• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)."

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

SKRIPSI

Diajukan oleh :

MANDALINA QITRY DEWI 0913010087/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI - JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(2)

PEMERINTAH DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Diajukan oleh :

MANDALINA QITRY DEWI 0913010087/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI - JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(3)

PEMERINTAH DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

yang diajukan

MANDALINA QITRY DEWI 0913010118/EA

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Muslimin, M.Si Tanggal :…………..

NIP. 196207121992031001

Mengetahui Kaprogdi Akuntansi,

Dr. Hero Priono, Msi, Ak

(4)

SKRIPSI

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK

PEMERINTAH DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

yang diajukan

MANDALINA QITRY DEWI 0913010087/EA

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Muslimin, M.Si Tanggal :…………..

NIP. 196207121992031001

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

(5)

telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 31 Juli 2013

Pembimbing Utama Tim Penguji

Ketua

Drs. Ec. Muslimin, M.Si Drs. Ec. Saiful Anwar, Msi

NIP. 196207121992031001 NIP. 195803251988031001

Sekretaris

Drs. Ec. Sjafi’i, MM, Ak. NIP. 195108071983031001 Anggota

Drs. Ec. Muslimin, M.Si

NIP. 196207121992031001 Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(6)

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK

PEMERINTAH DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

yang diajukan :

Mandalina Qitry Dewi 0913010087

telah disetujui untuk diseminarkan oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Muslimin, M.Si Tanggal : ………. NIP. 19620712.199203.1001

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi

(7)

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa tak henti-hentinya terpanjatkan atas segala kemudahan yang Dia berikan dalam penyusunan skripsi yang berjudul “ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA(BEI)”.

Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk kelengkapan proses studi

di Universitas Pembangunan Nasional dalam Jurursan Akuntansi. Penyusunan

skripsi ini juga menjadi sarana bagi penulis untuk mengembangkan diri atas ilmu

yang didapat dari bangku perkuliahan dan aplikasinya pada dunia nyata. Pihak

lain juga diharapkan dapat memperoleh keuntungan dari laporan ini, mulai dari

universitas tempat penulis menimba ilmu, mahasiswa lain untuk dijadikan bahan

referensi, maupun pihak perusahaan untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan.

Ungkapan terimakasih juga tak lupa penulis haturkan kepada semua pihak

yang terlibat langsung maupun tidak dalam proses penyusuna laporan praktek

kerja lapangan ini. Ungkapan terimakasih ditujukan pada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Hero Priono, Msi, Ak, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

(8)

telah memberikan bimbingan dan masukan untuk penulis.

5. Kedua orang tua tercinta, yang tidak pernah berhenti mendukung secara

moril dan materil. Semoga Allah swt. selalu menyayangi mereka

sebagaimana mereka menyayangi penulis sejak kecil.

6. Seluruh guru dan dosen yang telah dengan ikhlas mentransfer ilmunya

untuk membentuk latar belakang pendidikan yang tidak ternilai harganya.

Penulis percaya bahwa tidak ada ilmu yang tidak berguna.

7. Sahabat-sahabat terhebat tempat berbagi air mata dan keringat, serta

amarah dan tawa, teman-teman Akuntansi ’09. Terimakasih kepada Nuril

Alfiah, Novia Doris, dan Dwi Ayu.

8. Teman-teman kost Kartika yang tidak bisa di sebutkan satu persatu.

Terima kasih selalu men-support saya selama ini.

Segala kebaikan datangnya dari Tuhan, dan kekurangan datang dari

manusia yang tidak sempurna. Sejatinya kesempurnaan hanya milik Allah swt.

Oleh karena itu, sebagai manusia yang juga masih ingin terus belajar, penulis

meminta maaf atas kekurangan dalam laporan ini, terlebih bila terdapat bagian

yang kurang berkenan serta mengharapkan kritik dan saran yang membangun

untuk kebaikan bersama.

Juni, 2013

(9)

LEMBAR PENGESAHAN ... i 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 11

1.3. Tujuan Penelitian ... 11

1.4. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 13

2.2. Landasan Teori ... 23

2.2.1 Pengertian Bank... 23

2.2.2.1 Pengertian dan Peranan Bank ... 23

2.2.1.2 Jenis-jenis Bank ... 25

2.2.2 Laporan Keuangan Perbankan ... 27

2.2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 27

2.2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 28

2.2.3 Kinerja Keuangan Perbankan ... 31

2.2.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan Bank ... 31

2.2.3.2 Aalisis Kinerja Keuangan dengan CAMEL ... 32

2.2.3.3 Fungsi Analisis Kinerja Keuangan Bank ... 36

2.3. Kerangka Pikir ... 36

(10)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 40

3.1.1 Definisi Operasional ... 40

3.2.2 Pengukuran Variabel ... 42

3.2.Teknik Pengumpulan Sampel ... 45

3.2.1 Obyek dan Populasi ... 45

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 53

3.5.1 Uji Normalitas ... 53

3.5.2 Uji Asumsi Klasik ... 54

3.5.3 Teknik Analisis dan Regresi ... 55

3.5.4 Uji Hipotesis ... 56

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 58

4.1.1 Sejarah PT. Pos Indonesia ... 58

4.1.2 Visi PT. Pos Indonesia ... 60

4.1.3 Misi PT. Pos Indonesia ... 61

4.1.4 Tujuan PT. Pos Indonesia ... 61

4.1.5 Bentuk Logo dan Makna Logo ... 62

4.1.6 Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia ... 63

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 70

4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden ... 70

4.2.1.1 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ... 70

(11)

4.2.2 Deskripsi Variabel Sikap Kerja ... 73

4.2.3 Deskripsi Variabel Gaji ... 75

4.2.4 Deskripsi Penghargaan ... 76

4.2.5 Deskripsi Kinerja Karyawan ... 76

4.3. Uji Kualitas Data ... 77

4.3.1 Uji Validitas ... 77

4.3.1.1 Uji Validitas Variabel Sikap Kerja ... 77

4.3.1.2 Uji Validitas Variabel Gaji ... 78

4.3.1.3 Uji Validitas Variabel Penghargaan ... 78

4.3.1.4 Uji Validitas Variabel Kepuasan Kinerja Karyawan 79 4.3.2 Uji Realibilitas ... 80

4.3.3 Uji Normalitas ... 80

4.4. Uji Asumsi Klasik ... 81

4.4.1. Multikolinieritas ... 82

4.4.2. Heteroskedastisitas ... 83

4.5. Analisis Regresi Linear Berganda ... 85

4.5.1 Persamaan Regresi ... 85

4.5.2 Uji F ... 86

4.5.3 Uji Hipotesis (Uji t) ... 88

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

4.7. Implikasi Penelitian ... 93

4.8. Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu .. 94

4.9. Keterbatasan Penelitian ... 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan dan Saran ... 96

5.1.1 Kesimpulan ... 96

5.1.2 Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA

(12)

Bank Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Oleh :

Mandalina Qitry Dewi

ABSTRAKSI

Eksistensi lembaga keuangan khususnya sektor perbankan, membuat persaingan antar bank menjadi semakin ketat khususnya bank pemerintah dan bank swasta nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kinerja bank pemerintah dan bank swasta nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan rasio CAMEL.

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan. Sampel yang digunakan ada 39 laporan keuangan dari 13 bank. Sampel tersebut merupakan laporan keuangan bank pemerintah dan bank swasta nasional yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012. Teknik analisis yang digunakan dengan Uji t (Independent Sample T-Test).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return On Risk Assets (RORA) dan Return On Assets (ROA) bank pemerintah dan bank swasta nasional terdapat perbedaan yang signifikan. Sedangkan pada Capital Adequancy Ratio (CAR), Net Profit Margin (NPM), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan agar perusahaan mengambil keputusan secara objektif yang digambarkan dengan rasio-rasio keuangan. Kemudian perlu ditinjau lagi mengenai penentuan prioritas untuk pertumbuhan perusahaan secara konsisten dengan tetap menjaga kepercayaan para investor.

(13)

Mandalina Qitry Dewi

ABSTRACT

The Existence of financial institution especially in banking sector, held a competition between banks more close especially goverment and the private banks. This study aims to

Types of data used are secondary data from financial statements. The study population is a financial statement of 20 State-Owned Enterprises which Registered in Indonesia Stock Exchange. The sample used there were 46 financial statements of 16 companies. The sample is a state-owned company's financial statements are listed on the Stock Exchange in 2009-2011. Analysis techniques are used by multiple linear regression.

The results show that the ROI has a contribution while CR, CP, DER has no contribution to the DPR on the state-owned companies that go public on the Stock Exchange in 2009-2011. Based on the results of the study suggest that companies would take decisions objectively described by financial ratios. Then need to review again the determination of priorities for enterprise growth consistent with maintaining the trust of investors.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Eksistensi lembaga keuangan khususnya sektor perbankan menempati posisi

sangat strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi disektor rill

dengan pemilik dana. Dengan demikian, fungsi utama sektor perbankan dalam

infrastruktur kebijakan makro ekonomi memang diarahkan dalam konteks bagaimana

menjadikan uang efektif untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi (how to make

money effective and effecient to increase economic value).

Salah satu bidang usaha yang menunjukkan persaingan yang ketat adalah

bisnis perbankan. Adanya paket 27 Oktober 1988 yang isinya mendorong

perkembangan perbankan, antara lain melalui kemudahan-kemudahan mendirikan

bank baru, membuka kantor cabang baru serta ijin pembukaan kantor bank asing

dibeberapa ibu kota propinsi di Indonesia, menjadikan bank tumbuh pesat di tanah

air. Hal ini dapat terlihat dari jumlah bank per Juni 1997 lebih kurang 239 bank yang

terdiri dari Bank Pemerintah, Bank Swasta Nasional, Bank Asing dan Campuran serta

Bank Pembangunan Daerah (BPD). Bahkan secara keseluruhan peranan perbankan

(15)

bank dan lembaga keuangan terhadap total produk domestik bruto meningkat dari

3,75% pada tahun 1988 menjadi 4,5% pada tahun 1991 (Elwin Tobing, 2002).

Menurut UU negara republik Indonesia No.10 tahun 1998 tanggal 10 November

1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Salah satu pembagian jenis bank di

Indonesia yaitu dilihat dari segi kepemilikannya, yaitu :

1. Bank Milik Pemerintah

2. Bank Milik Pemerintah Daerah

3. Bank Milik Swasta Nasional

4. Bank Milik Asing

5. Bank Milik Campuran

Adanya persaingan antar bank pemerintah maupun dengan bank-bank swasta nasional

lainnya yang tidak bisa dihindarkan ini, membawa dampak positif dan negatif bagi

perkembangan sebuah bank, termasuk bagi bank swasta nasional. Dampak positifnya

adalah memotivasi agar bank saling berpacu menjadi yang terbaik. Sedangkan

(16)

perkembangan bank yang bersangkutan. Kondisi ini akan membawa kerugian yang

besar bagi bank, bahkan dapat mengakibatkan gulung tikar.

Perbankan diakui memiliki peran sangat penting dalam mengembangkan

perekonomian nasional. Buruknya kondisi perbankan bisa berdampak buruk pula

pada perekonomian secara keseluruhan. Dengan demikian, upaya memperkuat sektor

perbankan nasional menjadi salah satu faktor penting dalam memperkuat

perekonmian nasional. Bahkan pemerintah pernah menghimbau pihak bank agar

meningkatkan penyaluran kredit ke sektor riil. Demi menggerakkan roda

perekonomian. Karena itulah upaya meningkatkan kinerja perbankan menjadi suatu

yang vital bagi pembangunan nasional.

Kondisi perekonomian baik dalam negeri maupun luar negeri sangat mempengaruhi

kondisi perbankan di Indonesia. Krisis keuangan global yang melanda Amerika

Serikat telah merambat ke seluruh dunia. Hal ini ditandai dengan turunya indeks

saham di berbagai bursa Asia-Pasifik pada perdagaganagn Rabu, 8 Oktober 2008.

Bahkan pada pukul 11.00 WIB, Bursa Efek Jakarta terpakasa ditutup sementara

setelah turun 10.3%. Begitu pula Bursa Efek di Rusia dan Ukraiana. Menghadapi hal

tersebut, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional atau Internasional Monetary

Fund (IMF) langsung memperingatkan, bahwa negara-negara berkembang dapat

menghadapi dampak serius krisis keuangan global tersebut. Hal ini disebabkan

(17)

yang berkelanjutan. Indonesia merupakan negara small open economy sehingga imbas

dari krisis finansial global sangat mempengaruhi kondisi perekonomian dalam negeri.

Salah satu dampak dari krisis finansial global adalah perlambatan

pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2008. Pertumbuhan ekonomi Indonesia

secara keseluruhan tumbuh mencapai 6,1% pada tahun 2008 atau sedikit lebih rendah

dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 6,3%. Dampak negatif dari krisis global,

antara lain sebagai berikut (http://www.setneg.go.id):

1. Kinerja neraca pembayaran yang menurun. Pada saat terjadi krisis global,

negara adidaya Amerika Serikat mengalami resesi yang serius, sehingga

terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya menggerus daya

beli masyarakat Amerika. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain

karena Amerika Serikat merupakan pangsa pasar yang besar bagi

negara-negara lain termasuk Indonesia. Penurunan daya beli masyarakat di Amerika

menyebabkan penurunan permintaan impor dari Indonesia. Dengan demikian

ekspor Indonesia pun menurun. Inilah yang menyebabkan terjadinya defisit

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Bank Indonesia memperkirakan secara

keseluruhan NPI mencatatkan defisit sebesar US$ 2,2 miliar pada tahun 2008.

2. Tekanan pada nilai tukar Rupiah. Secara umum, nilai tukar rupiah bergerak

relatif stabil sampai pertengahan September 2008. Hal ini terutama

(18)

kebijakan makro ekonomi yang berhati-hati. Namun sejak pertengahan

September 2008, krisis global yang semakin dalam telah memberi efek

depresiasi terhadap mata uang. Kurs Rupiah melemah menjadi Rp 11.711,-

per USD pada bulan November 2008 yang merupakan depresiasi yang cukup

tajam, karena pada bulan sebelumnya Rupiah berada di posisi Rp 10.048,- per

USD. Pada masa krisis global yang terjadi sejak beberapa waktu yang lalu,

terjadi keketatan likuiditas global, dengan demikian supply dollar relatif

sangat menurun. Hal inilah yang memeberikan efek depresiasi terhadap

Rupiah.

3. Dorongan pada laju inflasi. Dorongan tersebut berasal dari lonjakan harga

minyak dunia yang mendorong dikeluarkannya kebijakan subsidi harga BBM.

Tekanan inflasi makin tinggi akibat harga komoditi global yang tinggi.

Namun inflasi tersebut berangsur menurun diakhir tahun 2008 karena harga

komoditi yang menurun dan penurunan harga subsidi BBM.

Salah satu fungsi yang turut serta dalam pengefektifan dan efesiensi

perusahaan adalah fungsi keuangan. Fungsi inilah yang mengatur arus masuk dan

keluarnya kas, dan tidak menutup kemungkinan ini juga yang mendorong

keberhasilan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak

keputusan individual yang dibuat secar terus menerus oleh manjemen, oleh karena itu

(19)

kumulatif dan ekonmi keputusan, dan mempertimbangkannya dengan menggunakan

ukuran komparatif (Helfert;1996)

Menurut Indra Prasetyo (2008) dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan,

stakeholder akan sangat terbantu dengan laporan keuangan yang diterbitkan oleh

perusahaan tersebut. Hal dapat diperoleh dari laporan keuangan adalah: (1) sebagai

alat pembanding kinerja suatu perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri

yang sama; (2) sebagai alat evaluasi untuk menunjukkan posisi keuangan perusahaan.

Adanya penurunan kinerja bank-bank harus segera diperbaiki karena jika penurunan

kinerja tersebut terus berlanjut tentunya akan membuat kredibilitas perbankan di mata

masyarakat akan semakin menurun dan bagi bank-bank yang mengalami penurunan

kinerja secara tajam tentu tinggal menunggu waktu untuk dilikuidasi jika tidak ada

upaya untuk memperbaiki kinerjanya. Melalui penilaian kesehatan bank kita dapat

menilai kinerja bank tersebut. Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa

indikator. Salah satu sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah

laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan itu akan dapat

dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat

kesehatan bank (Etty M. Nasser dan Titik Aryati, 2000).

Kesehatan bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan

operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya

(20)

Dengan kata lain bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara

kepercayaan masyarakat, menjalankan fungsi intermediasi, dapat membentuk

kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat mendukung efektifitas kebijakan

moneter. (Suseno dan Petter Abdullah dalam Bank Indonesia, 2004 : 172)

Menurut SK Direksi Bank Indonesia No. 30/277/KEP/DIR Tgl 19 Maret

1998, suatu bank dikatakan sehat apabila bebas perselisihan interen, tidak ada campur

tangan pihak ekstern, terhindar dari praktek perbankan lain yang dapat

membahayakan usaha bank. Selain itu, dalam menilai suatu bank sehat atau tidak, ada

alat ukur untuk mengetahui (indikator kesehatan bank), yaitu berupa faktor kualitatif

dan faktor kuantitatif. Namun biasanya faktor yang mudah diukur adalah faktor

kuantitatif berupa rasio-rasio keuangan, karena datanya mudah diperoleh. Dengan

kata lain bank dikatakan sehat jika indikator kesehatan bank yang dimilikinya lebih

baik dari ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (Shelly Oktaviani, 2002)

Oleh karena bank merupakan industri yang dalam menjalankan kegiatan operasinya

sangat mengandalkan kepercayaan masyarakat maka tingkat kesehatan bank perlu

terus dipelihara. Salah satu indikator tingkat kesehatan bank adalah laporan keuangan

bank yang dipublikasikan di media massa yang meliputi informasi tentang posisi

keuangan, kinerja, dana aliran kas bank. Laporan keuangan merupakan sumber

informasi yang menunjukkan posisi dan operasi perusahaan dalam melaksanakan

tujuan yang hendak dicapainya. Informasi keuangan pada umumnya dipertimbangkan

(21)

dalam mengambil keputusan, oleh karena itu laporan keuangan yang dipublikasikan

bank secara rutin harus mencakup informasi keuangan yang dapat digunakan untuk

membuat keputusan ekonomi.

Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan

yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Penilaian tingkat

kesehatan bank tersebut terdiri dari beberapa rasio yaitu :

C = Capital (Permodalan)

A = Asset Quality (Kualitas Aktiva)

M = Management (Manajemen)

E = Earnings (Rentabilitas)

L = Liquidity (Likuiditas)

Aspek-aspek tersebut menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukan bahwa rasio

keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank. CAMEL tidak

sekedar mengukur tingkat kesehatan bank, tetapi juga digunakan sebagai indikator

dalam menyusun peringkat dan memprediksi kebangkrutan bank (Payamata dan

(22)

Sistem Penilaian terhadap tingkat kesehatan bank yang berlaku saat ini adalah

penilaian berdasarkan faktor CAMEL (Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.

26/5/BPPP, tanggal 29 Mei 1993).

Faktor permodalan penting dalam rangka pengembangan usaha dan

menampung resiko kerugian. Faktor permodalan dapat dinilai dengan menggunakan

Capital Adequacy Ratio (CAR). Dengan ketentuan ukuran CAR terbaik ditetapkan

8%. Hal ini merupakan sebuah ketentuan baku dan lazim digunakan di dunia

perbankan sedangkan untuk bobot CAR adalah 20%. Faktor kualitas aktiva produktif

digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan aktiva produktif yang bermasalah dan

pembentukan cadangan khusus untuk menampung kerugian akibat menurunnya

kualitas aktiva produktif, faktor ini dapat diukur dengan menggunakan Return On

Risk Asset (RORA).

Faktor manajemen diukur berdasarkan Net Profit Margin (NPM), hal ini

merupakan inti dari pengukuran perbankan dimana seluruh kegiatan manajemen suatu

bank pada akhirnya akan bermuara pada perolehan laba. Faktor rentabilitas digunakan

untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba dan tingkat efisiensi, baik

dari kegiatan operasional maupun non operasional dalam suatu periode, faktor ini

dinilai dengan menghitung Return Of Asset (ROA). Angka ROA dihitung

berdasarkan perbandingan laba sebelum pajak dengan rata-rata aset total dengan

(23)

Faktor likuidasi merupakan faktor untuk mengukur tingkat kemampuan bank

dalam melunasi kewajiban-kewajibannya pada saat ditarik atau jatuh tempo, faktor ini

dinilai dengan Banking Ratio (BR).(Haryati,2001)

Beberapa penelitian terdahulu banyak mengangkat masalah mengenai

perbedaan kinerja kauangan bank pemerintah dan bank swasta nasional, oleh karena

itu pada penelitian in, peneliti mencoba mengangkat masalah perbedaab kinerja

keuangan bank pemerintah dan bank swasta nasional dengan menggunakan

rasio-rasio CAR, RORA, NPM, ROA dan LDR. Adanya persaingan antar bank pemerintah

maupun dengan bank swasta nasional lainnya yang tidak bisa dihindarkan lagi.

Persaingan ini ditambah dengan adanya krisis global sehingga diperlukan laporan

kinerja keuangan yang dapat memberikan informasi kepada stakeholders tentang

kinerja suatu bank, dan membantu stakeholders dalam mengambil keputusan. Dengan

adanya krisis global yang melanda dunia penulis ingin mengetahui bagaimana

perkembangan bank-bank yang ada di Indonesia setelah adanya masalah tersebut.

Berdasarkan latar belakang ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “ Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan

(24)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah:

Apakah terdapat perbedaan antara kinerja keuangan Bank Pemerintah dan Bank

Swasta Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan rasio CAMEL.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui dan menguji secara empiris perbedaan antara Bank Pemerintah

dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menggunakan

(25)

1.3.1 Manfaat Penelitian

Hal penting dari sebuah penelitian adalah kemanfaatan yang dapat dirasakan

atau diterapkan setelah terungkapnya hasil penelitian. Adapun kegunaan yang

diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi Praktisi

Dapat dijadikan sebagai catatan/koreksi untuk mempertahankan dan

meningkatkan kinerjanya, sekaligus memperbaiki apabila ada kelemahan dan

kekurangan pada kinerjanya.

2. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi

peneliti lain dengan materi yang berhubungan dengan penelitian ini, serta

sebagai dharma bakti terhadap Perguruan Tinggi, khususnya Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bagi Peneliti

Dengan melakukan penelitian ini peneliti memperoleh pengalaman

(26)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat

dipakai sebagai bahan pengkajian yang berkaitan dengan analisis kinerja

keuangan perbankan dengan menggunakan rasio-rasio metode CAMEL, pernah

dilakukan oleh :

1. Agustinus Purwoko (2007)

a. Judul :

“Analisis Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta ditinjau dari

Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Return On

Equity (ROE), dan Return On Assets (ROA)”.

b. Perumusan Masalah

Apakah terdapat perkembangan, hubungan, dan perbedaan rata-rata

dari CAR, NIM, ROE, dan ROA yang diraih oleh Bank Pemerintah dan

Bank Swasta (BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa) pada periode 2001 –

(27)

c. Kesimpulan

1. Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Return On

Equity (ROE), dan Return On Assets (ROA) yang diraih oleh Bank

Pemerintah dan Bank Swasta (BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa)

pada periode 2001 – 2006 secara umum masih mengalami suatu

kondisi yang fluktuatif. Masing-masing rasio memiliki saat-saat di

mana terjadi peningkatan dan penurunan, di antara keempat rasio

tersebut tidak ada satupun rasio-rasio tersebut yang terus mengalami

suatu peningkatan, maupun penurunan pada periode 2001 – 2006.

2. Ada dua pasang rasio yang memiliki hubungan, yaitu Capital

Adequacy Ratio (CAR) dengan Net Interest Margin (NIM) dan Return

On Equity (ROE) dengan Return On Assets (ROA). Capital Adequacy

Ratio (CAR) dengan Net Interest Margin (NIM) memiliki hubungan

negatif atau hubungan yang berpola kebalikan arah, sedangkan Return

On Equity (ROE) dengan Return On Assets (ROA) memiliki hubungan

positif atau hubungan yang berpola searah.

3. Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Equity (ROE), dan Return

On Assets (ROA) dari Bank Pemerintah dan Bank Swasta (BUSN

Devisa dan BUSN Non Devisa) selama periode 2001 – 2006 memiliki

rata-rata

populasi yang sama, sedangkan Net Interest Margin (NIM) dari Bank

(28)

selama periode 2001 – 2006 memiliki rata-rata populasi yang tidak

sama. Sehingga ini berarti kinerja keuangan yang dimiliki oleh Bank

Pemerintah dan Bank Swasta (BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa)

selama periode 2001 – 2006 yang dilihat dari Capital Adequacy Ratio

(CAR), Return On Equity (ROE), dan Return On Assets (ROA)

memiliki kesamaan kinerja. Sedangkan kinerja keuangan yang dimiliki

oleh Bank Pemerintah dan Bank Swasta (BUSN Devisa dan BUSN

Non Devisa) selama periode 2001 – 2006 yang dilihat dari Net Interest

Margin (NIM) tidak memiliki kesamaan kinerja.

2. Ika Ravelia dan Rahmawati (2009)

a. Judul :

“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan

Publik di Indonesia Pada Masa Selama Krisis dan Setelah Krisis

Ekonomi”.

b. Perumusan Masalah

1. Apakah terdapat perbedaan kinerja yang signifikan pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada

tahun 1998, 1999, 2000 dan 2001 mewakili periode selama krisis

ekonomi dan periode tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005 mewakili

(29)

2. Apakah terdapat perbedaan kinerja yang signifikan pada

perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1998,

1999, 2000 dan 2001 mewakili periode selama krisis ekonomi dan

periode tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005 mewakili periode setelah

krisis ekonomi.

c. Kesimpulan

1. Pada aspek permodalan yang diwakili oleh rasio CAR menujukkan

adanya perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan

setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari

t-hitung sebesar 0,007 lebih kecil dari 0,05.

2. Pada aspek kualitas aktiva yang diwakili oleh rasio RORA

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara masa

selama krisis dan setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai

signifikansi dari t-hitung sebesar 0,007 lebih kecil dari 0,05.

3. Pada aspek manajemen yang diwakili oleh NPM menunjukkan

tidak ada perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan

setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari

t-hitung sebesar 0,645 lebih besar dari 0,05.

4. Pada aspek rentabilitas yang diwakili oleh ROA menunjukkan

adanya

(30)

krisis

hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari t-hitung sebesar

0,019 lebih kecil dari 0,05.

5. Pada aspek likuiditas yang diwakili oleh rasio LDR menunjukkan

tidak

ada perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan

setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari

t-hitung sebesar

0,986 lebih besar dari 0,05.

6. Pada aspek sensitifitas terhadap resiko pasar yang diwakili oleh

rasio IER menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara masa

selama krisis dan setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai

signifikansi dari t-hitung sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.

3. Hardian Nurul (2010)

a. Judul :

“Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dalam Memprediksi Kinerja

Keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa”.

b. Perumusan Masalah

Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL),

(31)

Margin (NIM), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO), Loan to deposit ratio (LDR) dapat digunakan untuk memprediksi

kinerja keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa ?

c. Kesimpulan

1. Capital Adequacy Ratio paling baik ditunjukan pada tahun 2007

dengan nilai rata – rata 114.369 persen dibandingkan rata rata

keseluruhan sebesar 65.042 persen.

2. Non Performing Loan (NPL) yang kurang baik ditunjukan pada tahun

2006 dengan nilai rata – rata 3.098 persen dibandingkan dengan rata –

rata keseluruhan sebesar 2.822 persen.

3. Aktiva Produktif Bermasalah (APB) yang kurang baik ditunjukan pada

tahun 2005 dengan nilai rata – rata 1.981 persen dibandingkan dengan

rata – rata keseluruhan sebesar 1.876 persen.

4. Retrun On Total Asset paling baik ditunjukan pada tahun 2005 dengan

nilai rata – rata terbesar 7.255 persen dibandingkan dengan rata –rata

keseluruhan sebesar 3.332 persen.

5. Net Interest Margin paling baik ditunjukan pada tahun 2005 dengan

nilai rata – rata terbesar 7.583 persen dibandingkan dengan rata – rata

(32)

6. Beban Operasional Pendapatan Terhadap Operasional (BOPO) yang

kurang baik ditunjukan pada tahun 2006 sebesar 92.398 persen

dibandingkan rata – rata secara keseluruhan sebesar 88.908 persen.

7. Loan To Deposit Ratio yang kurang baik ditunjukkan pada tahun 2005

dengan nilai rata terbesar yaitu 79.040 persen dibandingkan

rata-rata secara keseluruhan selama periode penelitian sebesar 77.043

persen.

4. Gita Sahrani (2012)

a. Judul :

“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah (BUMN)

dan Bank Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.

b. Perumusan Masalah

Apakah terdapat perbandingan kinerja keuangan Bank Pemerintah dan

Bank Swasta Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2006 sampai dengan 2010.

c. Kesimpulan

1. Terdapat perbedaan yang signifikan rasio NPL dan rasio LDR antara

Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional di Indonesia tahun

2006-2010.

2. Dengan dilakukannya perbandingan antara kedua bank tersebut, secara

(33)

antara kinerja keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional.

Hal ini dapat dilihat dari aspek permodalan, aspek kualitas asset, aspek

rentabilitas, aspek likuiditas, dan aspek sensitivitas yang dimiliki oleh

kedua bank tersebut.

5. Marwanto, Cepi, dan Maat Pono(2012)

a. Judul :

“Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta

Nasional”.

b. Perumusan Masalah

Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah

dan bank swasta nasional ?.

c. Kesimpulan

1. Ditinjau dari rasio-rasio CAR, RORA, NPM, ROA dan OR, ternyata

tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan

bank swasta nasional. Namun jika ditinjau dari LDR dan CM Ratio,

ternyata terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah

dan bank swasta nasional.

2. Ditinjau dari rasio-rasio CAR, RORA, NPM, ROA dan OR, ternyata

tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan

(34)

ternyata terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah

(35)

Tabel. 2.1 : Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu Dengan

Penelitian Sekarang

No. Nama Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1 Agustinus Purwoko (2007)

Analisis Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta ditinjau dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Return On Equity (ROE), dan Return On Assets (ROA).

CAR, NIM, ROE, NIM dan ROE dengan ROA.

2 Ika Ravelia dan Rahmawati (2009)

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Publik di Indonesia Pada Masa Selama Krisis dan Setelah Krisis Ekonomi.

CAR, RORA, NPM, ROA, LDR, dan IER.

Ada beda nyata pada CAR, RORA, ROA dan IER sebelum dan pasca krisis.

3 Hardian Nurul (2010)

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dalam Memprediksi Kinerja Keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa. Bank Pemerintah (BUMN) dan Bank Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemerintah dan Bank Swasta Nasional

CAR, RORA, NPM, ROA, OR, CM

Ratio and LDR.

CAR, RORA, NPM, ROA dan OR, tidak terdapat perbedaan kinerja

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

(36)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Bank

2.2.1.1. Pengertian dan Peranan Bank

Bank sering kali disebut juga sebagai lembaga kepercayaan

karena peran intermediasi keuangan yang dijalankan oleh bank itu

sendiri terkait dengan penghimpunan dana dan penyaluran dana

kepada masyarakat. Pengertian bank sebagaimana diatur dalam pasal

1 Undang-undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 menyatakan bahwa

bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Abdullah,

2004: 17).

Selanjutnya bank dapat diartikan secara sederhana sebagai

lembaga keuangan yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari

masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya (Kasmir, 2003:

2). Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa kegiatan bank

sebagai lembaga keuangan yaitu menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan dalam hal ini bank sebagai tempat

menyimpan uang atau berinvestasi dengan harapan memperoleh

bunga dari hasil simpanannya dan memudahkan untuk melakukan

transaksi pembayaran, serta menyalurkan dana ke masyarakat

dengan memberikan pinjaman (kredit) agar bank terhindar dari

(37)

pinjaman yang disalurkan bank.

Pengertian bank dari berbagai sumber lain dalam dendawijaya (2001:25), sebagai

berikut :

1. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

perantara keuangan (Financial Intermediaries), yang menyalurkan dana

dari pihak yang berkelebihan dana (idle fund/surplus unit) kepada pihak

yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu

yang ditentukan.

2. Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan

kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri atau dengan uang yang

diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan memperdarkan alat-alat

penukar baru berupa uang giral (G.M. Verryn Stuart).

3. Bank adalah badan yang usaha utamanya menciptakan kredit (Suyatno,

1996: 1).

4. Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai

macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang,

pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan

benda-benda berharga, membiayai perusahaan-perusahaan, dan lain-lain

(A. Abdurrachman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan)

Jadi disimpulkan bahwa pengertian bank adalah suatu lembaga keuangan yang

(38)

dalam bentuk pinjaman kredit maupun dalam bentuk yang lain.

2.2.1.2. Jenis-jenis Bank

Dalam praktiknya perbankan Indonesia saat ini terdapat beberapa

jenis perbankan seperti yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan,

namun kegiatan utama atau pokok perbankan sebagai lembaga

keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan

dana tidak berbeda satu sama lainnya. Bank dibedakan menjadi

beberapa kelompok, berdasarkan fungsi dan perannya (Ruddy 1996: 4),

antara lain :

1. Menurut fungsinya

a. Bank Sentral adalah bank yang merupakan badan hukum milik

Negara.

b. Bank Umum adalah bank yang sumber utama dananya berasal dari

simpanan masyarakat, terutrama giro, tabungan dan deposito serta

pemberian kredit jangka panjang dan menengah.

c. Bank Pembangunan adalah bank yang dalam pengumpulan

dananya terutama berasal dari penerimaan simpanan dalam bentuk

deposito serta komersial berjangka panjang dan menengah.

d. Bank Desa adalah kantor bank di suatu desa yang tugas utamanya

adalah melaksanakan fungsi pengkreditan dan penghimpunan dana

(39)

serta peningkatan produksi pertanian, terutama pangan.

e. Bank Perkreditan Rakyat adalah kantor bank di kecamatan yang

merupakan unsur penghimpunan dana masyarakat maupun

menyalurkan dananya ke sektor pertanian atau pedesaan.

2. Menurut kepemilikannya

a. Bank Pemerintah adalah bank yag seluruh modalnya berasal dari

kekayaan Negara yang dipisahkan dan pendiriannya dibawah

undang-undang tersendiri.

b. Bank Swasta Nasional adalah bank milik swasta yang didirikan

dalam bentuk perseroan terbatas dimana seluruh sahamnya dimiliki

oleh WNI atau badan hukum di Indonesia.

c. Bank Koperasi adalah bank yang pengoperasiannya berlandaskan

hukum koperasi dan anggotanya terdiri dari badan hukum koperasi.

d. Bank Swasta Asing adalah bank yang didirikan dalam bentuk

cabank bank yang sudah ada di luar negeri.

e. Bank Pembangunan Daerah adalah bank yang pendiriannya

berdasarkan peraturan daerah tingkat I dan sebagian besar

sahamnya dimiliki oleh pemerintah daerah tingkat II di wilayah

bersangkutan dan modalnya merupakan harta kekayaan milik

(40)

2.2.2. Laporan Keuangan Perbankan

2.2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan

Setiap perusahaan, baik bank maupun non-bank pada periode

tertentu akan melaporkan semua kegiatan keuangannya. Menurut Kasmir

(2003: 239), laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank

secara keseluruhan dari laporan ini akan terbaca mengenai kondisi bank

yang sesungguhnya termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki.

Menurut Myer dalam Munawir (2002), laporan keuangan adalah dua

daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu

perusahaan. Kedua daftar itu adalah neraca atau daftar posisi keuangan dan

daftar pendapatan atau daftar rugi-laba. Namun akhir-akhir ini sudah

menjadi kebiasaan untuk menambah daftar ketiga yaitu daftar surplus atau

daftar laba yang tidak dibagikan (laba ditahan).

Menurut Abdullah (2004: 106), laporan keuangan dapat dipahami

sebagai bentuk pencatatan keuangan secara sistematis dan metodologis

tentang posisi keuangan maupun hasil operasi keuangan perusahaan pada

suatu periode waktu tertentu.

Menurut pendapat saya pengertian laporan keuangan sendiri adalah

suatu laporan kondisi keuangan bank yang terdiri dari neraca dan laporan

(41)

pada suatu periode waktu tertentu.

2.2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan dari laporan keuangan sesuai dengan PSAK NO. 1 revisi

2009 adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus

kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna

laporan dalam rangka untuk menbantu membuat keputusan-keputusan

ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawabn manajemen atas penggunaan

sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Sehingga untuk

pencapainnya, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai

perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban

termasuk keutungan dan kerugian pada arus kas.

Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan suatu bank

menurut Kasmir (2003: 240), adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi keuangan mengenai jumlah aktiva dan jenis-jenis

aktiva yang dimiliki.

2. Memberikan informasi keuangan mengenai jumlah kewajiban dan

jenis-jenis kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis

modal bank pada waktu tertentu.

4. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah

(42)

5. Memberikan informasi keuangan mengenai jumlah biaya-biaya yang

dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode

tertentu.

6. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam

aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.

7. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode

dari hasil laporan keuangan yang disajikan.

Menurut Faud dan Rustan (2005; 17), laporan-laporan yang disajikan oleh

perusahaan khususnya lembaga perbankan pada periode tertentu bertujuan antara

lain :

1. Memberikan informasi tentang posisi keuangan bank menyangkut harta

bank, kewajiban bank serta modal bank pada periode tertentu.

2. Memberikan informasi menyangkut laba-rugi suatu bank pada periode

tertentu.

3. Memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan

laporan keuangan yang disajikan oleh bank.

4. Memberikan informasi tentang performance suatu bank.

Sedangkan menurut Munawir (2000: 2), tujuan laporan keuangan disesuaikan

dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan dan

(43)

1. Pemilik Perusahaan

Laporan keuangan diperlukan oleh pemilik perusahaan untuk

menilai hasil-hasil yang telah dicapai, dan untuk menilai kemungkinan

hasil-hasil yang akan dicapai dimasa yang akan datang sehingga bisa

memperkirakan keuntungan yang akan diterima dan perkembangan harga

saham yang dimilikinya.

2. Manager atau pimpinan perusahaan

Bagi manager dengan mengetahui posisi keuangan perusahaan

maka akan dapat menyusun rencana yang lebih baik, membperbaiki sistem

pengawasan dan menentukan kebijakan-kebijakan yang lebih tepat. Selain

itu laporan keuang adalah sebuah alat untuk mempertanggung jawabkan

kepada para pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan

kepadanya.

3. Investor

Para investor berkepentingan terhadap prospek keuntungan di masa

mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya. Selain itu untuk

mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau

keuangan jangka pendek perusahaan tersebut.

4. Kreditur dan bankers

Para kreditur dan bankers membutuhkan laporan keuangan sebagai

(44)

penerimaan kredit dari suatu perusahaan.

5. Pemerintah

Pemerintah tempat perusahaan itu berdomisili sangat

berkepentingan dengan laporan keuangan, untuk menentukan pajak yang

harus ditanggung oleh perusahaan.

2.2.3. Kinerja Keuangan Perbankan

2.2.3.1. Pengertian Kinerja Keuangan Bank

Menurut Abdullah (2004:120), kinerja keuangan bank merupakan

bagian dari kinerja bank secara keseluruhan. Kinerja (performance) bank

secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam

operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran,

penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya

manusia. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan

bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan

dana maupun penyaluran dana.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, kinerja

keuangan adalah prestasi yang dicapai perusahaan dalam periode tertentu

(45)

2.2.3.2. Analisis Kinerja Keuangan Perbankan dengan Metode CAMEL

Menurut Abdullah (2004: 120), analisis kinerja keuangan bank

merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap keuangan bank

menyangkut review data, menghitung, mengukur, menginterpretasikan dan

memberikan solusi terhadap keuangan bank pada suatu periode tertentu.

Bank Indonesia telah menetapkan sebuah ketentuan bahwa alat analisa

yang digunakan adalah CAMEL.

Penilaian kinerja bank dengan teknik analisa CAMEL sebagai

akronim dari Capital, Assets Quality, Management, Earnings dan

Liquidity dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

a. Melakukan review data laporan keuangan (Neraca dan Laporan

Laba-Rugi) dengan sistem akuntansi yang berlaku maupun penjelasan lain

yang mendukung.

b. Menghitung angka rasio masing-masing aspek CAMEL.

c. Menghitung nilai kotor masing-masing rasio.

d. Menghitung nilai bersih masing-masing rasio dengan jalan mengalikan

nilai kotor masing-masing dengan standart bobot masing-masing rasio.

e. Menjumlahkan nilai bersih rasio CAMEL.

f. Membandingkan hasil penjumlahan keseluruhan rasio CAMEL dengan

(46)

Terdapat beberapa rasio pada setiap aspek CAMEL yang harus

dianalisis, berikut ini analisis masing-masing aspek CAMEL (Faud dan

Rustan,2005: 287) yaitu :

1. Capital

Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh suatu bank.

Bagi bank kecukupan modal diukur berdasarkan perhitungan Capital

Adequacy. Perhitungan Capital Adequacy ini berdasarkan atas prinsip

bahwa setiap penanaman yang mengandung resiko harus disediakan jumlah

modal sebesar persentase tertentu (Risk Margin) terhadap jumlah

penanamannya. Salah satu perhitungannya adalah dengan menggunakan

metode CAR (Capital Adequacy Ratio) yaitu dengan cara membandingkan

modal terhadap aset beresiko.

2. Assets Quality

Pengelolaan dana dalam aktiva produktif merupakan sumber

pendapatan yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya

operasional bank termasuk biaya bunga, biaya tenaga kerja dan biaya

operasional lainnya.

Penilaian pada faktor Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berdasarkan Surat

Edaran Bank Indonesia No. 7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005 didasarkan

pada empat rasio, yaitu:

1. Aktiva Produktif Bermasalah (aktiva produktif bermasalah terhadap

(47)

2. PPAP terhadap aktiva produktif (Penyisihan Penghapusan Aktiva

Produktif terhadap total altiva produktif).

3. Non Performing Loan (kredit bermasalah terhadap total kredit).

4. Pemenuhan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang

telah dibentuk terhadap penyisihan aktiva produktif yang wajib

dibentuk)

3. Management

Penilaian terhadap manajemen merupakan penilaian terhadap kemampuan

bank dalam mengelola dana, baik dalam upaya menghimpun ataupun

menyalurkan dana yang ada serta mengkoordinasikan potensi lain yang

terdapat dalam bank guna mencapai tujuan tertentu..

Penilaian aspek manajemen digunakan dengan menggunakan daftar

sejumlah pertanyaan atau pernyataan penilaian faktor manajemen didasarkan

pada 100 aspek dengan memberikan penekanan pada manajemen umum dan

manajemen resiko yang melekat pada berbagai kegiatan usaha bank.

4. Earnings

Dalam perhitungan rasio-rasio rentabilitas ini biasanya dicari hubungan

timbal balik antar pos yang terdapat pada laporan laba rugi ataupun hubungan

timbal balik antar pos yang terdapat pada laporan laba rugi bank dengan

pos-pos pada neraca bank guna memperoleh berbagai indikasi yang bermanfaat

(48)

Penilaian ini didasarkan atas 2 macam, yaitu :

a. Rasio laba terhadap total aset (Return On Assets).

b. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO).

5. Liquidity

Rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank

dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek atau kewajiban yang

sudah jatuh tempo. Perhitungannya didasarkan kepada 2 macam rasio antara

lain :

a. Rasio jumlah kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva lancar

dan termasuk aktiva lancar adalah kas, giro pada BI, SBI, SBPU

yang sudah diendos oleh bank lain.

(49)

2.2.3.3. Fungsi Analisis Kinerja Keuangan Perbankan

Tujuan laporan keuangan bank yaitu laporan tersebut harus bisa

dianalisa agar mengetahui kinerja yang telah dilakukan oleh suatu bank,

khususnya dalam menentukan kebijaksanaan bank di masa yang akan

datang. Menurut Abdullah (2004: 120), berkaitan dengan analisis kinerja

keuangan bank mengandung beberapa tujuan :

a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama

kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai

dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.

b. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua

aset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.

2.3. Kerangka Pikir

Untuk menilai kinerja keuangan bank kita harus melihat dari

berbagai aspek dengan menggunakan rasio yang ada, aspek permodalan

menggunakan rasio CAR, aspek kualitas aset menggunakan rasio RORA,

aspek manajemen menggunakan rasio NPM, aspek rantabilitas

menggunakan rasio ROA, dan aspek likuiditas menggunakan rasio LDR.

Berdasarkan pada perumusan masalah maka dapat dibuat kerangka

(50)

2.4. Hipotesis

Dalam industri perbankan, alat analisis yang digunakan untuk

menilai kinerja sebuah bank dengan menggunakan rasio CAMEL, yaitu

sehimpunan indikator yang berunsurkan variabel-variabel, Assets quality,

Manajemen, Eearning dan Liquidity. Maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut :

Bahwa terdapat perbedaan antara kinerja keuangan Bank

Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) berdasarkan rasio CAMEL. Laporan Keuangan Bank

Analisis Rasio Keuangan Proksi CAMEL :

1. CAR 2. RORA

3. NPM 4. ROA 5. LDR

Bank Swasta Nasional Bank Milik Pemerintah

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi tentang

pernyataan pengoperasian atau pendefinisian konsep-konsep penelitian yang

menjadi variabel-variabel penelitian temasuk penetapan cara dan satuan

pengukurannya. Menurut pendapat saya kinerja keuangan adalah :

1. Kinerja Keuangan Bank Pemerintah

Merupakan kinerja atau prestasi bank yang kepemilikan modalnya

sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia.

2. Kinerja Keuangan Bank Swasta Nasional

Merupakan kinerja atau prestasi bank yang seluruh atau sebagian besar

sahamnya dimiliki oleh swasta nasional.

Masing-masing kinerja keuangan dari Bank Pemerintah maupun Bank Swasta

Nasional dianalisis berdasarkan rasio keuangan sebagai berikut :

a. Capital (Permodalan)

Kecukupan modal suatu bank dapat diukur dengan menggunakan rasio

Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan membandingkan modal dengan

aset beresiko.

=

Equity

(52)

Sumber : (Surifah, 2002:31)

Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala

rasio dengan satuan pengukuran data adalah presentase.

b. Assets Quality (Kualitas Aset)

Kualitas aktiva produktif berkaitan dengan kelangsungan bank. Karenanya

manajemen bank dituntut untuk senantiasa memantau dan menganalisa kualitas

aktiva produktif secara periodik (Sinaungan, 1994: 58).

Return On Risk Assets (RORA) yaitu suatu pengukuran besarnya resiko dan

terjadinya kerugian yang mengakibatkan penurunan terhadap usaha bank yang

bersangkutan sampai sejauh mana masih bisa ditutupi oleh modal.

=

Earning Before Tax

Total Loans +Securites X 100%

Sumber : (Aryati dan Manao, 2002:142)

Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala rasio

(53)

c. Management (Manajemen)

Aspek manajemen dianalisis dengan menggunakan profit margin atau

Net Profit Margin (NPM), yaitu rasio yang menggambarkan tingkat

keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan

yang dikurangi dengan biaya kegiatan operasionalnya (Dendawijaya,

2001: 122).

=

Net Income

Operating Income X 100%

Sumber : (Nasser dan Aryati, 2000: 118)

Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala rasio

dengan satuan pengukuran data adalah presentase.

d. Earnings (Rentabilitas)

Earnings atau Rentabilitas dianalisis dengan Return Of Assets (ROA) .

Return Of Assets (ROA) adalah variabel yang digunakan untuk mengukur

rentabilitas bank.

=

Laba Sebelum Pajak

Total Aktiva X 100%

Sumber : (Titik Aryati, 2002: 142)

Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala rasio

(54)

e. Liquidity (Likuiditas)

Aspek Likuiditas dianalisis dengan Loan to Deposit Ratio (LDR).

Loan to Deposit Ratio (LDR) yaitu salah satu variabel dari aspek

likuiditas untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi

pembayaran kembali deposito yang telah jatuh tempo kepada deposannya

serta dapat memenuhi permohonan kredit yang diajukan tanpa terjadi

penangguhan.

=

� + �× 100%

Sumber : (Kasmir, 2008: 290)

Equity (Kepemilikan) terdiri dari modal, laba ditahan, dan saham.

Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala rasio

dengan satuan pengukuran data adalah presentase.

3.2.Teknik Pengumpulan Sampel

a. Populasi

Populasi penelitian ini adalah Bank Pemerintah dan Bank Swasta

Nasional yang terdaftar di BEI. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 22

bank, terdiri dari 4 bank pemerintah dan 18 bank swasta nasional yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2010 – 2012.

b. Sampel

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik purposive sampling,

(55)

penelitian yang membandingkan kinerja keuangan Bank Pemerintah dan

Bank Swasta Nasional yang terdaftar di BEI. Berdasarkan pertimbangan

penulis mengambil sampel yang didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu

yang ditetapkan oleh penulis.

Kriteria-kriteria yang digunakan untuk menentukan sampel dalam

penelitian ini adalah:

1. Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar di

BEI dan mempunyai total aset lebih dari lima puluh trilyun

periode 2010-2012.

2. Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang memiliki

modal lebih dari lima trilyun periode 2010-2012.

3. Tersedianya laporan keuangan tahunan selama 3 tahun

berturut-turut.

4. Memiliki data keuangan yang telah di audit pada periode

2010-2012.

Berikut ini akan disampaikan secara detail berupa tabel mengenai sampel dari

populasi Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar di BEI yang

(56)

Tabel 3.1

SAMPEL BANK BERDASARKAN KRITERIA YANG DITETAPKAN

No. Bank

Bank Pemerintah

1 Bank Mandiri, Tbk.

2 Bank Rakyat Indonesia, Tbk. 3 Bank Nasional Indonesia, Tbk. 4 Bank Tabungan Negara

Bank Swasta Nasional 1 Bank Central Asia, Tbk. 2 Bank Danamon Indonesia, Tbk. 3 CIMB Niaga, Tbk.

4 PAN Indonesia Bank, Tbk.

5 Bank Internasional Indonesia, Tbk. 6 Bank Permata, Tbk.

7 OCBC NISP, Tbk. 8 UOB Buana, Tbk. 9 Bank Mega, Tbk.

Sumber : Laporan keuangan publikasi Bank Indonesia

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah data sekunder. Data

sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara

tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain),

dalam penelitian ini berupa laporan keuangan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia dan dipublikasikan oleh Bank Indonesia.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data merupakan asal mula pengambilan data, sumber data

(57)

berupa neraca dan laporan laba rugi bank pemerintah dan bank swasta

nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.3.3. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode

dokumentasi, yaitu mengumpulkan data atau dokumen dari laporan

keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia, website, serta buku rujukan atau laporan

keuangan bank lainnya.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1. Uji Normalitas Data

Uji yang digunakan adalah Kolmogorov – Smirnov. digunakan untuk

menetahui apakah distribusi nilai-nilai sampel yang teramati sesuai dengan

distribusi teoritis tertentu (normal, uniform, poisson, eksponensial). Uji

Kolmogorov-Smirnov beranggapan bahwa distribusi variabel yang sedang

diuji bersifat kontinu dan pengambilan sampel secara acak sederhana. Dengan

demikian uji ini hanya dapat digunakan, bila variabel diukur paling sedikit

dalam skala ordinal.

Uji keselarasan Kolmogorov–Smirnov dapat diterapkan pada dua

keadaan yaitu :

1. Menguji apakah suatu sampel mengikuti suatu bentuk distribusi

populasi teoritis

(58)

identik.

Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ho : Data X berdistribusi normal.

Ha : Data X tidak berdistribusi normal.

Pengambilan keputusan:

Jika Sig.(p) > 0,05 maka Ho diterima Jika Sig.(p) < 0,05 maka Ho ditolak.

3.4.2. Levene’s Test For Equality Of Variance

Untuk menjawab permasalahan, tujuan dan hipotesis yang diajukan

dalam penelitian, maka metode analisis yang digunakan adalah Independent

Sample T – Test (uji t untuk dua sampel independen). Independent Sample T –

Test bertujuan untuk membandingkan rata-rata dari dua kelompok (bank

pemerintah dan bank swasta nasional) yang tidak berhubungan satu dengan

yang lain atau independen, kedu kelompok tersebut mempunyai rata-rata yang

sama atau tidak secara signifikan. Akan tetapi terlebih dahulu dilakukan

review atas data laporan keuangan dan menghitung rasio-rasio CAMEL

seperti yang telah ditentukan dalam penelitian, setelah itu dilakuakan

pengujian Independent Sample T – Test.

Untuk mengolah data yang ada digunakan alat bantu komputer dengan

program SPSS, dimana pada output SPSS terdiri dari serangkaian pengujian

(59)

varians populasi dan T – Test For Equality Of Means yang digunakan untuk

menguji rata-rata populasi.

3.4.2.1. Levene’s Test For Equality Of Variance

Levene’s Test For Equality Of Variance digunakan untuk menguji

apakah sampel sebanyak k memiliki variance yang sama.

Bentuk hipotesis untuk uji Levene’s :

H0 : μ11 = μ12 (varians Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional adalah

identik)

H1 : μ11 ≠ μ12 (varians Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional adalah

berbeda)

Bila diketahui suatu variabel Y dengan besar nilai N yang dibagi

menjadi k subgroup, dimana Ni merupakan besar sampel dari subgroup ke-i,

maka uji Levene’s didefinisikan sebagai :

=

Ź •

− Ź ••

2 =1

1

=1

=1

Ź •

2

Dimana Zij dapat memiliki salah satu dari tiga definisi berikut :

1. Zij = |Yij – ӯi•| dimana ӯi• = purata (mean) dari subgroup ke-i.

2. Zij = |Yij –Ŷi•| dimana Ŷi• = median dari subgroup ke-i.

3. Zij = |Yij – ӯ’i•| dimana ӯ’i• = 10% trimmed mean dari subgroup ke-i.

(60)

3.4.2.2. T Test For Equality Of Means

Berdasarkan hasil Levene’s Test For Equality Of Variance nantinya

akan diperoleh kesimpulan bahwa kedua varians populasi adalah homogen

atau tidak yang akan menentukan rumus thitung pada tahap pengujian T –

H0 : μ1 = μ2 (Tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara

kinerja keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta

Nasional) .

H1 : μ1 ≠ μ2 (Terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara

kinerja keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta

(61)

Dimana :

1 = Rata−rata sampel1

2 = Rata−rata sampel2 S1 = Simpangan baku sampel1

S2 = Simpangan baku sampel2

S12 = Varians sampel 1

S22 = Varians sampel 2

= Korelasi antara 2 sampel

Sumber : Sugiyono, 2007

Level signifikan (α) pada taraf signifikan sebesar 5% dengan df sebesar n1 +

n2 – 2.

Untuk n1 ≠ n2 dan S12 ≠ S22, maka uji t yang digunakan adalah :

ℎ � =

X1−X2 S12 n1+

S22 n2

Sumber : Sugiyono, 2007

Level signifikan (α) pada taraf signifikan sebesar 5% dengan selisih antara df

= (n1 – 1) dan df = (n2 – 1) dibagi dua kemudian ditambah dengan harga t yang

terkecil.

(62)

n1 =Banyaknya Bank Pemerintah = 4 bank

n2 = Banyaknya Bank Swasta = 9 bank

S12 = Standar deviasi untuk Bank Pemerintah

S22 = Standar deviasi untuk Bank Swasta Nasional

X1 = Rata-rata pada Bank Pemerintah

X2 = Rata-rata pada Bank Swasta Nasional

c. Pengambilan keputusan

Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

- Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak H1 diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa kinerja keuangan bank pemerintah berbeda dengan

bank swasta nasional.

- Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat

disimpulkan bahwa kinerja keuangan Bank Pemerintah sama dengan

Gambar

Tabel. 2.1 : Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu Dengan
Tabel 3.1 SAMPEL BANK BERDASARKAN KRITERIA YANG DITETAPKAN
Tabel. 4.1. Rekapitulasi Data : CAR (Capital Adequancy Ratio) (X1) Periode 2010
Tabel. 4.2. Rekapitulasi Data : RORA (Return On Risk Assets) (X2) Periode 2010
+6

Referensi

Dokumen terkait

 Ask them to read the text randomly, one student per paragraph; see if they can tell for what the purpose of this story was told from ancestors to them?. (courage, diligence)

Perwujuda n sarana prasarana pendukung kegiatan pariwisata Kawasan Pariwisata Provinsi NTT APBD Prov, APBD Kab/Kota Bappeda, BLHD, Dinas Pariwisata Prov dan Kab/Kota

Penelitian ini dilatar belakangi karena rendahnya hasil belajar Matematika siswa kelas V di SD 5 Gondoharum. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Menjelaskan peningkatkan keterampilan

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya skripsi dengan judul “Persepsi Klien Terhadap Atribut – Atribut Kualitas Audit dan

Nur

Menurut pendapat khanafi boleh juga dilakukan oleh pihak mempelai laki-laki atau wakilnya dan Kabul oleh pihak perempuan (wali atau wakilnya) apabila perempuan itu

dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. 19 Penyajian data dalam hal ini adalah penyampaian informasi berdasarkan data yang diperoleh

Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara konformitas kelompok ternan sebaya dengan pengambilan keputusan memilih