• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

a. Pengertian Pemasaran

Dari berbagai definisi pemasaran dapat dibedakan antara

definisi sosial dan definisi manajerial dari pemasaran. Definisi

sosial menunjukan peran yang dimainkan pemasaran di dalam

masyarakat. Seorang pemasar berkata bahwa peran pemasaran

untuk “memberikan standar kehidupan yang lebih tinggi”. Berikut

adalah definisi sosial yang dimaksud adalah sebuah proses

kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa

yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,

menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa

yang bernilai dengan orang lain (Kotler dan Keller ,2008:5)

Definisi manajemen, Peter Drucker meengatakan bahwa

pemasaran sering di gambarkan sebagai “seni menjual produk”

namun menjual bukanlah bagian terpenting dari pemasaran.

Menjual hanyalah ujung dari gunung es pemasaran. (Kotler dan

Keller ,2008:5). Namun tujuan pemasaran adalah mengetahui dan

memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa bisa

pemasaran harus menghasilkan seorang pelanggan yang siap

untuk membeli dengan demikian yang dibutuhkan hanyalah

memastikan produk dan jasa yang tersedia.

b. Manajemen Pemasaran

Manajemen Pemasaran terjadi ketika setidaknya satu pihak

dalam sebuah pertukaran potensial berfikir tentang cara-cara

untuk mencapai respon yang diinginkan pihak lain (Kotler

dan Keller 2008:5). Manajemen pemasaran sebagai seni dan

ilmu memilih pasar sasaran untuk untuk menumbuhkan dan

memahami pelanggan yang unggul.

Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, pelaksanaan,

dan pengawasan, program-program yang ditujukan utuk

mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud

untuk mencapai tujuan organisasi (Kotler dan Keller ,2012:146).

Hal ini sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam

memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta

menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan distribusi yang

efektif untuk memberitahu, mendorong serta melayani pasar.

Jadi, manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu

proses manajemen yang meliputi penganalisaan, perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pemasaran yang dilakukan

c. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran muncul pada pertengahan tahun

1950-an. Alih-alih memegang filosofi “membuat dan menjual” yang berpusat pada produk, bisnis beralih ke filosofi “merasakan dan merespon” yang berpusat pada pelanggan.

Konsep pemasaran berangapan bahwa kunci untuk

mencapai tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada

pesaing dalam menciptakan, menghantarkan, dan

mengkomunikasikan nilai pelanggan yang lebih baik kepada pasar

sasaran yang dipilih (Kotller dan Keller,2008:20).

Theodore Levitt dari Harvard (dalam Kotler dan

Keller,2008:20) menjelaskan perbedaan antara konsep penjualan

dan konsep pemasaran. Penjualan berfokus pada kebutuhan

penjualan, pemasaran berfokus pada kebutuhan pembelian.

Penjualan didasari oleh kebuituhan penjualan untuk mengubah

produknya menjadi uang, pemasaran didasari oleh gagasan untuk

memuaskan kebutuhan pelanggan melalui produk dan hal-hal

yang berhubungan dengan menciptakan, menghantarkan, dan

2. Produk

a. Pengertian Produk

Menurut (Sutojo,1981:75) produk yaitu barang atau jasa yang

dihasilkan (seiring juga disebut produksi), merupakan titik

berangkat kemungkinan keberhasilan maupun kegagalan

kombinasi kebijakan pemasarsan secara keseluruhan.

b. Merek

Merek adalah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain,

atau kombinasi, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang

atau jasa dari salah satu penjualan atau kelompok penjual dan

mengidentifikasi merek dari para pesaing (Kotler dan

Keller,2008:258). Seiring berkembangnya jaman dalam bisnis

merek semakin menduduki peran paling besar.

Bagi perusahaan, merek mempresentasikan bagian properti

hukum yang sangat berharga dan dapat mempengaruhi perilaku

konsumen, dapat dibeli dan dijual, dan memberikan keamanan

pendapatan masa depan yang langeng bagi pemiliknya (Kotler dan

Keller,2008:260) Seringkali merek mengambarkan kualitas

produk perusahaan di mata pembeli.

3. Perilaku Konsumen

a. Pengertian Perilaku Konsumen

Konsumen memiliki keragaman yang menarik untuk

dipelajari karena ia meliputi seluruh individu dari berbagai usia,

latar belakang budaya, pendidikan, dan keadaan sosial ekonomi

lainnya. Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana

individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli,

menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman

untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka (Kotler dan

Keller, 2008:166).

Definisi perilaku konsumen (Schiffman dan Kanuk,2008:6)

Perilaku konsumen menggambarkan cara individu mengambil

keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang

tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang

berhubungan dengan konsumsi.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen:

1) Faktor budaya

Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku

seseorang. Setiap budaya terdiri dari beberapa subbudaya yang

lebih kecil yang meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras,

dan wilayah geografis. Ketika subbudaya tumbuh besar dan

cukup kaya, perusahaan sering merancang program pemasaran

2) Faktor sosial

Selain faktor budaya, perilaku konsumen di pengaruhi oleh

faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, peran,

dan status sosial. Kelompok acuan terdiri dari semua

kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak

langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.

Keluarga meruapakan organisasi pembelian konsumen yang

paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga

menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.

Peran dan status sosial seseorang menunjukkan kedudukan

orang itu setiap kelompok sosial yang ia tempati. Peran

meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh

seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.

3) Faktor Pribadi

Keputusan membeli juga di pengaruhi oleh karakteristik

pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam

siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan

konsep diri, juga nilai dan gaya hidup pembeli.

4) Faktor psikologi

Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah adanya

rangsangan pemasaran luar seperti ekonomi, teknologi, politik,

budaya. Satu perangkat psikologi berkombinasi dengan

keputusan dan keputusan pembelian. Tugas pemasar adalah

memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara

datangnya rangsangan pemasaran luar dengan keputusan

pembelian akhir. Empat proses psikologis (motivasi, persepsi,

ingatan dan pembelajaran) secara fundamental, mempengaruhi

tanggapan konsumen terhadap rangsangan pemasaran.

4. Iklan

Pengertian iklan (Philip Kotler:2005,227) adalah segala bentuk

presentasi non pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh

sponsor tertentu yang harus dibayar. Iklan dapat merupakan cara yang

berbiaya efektif guna menyebarkan pesan, entah untuk membangun

preferensi merek atau untuk mendidik orang. Lima keputusan utama

dalam mengembangkan program iklan yang dikenal sebagai 5 M

adalah;

a. Mission (misi), apakah tujuan iklan tersebut.

Tujuan (sasaran) iklan merupakan suatu tugas komunikasi

tertentu dan tingkat pencapaiannya harus diperoleh pada audiens

tertentu dalam kurun waktu tertentu. Tujuan iklan dapat

digolongkan menurut apakah sasarannya untuk

1) Iklan informatif.

Dimaksudkan untuk menciptakn kesadraan dan pengetahuan

tentang produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada.

2) Iklan persuasif

Dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi,

keyakinan, dan pembelian suatu produk atau jasa.

3) Iklan pengingat

Dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa

kembali.

4) Iklan penguatan

Dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa

mereka telah melakukan pilihan yang tepat.

b. Money (uang), berapa banyak yang dapat dibelanjakan.

Walaupun iklan diperlakukan sebagai pengeluaran lancar,

sebagian di antaranya sesungguhnya adalah investasi yang

menambah aktiva tidak berwujud yang disebut ekuitas merek. Ada

lima faktor khusus yang harus dipertimbangkan;

1) Tahap dalam siklus hidup produk.

Produk baru biasanya mendapat anggaran iklan yang besar

guna membangun kesadaran dan mengupayakan pelanggan

untuk mencobanya. Merek-merek yang sudah mapan

biasanya didukung anggaran iklan yang lebih rendah,

2) Pangsa pasar dan basis konsumen.

Untuk memperbesar pangsa dengan meningkatkan ukuran

pasar, diperlukan pengeluaran yang lebih besar. Akan lebih

mudah menjangkau konsumen suatu merek yang sudah

digunakan secara luas daripada untuk menjangkau

konsumen merek berpangsa kecil.

3) Persaingan dan gangguan.

Dalam pasar yang memiliki sejumlah besar pesaing dan

pengeluaran iklan yang tinggi, suatu merek harus diiklankan

secara besar-besaran untuk didengar. Bahkan gangguan yang

sederhana pun dari iklan yang tidak langsung bersaing

dengan merek tersebut akan menyebabkan kebutuhan iklan

yang lebih besar.

4) Frekuensi iklan.

Jumlah pengulangan yang diperlukan untuk menyampaikan

pesan merek tersebut kepada konsumen mempunyai dampak

penting terhadap anggaran kita.

5) Daya subtitusi produk.

Merek-merek dalam kelas komoditas (rokok, bir, minuman

ringan) memerlukan iklan besar-besaran untuk membangun

citra yang berbeda. Iklan juga berperan penting jika suatu

c. Message (pesan), pesan apa yang seharusnya disampaikan.

Untuk mengembangkan satu strategi pesan, para pengiklan

menempuh tiga langkah; menghasilkan pesan dan evaluasi,

pengembangan dan pelaksanaan yang kreatif, dan tinjauan

tanggung jawab sosial.

1) Melahirkan dan mengevaluasi pesan

Sebuah iklan yang baik biasanya berfokus pada satu atau dua

proposisi penjualan inti. Begitu mereka menemukan satu daya

tarik yang efektif, para pengiklan harus mempersiapkan satu

rangkuman ide kreatif.

2) Pengembangan dan pelaksanaan yang kreatif

Dampak iklan tergantung tidak hanya pada apa yang

dikatakan, namun sering lebih penting tentang bagaimana

dikatakan. Biasanya pengiklan menyiapkan pernyataan

strategi teks (copy strategy statement_ yang menjelaskan

tujuan, isi, dukungan, dan nada iklan yang diinginkan.

3) Iklan televisi

Dari perspektif pembangunan merek, iklan tv memiliki dua

kekuatan yaitu (1) ia dapat menjadi sarana efektif yang

menunjukkan secara langsung atribut-atribut produk dan

menjelaskan secara persuasif manfaat-manfaat produk yang

berhubungan dengan konsumen. (2) iklan tv dapat menjadi

pengguna dan gambaran penggunaan kepribadian merek, dan

hal-hal tak berwujud lainnya dari merek tersebut.

4) Iklan cetak

Dua media cetak (majalah dan surat kabar) memiliki banyak

keuntungan dan kerugian yang sama. Walaupun surat kabar

tepat waktu, majalah umumnya lebih efektif dalam

membangun pengguna dan gambaran pengguna.

Elemen-elemen format seperti ukuran, warna dan ilustrasi akan

mempengaruhi dampak iklan dan juga biayanya.

5) Iklan radio

Radio adalah medium yang menyerap 96% dari semua orang

Amerika berusia 12 tahun ke atas mendengar radio setiap hari

dan rat-rata selama lebih dari 20 jam seminggu. Kerugian

yang jelas dari radio adalah tidak adanya gambar visual dan

sifat konsumen yang relatif pasif dalam mengolah hasilnya.

6) Kajian tanggung jawab sosial

Pengiklanan dan agen-agen iklannya harus memastikan

bahwa iklan tidak melampaui norma sosial dan hukum.

Secara sosial, pengiklan juga harus berhati-hati untuk tidak

menyakiti hati kelompok etnik, minoritas ras, atau kelompok

d. Media (media), media apa yang seharusnya digunakan.

Setelah memilih pesannya, tugas pengiklan berikutnya adalah

memilih media untuk menyampaikannya. Tahap-tahapnya adalah

adalah (1) memutuskan jangkauan yang diinginkan, frekuensi, dan

dampaknya; (2) memilih di antara jenis-jenis media utama,

memilih sarana media khusus; (3) memutuskan waktu media yang

tepat dan memutuskan alokasi media secara geografis. Kemudian,

(4) hasil keputusan-keputusan ini perlu dievaluasi.

e. Measurement (ukuran), bagaimana hasilnya seharusnya

dievaluasi.

5. Harga

Harga merupakan suatu nilai yang dibuat untuk menjadi patokan

nilai suatu barang. Peranan harga tak lepas dari proses jual beli suatu

produk atau jasa. Harga membantu konsumen untuk menentukan

seseorang akan membeli barang atau tidak. Suatu perusahaan

menentukan nilai untuk mendapatkan laba dari produk yang dijual

perusahaan tersebut. (DR. Buchari Alma,2007:169) pengertian harga

adalah sebagai berikut “harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang dinyatakan dengan uang”. Definisi Harga (Kotler dan Armstrong,2008:345) mendefinisikan harga sebagai berikut “Harga

memperoleh suatu produk untuk menentukan harga suatu produk atau

jasa, ada beberapa dasar yang harus dipertimbangkan.

Penetapan suatu harga dapat dipengaruhi oleh faktor internal yang

terdiri dari tujuan perusaan dalam memasarkan produk, strategi yang

dipakai oleh perusahaan dalam memasarkan produk, biaya yang

dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi dan memasarkan produk

dan pembiayaan karyawan serta metode yang dipakai perusaan untuk

memasarkan produk dan faktor eksternal yang dapat dilihat dari

model pasar yang akan dituju produk, persaingan harga dengan

produk lain, serta lingkungan yang akan menjadi sasaran produk

tersebut. Langkah – langkah dalam menetapkan harga. Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan kebijakan

penetapan harga. (Kotler dan Keller,2009 : 76 – 91) ada 6 langkah dalam menetapkan harga yaitu:

a. Memilih tujuan penetapan harga

Mula–mula perusahaan memutuskan di mana perusahaan ingin memposisikan penawaran pasarnya. Semakin jelas tujuan

perusahaan, semakin mudah perusahaan menetapkan harga.

b. Menentukan permintaan

Setiap harga akan mengarah ketingkat permintaan yang berbeda

dan karena itu akan memiliki berbagai dampak pada tujuan

pemasaran perusahaan. Hubungan antara harga dan permintaan

keduanya berhubungan terbalik: semakin tinggi harga semakin

tinggi permintaan.

c. Memperkirakan biaya

Permintaan menetapkan batas atas harga yang dapat dikenakan

perusahaan untuk produknya. Biaya menetapkan batas bawah.

Perusahaan ingin mengenakan harga yang dapat menutupi biaya

memproduksi, mendistribusikan dan menjual produk termasuk

tingkat pengembalian yang wajar untuk usaha dan resikonya.

Tetapi, ketika perusahaan menetapkan harga produk yang dapat

menutupi biaya penuh mereka, profitabilitas tidak selau menjadi

hasil akhirnya.

d. Menganalisis biaya, harga, dan penawaran pesaing

Perusahaan harus memperhitungkan biaya, harga, dan

kemungkinan reaksi harga pesaing. Perusahaan harus

mempertimbangkan harga pesaing terdekat. Jika penawaran

perusahaan mengandung fitur-fitur yang tidak ditawarkan

pesaing terdekat, perusahaan harus mengevaluasi nilai mereka

bagi pelanggan dan menambahkan nilai itu ke harga pesaing. Jika

penawaran pesaing mengandung beberapa fitur yang tidak

ditawarkan oleh perusahaan, perusahaan harus mengurangkan

nilai mereka dari harga perusahaan. Sekarang perusahaan dapat

memutuskan apakah perusahaan dapat mengenakan lebih banyak,

e. Memilih metode penetapan harga

Berdasarkan jadwal permintaan pelanggan, fungsi biaya dan

harga pesaing, kini perusahaan siap memilih harga. Ada 3

pertimbangan utama dalam penetapan harga yaitu: biaya

menetapkan batas bawah untuk harga. harga pesaing dan harga

produk pengganti memberikan titik orientasi. Penilaian

pelanggan atas fitur-fitur unik menetapkan batas atas harga.

f. Memilih harga akhir Metode penetapan harga

Mempersempit kisaran dari mana perusahaan harus memilih

harga akhirnya. Dalam memilih harga itu, perusahaan harus

mempertimbangkan faktor-faktor tambahan, termasuk dampak

kegiatan pemasaran lain, kebijakan penetapan harga perusahaan,

penetapan harga berbagi keuntungan dan resiko, dan dampak

harga pada pihak lain.

6. Minat Beli Konsumen

Minat sangat berpengaruh dalam pembelian atau penggunaan suatu

barang. Minat beli adalah kecenderungan konsumen untuk membeli

suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan

pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen

melakukan pembelian ( Mehta ,1994: 66). Minat beli adalah sesuatu

yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat

melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapat

obyek tersebut.

Menurut Kotler, Bowen dan Makens (1999:156) mengenai minat

beli : minat beli timbul setelah adanya proses evaluasi alternatif dan di

dalam proses evaluasi, seseorang akan membuat suatu rangkaian

pilihan mengenai produk yang hendak dibeli atas dasar merek

maupun minat. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli

Konsumen menurut Swastha dan Irawan (2001) mengemukakan

faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan

dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas

dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat

membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat.

Super dan Crites dalam (Lidyawatie,1998) menjelaskan bahwa ada

beberapa faktor yang mempengaruhi minat beli, yaitu:

a. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan

seseorang dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan

yang ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan

waktu senggangnya, dan lain-lain.

b. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai

sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang

diinginkan daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah.

c. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimanapun seseorang

d. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda

dengan minat pria.

e. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa, dan

orang tua akan berbeda minatnya terhadap satu barang, aktivitas

benda dan seseorang.

Sedangkan menurut (Kotler, Bowen, dn Makens 1999) terdapat dua

faktor yang mempengaruhi minat beli seseorang dalam proses

pengambialn keputusan pembelian, yaitu situasi tidak

terduga(Unexpected situation) dan sikap terhadap orang lain(Respect

to Others).

Dokumen terkait