kantor bank di suatu desa yang tugas utamanya
adalah melaksanakan fungsi pengkreditan dan penghimpunan dana
serta peningkatan produksi pertanian, terutama pangan.
e. Bank Perkreditan Rakyat adalah kantor bank di kecamatan yang
merupakan unsur penghimpunan dana masyarakat maupun
menyalurkan dananya ke sektor pertanian atau pedesaan.
2. Menurut kepemilikannya
a. Bank Pemerintah adalah bank yag seluruh modalnya berasal dari
kekayaan Negara yang dipisahkan dan pendiriannya dibawah
undang-undang tersendiri.
b. Bank Swasta Nasional adalah bank milik swasta yang didirikan
dalam bentuk perseroan terbatas dimana seluruh sahamnya dimiliki
oleh WNI atau badan hukum di Indonesia.
c. Bank Koperasi adalah bank yang pengoperasiannya berlandaskan
hukum koperasi dan anggotanya terdiri dari badan hukum koperasi.
d. Bank Swasta Asing adalah bank yang didirikan dalam bentuk
cabank bank yang sudah ada di luar negeri.
e. Bank Pembangunan Daerah adalah bank yang pendiriannya
berdasarkan peraturan daerah tingkat I dan sebagian besar
sahamnya dimiliki oleh pemerintah daerah tingkat II di wilayah
bersangkutan dan modalnya merupakan harta kekayaan milik
2.2.2. Laporan Keuangan Perbankan
2.2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan
Setiap perusahaan, baik bank maupun non-bank pada periode
tertentu akan melaporkan semua kegiatan keuangannya. Menurut Kasmir
(2003: 239), laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank
secara keseluruhan dari laporan ini akan terbaca mengenai kondisi bank
yang sesungguhnya termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki.
Menurut Myer dalam Munawir (2002), laporan keuangan adalah dua
daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu
perusahaan. Kedua daftar itu adalah neraca atau daftar posisi keuangan dan
daftar pendapatan atau daftar rugi-laba. Namun akhir-akhir ini sudah
menjadi kebiasaan untuk menambah daftar ketiga yaitu daftar surplus atau
daftar laba yang tidak dibagikan (laba ditahan).
Menurut Abdullah (2004: 106), laporan keuangan dapat dipahami
sebagai bentuk pencatatan keuangan secara sistematis dan metodologis
tentang posisi keuangan maupun hasil operasi keuangan perusahaan pada
suatu periode waktu tertentu.
Menurut pendapat saya pengertian laporan keuangan sendiri adalah
suatu laporan kondisi keuangan bank yang terdiri dari neraca dan laporan
pada suatu periode waktu tertentu.
2.2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan dari laporan keuangan sesuai dengan PSAK NO. 1 revisi
2009 adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus
kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan dalam rangka untuk menbantu membuat keputusan-keputusan
ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawabn manajemen atas penggunaan
sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Sehingga untuk
pencapainnya, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai
perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban
termasuk keutungan dan kerugian pada arus kas.
Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan suatu bank
menurut Kasmir (2003: 240), adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi keuangan mengenai jumlah aktiva dan jenis-jenis
aktiva yang dimiliki.
2. Memberikan informasi keuangan mengenai jumlah kewajiban dan
jenis-jenis kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis
modal bank pada waktu tertentu.
4. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah
5. Memberikan informasi keuangan mengenai jumlah biaya-biaya yang
dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode
tertentu.
6. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam
aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.
7. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode
dari hasil laporan keuangan yang disajikan.
Menurut Faud dan Rustan (2005; 17), laporan-laporan yang disajikan oleh
perusahaan khususnya lembaga perbankan pada periode tertentu bertujuan antara
lain :
1. Memberikan informasi tentang posisi keuangan bank menyangkut harta
bank, kewajiban bank serta modal bank pada periode tertentu.
2. Memberikan informasi menyangkut laba-rugi suatu bank pada periode
tertentu.
3. Memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan
laporan keuangan yang disajikan oleh bank.
4. Memberikan informasi tentang performance suatu bank.
Sedangkan menurut Munawir (2000: 2), tujuan laporan keuangan disesuaikan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan dan
1. Pemilik Perusahaan
Laporan keuangan diperlukan oleh pemilik perusahaan untuk
menilai hasil-hasil yang telah dicapai, dan untuk menilai kemungkinan
hasil-hasil yang akan dicapai dimasa yang akan datang sehingga bisa
memperkirakan keuntungan yang akan diterima dan perkembangan harga
saham yang dimilikinya.
2. Manager atau pimpinan perusahaan
Bagi manager dengan mengetahui posisi keuangan perusahaan
maka akan dapat menyusun rencana yang lebih baik, membperbaiki sistem
pengawasan dan menentukan kebijakan-kebijakan yang lebih tepat. Selain
itu laporan keuang adalah sebuah alat untuk mempertanggung jawabkan
kepada para pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan
kepadanya.
3. Investor
Para investor berkepentingan terhadap prospek keuntungan di masa
mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya. Selain itu untuk
mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau
keuangan jangka pendek perusahaan tersebut.
4. Kreditur dan bankers
Para kreditur dan bankers membutuhkan laporan keuangan sebagai
penerimaan kredit dari suatu perusahaan.
5. Pemerintah
Pemerintah tempat perusahaan itu berdomisili sangat
berkepentingan dengan laporan keuangan, untuk menentukan pajak yang
harus ditanggung oleh perusahaan.
2.2.3. Kinerja Keuangan Perbankan
2.2.3.1. Pengertian Kinerja Keuangan Bank
Menurut Abdullah (2004:120), kinerja keuangan bank merupakan
bagian dari kinerja bank secara keseluruhan. Kinerja (performance) bank
secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam
operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran,
penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya
manusia. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan
bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan
dana maupun penyaluran dana.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, kinerja
keuangan adalah prestasi yang dicapai perusahaan dalam periode tertentu
2.2.3.2. Analisis Kinerja Keuangan Perbankan dengan Metode CAMEL
Menurut Abdullah (2004: 120), analisis kinerja keuangan bank
merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap keuangan bank
menyangkut review data, menghitung, mengukur, menginterpretasikan dan
memberikan solusi terhadap keuangan bank pada suatu periode tertentu.
Bank Indonesia telah menetapkan sebuah ketentuan bahwa alat analisa
yang digunakan adalah CAMEL.
Penilaian kinerja bank dengan teknik analisa CAMEL sebagai
akronim dari Capital, Assets Quality, Management, Earnings dan
Liquidity dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
a. Melakukan review data laporan keuangan (Neraca dan Laporan
Laba-Rugi) dengan sistem akuntansi yang berlaku maupun penjelasan lain
yang mendukung.
b. Menghitung angka rasio masing-masing aspek CAMEL.
c. Menghitung nilai kotor masing-masing rasio.
d. Menghitung nilai bersih masing-masing rasio dengan jalan mengalikan
nilai kotor masing-masing dengan standart bobot masing-masing rasio.
e. Menjumlahkan nilai bersih rasio CAMEL.
f. Membandingkan hasil penjumlahan keseluruhan rasio CAMEL dengan
Terdapat beberapa rasio pada setiap aspek CAMEL yang harus
dianalisis, berikut ini analisis masing-masing aspek CAMEL (Faud dan
Rustan,2005: 287) yaitu :
1. Capital
Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh suatu bank.
Bagi bank kecukupan modal diukur berdasarkan perhitungan Capital
Adequacy. Perhitungan Capital Adequacy ini berdasarkan atas prinsip
bahwa setiap penanaman yang mengandung resiko harus disediakan jumlah
modal sebesar persentase tertentu (Risk Margin) terhadap jumlah
penanamannya. Salah satu perhitungannya adalah dengan menggunakan
metode CAR (Capital Adequacy Ratio) yaitu dengan cara membandingkan
modal terhadap aset beresiko.
2. Assets Quality
Pengelolaan dana dalam aktiva produktif merupakan sumber
pendapatan yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya
operasional bank termasuk biaya bunga, biaya tenaga kerja dan biaya
operasional lainnya.
Penilaian pada faktor Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berdasarkan Surat
Edaran Bank Indonesia No. 7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005 didasarkan
pada empat rasio, yaitu:
1. Aktiva Produktif Bermasalah (aktiva produktif bermasalah terhadap
2. PPAP terhadap aktiva produktif (Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif terhadap total altiva produktif).
3. Non Performing Loan (kredit bermasalah terhadap total kredit).
4. Pemenuhan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang
telah dibentuk terhadap penyisihan aktiva produktif yang wajib
dibentuk)
3. Management
Penilaian terhadap manajemen merupakan penilaian terhadap kemampuan
bank dalam mengelola dana, baik dalam upaya menghimpun ataupun
menyalurkan dana yang ada serta mengkoordinasikan potensi lain yang
terdapat dalam bank guna mencapai tujuan tertentu..
Penilaian aspek manajemen digunakan dengan menggunakan daftar
sejumlah pertanyaan atau pernyataan penilaian faktor manajemen didasarkan
pada 100 aspek dengan memberikan penekanan pada manajemen umum dan
manajemen resiko yang melekat pada berbagai kegiatan usaha bank.
4. Earnings
Dalam perhitungan rasio-rasio rentabilitas ini biasanya dicari hubungan
timbal balik antar pos yang terdapat pada laporan laba rugi ataupun hubungan
timbal balik antar pos yang terdapat pada laporan laba rugi bank dengan
pos-pos pada neraca bank guna memperoleh berbagai indikasi yang bermanfaat
Penilaian ini didasarkan atas 2 macam, yaitu :
a. Rasio laba terhadap total aset (Return On Assets).
b. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO).
5. Liquidity
Rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank
dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek atau kewajiban yang
sudah jatuh tempo. Perhitungannya didasarkan kepada 2 macam rasio antara
lain :
a. Rasio jumlah kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva lancar
dan termasuk aktiva lancar adalah kas, giro pada BI, SBI, SBPU
yang sudah diendos oleh bank lain.
2.2.3.3. Fungsi Analisis Kinerja Keuangan Perbankan
Tujuan laporan keuangan bank yaitu laporan tersebut harus bisa
dianalisa agar mengetahui kinerja yang telah dilakukan oleh suatu bank,
khususnya dalam menentukan kebijaksanaan bank di masa yang akan
datang. Menurut Abdullah (2004: 120), berkaitan dengan analisis kinerja
keuangan bank mengandung beberapa tujuan :
a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama
kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai
dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.
b. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua
aset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.
2.3. Kerangka Pikir
Untuk menilai kinerja keuangan bank kita harus melihat dari
berbagai aspek dengan menggunakan rasio yang ada, aspek permodalan
menggunakan rasio CAR, aspek kualitas aset menggunakan rasio RORA,
aspek manajemen menggunakan rasio NPM, aspek rantabilitas
menggunakan rasio ROA, dan aspek likuiditas menggunakan rasio LDR.
Berdasarkan pada perumusan masalah maka dapat dibuat kerangka
2.4. Hipotesis
Dalam industri perbankan, alat analisis yang digunakan untuk
menilai kinerja sebuah bank dengan menggunakan rasio CAMEL, yaitu
sehimpunan indikator yang berunsurkan variabel-variabel, Assets quality,
Manajemen, Eearning dan Liquidity. Maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut :
Bahwa terdapat perbedaan antara kinerja keuangan Bank
Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) berdasarkan rasio CAMEL. Laporan Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan Proksi CAMEL :
1. CAR 2. RORA
3. NPM 4. ROA 5. LDR
Bank Swasta Nasional Bank Milik Pemerintah
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi tentang
pernyataan pengoperasian atau pendefinisian konsep-konsep penelitian yang
menjadi variabel-variabel penelitian temasuk penetapan cara dan satuan
pengukurannya. Menurut pendapat saya kinerja keuangan adalah :
1. Kinerja Keuangan Bank Pemerintah
Merupakan kinerja atau prestasi bank yang kepemilikan modalnya
sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia.
2. Kinerja Keuangan Bank Swasta Nasional
Merupakan kinerja atau prestasi bank yang seluruh atau sebagian besar
sahamnya dimiliki oleh swasta nasional.
Masing-masing kinerja keuangan dari Bank Pemerintah maupun Bank Swasta
Nasional dianalisis berdasarkan rasio keuangan sebagai berikut :
a. Capital (Permodalan)
Kecukupan modal suatu bank dapat diukur dengan menggunakan rasio
Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan membandingkan modal dengan
aset beresiko.
�
=
EquitySumber : (Surifah, 2002:31)
Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala
rasio dengan satuan pengukuran data adalah presentase.
b. Assets Quality (Kualitas Aset)
Kualitas aktiva produktif berkaitan dengan kelangsungan bank. Karenanya
manajemen bank dituntut untuk senantiasa memantau dan menganalisa kualitas
aktiva produktif secara periodik (Sinaungan, 1994: 58).
Return On Risk Assets (RORA) yaitu suatu pengukuran besarnya resiko dan
terjadinya kerugian yang mengakibatkan penurunan terhadap usaha bank yang
bersangkutan sampai sejauh mana masih bisa ditutupi oleh modal.
�
=
Earning Before TaxTotal Loans +Securites X 100%
Sumber : (Aryati dan Manao, 2002:142)
Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala rasio
c. Management (Manajemen)
Aspek manajemen dianalisis dengan menggunakan profit margin atau
Net Profit Margin (NPM), yaitu rasio yang menggambarkan tingkat
keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan
yang dikurangi dengan biaya kegiatan operasionalnya (Dendawijaya,
2001: 122).
=
Net IncomeOperating Income X 100%
Sumber : (Nasser dan Aryati, 2000: 118)
Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala rasio
dengan satuan pengukuran data adalah presentase.
d. Earnings (Rentabilitas)
Earnings atau Rentabilitas dianalisis dengan Return Of Assets (ROA) .
Return Of Assets (ROA) adalah variabel yang digunakan untuk mengukur
rentabilitas bank.
�
=
Laba Sebelum PajakTotal Aktiva X 100%
Sumber : (Titik Aryati, 2002: 142)
Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala rasio
e. Liquidity (Likuiditas)
Aspek Likuiditas dianalisis dengan Loan to Deposit Ratio (LDR).
Loan to Deposit Ratio (LDR) yaitu salah satu variabel dari aspek
likuiditas untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi
pembayaran kembali deposito yang telah jatuh tempo kepada deposannya
serta dapat memenuhi permohonan kredit yang diajukan tanpa terjadi
penangguhan.
=
� + �× 100%
Sumber : (Kasmir, 2008: 290)
Equity (Kepemilikan) terdiri dari modal, laba ditahan, dan saham.
Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala rasio
dengan satuan pengukuran data adalah presentase.
3.2.Teknik Pengumpulan Sampel
a. Populasi
Populasi penelitian ini adalah Bank Pemerintah dan Bank Swasta
Nasional yang terdaftar di BEI. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 22
bank, terdiri dari 4 bank pemerintah dan 18 bank swasta nasional yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2010 – 2012.
b. Sampel
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik purposive sampling,
penelitian yang membandingkan kinerja keuangan Bank Pemerintah dan
Bank Swasta Nasional yang terdaftar di BEI. Berdasarkan pertimbangan
penulis mengambil sampel yang didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu
yang ditetapkan oleh penulis.
Kriteria-kriteria yang digunakan untuk menentukan sampel dalam
penelitian ini adalah:
1. Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar di
BEI dan mempunyai total aset lebih dari lima puluh trilyun
periode 2010-2012.
2. Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang memiliki
modal lebih dari lima trilyun periode 2010-2012.
3. Tersedianya laporan keuangan tahunan selama 3 tahun
berturut-turut.
4. Memiliki data keuangan yang telah di audit pada periode
2010-2012.
Berikut ini akan disampaikan secara detail berupa tabel mengenai sampel dari
populasi Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar di BEI yang
Tabel 3.1
SAMPEL BANK BERDASARKAN KRITERIA YANG DITETAPKAN
No. Bank
Bank Pemerintah
1 Bank Mandiri, Tbk.
2 Bank Rakyat Indonesia, Tbk. 3 Bank Nasional Indonesia, Tbk. 4 Bank Tabungan Negara
Bank Swasta Nasional 1 Bank Central Asia, Tbk. 2 Bank Danamon Indonesia, Tbk. 3 CIMB Niaga, Tbk.
4 PAN Indonesia Bank, Tbk.
5 Bank Internasional Indonesia, Tbk. 6 Bank Permata, Tbk.
7 OCBC NISP, Tbk. 8 UOB Buana, Tbk. 9 Bank Mega, Tbk.
Sumber : Laporan keuangan publikasi Bank Indonesia
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis Data
Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain),
dalam penelitian ini berupa laporan keuangan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dan dipublikasikan oleh Bank Indonesia.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data merupakan asal mula pengambilan data, sumber data
berupa neraca dan laporan laba rugi bank pemerintah dan bank swasta
nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.3.3. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode
dokumentasi, yaitu mengumpulkan data atau dokumen dari laporan
keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia, website, serta buku rujukan atau laporan
keuangan bank lainnya.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1. Uji Normalitas Data
Uji yang digunakan adalah Kolmogorov – Smirnov. digunakan untuk
menetahui apakah distribusi nilai-nilai sampel yang teramati sesuai dengan
distribusi teoritis tertentu (normal, uniform, poisson, eksponensial). Uji
Kolmogorov-Smirnov beranggapan bahwa distribusi variabel yang sedang
diuji bersifat kontinu dan pengambilan sampel secara acak sederhana. Dengan
demikian uji ini hanya dapat digunakan, bila variabel diukur paling sedikit
dalam skala ordinal.
Uji keselarasan Kolmogorov–Smirnov dapat diterapkan pada dua
keadaan yaitu :
1. Menguji apakah suatu sampel mengikuti suatu bentuk distribusi
populasi teoritis
identik.
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ho : Data X berdistribusi normal.
Ha : Data X tidak berdistribusi normal.
Pengambilan keputusan:
Jika Sig.(p) > 0,05 maka Ho diterima Jika Sig.(p) < 0,05 maka Ho ditolak.
3.4.2. Levene’s Test For Equality Of Variance
Untuk menjawab permasalahan, tujuan dan hipotesis yang diajukan
dalam penelitian, maka metode analisis yang digunakan adalah Independent
Sample T – Test (uji t untuk dua sampel independen). Independent Sample T –
Test bertujuan untuk membandingkan rata-rata dari dua kelompok (bank
pemerintah dan bank swasta nasional) yang tidak berhubungan satu dengan
yang lain atau independen, kedu kelompok tersebut mempunyai rata-rata yang
sama atau tidak secara signifikan. Akan tetapi terlebih dahulu dilakukan
review atas data laporan keuangan dan menghitung rasio-rasio CAMEL
seperti yang telah ditentukan dalam penelitian, setelah itu dilakuakan
pengujian Independent Sample T – Test.
Untuk mengolah data yang ada digunakan alat bantu komputer dengan
program SPSS, dimana pada output SPSS terdiri dari serangkaian pengujian
varians populasi dan T – Test For Equality Of Means yang digunakan untuk
menguji rata-rata populasi.
3.4.2.1. Levene’s Test For Equality Of Variance
Levene’s Test For Equality Of Variance digunakan untuk menguji
apakah sampel sebanyak k memiliki variance yang sama.
Bentuk hipotesis untuk uji Levene’s :
H0 : μ11 = μ12 (varians Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional adalah
identik)
H1 : μ11 ≠ μ12 (varians Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional adalah
berbeda)
Bila diketahui suatu variabel Y dengan besar nilai N yang dibagi
menjadi k subgroup, dimana Ni merupakan besar sampel dari subgroup ke-i,
maka uji Levene’s didefinisikan sebagai :
=
−
Ź •
− Ź ••
2 =1
−
1
=1
=1
−
Ź •
2Dimana Zij dapat memiliki salah satu dari tiga definisi berikut :
1. Zij = |Yij – ӯi•| dimana ӯi• = purata (mean) dari subgroup ke-i.
2. Zij = |Yij –Ŷi•| dimana Ŷi• = median dari subgroup ke-i.
3. Zij = |Yij – ӯ’i•| dimana ӯ’i• = 10% trimmed mean dari subgroup ke-i.
3.4.2.2. T – Test For Equality Of Means
Berdasarkan hasil Levene’s Test For Equality Of Variance nantinya
akan diperoleh kesimpulan bahwa kedua varians populasi adalah homogen
atau tidak yang akan menentukan rumus thitung pada tahap pengujian T –
H0 : μ1 = μ2 (Tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara
kinerja keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta
Nasional) .
H1 : μ1 ≠ μ2 (Terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara
kinerja keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta
Dimana :
1 = Rata−rata sampel1
2 = Rata−rata sampel2 S1 = Simpangan baku sampel1
S2 = Simpangan baku sampel2
S12 = Varians sampel 1
S22 = Varians sampel 2
= Korelasi antara 2 sampel
Sumber : Sugiyono, 2007
Level signifikan (α) pada taraf signifikan sebesar 5% dengan df sebesar n1 +
n2 – 2.
Untuk n1 ≠ n2 dan S12 ≠ S22, maka uji t yang digunakan adalah :
ℎ � =
X1−X2 S12 n1+
S22 n2
Sumber : Sugiyono, 2007
Level signifikan (α) pada taraf signifikan sebesar 5% dengan selisih antara df
= (n1 – 1) dan df = (n2 – 1) dibagi dua kemudian ditambah dengan harga t yang
terkecil.
n1 =Banyaknya Bank Pemerintah = 4 bank
n2 = Banyaknya Bank Swasta = 9 bank
S12 = Standar deviasi untuk Bank Pemerintah
S22 = Standar deviasi untuk Bank Swasta Nasional
X1 = Rata-rata pada Bank Pemerintah
X2 = Rata-rata pada Bank Swasta Nasional
c. Pengambilan keputusan
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
- Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak H1 diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kinerja keuangan bank pemerintah berbeda dengan
bank swasta nasional.
- Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kinerja keuangan Bank Pemerintah sama dengan