• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA IKLAN DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DI KELAS VIII.5 SMP ISLAMIYAH CIPUTAT TANGERANG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA IKLAN DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DI KELAS VIII.5 SMP ISLAMIYAH CIPUTAT TANGERANG SELATAN"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

oleh

Yayah Fauziah

NIM 1111013000050

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

MENULIS KARANGAN

PBRSUASI

DI KELAS

VI[.5

SMP

ISLAMIYAH CIPUTAT

TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Penddikan (S.Pd)

Oleh

Yavah Fauziah

NIM:

1111013000050

Di Barvah Bimbingan

JURUSAN

PENDIDIKAN BAHASA DAN

SASTRA

INDONESIA

FAKULTAS

TLMU

TARBIYAH

DAN

KEGURUAN

UIN SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

Tangerang Selatan" disusun oleh Yayah Fauziah Nomor Induk Mahasiswa

1111013000050, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatulah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah pada tanggal 23 Oktob er 2A15 di hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

J akarta, 28 Oktober 20 1 5

Panitian Uj ian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)

IVlakl,un Subuki. M.Hum. NrP. 1980030s 20090r

I

0ls

S ekretari s P aniti a ( S ekretari s Jurus anlPro di) Dona Aii Karunia Putra, MA.

NIP. i9840409 201101

I

015

Penguji I

Dra. Hindun. M.Pd.

NIP. 1970121s 2009122 001

Penguji II

Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd. NiP. 19680801 200801 2 016

rDlS

2-3- lo

-t)tt-Tanggal

)B

/

Totr

/tp

)g

/

2.0tr

..

/.tv.

Tanda Tangan

Mengetahui, Dekan Fakultas u Tarbiy

(4)

Nama NIM

Jurusan

Angkatan Tahun

Alamat

Nama

NIP

Dosen Jurusan

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa

skripsi yang

berjudul

Pengunaan

Media

Iklan

clalam Keterampilan Menulis Karangan Persuasi

di

Kelas

vIII.S SMP

Islamiyah

Ciputat

Tangerang Selatan adalah benar hasil karya sendiri

di

bawah

bimbingan dosen:

: Yayah Fauziah

:1111013000050

: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia :2011

: Jl. KH Junaidi Kp Bogor Rt/Rw 001/011 Desa Setia Asih

Kecamatan Tarumaj aya Bekasi

:Dr. Elvi Susanti, M.Pd.

:19680801 200801 2016

: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 20 Agustus 201 5

Yang Menyatakan,

(5)

i

YAYAH FAUZIAH, 1111013000050: Penggunaan Media Iklan dalam

Keterampilan Menulis Karangan Persuasi di VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat, Tangerang Selatan. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Pembimbing: Dr. Elvi Susanti, M.Pd.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan media iklan dalam keterampilan menulis karangan persuasi di kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII.5 sedangkan, metode yang dipakai adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang dialami oleh subjek penelitian terhadap objek yang diteliti. Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, teknik tes, dan wawancara (angket), yang dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif.

Setelah melakukan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis karangan persuasi dapat ditingkatkan dengan media iklan air minum Aqua. Berdasarkan hasil analisis, peserta didik yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 22 peserta didik,dengan presentase yang dihitung dengan rumus sebagai berikut: N =

x 100% = 55% dari 40 peserta didik. Sedangkan, peserta

didik yang mendapat nilai di bawah KKM (75) sebanyak 18 peserta didik, dengan presentase yang dihitung dengan rumus sebagai berikut: N =

x 100% = 45%

dari 40 peserta didik. Dari uraian di atas penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan persuasi di kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat.

(6)

ii

Departmen of language and literature Indonesia. Faculty and Teaching Tarbiyah Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.Supervisor: Dr Elvi Susanti, MPd.

The purpose of this research is to know how advertisement media implied in writing for persuasive writing in class VIII.5 Islamiyah Ciputat Junior high school. The subject of the research is student in class VIII.5. The method used is qualitative descriptive. A method that is used to describe a phenomena that have been around the subjects to the object. The data collection is using observation, technical test, and interview (questionnaire), the data is analyse using descriptive qualitative technique

The conclusion of the research shows that persuasive writing skill can be developed using advertisement media; Aqua mineral water advertisement. Based on the analysis, it is found that 22 students got score higher than the standard (KKM: 75), and can be calculated with the formula as follow: N=

=

45% from 40 students. The rest of the class or 18 students, got lower score and below the standard and can be calculated with the formula as follow: N =

= 45% from 40 students. So, it is prove that the research can develop

the persuasive writing skill in classVIII.5 Islamiyah Ciputat.

(7)

iii

ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad Saw, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta pengikutnya yang diharapkan akan mendapatkan safaatnya di dunia maupun akhirat.

Skripsi yang dibuat penulis tidak luput dari kesalahan, masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan, namun berkat motivasi, dorongan dan bantuan orang-orang terdekat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Selama penyusunan skripsi ini banyak yang membantu memberikan ilmu, waktu dan tenaganya serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas dan Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Makyun Subuki, M.Hum selaku ketua jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan motivasi, pengarahan agar penulis dapat segera menyelesaikan skripsi.

3. Dr. Nuryani, MA, Sebagai Dosen Penasehat akademik yang selalu sabar membimbing dan baik terhadap teman-teman PBSI-B selama perkuliahan. 4. Dr. Elvi Susanti, M.Pd, dosen pembimbing yang sudah banyak meluangkan

waktunya, tidak henti-hentinya membimbing, memberi motivasi, arahan kepada penulis dengan luas biasa.

5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu, membimbing dengan penuh kesabaran tanpa kenal lelah selama mengikuti perkuliahan. 6. Teristimewa untuk Paman tercinta Dr. Abdul Rozak, M.Si, yang selalu

(8)

iv

8. Sarmuji SPd, selaku kepala sekolah SMP Islamiyah Ciputat, dan para guru staf yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di SMP Islamiyah Ciputat, hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

9. Lisa Purnama Sari SPd, selaku guru Bahasa Indonesia SMP Islamiyah Ciputat yang selalu sabar membimbing, memberikan arahan yang bermanfaat, meluangkan waktu dan tenaganya untuk peneliti.

10.Seluruh siswa/i SMP Islamiyah Ciputat yang penulis sayangi dan cintai khususnya kelas VIII.5 terima kasih atas semua bantuannya.

11.Sahabat terbaik penulis yaitu: Rifqi Faizah, Tri Mutia Rahma, Ai Suaibah, Devi Aristyani, Indah Wardah, Selviana Dewi, yang selalu meluangkan waktunya untuk membantu dan memotivasi penulis, dan senantiasa memberikan masukan dan saran-saran yang bermanfaat kepada penulis. 12.Teman-teman PBSI angkatan 2011 khususnya PBSI-B, teman PPKT SMP

Islamiyah Ciputat, yang selalu kompak, saling membantu, apapun keadaannya kita selalu sama-sama.

13.Keluarga besar Foto Copy Maju Jaya, khususnya uda Is, uda Rizky, yang telah memberikan semangat, dukungan, dan memotivasi kepada penulis.

Semoga bantuan, dukungan, motivasi, dan partisipasi yang diberikan kepada penulis, mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Alah Swt. Amin.

Jakarta, 20 Agustus 2015

(9)

v

ABSTRACT ... ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTRA TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah... 4

E. Tujuan Penelitian... 5

F. Manfaat Penelitian... 5

BAB II KAJIAN TEORETIS ... 8

A. Landasan Teori ... 8

1. Hakikat Menulis ... 8

a. Hakikat dan Pengertian Menulis ... 8

b. Keuntungan atau Manfaat Menulis ... 9

c. Teknik Pembelajaran Menulis ... 10

2. Hakikat Karangan ... 11

a. Pengertian Karangan ... 11

b. Kerangka Karangan ... 12

c. Penggolongan Karangan Berdasarkan Isi ... 14

d. Teknik Pembelajaran Menulis Persuasi ... 16

3. Hakikat Media ... 17

(10)

vi

e. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemilihan

Media ... 29

f. Peran Teknologi dan Media dalam Belajar ... 30

g. Alat-alat Teknologi Pendidikan dan Jaringan Informasi ... 31

h. Kriteria dalam Penilaian ... 34

B. Penelitian Relevan ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

B. Metode Penelitian ... 40

C. Teknik Pengolahan Data ... 41

D. Teknik Pengumpulan Data ... 42

E. Instrumen Penelitian ... 43

F. Teknik Analisis Data ... 46

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Deskripsi Data ... 49

1. Profil Sekolah ... 49

2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 50

3. Guru dan Tenaga Kependidikan ... 50

4. KeadaanPeserta Didik ... 52

B. Pembahasan ... 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 101

A. Simpulan ... 101

(11)
(12)

viii

Tabel 4.1 : Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan ... 47

Tabel 4.2 : Keadaan Peserta Didik SMP Islamiyah Ciputat ... 49

Tabel 4.3 : Daftar Hadir Peserta Didik Kelas VIII.5 SMP Islamiyah

Ciputat ... 51

Tabel 4.4 : Penentuan Kriteria dengan Perhitungan untuk Skala Empat ... 53

Tabel 4.5 : Analisis Data Peserta Didik ... 53

Tabel 4.6 : Nilai Data Tes Peserta Didik dengan Menggunakan

Media Iklan ... 86

(13)

ix

Lampiran 2: Teknik Tes Menulis Karangan Persuasi Berdasarkan Media Iklan

Lampiran 3: Analisis Data Angket

Lampiran 4: Dokumentasi Belajar Mengajar

Lampiran 5 : Hasil Angket Menulis Karangan Persuasi Berdasarkan Media Iklan

Lampiran 6: Hasil Karangan Peserta Didik dengan Menggunakan Media Iklan

Lampiran 7: Hasil Karangan Peserta Didik Tanpa Menggunakan Media Iklan

Lampiran 8: Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 9: Surat Izin Penelitian

Lampiran 10: Surat Keterangan dari Pihak Sekolah

Lampiran 11: Uji Referensi

(14)

1

A.

Latar Belakang

Keterampilan berbahasa memiliki empat aspek, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan berbahasa dalam aspek menulis perlu dikembangkan, karena dengan menulis peserta didik dapat mengungkapkan perasaannya ke dalam sebuah tulisan. Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang cukup kompleks karena pada saat menulis terlibat beberapa unsur yang diterapkan secara bersamaan, menulis dapat mengekspresikan pikiran, perasaan dan pengalaman peserta didik kepada orang lain menggunakan tulisan, dengan harapan dapat dibaca oleh orang banyak.

Menulis adalah suatu kegiatan yang kreatif, dengan menulis seseorang dapat menampilkan suatu karya. Aspek menulis yang menjadi pokok bahasan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, seperti ketepatan kata, ketepatan kalimat, ejaan dan tata tulis. Pokok bahasan tersebut juga menjadi pokok bahasan dalam menulis sebuah karangan. Sehingga apa yang ingin ditulis sebelum seseorang menulis karangan merupakan sesuatu yang menjadi dasar atau pedoman dalam menulis dan mengembangkan karangannya.

(15)

inovatif bukanlah sesuatu yang mudah. Semuanya tergantung pada guru, seorang guru yang kreatif pasti akan mencari media pembelajaran yang menarik dan dapat membuat peserta didik menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menulis karangan persuasi. Kadang-kadang peserta didik perlu dipacu dengan menggunakan media . Guru perlu mencari upaya yang dapat membuat peserta didik tertarik agar peserta didik dapat menulis dengan menggunakan media.

Maka dari itu media yang dipakai harus disesuaikan dengan bahan ajar dan sesuaikan dengan kondisi peserta didik, agar materi yang disampaikan nanti dapat diserap lebih mudah oleh peserta didik. Keterampilan menulis perlu dikembangkan, oleh sebab itu guru perlu mencari media yang tepat dalam menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik. Media dapat mempengaruhi proses berjalannya belajar-mengajar, sehingga terlihat materi yang diberikan oleh guru tersampaikan dengan baik atau tidak. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki strategi dalam menggunakan media yang tepat dalam proses pembelajaran. Banyak peserta didik yang mengganggap bahwa pelajaran menulis membosankan, sekaligus dianggap tidak menyenangkan karena media yang digunakan belum memberikan imajinasi yang cukup bagi para peserta didik. Oleh sebab itu, peserta didik menginginkan hal yang menarik yang bisa merangsang indera penglihatan dan pendengaran sekaligus untuk menciptakan imajinasi secara luas. Padahal dengan menulis seseorang dapat mengekpresikan diri, pikiran, serta ide-ide keratifnya dengan cara menulis sebuah karangan.

(16)

karangan persuasi, agar proses pembelajaran menyenangkan dan tidak membosankan, bahkan dapat menarik perhatian peserta didik.

Dengan adanya media iklan (Aqua Health) peserta didik diharapkan dapat mengarang, karena media iklan merupakan salah satu media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan sebuah pesan, pesan yang sampaikan oleh sebuah iklan berupa ajakan. Jika iklan tersebut sebuah produk maka pesan yang disampaikan adalah mempromosikan agar orang yang melihat mau membeli produknya. Peneliti menggunakan media iklan yang berisi tentang kesehatan, oleh karena itu peneliti memilih iklan air minum meneral yang bermerek Aqua. Iklan (Aqua Health) dipilih karena iklan tersebut merupakan iklan sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas jelas perlu adanya upaya mengembangkan keterampilan menulis persuasi, salah satunya menggunakan media yang tepat. Media tersebut misalnya tayangan iklan air minum Aqua.

Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk mengajak, mempengaruhi, membujuk para pembaca agar mengikuti kehendaknya. Tulisan yang berupa bujukan biasanya seperti iklan di televisi dan iklan lainnya. Peneliti memilih media iklan air minum Aqua tersebut karena tayangan iklan air minum Aqua merupakan tayangan iklan yang dapat dijadikan sumber informasi oleh peserta didik untuk menyusun sebuah karangan yang baik.

(17)

yang baik. Penggunaan media pembelajaran yang tepat juga mempuyai banyak manfaat, di antaranya sangat membantu keefektifan proses pembelajaran, selain itu dapat membangkitkan motivasi dan minat peserta didik sehingga membantu peserta didik mengembangkan pemahaman dan mempermudah dalam mendapatkan informasi. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai

“Penggunaan Media Iklan dalam Keterampilan Menulis Karangan

Persuasi di Kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat, Tangerang

Selatan”.

B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti dapat mengidentifikasi masalah ini sebagai berikut:

1. Masih banyak peserta didik yang belum terampil dalam menulis, di antaranya menulis karangan persuasi.

2. Peserta didik memerlukan media untuk membantu menulis karangan persuasi.

3. Guru kurang variatif dalam menggunakan media untuk pelajaran menulis.

C.

Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi permasalahan pada:

1. Keterampilan peserta didik dalam menulis karangan persuasi. 2. Penggunaan media iklan dalam menulis karangan persuasi.

D.

Perumusan Masalah

(18)

1. Bagaimana keterampilan menulis peserta didik dalam menulis karangan persuasi di kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat? 2. Bagaimana penggunaan media iklan dalam menulis karangan

persuasi peserta didik di kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat?

E.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

1. Untuk mengetahui keterampilan peserta didik dalam menulis karangan persuasi dengan baik, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar khususnya dalam pembelajaran menulis karangan.

2. Untuk mengetahui proses belajar menulis karangan persuasi dengan menggunakan media iklan. Dengan menggunakan iklan peserta didik lebih tertarik pada pelajaran bahasa Indonesia dan lebih kreatif dalam menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat mengurangi kejenuhan peserta didik dalam pembelajaran menulis.

F.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoretis maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai kedua manfaat tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

(19)

Di samping itu, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pijakan untuk mendukung, memperkuat, juga melakukan pengembangan pada penelitian lanjutan, khususnya yang berkaitan dengan keterampilan menulis karangan persuasi dengan menggunakan media iklan.

2. Maanfaat Praktis a. Pendidik (guru)

Para guru, khususnya guru Bahasa dan Sastra Indonesia, dapat menjadikan penelitian ini sebagai:

1. Acuan dalam interaksi belajar mengajar di sekolah.

2. Arahan yang jelas bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan berjalannya proses belajar mengajar.

3. Mengetahui sejauh mana keterampilan peserta didik dalam dengan menulis karangan persuasi.

4. Media pembelajaran yang ditampilkan dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran bagi guru dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis karangan persuasi sehingga media ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pembelajar menulis karangan persuasi yang lebih variatif.

b. Peserta Didik

1. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang bermakna dalam pembelajaran menulis karangan persuasi dengam menggunakan media iklan.

(20)

4. Penggunaan media iklan lebih dapat menarik minat peserta didik dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis karangan persuasi. Di samping itu peserta didik dapat mengetahui sejauh mana kualitas tulisan yang peserta didik buat.

c. Mahasiswa

1. Dapat menjadikan bahan rujukan dan pengembangan penelitian bagi mahasiswa yang hendak meneliti.

2. Dapat meningkatkan kepekaan mahasiswa dalam meneliti suatu objek.

(21)

8

A.

Landasan Teori

1.

Hakikat dan Pengertian Menulis

Keterampilan menulis merupakan yang sangat penting dalam kehidupan, karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Dalam kegiatan menulis, “writers are always in search of ways to enliven the expression of their ideas, trying out new wordand

juggling sentence around are two thing writes often experiment with to give their style zest and clarity”.1

Jika peserta didik memiliki keterampilan menulis maka peserta didik dapat mengungkapkan atau mengekpresikan gagasan atau pendapat, pemikiran dan perasaan yang dimiliki, selain itu dapat mengembangkan daya pikir kreativitas peserta didik dalam menulis.

Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa, menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekpresi bahasa. 2

Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan bahasa yang semakin penting untuk dikuasai. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dalam kehidupan tidak hanya penting dalam lingkungan pendidikan tetapi juga penting untuk di masyarakat.3 Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang memegang peranan

1

Lea Masiello, WritingIn Action : A Collabrative Rhetoric for College Writers, (New

York: Macmillan, 1986), h. 2.

2

Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai suatu keterampilan Berbahasa, (Bandung :

Angkasa, 2008), h. 22.

3

Budinuryanta Y, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka,

(22)

strategis dalam upaya memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.4 Kemampuan menulis perlu dikembangkan karena merupakan keterampilan dasar yang secara mutlak harus dikuasai siswa untuk mencurahkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk tulisan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, menulis adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dsb), anak-anak sedang belajar, melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat).5

Suatu tulisan atau karangan dapat dilihat dari segi bahasa yang digunakan, isi tulisan atau karangan, dan bentuk atau cara penyajiannya. Bahasa yang digunakan dalam tulisan atau karangan itu, apakah bahasa yang sulit, sederhana, mudah, dan lancar. Begitu pula apakah karangan itu menggunakan paragraf yang tepat, kalimat efektif dan diksi yang tepat. Dari segi isi karangan, apakah karangan itu berupa fiksi atau nonfiksi, dan adakah kesusuaian antara judul dan isi. 6

1.1

Keuntungan atau Manfaat Menulis

1. Lebih mengenali kemampuan dan potensi diri Anda. Anda mengetahui sampai di mana pengetahuan Anda tentang suatu topik. Untuk mengembangkan topik itu Anda terpaksa berpikir, menggali pengetahuan dan pengalaman yang kadang tersimpan di alam bawah sadar.

2. Mengembangkan berbagai gagasan. Anda terpaksa bernalar menghubung-hubungkan serta membanding-bandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah Anda lakukan jika Anda tidak menulis.

4

Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi,

(Bandung: UPI PRESS, 2007), cet 1, h.117.

5

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2008), h.1497.

6

Kundharu Saddhono, St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia,

(23)

3. Kegiatan menulis memaksa Anda lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang Anda tulis. Dengan demikian kegiatan menulis memperluas wawasan baik secara teoretis maupun mengenai fakta-fakta yang bersangkutan.

4. Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan mengungkapkannya secara tersurat. Dengan demikian, Anda dapat menjelaskan permasalahan yang semula masih samar bagi diri Anda sendiri.

5. Menulis dapat meninjau serta menilai gagasan Anda sendiri secara lebih objektif.

6. Dengan menuliskan di atas kertas kita akan lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisinya secara tersurat dengan konteks yang lebih konkret.

7. Tugas menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif. Kita harus menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar menjadi penyadap dari orang lain.

8. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan Anda berpikir serta berbahasa secara tertib.7

1.2

Teknik Pembelajaran Menulis

Teknik pengajaran menulis berbeda dengan teknik menulis. Teknik pengajaran menulis lebih ditujukan kepada cara mengajarkan menulis kepada siswa atau pihak lain, sedangkan teknik menulis adalah lebih ditujukan kepada cara-cara membuat tulisan. Walaupun keduanya memiliki pengertian yang berbeda, tetapi dalam pelaksanaannya kedua konsep itu sulit untuk dipisahkan. Teknik menulis kadang menjadi bahan pengajaran menulis sehingga terjadilah teknik pengajaran menulis.

7

Budinuryanta Y, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas

(24)

Ada beberapa teknik menulis yang biasa dikenal dalam karang-mengarang, antara lain teknik narasi, teknik deskripsi, teknik eksposisi, teknik argumentasi, dan teknik persuasi. Kadang-kadang ada juga yang menyebut teknik-teknik tersebut dengan jenis-jenis karangan.8 Berdasarkan pengertian di atas maka, penulis menyimpulkan bahwa teknik pembelajaran menulis menunjukan bagaimana cara mengajarkan menulis kepada siswa, sedangkan teknik menulis lebih menekankan bagaimana cara-cara membuat tulisan.

2.

Pengertian Karangan

Membuat karangan sangat diperlukan siswa untuk mengasah keterampilan menulis, karena dengan mengarang siswa dapat

mengungkapkan gagasan serta imajinasi ke dalam tulisan. “Karangan

adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu

topik atau pokok bahasan”.9

Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca. Pengarang adalah seseorang yang karena kegemarannya atau berdasarkan bidang kerjanya melakukan kegiatan mengarang. Karang-mengarang adalah kegiatan atau pekerjaan mengarang.10

Batasan karang-mengarang yang diungkapkan Robert Lado 1979 dalam buku Wibowo, mengarang adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga

8

Budinuryanta Y, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas

Terbuka, 2008), h. 12.15.

9

Lamuddin Finoza, Komposisi Bhasa Indonesia, ( Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009), h.

234.

10

(25)

orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut, asalkan mereka memahami bahasa dan grafik itu.11

Bagi seorang pengarang, kata-kata ialah bahan-bahannya. Ia harus belajar memilih kata-katanya dengan baik. Ia harus tahu penggunaannya. Apabila sudah pasti dengan pilihan mengenai kata dan ungkapan yang tepat, maka harus melanjutkan dengan cara memasukkannya ke dalam karangan atau komposisi sehingga dapat menyususn struktur yang dikehendaki dan memperoleh efek yang diinginkan. 12 Berdasarkan pengertian dari beberapa para ahli. Maka, penulis menyimpulkan bahwa karangan adalah uraian suatu gagasan tentang suatu topik yang ditulis seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dipahami oleh pembaca.

2.1 Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah untuk mengatur hubungan antara gagasan-gagasan. Dalam proses penyusunan karangan ada tahapan yang harus dijalani, yaitu memilih topik dan merumuskan tema, mengumpulkan data atau informasi, mengatur strategi penempatan gagasan, dan menulis karangan itu sendiri. Pengaturan gagasan itulah yang dapat diumpamakan sebagai kerangka.13

Sebuah kerangka karangan mengandung rencana kerja, memuat ketentuan-ketentuan pokok bagaimana suatu topik harus diperinci dan dikembangkan. Kerangka karangan menjamin suatu penyusunan yang

11

Wahyu Wibowo, Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam

Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h.56.

12

Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004),

h. 112.

13

Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009) ,

(26)

logis dan teratur. 14 Tujuan karang-mengarang menurut Hugo Hartig dalam buku Wibowo tujuan karang-mengarang

1. Tujuan penugasan (assignment purpose). Menulis karena penugasan, misalnya wartawan ditugasi menulis berita;

2. Tujuan altruistik (altruistic purpose). Menulis sesuatu dalam rangka menyenangkan atau menghibur pembaca, misalnya features tentang artis film yang dimuat tabloid-tabloid hiburan;

3. Tujuan persuasif (persuasive purpose). Menulis sesuatu demi meyakinkan pembaca akan suatu gagasan.

4. Tujuan penerangan (informational purpose). Menulis sesuatu kepada pembaca untuk memberi informasi, penerangan, keterangan, misalnya berita-berita actual di suart kabar;

5. Tujuan pernyataan diri (sekf-expressive purpose). Menulis suatu demi memperkenalkan diri si penulis kepada pembaca;

6. Tujuan kreatif creative purpose). Menulis sesuatu demi pencapaian suatu nilai seni artistic.

7. Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose). Menulis sesuatu demi menjelaskan, menjernihkan, dan memecahkan suatu masalah. Misalnya penulisan skripsi, tesis, atau disertasi.15

Berdasarkan pengertian dari beberapa para ahli. Maka, penulis menyimpulkan bahwa kerangka karangan adalah rencana yang disusun secara teratur tentang pembagian penyususnan dan mengatur hubungan antar gagasan-gagasan. Ada beberapa proses penyususnan, pertama yaitu memilih memilih topik dan merumuskan tema, kedua mengumpulkan data dan informasi, ketiga mengatur penempatan gagasan-gagasan dan setelah itu menulis karangan. Tujuan dalam karang-mengarang meliputi

14

Gorys Keraf, Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (Jakarta: Nusa Indah,

1994), cet. X, h. 132.

15

Wahyu Wibowo, Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam

(27)

tujuan penugasan, tujuan altruistik, tujuan persuasif, tujuan penerangan, tujuan pertanyaan, tujuan kreatif, dan tujuan pemecahan masalah.

2.2 Penggolongan Karangan Berdasarkan Isi

Jika dilihat dari isinya, paragraf terdiri dari eksposisi, narasi, persuasi, argumentasi, dan deskripsi. Di bawah ini akan dijelaskan contoh-contohnya.

1. Eksposisi artinya paparan. Maksud dari paparan, penulis menyampaikan suatu penjelasan dan informasi. Setelah membaca sebuah eksposisi, maka seseorang akan mengerti dan memahami apa yang ingin disampaikan oleh penulis dalam paparan tersebut. 2. Narasi artinya cerita. Dengan cerita, penulis mengajak pembaca

untuk sama-sama menikmati apa yang diceritakan tersebut.

3. Persuasi artinya bujukan, dengan persuasi penulis dapat mempengaruhi pembaca supaya mengikuti kehendaknya. Tulisan yang berupa bujukan biasana berupa iklan. Sebuah iklan dapat mempengaruhi seseorang agar dapat mengikuti apa yang dikehendakinya. Jika seseorang telah membaca persuasi dan langsung menirunya maka penulis telah berhasil membuat karangan tersebut.

4. Argumentasi adalah jenis tulisan yang memberikan alasan (argumen) berdasarkan fakta dan data. Dengan fakta dan data, penulis berusaha menyakinkan pembaca sehingga tulisan itu diterima oleh pembacanya. Yang termasuk jenis tulisan ini ialah semua karya ilmiah (makalah, skripsi, disertasi).

(28)

pembaca untuk menikmati dengan panca indra apa yang dirasakannya. 16

Berdasarkan pengertian di atas, maka, penulis menyimpulkan bahwa kerangka karangan berdasarkan isi terdiri dari eksposisi, narasi, persuasi, argumentasi, dan deskripsi.

Dalam bahasa Inggris kata to persuade “membujuk; atau

„meyakinkan’. Bentuk nominanya adalah persuation yang kemudian menjadi kata serapan dalam bahasa Indonesia persuasi.17

Persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampikan penulisannya. Berbeda dengan argumentasi yang pendekatannya bersifat rasional dan diarahkan untuk mecapai kebenarannya, sedangkan persuasi lebih menggunakan pendekatan emosional. Persuasi juga menggunakan fakta, hanya saja, dalam persuasi bukti-bukti itu digunakan seperlunya atau kadang-kadang dimanipulasi untuk menimbulkan kepercayaan pada diri pembaca bahwa apa yang disampaikan si penulis itu benar. Contohnya propaganda, iklan selembaran, dan kampanye.18 Karangan persuasi adalah karangan yang mengajak, membujuk atau mempengarahui pembaca atau pendengaragar melakukan sesuatu. Lebih tepatnya lagi persasui adalah sebuah karangan yang dibuat oleh penulis untuk membuat si penerima informasi menjadi tertarik dengan isi dan ide atau gagasan dalam informasi tersebut lalu mau mengikuti atau dipengaruhi oleh informasi tersebut.

16

Ramlan Abdul Gani dan Mahmudah Fitriyah, Pembinaan Bahasa Indonesia, (Jakarta:

FITK Pres, 2010), h. 134.

17

Lamuddin Finoza. Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Mawar Gempita, 1998), h.

163.

18

Kundharu Saddhono,St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia,

(29)

Ciri-ciri karangan persuasi:

1. Menimbulkan rasa tertarik dan percaya bagi pembaca ataupun pendengar

2. Memunculkan fakta yang tepat 3. Tujuan dan ajakannya jelas

Karangan persuasi sering kali kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. karangan ini juga sangat berguna untuk mengajarkan kita bagaimana membuat orang terpengaruh dan mau mengikuti keinginan kita.

Persuasi sangat dibutuhkan oleh pelajar untuk mempelajari pengertian karangan persuasi. Karena selain dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, kemampuan membuat karangan persuasi akan membantu siswa untuk mempengaruhi orang lain sehingga memudahkan siswa untuk membuat sebuah karangan persuasi.

2.3 Teknik Pembelajaran Menulis Persuasi

Salah satu sarana yang dapat digunakan sebagai alat peraga menng megarang tulisan persuasi adalah iklan. Tampilkanlah layar televisi sajian iklan sebuah produk. Lalu suruhlah para siswa menuliskan apa yang diucapkan oleh para pemeran iklan tersebut. Adakah unsur mengajar atau mempengaruhi pihak lain dalam iklan tersebut? Kedua hal inilah yang menjadi pokok dalam karangan persuasi.

Setelah siswa mampu menuliskan dan memahami tayangan iklan tersebut, suruhlah mereka membuat lagi semacam itu dengan topik yang lain. Tetapi perlu diingat, tayangan iklan itu biasanya kalimatnya terpisah-pisah bahkan mungkin melompat-lompat karena seringkali disajikan dalam sebuah dialog, untuk mentrasfer ke dalam tulisan persuasi, hendaklah kalimat-kalimatnya disusun secara sistematis sebagaimana sebuah karangan. 19

19

Budinuryanta Y, Materi Pokok Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta:

(30)

Demikianlah beberapa teknik pengajaran menulis yang bisa dilakukan, dengan catatan teknik ini bukanlah satu-satunya cara. Masih banyak cara lain yang bisa dikembangkan sesuai dengan taraf kemampuan pembelajar.20

3. Definisi Media

Definisi media berasal dari bahasa Latin, yakni medius yang secara harfiahnya, berarti „tengah’, „perantara’, atau pengantar. Atau dengan kata lain media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Dalam bahasa Arab, media disebut

wasail’ bentuk „jama’ dari „wasilah’ yakni sinonim al-wasth yang

artinya juga „tengah’. Kata „tengah’ itu sendiri berarti berada diantara

dua sisi, maka disebut juga sebagai „perantara’ (wasilah) atau yang

mengantarai kedua sisi tersebut, karena posisinya berada di tengah ia bisa jua disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni yang mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya.21

Geaerlach dan Ely 1971 dalam buku Fathurrohman bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Atwi Suparman 1997 dalam buku Fathurrohman mendefinisikan, media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan.22 Dapat disimpulkan bahwa menurut penulis, media adalah alat yang digunakan sebagai pengantar informasi kepada penerima informasi.

20

Budinuryanta Y, Materi Pokok Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta:

Universitas Terbuka, 2008), h. 12.17.

21

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), h. 6.

22

Pupuh Fathurrohman, et al., Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama,

(31)

Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar.23 Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik.24 Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswadalam proses pembelajaran. Seringkali kata pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik, di mana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. 25

Media merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan sesuatu dalam pekerjaan. Media merupakan alat bantu yang dapat memudahkan pekerjaan. Setiap orang pasti ingin pekerjaan yang dibuatnya dapat diselesaikan dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan. Kata media itu sendiri berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti “pengantar

atau perantara” dengan demikian dapat diartikan bahwa media

merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Media yang difungsikan sebagai sumber belajar bila dilihat dari pengertian harfiahnya juga terdapat manusia didalamnya, benda, ataupun segala sesuatu yang memungkinkan untuk anak didik memperoleh informasi dan pengetahuan yang berguna bagi anak didik. Sasaran penggunaan media adalah agar anak didik mampu menciptakan sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan yang telah ada untuk digunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka dengan mudah mengerti dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada mereka.

23

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 2.

24

Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1994), h. 7.

25

(32)

Dari pandangan yang ada di atas dapat dikatakan bahwa media merupakan alat yang memungkinkan anak mudah untuk mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah dan dapat dan dapat untuk mengingatnya dalam waktu yang lama dibandingkan dengan penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantuan.

Soeparno dalam buku Sofan Amri ada beberapa alasan memilih media dalam proses belajar mengajar, yakni:

a. Ada berbagai macam media yang mempuyai kemungkinan dapat kita pakai di dalam proses belajar mengajar,

b. Ada media yang mempuyai kecocokan untuk menyampaikan informasi tertentu

c. Ada perbedaan karakteristik setiap media d. Ada perbedaan pemakai media tersebut

e. Ada perbedaan situasi dan kondisi tempat media digunakan.

Bertitik tolak dari pendapat tersebut, jelaslah bahwa memilih media tidak mudah. Media yang digunakan harus memperhatikan beberapa ketentuan dengan petimbangan bahwa penggunaan media harus benar-benar berhasil guna dan berdaya guna untuk meningkatkan dan memperjelas pemahaman siswa. 26

Media audiovisual, media ini merupakan jenis yang mengintegrasikan indra penglihatan dan pendengaran, dengan kata lain baik unsur suara ataupun unsur gambar berasal dari sutu sumber. Adapun yang termasuk jenis media audiovisual ini antara lain: film (gambar hidup), loop film (film gelang), televisi (termasuk TVST) dan video. Adanya alat atau media, maka proses pembelajaran akan tersampaikan dan mendapat hasil yang diinginkan.27

26

Lif Koiru Ahmadi Sofan Amri, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar

Internasional & Nasional, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h. 115.

27

Uus Ruswandi dan Bahrudin, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Insan Mandiri), h.

(33)

Menggunakan berbagai alat audiovisual usaha menyampaikan pelajaran, penerangan dan penyuluhan akan mencapai hasil yang jauh lebih besar dalam waktu yang jauh lebih singkat serta membuat komunikasi merangsang dan menyenangkan. Alat alat audiovisual

adalah alat yang “audible” (dapat didengar) dan “visible” (dapat

dilihat). Alat audiovisual ini gunanya untuk membuat cara berkomunikasi lebih efektif. Sasaran komunikasi yang dibahas adalah pengajaran, penerangan atau penyuluhan. Di antara alat-alat audiovisual itu termasuk gambar, foto, slide, model, pita kaset tape-recorder, film bersuara dan televisi. 28

Media audiovisual merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Media audio visual terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.29

Contoh media audiovisual:

1. Film Bersuara

Dilihat dari indera yang terlibat, film adalah alat komunikasi yang sangat membantu proses pembelajaran efektif. Apa yang terpandang oleh mata dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah diingat daripada apa yang hanya dapat dibaca saja atau hanya didengar saja. Manfaat dan karakteristik lainnya dari media film dalam meningkatkan efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran, di antaranya adalah:

1. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.

2. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat.

28

Amir Hamzah Suleiman, Media Audio-visual untuk Pengajaran, Penerangan dan

Penyuluhan, (Jakarta: PT Gramedia, 1985), h.11.

29

Syeful Bahri, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),

(34)

3. Film dapat membawa anak dari Negara yang satu ke Negara yang lain dan dari masa yang satu ke masa yang lain.

4. Film dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan. 5. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat

6. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa. 7. Mengembangkan imajinasi peserta didik.

8. Semua peserta didik dapat belajar dari film, baik yang pandai maupun yang kurang pandai.

9. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.

Dalam menilai baik tidaknya sebuah film, Omar Hamalik sebagaimana dikutip Asnawir (2002:98) dalam buku Munadi mengemukakan bahwa film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Sesuai dengan tema pembelajaran b) Dapat menarik minat siswa c) Benar dan autentik

d) Up to date dalam setting, pakaian, dan lingkungan e) Sesuai dengan tigkat kematangan siswa

f) Perbendaharaan bahasa yang benar.30

2. Video

Karakteristik video banyak kemiripannya dengan media film, di antaranya adalah:

1. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu

2. Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan 3. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat 4. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa 5. Mengembangkan imajinasi peserta didik

30

(35)

6. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistis

7. Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang

8. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan; mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari siswa.

3. Film Televisi

Film televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audiovisual dengan disertai unsur gerak dan suara. Media ini berperan sebagai gambar hidup yang dapat dilihat dan didengar secara bersamaan, sehingga penonton serentak dapat mengikuti program yang disiarkan.

Omar Hamalik dalam buku Media Pembelajaran “Television is an electronic motion picture with conjoined or attendant sound; both picture and sound reach the eye and ear

simultaneously from a remote broadcash point”. Definisi tersebut

menjelaskan bahwa televisi sesungguhnya adalah perlengkapan elektronik, yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. 31

Maka televisi sebenarnya sama dengan film, yakni dapat didengar dan dilihat. Media ini berperan sebagai gambar hidup dan juga sebagai radio yang dapat dilihat dan didengar secara bersamaan.32

Selain film, televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audiovisual dengan disertai unsur gerak. Dilihat dari sudut jumlah penerima pesannya, televisi tergolong kedalam media masa. Sebagai media pendidikan, televisi mempuyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut:

31

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Referensi, 2013), h. 127-140.

32

(36)

1. TV dapat menerima, menggunakan dan mengubah atau membatasi semua bentuk media yang lain, menyesuaikannya dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai;

2. TV merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima oleh anak-anak karena mereka mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah mereka;

3. TV dapat memikat perhatian sepenuhnya dari penonton. Seperti halnya film, TV menyajikan informasi visual dan lisan secara simultan;

4. Sifatnya langsung dan nyata. Dengan TV siswa tahu kejadian-kejadian mutakhir, mereka bisa mengadakan kontak dengan orang-orang besar/ terkenal dalam bidangnya, melihat dan mendengarkan mereka berbicara;

5. TV dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam hal mengajar.33

Pengalaman melalui televisi merupakan pengalaman tidak langsung, sebab televisi merupakan pelantara. Melalui televisi sisiwa dapat menyaksikan berbagai peristiwa yang ditayangkan dari jarak jauh sesuai dengan program yang dirancang.34

Penggunaan media sangat bergantung kepada tujuan pengajaran, kemudahan mendapatkan media yang di perlukan, serta kemampuan guru dalam menggunakannya, untuk mempertinggi kualitas pengajaran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam menggunakan media pengajaran.

33

Arief S Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan

pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h. 71.

34

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(37)

3.1 Macam-macam Media

[image:37.595.92.488.101.682.2]

Dilihat dari jenisnya, media terbagi dalam media auditif , visual, dan audiovisual. Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassete recorder, piringan hitam. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan, seperti foto, gambar atau lukisan. Sedangkan media audiovisual merupakan media yang mempuyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempuyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan yang kedua. Media audiovisual terdiri atas audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara. Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette. 35

Media iklan audiovisual adalah media pembelajaran berupa iklan yang kita lihat pada televisi. Media tayangan iklan layanan di televisi merupakan bagian dari media audiovisual. Iklan tersebut berisi himbauan atau anjuran kepada masyarakat dengan tujuan sosial yang ditayangkan ditelevisi.

Keuntungan dan kelemahan dalam penggunaan media cetak ini menurut R. Ibrahim, yaitu:

a. Keuntungan

Keuntungan dari media cetak ini, di samping relatif murah pengadaannya, juga lebih murah dalam penggunaannya, dalam arti tidak memerlukan peralatan khusus, serta lebih luwes dalam pengertian mudah digunakan, dibawa atau dipindahkan.

35

Pupuh, Fathurrohmo, dkk., Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama,

(38)

b. Kelemahan

Kelemahan dari media ini, terutama jika kurang dirancang dengan baik, cenderung untuk membosankan. Di samping itu, media ini kurang dapat memberikan susunan yang

“hidup” bagi murid-murid.36

Pengajaran audiovisual bukan metode mengajar. Meteri audiovisual hanya dapat berarti bila digunakan sebagai bagian dari proses pengajaran. Peralatan audiovisual tidak harus digolongkan sebagai pengalaman belajar yang diperoleh dari penginderaan pandang dan dengar, tetapi sebagai alat teknologis yang bisa memperkaya serta memberikan pengalaman konkret kepada siswa. 37

Berdasarkan pengertian dari beberapa para ahli. Maka, penulis menyimpulkan bahwa media terbagi dalam media auditif (suara), media visual (penglihatan), sedangkan audiovisual (suara dan penglihatan). Media audiovisual merupakan media yang mempuyai unsur suara dan unsur gambar, dalam proses pengajaran media tersebut sangat penting.

3.2 Fungsi Media

Fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran, yaitu: Menarik perhatian siswa.

1. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran.

2. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk tertulis atau lisan).

3. Mengatasi keterbatasan ruang.

36

R. Ibrahim, dkk., Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h.

115-116.

37

Nana Sudjanadan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, (Bandung: CV Sinar Baru,

[image:38.595.91.487.186.691.2]
(39)

4. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif. 5. Waktu pembelajaran dapat dikondisikan. 6. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar.

7. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah belajar.

8. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, serta; 9. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam

kegiatan pembelajaran.38

Dapat disimpulkan bahwa menurut penulis, dalam proses belajar di dalam kelas penggunaan media sangat penting dan mendukung, namun harus disesuaikan terlebih dahulu media apa yang cocok digunakan dalam pembelajaran saat itu, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lancar sesuai dengan apa yang diinginkan .

Media pengajaran memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif, dalam proses belajar mengajar terdapat dua unsur yang amat penting yaitu metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua unsur yang tidak dapat dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai teknik untuk mengantarkan bahan pengajaran agar sampai tujuan. Dalam proses belajar mengajar media yang digunakan dengan tujuan untuk membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.

Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkret, serta mudah dipahami. Demikian media dapat berfungsi

38

Pupuh Fathurrohmo, dkk., Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama,

(40)

untuk mempertinggi daya serap dan memberikan kesan kepada anak terhadap materi pembelajaran.39

Media pembelajaran juga memiliki nilai praktis seperti media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta untuk belajar dengan baik, selain motivasi media dapat membangkitkan keinginanan dan minat baru, dan media juga memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkret sampai yang abstrak.40

Berdasarkan pengertian dari beberapa para ahli. Maka, penulis menyimpulkan bahwa fungsi media dalam proses pembelajaran salah satunya yaitu meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu untuk menimbulkan gairah belajar, oleh karena itu, penggunaan media sangat membantu untuk menciptakan suasanan yang efektif dan efisien. Media juga berfungsi untuk mempertinggi daya seraf dan memberikan kesan yang menarik terhadap materi yang akan diajarkan.

3.3 Manfaat Media

Sudjana dan Rivai dalam buku Arsyad mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu 41.

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;

2. Bahan pelajarannya yang lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;

39

M Usman Basyruddin, Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),

Cet. 1, h. 21.

40

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Prenada Media Group, 2010), h.171.

41

(41)

3. Metode belajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosandan guru tidak kehabisan tenaga. 4. Siswa dapat lebih melakukan kegiatan belajar sebab tidak

hanya mendengarkan uraian dari guru tetapi juga aktivitas seperti mengamati, melakukan, mendemostrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Selain itu manfaat media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar, lalu media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungannya.

Media audiovisual dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media audiovisual murni, seperti film bergerak (movie) bersuara, televisi dan video, jenis kedua adalah media audiovisual tidak murni yakni apa yang kita kenal dengan slide, opaque, OHP dan peralatan visual lainnya bila diberi unsur suara.42 Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian 43

Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media ,maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan

42

Yudhi Munadi, Media Pemebelajaran, (Jakarta: Referensi, 2013), h. 113.

43

(42)

dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks. 44

3.4 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemilihan

Media

Agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai, diperlukan adanya dukungan media pengajaran, baik itu media cetak, media elekrtonik, atau objek nyata (realita).

Memilih media yang terbaik untuk tujuan intruksional bukan pekerjaan yang mudah. Hal ini diakui oleh mereka yang pernah berkecimpung dalam tugas itu. Pemelihan itu rumit dan sulit, karena didasarkan pada beberapa faktor yang saling berhubungan.

Di bawah ini dikemukakan beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media yang tepat.

1. Jenis kemampuan yang akan dicapai, sesuai dengan tujuan pengajaran (TIK). Sebagaimana diketahui bahwa tujuan pengajaran itu menjangkau daerah kognitif, afektif dan psikomotor. Bila akan memilih media pengajaran, perlu dipertimbangkan seberapa jauh media tersebut ampuh mengembangkan kemampuan atau perilaku yang terkandung dalam rumusan tujuan yang akan dicapai. 2. Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri.

Setiap jenis media mempuyai nilai kegunaan sendiri. Hal ini harus dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih jenis media yang digunakan.45

44

Syaiful Bahri Djaramah., StrategiBelajarMengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010),

h. 121.

45

R. Ibrahim, dkk. Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT RinekaCipta, 2010), h.

(43)

3.5 Peran Teknologi dan Media dalam Belajar

Teknologi dan media bisa berperan banyak untuk belajar. Jika pengajarannya berpusat pada guru, teknologi dan media digunakan untuk mendukung penyajian pengajaran disisi lain, apabila pengajaran berpusat pada siswa, para siswa merupakan pengguna utama teknologi dan media. Memang salah satu dari peran terpenting teknologi dan media yaitu sebagai katalis perubahan dalam lingkungan pengajaran secara keseluruhan.

Penggunaan teknologi dan media yang umum itu yaitu untuk dukungan tambahan salaam pengajaran yang berpusat pada guru. Sebagai missal, seorang guru mungkin menggunakan papan tulis elektronik untuk menampilkan berbagai grafik batang saat para siswa memperkirakan pertumbuhan penduduk sejalan dengan waktu. Guru mungkin juga menggunakan diagram untuk menampilkan bagaimana arti dari sebuah kalimat berubah ketika kartu kata-kata diubah susunannya. Menampilkan rekaman video

“pemberian makan” di kebun binatang bisa memudahkan

presentasi guru tentang kebiasaan makan burung-burung. Tentu saja, bahan-bahan pengajaran yang dirancang dengan baik bisa meningkatkan dan mendorong pembelajaran. Tetapi, keefektifan bergantung pada perencanaan dan pemilihan sumber daya yang tepat dan cermat.

Tentunya ini bukan berarti bahwa teknologi pengajaran bisa atau sebaiknya menggantikan guru, tetapi lebih pada teknologi dan media bisa membantu para guru menjadi pengelola kreatif dari pengalaman belajar, ketimbang sekadar sebagai pembagi informasi.

46

46

Sharon L Smaldino, dkk. Intructional Technology And Media For Learning Teknologi

(44)

3.6

Alat-alat Teknologi Pendidikan dan Jaringan

Informasi

A.

Jenis-jenis Alat

Banyak tokoh teknologi pendidikan, seperti Thorndike Pressey, Pavlov, Skinner, Crowder dan sebagainya. Edward L-Thorndike terkenal dengan teorinya Low of effect, di mana belajar akan berhasil jika hasil belajar itu memberikan memberikan rasa senang kepada diri anak. Kemajuan yang dicapai oleh manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi membuat ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri berkembang semakin pesat. Pola hidup manusia dengan kemajuan ilmu dan teknologi mmpuyai hubungan erat, pendidikan mungkin wadah paling menonjol dalam rangka kemajuan itu. Dalam rangka kegiatan pendidikan, ada beberapa media yang dapat digunakan, mulai dari yang paling sederhana sampai teknologi yang canggih seperti:

1. Televisi Pendidikan

Televisi adalah alat elektronik yang berfungsi menyebarkan gambar dan diikuti oleh suara tertentu. Pada dasarnya sama dengan gambar hidup bersuara. Televisi pendidikan dianggap barang mewah , karena sulit dijangkau.47

2. Iklan dapat diartikan sebagai pemberitahuan kepada khalayak atau orang bayak mengenai barang atau jasa yang dijual dan dipasang di dalam media massa, seperti surat kabar atau koran, majalah dan media elektronik seperti radio, televisi dan internet. Kehadiran iklan dalam paket acara televisi bukanlah hal yang baru. Terdapat dua kepentingan mengapa iklan masuk dalam acara televisi yakni :

a. Kehadiran iklan televisi turut membantu pemasukan dana bagi kelancaran serta keberlangsungan materi acara

47

Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidkan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h.

(45)

baik dari segi kualitas maupun kuantitas (film, sinetron, musik).

b. Media televisi merupakan alat informasi tentang suatu barang produksi untuk diketahui pemirsa atau masyarakat.

3. Jenis Iklan

Jenis iklan di media massa digolongkan dalam dua bagian yaitu:

a. Iklan komersial

Adalah bentuk promosi suatu barang poduksi atau jasa melalui media massa dalam bentuk tayangan gambar maupun bahasa yang diolah melalui film maupun berita. Contoh: iklan obat, pakaian, makanan.

b. Iklan Layanan Masyarakat

Adalah bentuk tayangan gambar baik drama, film, musik maupun bahasa yang mengarahkan pemirsa atau khalayak sasaran agar berbuat atau bertindak seperti dianjurkan iklan tersebut. Seperti iklan pariwisata, sumbangan bencana, membayar iuran kesehatan.48

Iklan merupakan jenis komunikasi massa, karena iklan merupakan kegiatan komunikasi yang ditujukan kepada khalayak atau orang banyak. Iklan juga memiliki fungsi utama yakni menyampaikan informasi tentang produk kepada khalayak. Setiap pengiklanan selalu menginginkan produk yang dipromosikan laku. Sebab efek langsung dan cepat terhadap penjualan menjadi salah satu ukuran keberhasilan iklan. Iklan mempuyai fungsi direktif karena berupaya membujuk dan meyakinkan kahalayak. Iklan yang disampaikan secara lisan adalah iklan yang ditampilkan secara

48

Wawan Kusnandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, (Jakarta: PT

(46)

audiovisual, sedangkan iklan yang dimuat dengan tulisan adalah iklan dimuat media cetak.

Tayangan iklan (Aqua Health) berbeda dengan iklan lainnya yang cenderung singkat tetapi sangat jelas, tayangan tersebut merupakan tayangan berupa audiovisual yang disampaikan secara persuasif. Produk air minum Aqua diharapkan mempermudah peserta didik dalam menentukan tema, sehingga siswa dengan mudah membuat sebuah karangan dari tayangan iklan tersebut.

Tayangan iklan (Aqua Health) ditayangkan melalui televisi maka termasuk dalam jenis media pembelajaran yang berupa audiovisual. Media audiovisual merupakan media terlengkap, di dalamnya terdapat visual berupa gambar hidup atau gerak dan audio (suara) yang dapat mempermudah siswa mencerna isi media pembelajaran tersebut.

Persuasi iklan dimanfaatkan terutama dalam dunia usaha untuk memperkenalkan suatu barang atau jasa tertentu. Lewat persuasi iklan diharapkan pembaca atau pendengar mengenal, menyukai, dan ingin memiliki. Lewat tayangan iklan guru mengaharapkan peserta didik bisa mengembangkan ide atau imajinasinya lewat sebuah tulisan, sehingga membentuk sebuah karangan yang baik.

Contoh percakapan dalam iklan (Aqua Health)

Ayah: Minum dulu yuk, nah supaya sehat kita perlu air karena air

bagian terbesar tubuh kita”

Anak perempuan : Yah jangtungku juga ya? Ayah : Jantung Ayah dan kamu 79% nya air Anak laki-laki : Otakku Yah?

(47)

lalu diberikan sedikit contoh kadar air dalam organ-organ

penting. “Makanya penting untuk kita seperti Aqua, air berkualitas seperti Aqua

Anak perempuan : Kenapa harus Aqua? Kan semua sama

Aqua mempuyai keahlian untuk memilih, menjaga, dan melestarikan secara menyeluruh dari alam, kunci dari segala manfaat dan menyalurkan keseluruh tubuh anak berkondisi optimal. Jadi Aqua setiap hari agar tetap tegar, tetap menjaga kesehatan untuk melangkah maju.

Di sini kita bisa melihat sebuah iklan yang sudah profesional yang dibuat tidak main-main karena mengiklankan perusahaan besar, yaitu perusahaan air minum Aqua. Bagian awal iklan ini tidak langsung mengajak menggunakan Aqua tetapi memberikan gambaran peran air putih dalam tubuh. Selanjutnya sang Ayah menyarankan untuk minum air Aqua. Di sini kita mulai

mengetahui bahwa kalimat “makanya penting untuk kita seperti Aqua” dan kalimat ini merupakan kalimat persuasi dalam iklan

Aqua. Selanjutnya bagian terakhir sang Ayah menjelaskan mengapa harus memilih Aqua dibanding merek lain.

3.7

Kriteria dalam Penilaian

(48)

mempergunakan rubrik seperti pada contoh penilaian berdasarkan rangsangan visual dan suara.49

Tes jenis karangan merupakan jenis tes yang memiliki kriteria kompleks. Penilaian diberikan dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang ada dalam setiap karangan, diantaranya, kesesuaian isi tulisan dengan cerita, ketepatan logika urutan cerita, ketepatan detil peristiwa, ketepatan makna keseluruhan cerita, ketepatan kata, ketepatan kalimat, ejaan dan tata tulis. Berikut akan dijelaskan penjelasan tentang aspek yang dinilai;

1. Kesesuaian Isi Tulisan dengan Cerita

Secara umum, tema karangan dapat dipahami sebagai sebuah ide sentral di dalam karangan yang akan mampu mengikat keseluruhan uraian, deskripsi, penjelasan, dan seluruh pembuktian di dalam kontruksi karangan ilmiah yang bersangkutan. Sebagai ide sentral, pasti sebuah tema karangan akan mengontrol keseluruhan isi karangan. Keseluruhan konruksi karangan pasti akan dapat dikembalikan kepada ide sentral itu. Bagi seorang penulis, tema karangan akan dapat menuntun dirinya agar dapat sampai pada akhir tulisannya secara tuntas.50

2. Diksi Persuasi

Diksi atau pilihan kata adalah untuk memperoleh keindahan guna menambah ketertarikan pembaca agar mengikutinya, diksi persuasi biasanya kata kata yang indah untuk mempengaruhi pikirin pembaca, biasanya diawali dengan kata ayo, mari, dan lain sebagainya.

49

Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa, (Yogyakarta: UGM, 2010 ), h.

431-432.1

50

Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Penerbit

(49)

3. Ketepatan Logika Urutan Cerita

Secara keseluruhan karangan yang di buat oeh peserta didik itu secara logika tepat atau tidak, jika secara logika tepat maka secara keseluruhan karangan yang dihasilkan juga tepat.

4. Ketepatan Detil Peristiwa

Dalam hal ini di nilai dari rincian hasil kerja peserta didik, apakah yang di tulis peserta didik itu menyeluruh secara detil atau tidak. Jika yang di tulis berurutan dari awal cerita hingga akhir cerita, maka hasil karangan yang di tulis sudah bisa di katakan detil secara menyeluruh.

5. Ketepatan Makna Keseluruhan Cerita

Seberapa besar tingkat pemahaman yang di kuasai oleh peserta didik, jika tingkat pemahaman yang di miliki peserta didik baik maka ide yang di tuangkan ke dalam sebuah tulisan yang di hasilnya akan baik.

6. Ketepatan Kata (pilihan kata)

Bagi seorang pengarang, kata-kata ialah bahan-bahannya. Ia harus belajar memilih kata-katanya dengan baik. Ia harus tahu penggunaannya. Apabila sudah pasti dengan pilihan mengenai kata dan ungkapan yang tepat, maka harus melanjutkan dengan cara memasukkannya ke dalam karangan atau komposisi sehingga dapat menyususn struktur yang dikehendaki dan memperoleh efek yang diinginkan. 51

7. Ketepatan Kalimat

Dalam sebuah karya tulis kalimat merupakan tataran bahasa yang menghasilkan tulisan yang efektif jika dirakit secara logis dan cermat. Tidak hanya ejaan dan rangkaian kata yang termuat di dalam kalimat, namun, lebih daripada itu gagasan yang dimaksud oleh penulis terkandung di dalam kalimat. Dengan kata lain,

51

Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004),

(50)

menulis kalimat berarti menulis gagasan yang disampaikan oleh penulis kepada pembac

Gambar

gambar atau lukisan. Sedangkan media audiovisual merupakan
gambar, dalam proses pengajaran media tersebut sangat
Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Menulis Karangan Persuasi
Tabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut peraturan pemerintah no 78 tahun 2010, lahan bekas pertambangan harus direklamasi dalam tenggang waktu 30 hari (satu bulan) kalender setelah tidak adanya

Dalam hal ini pasien telah didiagnosis perdarahan post partum dini dikarenakan menurut definisinya perdarahan post partum (PPP) dini adalah perdarahan lebih

Hasil penelitian dengan sampel 41 orang, diperoleh petani pestisida nabati yang tidak menggunakan alat pelindung diri lengkap 40 orang (97,6%) diantaranya 27 (65,9%)

PROFIL REPRESENTASI MENTAL SISWA KETIKA MEMBACA GAMBAR REPRESENTASI KONVENSI DAN ISOMORFISME SPASIAL PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA.. Universitas Pendidikan

Bahan baku utama yang digunakan pada pabrik ini adalah ubi

Sedangkan hambatan yang dihadapi oleh BPPT dan PM Kota Salatiga dalam mencapai kinerja penyelenggara pelayanan publik antara lain yaitu kurangnya ketelitian pegawai,

The newly formalized Fishers Micro insurance Partnership brings together Millennium Insurance, UT Life Insurance, Vodafone, BIMA, and SFMP to create a micro insurance

indicator performa yang digunakan untuk menguji harus sama antara yang digunakan oleh metode tradisional dengan metode hasil penemuan..