• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIS

A. Landasan Teori

1. Hakikat dan Pengertian Menulis

Keterampilan menulis merupakan yang sangat penting dalam kehidupan, karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Dalam kegiatan menulis, “writers are always in search of ways to enliven the expression of their ideas, trying out new wordand juggling sentence around are two thing writes often experiment with to give

their style zest and clarity”.1

Jika peserta didik memiliki keterampilan menulis maka peserta didik dapat mengungkapkan atau mengekpresikan gagasan atau pendapat, pemikiran dan perasaan yang dimiliki, selain itu dapat mengembangkan daya pikir kreativitas peserta didik dalam menulis.

Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa, menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekpresi bahasa. 2

Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan bahasa yang semakin penting untuk dikuasai. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dalam kehidupan tidak hanya penting dalam lingkungan pendidikan tetapi juga penting untuk di masyarakat.3 Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang memegang peranan

1

Lea Masiello, WritingIn Action : A Collabrative Rhetoric for College Writers, (New York: Macmillan, 1986), h. 2.

2

Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai suatu keterampilan Berbahasa, (Bandung : Angkasa, 2008), h. 22.

3

Budinuryanta Y, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), Cet.2, h. 12.26.

strategis dalam upaya memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.4 Kemampuan menulis perlu dikembangkan karena merupakan keterampilan dasar yang secara mutlak harus dikuasai siswa untuk mencurahkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk tulisan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, menulis adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dsb), anak-anak sedang belajar, melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat).5

Suatu tulisan atau karangan dapat dilihat dari segi bahasa yang digunakan, isi tulisan atau karangan, dan bentuk atau cara penyajiannya. Bahasa yang digunakan dalam tulisan atau karangan itu, apakah bahasa yang sulit, sederhana, mudah, dan lancar. Begitu pula apakah karangan itu menggunakan paragraf yang tepat, kalimat efektif dan diksi yang tepat. Dari segi isi karangan, apakah karangan itu berupa fiksi atau nonfiksi, dan adakah kesusuaian antara judul dan isi. 6

1.1 Keuntungan atau Manfaat Menulis

1. Lebih mengenali kemampuan dan potensi diri Anda. Anda mengetahui sampai di mana pengetahuan Anda tentang suatu topik. Untuk mengembangkan topik itu Anda terpaksa berpikir, menggali pengetahuan dan pengalaman yang kadang tersimpan di alam bawah sadar.

2. Mengembangkan berbagai gagasan. Anda terpaksa bernalar menghubung-hubungkan serta membanding-bandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah Anda lakukan jika Anda tidak menulis.

4

Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI PRESS, 2007), cet 1, h.117.

5

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.1497.

6

Kundharu Saddhono, St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Bandung : Karya Putra Darwati, 2012), h . 98.

3. Kegiatan menulis memaksa Anda lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang Anda tulis. Dengan demikian kegiatan menulis memperluas wawasan baik secara teoretis maupun mengenai fakta-fakta yang bersangkutan.

4. Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan mengungkapkannya secara tersurat. Dengan demikian, Anda dapat menjelaskan permasalahan yang semula masih samar bagi diri Anda sendiri.

5. Menulis dapat meninjau serta menilai gagasan Anda sendiri secara lebih objektif.

6. Dengan menuliskan di atas kertas kita akan lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisinya secara tersurat dengan konteks yang lebih konkret.

7. Tugas menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif. Kita harus menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar menjadi penyadap dari orang lain.

8. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan Anda berpikir serta berbahasa secara tertib.7

1.2Teknik Pembelajaran Menulis

Teknik pengajaran menulis berbeda dengan teknik menulis. Teknik pengajaran menulis lebih ditujukan kepada cara mengajarkan menulis kepada siswa atau pihak lain, sedangkan teknik menulis adalah lebih ditujukan kepada cara-cara membuat tulisan. Walaupun keduanya memiliki pengertian yang berbeda, tetapi dalam pelaksanaannya kedua konsep itu sulit untuk dipisahkan. Teknik menulis kadang menjadi bahan pengajaran menulis sehingga terjadilah teknik pengajaran menulis.

7

Budinuryanta Y, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h.12.2-12.3.

Ada beberapa teknik menulis yang biasa dikenal dalam karang-mengarang, antara lain teknik narasi, teknik deskripsi, teknik eksposisi, teknik argumentasi, dan teknik persuasi. Kadang-kadang ada juga yang menyebut teknik-teknik tersebut dengan jenis-jenis karangan.8 Berdasarkan pengertian di atas maka, penulis menyimpulkan bahwa teknik pembelajaran menulis menunjukan bagaimana cara mengajarkan menulis kepada siswa, sedangkan teknik menulis lebih menekankan bagaimana cara-cara membuat tulisan.

2. Pengertian Karangan

Membuat karangan sangat diperlukan siswa untuk mengasah keterampilan menulis, karena dengan mengarang siswa dapat

mengungkapkan gagasan serta imajinasi ke dalam tulisan. “Karangan

adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu

topik atau pokok bahasan”.9

Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca. Pengarang adalah seseorang yang karena kegemarannya atau berdasarkan bidang kerjanya melakukan kegiatan mengarang. Karang-mengarang adalah kegiatan atau pekerjaan mengarang.10

Batasan karang-mengarang yang diungkapkan Robert Lado 1979 dalam buku Wibowo, mengarang adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga

8

Budinuryanta Y, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 12.15.

9

Lamuddin Finoza, Komposisi Bhasa Indonesia, ( Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009), h. 234.

10

orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut, asalkan mereka memahami bahasa dan grafik itu.11

Bagi seorang pengarang, kata-kata ialah bahan-bahannya. Ia harus belajar memilih kata-katanya dengan baik. Ia harus tahu penggunaannya. Apabila sudah pasti dengan pilihan mengenai kata dan ungkapan yang tepat, maka harus melanjutkan dengan cara memasukkannya ke dalam karangan atau komposisi sehingga dapat menyususn struktur yang dikehendaki dan memperoleh efek yang diinginkan. 12 Berdasarkan pengertian dari beberapa para ahli. Maka, penulis menyimpulkan bahwa karangan adalah uraian suatu gagasan tentang suatu topik yang ditulis seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dipahami oleh pembaca.

2.1 Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah untuk mengatur hubungan antara gagasan-gagasan. Dalam proses penyusunan karangan ada tahapan yang harus dijalani, yaitu memilih topik dan merumuskan tema, mengumpulkan data atau informasi, mengatur strategi penempatan gagasan, dan menulis karangan itu sendiri. Pengaturan gagasan itulah yang dapat diumpamakan sebagai kerangka.13

Sebuah kerangka karangan mengandung rencana kerja, memuat ketentuan-ketentuan pokok bagaimana suatu topik harus diperinci dan dikembangkan. Kerangka karangan menjamin suatu penyusunan yang

11

Wahyu Wibowo, Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h.56.

12

Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), h. 112.

13

Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009) , h. 223.

logis dan teratur. 14 Tujuan karang-mengarang menurut Hugo Hartig dalam buku Wibowo tujuan karang-mengarang

1. Tujuan penugasan (assignment purpose). Menulis karena penugasan, misalnya wartawan ditugasi menulis berita;

2. Tujuan altruistik (altruistic purpose). Menulis sesuatu dalam rangka menyenangkan atau menghibur pembaca, misalnya features

tentang artis film yang dimuat tabloid-tabloid hiburan;

3. Tujuan persuasif (persuasive purpose). Menulis sesuatu demi meyakinkan pembaca akan suatu gagasan.

4. Tujuan penerangan (informational purpose). Menulis sesuatu kepada pembaca untuk memberi informasi, penerangan, keterangan, misalnya berita-berita actual di suart kabar;

5. Tujuan pernyataan diri (sekf-expressive purpose). Menulis suatu demi memperkenalkan diri si penulis kepada pembaca;

6. Tujuan kreatif creative purpose). Menulis sesuatu demi pencapaian suatu nilai seni artistic.

7. Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose). Menulis sesuatu demi menjelaskan, menjernihkan, dan memecahkan suatu masalah. Misalnya penulisan skripsi, tesis, atau disertasi.15

Berdasarkan pengertian dari beberapa para ahli. Maka, penulis menyimpulkan bahwa kerangka karangan adalah rencana yang disusun secara teratur tentang pembagian penyususnan dan mengatur hubungan antar gagasan-gagasan. Ada beberapa proses penyususnan, pertama yaitu memilih memilih topik dan merumuskan tema, kedua mengumpulkan data dan informasi, ketiga mengatur penempatan gagasan-gagasan dan setelah itu menulis karangan. Tujuan dalam karang-mengarang meliputi

14

Gorys Keraf, Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (Jakarta: Nusa Indah, 1994), cet. X, h. 132.

15

Wahyu Wibowo, Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h.57.

tujuan penugasan, tujuan altruistik, tujuan persuasif, tujuan penerangan, tujuan pertanyaan, tujuan kreatif, dan tujuan pemecahan masalah.

2.2 Penggolongan Karangan Berdasarkan Isi

Jika dilihat dari isinya, paragraf terdiri dari eksposisi, narasi, persuasi, argumentasi, dan deskripsi. Di bawah ini akan dijelaskan contoh-contohnya.

1. Eksposisi artinya paparan. Maksud dari paparan, penulis menyampaikan suatu penjelasan dan informasi. Setelah membaca sebuah eksposisi, maka seseorang akan mengerti dan memahami apa yang ingin disampaikan oleh penulis dalam paparan tersebut. 2. Narasi artinya cerita. Dengan cerita, penulis mengajak pembaca

untuk sama-sama menikmati apa yang diceritakan tersebut.

3. Persuasi artinya bujukan, dengan persuasi penulis dapat mempengaruhi pembaca supaya mengikuti kehendaknya. Tulisan yang berupa bujukan biasana berupa iklan. Sebuah iklan dapat mempengaruhi seseorang agar dapat mengikuti apa yang dikehendakinya. Jika seseorang telah membaca persuasi dan langsung menirunya maka penulis telah berhasil membuat karangan tersebut.

4. Argumentasi adalah jenis tulisan yang memberikan alasan (argumen) berdasarkan fakta dan data. Dengan fakta dan data, penulis berusaha menyakinkan pembaca sehingga tulisan itu diterima oleh pembacanya. Yang termasuk jenis tulisan ini ialah semua karya ilmiah (makalah, skripsi, disertasi).

5. Deskripsi artinya lukisan. Lukisan adalah jenis karangan yang menggunakan kata-kata untuk mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, atau orang. Dengan deskripsi tersebut, penulis mengajak

pembaca untuk menikmati dengan panca indra apa yang dirasakannya. 16

Berdasarkan pengertian di atas, maka, penulis menyimpulkan bahwa kerangka karangan berdasarkan isi terdiri dari eksposisi, narasi, persuasi, argumentasi, dan deskripsi.

Dalam bahasa Inggris kata to persuade “membujuk; atau „meyakinkan’. Bentuk nominanya adalah persuation yang kemudian menjadi kata serapan dalam bahasa Indonesia persuasi.17

Persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampikan penulisannya. Berbeda dengan argumentasi yang pendekatannya bersifat rasional dan diarahkan untuk mecapai kebenarannya, sedangkan persuasi lebih menggunakan pendekatan emosional. Persuasi juga menggunakan fakta, hanya saja, dalam persuasi bukti-bukti itu digunakan seperlunya atau kadang-kadang dimanipulasi untuk menimbulkan kepercayaan pada diri pembaca bahwa apa yang disampaikan si penulis itu benar. Contohnya propaganda, iklan selembaran, dan kampanye.18 Karangan persuasi adalah karangan yang mengajak, membujuk atau mempengarahui pembaca atau pendengaragar melakukan sesuatu. Lebih tepatnya lagi persasui adalah sebuah karangan yang dibuat oleh penulis untuk membuat si penerima informasi menjadi tertarik dengan isi dan ide atau gagasan dalam informasi tersebut lalu mau mengikuti atau dipengaruhi oleh informasi tersebut.

16

Ramlan Abdul Gani dan Mahmudah Fitriyah, Pembinaan Bahasa Indonesia, (Jakarta: FITK Pres, 2010), h. 134.

17

Lamuddin Finoza. Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Mawar Gempita, 1998), h. 163.

18

Kundharu Saddhono,St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Bandung: Karya Putra Darwati, 2012), h.101.

Ciri-ciri karangan persuasi:

1. Menimbulkan rasa tertarik dan percaya bagi pembaca ataupun pendengar

2. Memunculkan fakta yang tepat 3. Tujuan dan ajakannya jelas

Karangan persuasi sering kali kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. karangan ini juga sangat berguna untuk mengajarkan kita bagaimana membuat orang terpengaruh dan mau mengikuti keinginan kita.

Persuasi sangat dibutuhkan oleh pelajar untuk mempelajari pengertian karangan persuasi. Karena selain dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, kemampuan membuat karangan persuasi akan membantu siswa untuk mempengaruhi orang lain sehingga memudahkan siswa untuk membuat sebuah karangan persuasi.

2.3 Teknik Pembelajaran Menulis Persuasi

Salah satu sarana yang dapat digunakan sebagai alat peraga menng megarang tulisan persuasi adalah iklan. Tampilkanlah layar televisi sajian iklan sebuah produk. Lalu suruhlah para siswa menuliskan apa yang diucapkan oleh para pemeran iklan tersebut. Adakah unsur mengajar atau mempengaruhi pihak lain dalam iklan tersebut? Kedua hal inilah yang menjadi pokok dalam karangan persuasi.

Setelah siswa mampu menuliskan dan memahami tayangan iklan tersebut, suruhlah mereka membuat lagi semacam itu dengan topik yang lain. Tetapi perlu diingat, tayangan iklan itu biasanya kalimatnya terpisah-pisah bahkan mungkin melompat-lompat karena seringkali disajikan dalam sebuah dialog, untuk mentrasfer ke dalam tulisan persuasi, hendaklah kalimat-kalimatnya disusun secara sistematis sebagaimana sebuah karangan. 19

19

Budinuryanta Y, Materi Pokok Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 12.17.

Demikianlah beberapa teknik pengajaran menulis yang bisa dilakukan, dengan catatan teknik ini bukanlah satu-satunya cara. Masih banyak cara lain yang bisa dikembangkan sesuai dengan taraf kemampuan pembelajar.20

3. Definisi Media

Definisi media berasal dari bahasa Latin, yakni medius yang secara harfiahnya, berarti „tengah’, „perantara’, atau pengantar. Atau dengan

kata lain media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Dalam bahasa Arab, media disebut

wasail’ bentuk „jama’ dari „wasilah’ yakni sinonim al-wasth yang

artinya juga „tengah’. Kata „tengah’ itu sendiri berarti berada diantara

dua sisi, maka disebut juga sebagai „perantara’ (wasilah) atau yang

mengantarai kedua sisi tersebut, karena posisinya berada di tengah ia bisa jua disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni yang mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya.21

Geaerlach dan Ely 1971 dalam buku Fathurrohman bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Atwi Suparman 1997 dalam buku Fathurrohman mendefinisikan, media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan.22 Dapat disimpulkan bahwa menurut penulis, media adalah alat yang digunakan sebagai pengantar informasi kepada penerima informasi.

20

Budinuryanta Y, Materi Pokok Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 12.17.

21

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), h. 6.

22

Pupuh Fathurrohman, et al., Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), h. 65.

Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar.23 Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik.24 Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswadalam proses pembelajaran. Seringkali kata pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik, di mana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. 25

Media merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan sesuatu dalam pekerjaan. Media merupakan alat bantu yang dapat memudahkan pekerjaan. Setiap orang pasti ingin pekerjaan yang dibuatnya dapat diselesaikan dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan. Kata media itu sendiri berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti “pengantar atau perantara” dengan demikian dapat diartikan bahwa media

merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Media yang difungsikan sebagai sumber belajar bila dilihat dari pengertian harfiahnya juga terdapat manusia didalamnya, benda, ataupun segala sesuatu yang memungkinkan untuk anak didik memperoleh informasi dan pengetahuan yang berguna bagi anak didik. Sasaran penggunaan media adalah agar anak didik mampu menciptakan sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan yang telah ada untuk digunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka dengan mudah mengerti dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada mereka.

23

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 2.

24

Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1994), h. 7.

25

Dari pandangan yang ada di atas dapat dikatakan bahwa media merupakan alat yang memungkinkan anak mudah untuk mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah dan dapat dan dapat untuk mengingatnya dalam waktu yang lama dibandingkan dengan penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantuan.

Soeparno dalam buku Sofan Amri ada beberapa alasan memilih media dalam proses belajar mengajar, yakni:

a. Ada berbagai macam media yang mempuyai kemungkinan dapat kita pakai di dalam proses belajar mengajar,

b. Ada media yang mempuyai kecocokan untuk menyampaikan informasi tertentu

c. Ada perbedaan karakteristik setiap media d. Ada perbedaan pemakai media tersebut

e. Ada perbedaan situasi dan kondisi tempat media digunakan.

Bertitik tolak dari pendapat tersebut, jelaslah bahwa memilih media tidak mudah. Media yang digunakan harus memperhatikan beberapa ketentuan dengan petimbangan bahwa penggunaan media harus benar-benar berhasil guna dan berdaya guna untuk meningkatkan dan memperjelas pemahaman siswa. 26

Media audiovisual, media ini merupakan jenis yang mengintegrasikan indra penglihatan dan pendengaran, dengan kata lain baik unsur suara ataupun unsur gambar berasal dari sutu sumber. Adapun yang termasuk jenis media audiovisual ini antara lain: film (gambar hidup), loop film (film gelang), televisi (termasuk TVST) dan video. Adanya alat atau media, maka proses pembelajaran akan tersampaikan dan mendapat hasil yang diinginkan.27

26

Lif Koiru Ahmadi Sofan Amri, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional & Nasional, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h. 115.

27

Uus Ruswandi dan Bahrudin, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Insan Mandiri), h. 38.

Menggunakan berbagai alat audiovisual usaha menyampaikan pelajaran, penerangan dan penyuluhan akan mencapai hasil yang jauh lebih besar dalam waktu yang jauh lebih singkat serta membuat komunikasi merangsang dan menyenangkan. Alat alat audiovisual

adalah alat yang “audible” (dapat didengar) dan “visible” (dapat

dilihat). Alat audiovisual ini gunanya untuk membuat cara berkomunikasi lebih efektif. Sasaran komunikasi yang dibahas adalah pengajaran, penerangan atau penyuluhan. Di antara alat-alat audiovisual itu termasuk gambar, foto, slide, model, pita kaset tape-recorder, film bersuara dan televisi. 28

Media audiovisual merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Media audio visual terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.29

Contoh media audiovisual:

1. Film Bersuara

Dilihat dari indera yang terlibat, film adalah alat komunikasi yang sangat membantu proses pembelajaran efektif. Apa yang terpandang oleh mata dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah diingat daripada apa yang hanya dapat dibaca saja atau hanya didengar saja. Manfaat dan karakteristik lainnya dari media film dalam meningkatkan efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran, di antaranya adalah:

1. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.

2. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat.

28

Amir Hamzah Suleiman, Media Audio-visual untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT Gramedia, 1985), h.11.

29

Syeful Bahri, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 141.

3. Film dapat membawa anak dari Negara yang satu ke Negara yang lain dan dari masa yang satu ke masa yang lain.

4. Film dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan. 5. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat

6. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa. 7. Mengembangkan imajinasi peserta didik.

8. Semua peserta didik dapat belajar dari film, baik yang pandai maupun yang kurang pandai.

9. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.

Dalam menilai baik tidaknya sebuah film, Omar Hamalik sebagaimana dikutip Asnawir (2002:98) dalam buku Munadi mengemukakan bahwa film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Sesuai dengan tema pembelajaran b) Dapat menarik minat siswa c) Benar dan autentik

d) Up to date dalam setting, pakaian, dan lingkungan e) Sesuai dengan tigkat kematangan siswa

f) Perbendaharaan bahasa yang benar.30

2. Video

Karakteristik video banyak kemiripannya dengan media film, di antaranya adalah:

1. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu

2. Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan 3. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat 4. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa 5. Mengembangkan imajinasi peserta didik

30

6. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistis

7. Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang

8. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan; mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari siswa.

3. Film Televisi

Film televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audiovisual dengan disertai unsur gerak dan suara. Media ini berperan sebagai gambar hidup yang dapat dilihat dan didengar secara bersamaan, sehingga penonton serentak dapat mengikuti program yang disiarkan.

Omar Hamalik dalam buku Media Pembelajaran

“Television is an electronic motion picture with conjoined or attendant sound; both picture and sound reach the eye and ear

Dokumen terkait