OVERVIEW DIKLAT
KEPEMIMPINAN
TINGKAT II, III, DAN IV
BADAN DIKLAT DIY
http://diklat.jogjaprov.go.id
SISTEMATIKA PENYAJIAN
1. Apa tujuan dan kompetensi yang ingin
dicapai dalam penyelenggaraan
Diklatpim?
2. Mengapa demikian?
TUJUAN
• Diklatpim Tingkat II meningkatkan kompetensi kepemimpinan strategis pada pejabat struktural eselon II yang akan berperan dalam melaksanakan tugas dan fungsi kepemerintahan di instansinya masing-masing.
• Diklatpim Tingkat III mengembangkan kompetensi kepemimpinan taktikal pada pejabat struktural eselon III yang akan berperan dalam melaksanakan tugas dan fungsi kepemerintahan di instansinya masing-masing.
KOMPETENSI
• Diklatpim Tingkat II Kompetensi kepemimpinan strategis kebijakan yaitu kemampuan menetapkan strategi kebijakan instansinya dan memimpin keberhasilan implementasi strategi kebijakan tersebut.
• Diklatpim Tingkat III Kompetensi kepemimpinan taktikal yaitu kemampuan menjabarkan visi dan misi instansi ke dlam program instansi dan memimpin keberhasilan pelaksanaan program tersebut.
HIRARKI KOMPETENSI KEPEMIMPINAN
II
III
IV
STAF
I KEPEMIMPINAN VISIONER
KEPEMIMPINAN STRATEGIK
KEPEMIMPINAN OPERASIONAL KEPEMIMPINAN TAKTIKAL
E
S
E
L
O
Mengapa Pemimpin Perubahan?
• Sektor publik di Indonesia umumnya tertinggal dengan korporasi dan organisasi nirlaba dalam banyak hal:
wawasan global, adopsi teknologi, orientasi pada kebaruan dan inovasi, kapabilitas personil, dsb.
• Dibandingkan dengan sektor publik di negara-negara ASEAN, Sektor publik di Indonesia dalam banyak hal memiliki kualitas yang lebih rendah. Dalam indeks daya saing global titik lemah ada pada sektor publik.
Mengapa….?
• Untuk memperbaiki kualitas sektor publik diperlukan adanya kepemimpinan birokrasi yang visioner,
berkarakter, dan mampu memimpin trasnformasi sektor publik. K/L/D yang inovatif dan berkinerja tinggi biasanya dipengaruhi oleh kualitas kepemimpinannya.
• Dalam budaya paternalistik posisi pemimpin sangat strategis. Konsentrasi kekuasaan ada pada pimpinan. Penguatan kapasitas kepemimpinan memiliki efek yang sangat besar terhadap kualitas penyelenggaraan
pemerintahan.
MENGAPA PEMIMPIN PERUBAHAN?
BIROKRASI
TANTANGAN INTERNAL:
TEKNIKAL ADAPTIVE
MANAGEMENT LEADERSHIP
“BAGAIMANA” MEREFORM
FORMAL AUTHORITY
INFORMAL AUTHORITY
FINITE DINAMIS
• Pemisahan antara pekerjaaan leadership
dengan clerical work (thinking dan doing).
Pemimpin harus fokus pada strategic
works bukan rutin dan clerical work.
– Banyak pejabat publik mengeluh 80
JALAN PANJANG MENUJU
PERUBAHAN….
DIKLAT MASA DEPAN
2007: Need Based Training
PEMBAHARUAN SISTEM DIKLAT APARATUR:
2008 SD 2011: Leadership Competency Model
REVIEW PEMBAHARUAN SISTEM DIKLAT APARATUR
2012SD SEKARANG:
Apa yang perlu dilakukan?
• Diklat Kepemimpinan Pembaharuan:
– Meningkatkan kapasitas merencanakan, melaksanakan, mengelola konflik yang terjadi sebagai akibat perubahan, dan memastikan perubahan berjalan sesuai dengan ekspektasinya.
– Pemimpin instansi dari peserta memberi otorisasi kepada peserta.
– Menjual gagasan perubahan kepada stakeholder yang ada di instansinya. Menjadikan gagasan perubahan menjadi milik bersama
– Menempatkan peserta diklat dalam leadership laboratory, peserta mengelola proses perubahan yang sesungguhnya dibawah
bimbingan mentor, coach, dan counselor.
– Melibatkan pimpinan masing-masing instansi pengirim dalam proses pembelajaran; Apreasiasi dan kepemilikan; Peran
Tahap I Diagnosa Kebutuhan Perubahan Organisasi Tahap II Taking Ownership (Breakthrough I) Tahap III Merancang Perubahan dan Membangun Tim Tahap IV Laboratorium Kepemimpinan (Breaktrough II) Tahap V Evaluasi
13 Sesi ( 39 JP)
13 Sesi ( 39 JP)
6 Sesi ( 18 JP)
6 Sesi ( 18 JP)
44 Sesi ( 132 JP) 44 Sesi ( 132 JP)
12 Sesi ( 36 JP)
12 Sesi ( 36 JP)
8 Sesi ( 24 JP)
8 Sesi ( 24 JP)
1. INTEGRITAS DAN
WAWASAN KEBANGSAAN
2. Pembekalan isu strategis 3. Diagnostic Reading
4. Penjelasan Proyek Perubahan
1.Coaching 2.Counselling 1.Inovasi 2.Membangun TimEfektif 3.Benchmarking ke best practice 4.Merancang Proyek Perubahan 5.Merancang
6.Seminar Presentasi Proyek Perubahan 8.Pembekalan Implementasi Proyek Perubahan 1.Coaching 2.Counselling 1.Seminar Laboratorium Kepemimpinan 2.Evaluasi Kepemimpinan
LIMA TAHAPAN PEMBELAJARAN DIKLATPIM II
Kurikulum Diklatpim Tingkat II
1. Tahap Diagnosa Kebutuhan Perubahan
a. Integritas dan Wawasan Kebangsaan;
b. Pembekalan isu strategis;
c. Organisasi Berkinerja Tinggi;
d. Diagnostic Reading;
e. Penjelasan Proyek Perubahan.
Kurikulum Diklatpim Tingkat II (lanjt…)
3. Tahap Merancang Perubahan dan Membangun Tim a. Inovasi;
b. Benchmarking ke Best Practice;
c. Membangun Tim Efektif;
d. Merancang Proyek Perubahan;
e. Seminar Presentasi Proyek Perubahan;
f. Pembekalan Implementasi Proyek Perubahan. 4. Tahap Laboratorium Kepemimpinan
5. Tahap Evaluasi
TAHAP PENYELENGGARAAN
DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III
Kurikulum Diklatpim Tingkat III
1. Tahap Diagnosa Kebutuhan Perubahan
a. Wawasan Kebangsaan;
b. Integritas;
c. Pembekalan isu strategis;
d.
Diagnostic Reading;
Kurikulum Diklatpim Tk III (lanjt…)
3. Tahap Merancang Perubahan dan Membangun Tim a. Pengembangan Potensi Diri;
b. Inovasi;
c. Jejaring Kerja;
d. Budaya Kerja dalam Efektivitas Kepemimpinan; e. Membangun Tim Efektif;
f. Benchmarking ke Best Practice;
g. Merancang Proyek Perubahan;
h. Seminar Presentasi Proyek Perubahan;
i. Pembekalan Implementasi Proyek Perubahan. 4. Tahap Laboratorium Kepemimpinan
5. Tahap Evaluasi
TAHAP PENYELENGGARAAN
DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV
Kurikulum Diklatpim Tingkat IV
1. Tahap Diagnosa Kebutuhan Perubahan
a. Pilar-Pilar Kebangsaan;
b. Integritas;
c. Standar Etika Publik;
d. SANRI;
e. Pembekalan Isu Aktual Substantif Lembaga;
f.
Diagnostic Reading;
g. Penjelasan Proyek Perubahan.
Kurikulum Diklatpim Tingkat IV (lanjt…)
3. Tahap Merancang Perubahan dan Membangun Tim a. Kecerdasan Emosi;
b. Pengenalan Potensi Diri; c. Berpikir Kreatif dan Inovasi; d. Koordinasi dan Kolaborasi; e. Membangun Tim Efektif;
f. Benchmarking ke Best Practice;
g. Merancang Proyek Perubahan;
h. Seminar Presentasi Proyek Perubahan;
i. Pembekalan Implementasi Proyek Perubahan.
4. Tahap Laboratorium Kepemimpinan (Breakthrough II)
5. Tahap Evaluasi
• Tahap penentuan area dari strategi/ program/
kegiatan organisasi yang akan mengalami
perubahan
• Metode pembelajaran :
lecturing
, diskusi, visitasi
ke lokus yang dapat menumbuhkembangkan
wawasan kebangsaan & integritas, studi/analisis
issu stratejik instansional
• Tahap membangun kesadaran bersama (peserta dengan atasan, kolega , bawahan dan stakeholder
terkait) akan pentingnya melakukan reformasi pada area strategi/program/kegiatan yang bermasalah sesuai level jabatan
• Off Campus
• Metoda pembelajaran : Coaching & Counselling
• Atasan langsung berperan sebagai mentor yang memberikan bimbingan langsung dan persetujuan (kewenangan penuh) kepada peserta terhadap area yang akan dijadikan sebagai proyek perubahan
• Progress kegiatan off campus dipantau oleh
penyelenggara melalui media teknologi informasi
TAKING OWNERSHIP
COACH DAN
COUNSELLOR REFORMER/
PESERTA DIKLATPIM
MENTOR
• Membekali peserta dengan pengetahuan membuat
rancangan perubahan yang komprehensif menuju kondisi ideal pelaksanaan strategi/program/kegiatan organisasi • Metode Pembelajaran: lecturing, visitasi, benchmarking,
penyusunan produk
• Target: Menyusun Rancangan Proyek Perubahan (individu)
• Atasan langsung (sebagai mentor) ikut menguji kelayakan Rancangan Proyek Perubahan
• Tahap melakukan implementasi Proyek Perubahan yang telah dirancang
• Off campus
• Peserta memimpin pelaksanaan perubahan dengan
melibatkan stakeholders internal & eksternal dan resources yang ada (dana, SDM, informasi, jejaring dsb).
• Metoda pembelajaran : Coaching & Counselling
• Atasan langsung berperan sebagai mentor yang memberikan bimbingan langsung dan pemantauan pelaksanaan proyek perubahan
• Progress kegiatan off campus dipantau oleh penyelenggara melalui media teknologi informasi
LEADERSHIP LABORATORY
COACH DAN
COUNSELLOR REFORMER/
PESERTA DIKLATPIM
MENTOR
TAHAP EVALUASI
• Tahap untuk menilai kompetensi hasil dari program diklatpim.
• Evaluasi dilakukan sejak awal proses pembelajaran sd akhir : aspek sikap perilaku & kualitas perubahan yang dihasilkan
• Forum :
a. Seminar Laboratorium Kepemimpinan
(Berbagi pengalaman tentang keberhasilan dan kegagalan melakukan perubahan/reform)
b. Evaluasi akhir Kepemimpinan (rekap hasil akhir)
KURIKULUM DIKLATPIM
TAHAP CLUSTER MATA DIKLAT
Diagnosa Kebutuhan Perubahan
Self Mastery 1. Integritas & Wawasan Kebangsaan
2. Pilar-pilar kebangsaan 3. SANRI
4. Standar Etika Publik Diagnostic
Reading
1. Diagnostic Reading
2. Organisasi Berkinerja Tinggi Taking Ownership Coaching & Counselling Merancang Perubahan & Membangun Tim
Inovasi 1. Inovasi
2. Berpikir Kreatif & Inovasi 3. Pengenalan Potensi Diri 4. Budaya Kerja …..
TAHAP CLUSTER MATA DIKLAT
Merancang Perubahan & Membangun Tim
Tim Efektif 1. Tim Efektif
2. Jejaring Kerja
3. Koordinasi & Kolaborasi 4. Kecerdasan Emosional
Produk
Pembelajaran
1. Policy Brief
2. Proyek Perubahan Lab
Kepemimpina n
Coaching & Counselling
Evaluasi 1. Seminar LK
Metoda Pembelajaran
TAHAP I TAHAP
II
TAHAP III TAHAP
IV
TAHAP V
lecturing Coaching lecturing Coaching Presentasi
Diskusi Counselling diskusi Counselling Evaluasi
visitasi ke lokus terpilih
visitasi ke lokus terpilih
studi/analisis issu stratejik
benchmarking,
KETERKAITAN
AGENDA PEMBELAJARAN
Penguasaan Diri
Diognosa Organisasi
Inovasi
Tim Effektif
Proyek Perubahan
Pemimpin Perubahan Peserta
Integritas dan Wawasan Kebangsaan
DIKLATPIM TINGKAT II• Menjelaskan deskripsi singkat dan tujuan pembelajaran • Eksplorasi mengenai integritas dan wawasan kebangsaan Pendahuluan • Visitasi
• Menfasilitasi diskusi hasil visitasi terkait integritas dan wawasan kebangsaan
• Memandu peserta untuk merumuskan aktualisasi integritas dalam
meningkatkan Organisasi Berkinerja Tinggi
Penyajian • Memfasilitasi
mempresentasikan
aktualisasi integritas dan wawasan kebangsaan • Menfasilitasi Peserta
membuat dan
menyampaikan komitmen terhadap integritas
Penutup
1. Deskripsi Singkat
2. Hasil Belajar
3. Indikator Hasil Belajar
4. Pengalaman Belajar
5. Media Pembelajaran.
RINGKASAN MATA DIKLAT
PIM II
DISKRIPSI SINGKAT
Mata Diklat ini membekali peserta
dengan kemampuan menunjukkan itegritas dan
semangat nasionalisme dalam mengelola strategi instansi menuju organisasi yang berkinerja tinggi melalui
pembelajaran Integritas, Semangat dan Jiwa
INDIKATOR HASIL PEMBELAJARAN
• SETELAH MENGIKUTI PEMBELAJARAN INI PESERTA DIHARAPKAN:
1. Memahami Pemimpin Berintegritas 2. Memahami Kesaktian Pancasila
3. Memahami Semangat dan Jiwa Kebangsan
MATERI POKOK
1. PEMIMPIN BERINTEGRITAS
2. KESAKTIAN PANCASILA
3. SEMANGAT DAN JIWA
KEBANGSAAN
MATERI POKOK SUB MATERI POKOK
1. Pemimpin Berintegritas 1) Pengertian Kepemimpinan
2) Pengertian Integritas, Etika dan Moral
3) Pengetian Kepemimpinan dalam Strata Kehidupan Nasional 4) Urgensi Pemimpin Beretika dan Berintegritas
5) Prinsip Dasar Pemimpin Berintegritas 6) Karakteristik Pemimpin Yang Berntegritas
2. Kesaktian Pancasila 1) Pengertian Kesaktian Pancasila
2) Kepemimpinan Dalam Perspektif Pancasila sebagai Falsafah Bangsa
3) Karakteristik Pemimpin Pancasilais dalam Organisasi Publik
3.Semangat dan Jiwa Kebangsaan 1) Pengertian Jiwa Kebangsaan
2) Membangun Semangat Jiwa Kebangsaan
3) Implementasi Kepemimpinan yg memiliki semangat dan Jiwa Kebangsaan dalam Organisasi Publik
4) Peran Pemimpin yang memiliki Semangat dan Jiwa Kebangsaan dalam Organisasi Publik
4.Organisasi Berkinerja Tinggi 1) Pengertian Organisasi
2) Pengertian Kinerja Organisasi
3) Ciri-ciri Organisasi Berkinerja Tinggi
4) Peningkatan Kinerja Organisasi Menuju Organisasi Berkinerja Tinggi
PENGALAMAN BELAJAR
Untuk memperoleh hasil belajar di atas, peserta melalui serangkaian
pengalamanan belajar, yaitu mulai dari
membaca materi diklat sesuai materi pokok, mendengar, dan berdiskusi
baik dengan tenaga pengajar maupun sesama peserta tentang materi pokok,
melakukan simulasi, membahas kasus yang relevan dengan materi pokok. Di penghujung pembelajaran, peserta menghasilkan suatu produk pembelajaran yang menunjukkan
1. Visitasi peserta dibawa ke tempat bersejarah (monumen, museum). Peserta diberi tugas secara individu menulis apa saja terkait dengan nilai-nilai yang diperoleh dari kunjungan
lapangan, kesan, pesan dll
2. Film Pendek peserta diminta menonton film pendek,
kemudian diminta mengomentasi dan kemudian mendiskusikannya
3. Ceramah Widyaiswara memberikan pemahaman tentang
diklat Integritas dan Wawasan Kebangsaan
4. Diskusi peserta mendiskusikan pentingnya wawasan
kebangsaan dan semangat nasionalisme bagi aparatur siil negara
5. Aktualisasi peserta diminta menulis bagaimana
implementasi nilai-nilai wawasan kebangsaan dan semangat
nasionalisme dalam pelaksanaan program di unit kerjanya.
EVALUASI PEMBELAJARAN
• PEMAHAMAN PESERTA TENTANG
PEMIMPIN YANG BERINTEGRITAS
• CONTOH PEMIMPIN YANG
BERINTEGRITAS DI INDONESIA
• PENGERTIAN KESAKTIAN PANCASILA
• PENGERTIAN SEMANGAT DAN JIWA
KEBANGSAAN
INTEGRITAS
NANA RUKMANA D.W.
Mata Diklat ini membekali
peserta dengan
kemampuan
menunjukkan integritas,
jiwa dan semangat
nasionalisme dalam
mengelola strategi
instansi menuju
organisasi yang
berkinerja tinggi melalui
pembelajaran Integritas,
Semangat dan Jiwa
INTEGRITAS :
KESESUAIAN ANTARA
HATI, UCAPAN DAN
TINDAKAN
INTEGRITAS:
KEMAMPUAN UNTUK
SENANTIASA
MEMEGANG TEGUH
PRINSIP-PRINSIP
MORAL SECARA
KONSISTEN
•
Mematuhi Peraturan
dan Etika Organisasi
•
Jujur
•
Memegang Teguh
Komitmen
•
Bertanggung Jawab
•
Konsisten Antara
Ucapan dan Tindakan
•
Kearifan Dalam
Membedakan Yg
Benar dan Salah
Integritas Nasional
Keselarasan
Keserasian
Keseimbangan
SUATU PROSES PENYATUAN ATAU PEMBAURAN
BERBAGAI ASPEK SOSIAL BUDAYA KE DALAM
KESATUAN WILAYAH DAN PEMBENTUKAN IDENTITAS
52 INTEGRASI
NASIONAL
Pembauran / penyatuan
kebangsaan
Integritas Nasional
(proses penyatuan/ pembauran berbagai aspek sosbud kedalam kesatuan wilayah +
pembentukan identitas nasional / bangsa)
Menjamin terwujudnya :
1. Keselarasan terciptanya suasana adam + tibtur, (ketentraman
lahir/batin)
2. Keserasian terpadunya unsur yg terlibat dlm kehidupan bersama
Konsep Integritas Nasional
Indonesia
NEGARA DIBENTUK TIDAK UNTUK MENJAMIN KEPENTINGAN SESEORANG, TETAPI MENJAMIN
KEPENTINGAN MASYARAKAT SELURUHNYA SEBAGAI PERSATUAN
NEGARA ADALAH SUATU MASYARAKAT YANG
INTEGRAL, SEGALA GOLONGAN, BAGIAN, SELURUH ANGGOTANYA BERHUBUNGAN ERAT SATU SAMA LAIN DAN MERUPAKAN PERSATUAN MASYARAKAT YANG ORGANIS
NEGARA TIDAK MEMIHAK KEPADA SESUATU GOLONGAN YANG PALING KUAT, ATAU YANG PALING BESAR , TIDAK MENGANGGAP KEOENTINGAN SESEORANG SEBAGAI PUSAT, AKAN TETAPI NEGARA MENJAMIN KESELAMATAN HIDUP BANGSA SELURUHNYA SEBAGAI PERSATUAN
Pemahaman Integrasi Nasional Dapat dilihat Dari Dua Segi :
SECARA HORIZONTAL : MEMBAHAS BAGAIMANA MEMPERSATUKAN RAKYATNYA YANG MAJEMUK, HIDUP DALAM
BERBAGAI GOLONGAN PRIMORDIAL
YANG BERANEKA RAGAM NILAI LEMBAGA SERTA ADAT
KEBIASAANNYA,
SEHINGGA MERASA BAGIAN DARI SATU BANGSA YANG SAMA
SECARA VERTIKAL :
MEMBAHAS BAGAIMANA MEMPERSATUKAN PEMERINTAH NASIONAL DENGAN RAKYATNYA,
Wawasan Kebangsaan
P A N C A S I L A FILSAFAH BANGSA FALSAFAH HIDUP IDEOLIGI IDIOLOGI BANGSA CITA-CITA (IDEALISME) DASAR NEGARA (NORMA / ATURAN) PEMBUKAAN UUD 1945
BUDAYA NAS. DI DAERAH KEBIASAAN PERILAKU SEHARI-HARI DOKTRIN/ AJARAN NILAI DASAR NILAI INSTRUMENTAL NILAI PRAKSIS PASAL-PASAL & ATURAN PERUNDANGAN DIBAWAHNYA PELAKSANAAN ATURAN SEHARI-HARI JALUR HUKUM JALUR DOKTRIN / AJARAN JALUR BUDAYA PELAKSANAAN AJARAN/ PRAKTEK SEHARI-HARI
Pengertian Wawasan Kebangsaan
Wawasan & Bangsa
Wawasan Kebangsaan
Implikasi
Wawasan : Cara Pandang
Kebangsaan : Ciri ciri yang
menandai gol bangsa tertentu Kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara
Sudut pandang atau cara memandang yg mengandung
kemampuan seseorang atau kelompok orang, untuk memahami keberadaan jatidirinya sebagai suatu bangsa, juga dalam memandang dirinya dan bertingkah laku sesuai dengan falsafah hidup
Penerapan Wawasan
Kebangsaan
ASPEK MORAL :
Adanya komitmen
untuk menjaga
Eksistensi dan
peningkatan kualitas
bangsa
ASPEK INTELEKTUAL
Nilai Dasar Wawasan Kebangsaan
Tekad Bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka dan bersatu
Cinta Tanah Air dan Bangsa
Demokrasi atau Kedaulatan Rakyat
Kesetiakawan Sosial
Masyarakat Adil dan Makmur
60
PADA HAKEKATNYA DILANDASI OLEH PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA
PERLU DIPAHAMI JATIDIRI BANGSA
PAHAMI SECARA MENDALAM FALSAFAH PANCASILA
JADIKAN PEDOMAN
DALAM BERTINGKAH LAKU
•MENGUTAMAKAN PERSATUAN DAN KESATUAN •RELA BERKORBAN UNTUK KEPENTINGAN BANGSA •PENGHARGAAN TERHADAP MARTABAT BANGSA •CINTA TANAH AIR DAN BANGSA,DEMOKRASI DAN •KESETIAKAWANAN SOSIAL
•BHINEKA TUNGGAL IKA
MAKNA WAWASAN
KEBANGSAAN
Banyak kalangan yang melihat perkembangan politik, sosial,ekonomi dan budaya di Indonesia sudah sangat memprihatinkan.
Bahkan, kekuatiran itu menjadi semakin nyata ketika menjelajah pada apa yang dialami oleh setiap warganegara, yakni memudarnya wawasan kebangsaan.
Apa yang lebih menyedihkan lagi adalah bilamana kita kehilanganKonflik horizontal dan vertikal yang terjadi dalam kehidupan sosial merupakan salah satu akibat dari semua krisis yang terjadi, yang tentu akan melahirkan ancaman dis-integrasi bangsa.
Apalagi bila melihat bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang plural seperti beragamnya suku, budaya daerah, agama, dan berbagai aspek politik lainnya, serta kondisi geografis negara kepulauan yang tersebar.
Apabila krisis politik dan krisis ekonomi sudah sampai pada krisis kepercayaan diri, maka eksistensi Indonesia sebagai bangsa (nation) sedang dipertaruhkan.
Maka, sekarang ini adalah saat yang tepat untuk melakukan reevaluasi terhadap proses terbentuknya nation and character building kita selama ini, karena boleh jadi persoalan-persoalan yang kita hadapi saat ini berawal dari kesalahan dalam
menghayati dan menerapkan konsep awal kebangsaan yang menjadi fondasi ke-Indonesia-an.
Kesalahan inilah yang dapat menjerumuskan Indonesia, seperti yang ditakutkan Sukarno, menjadi bangsa kuli dan kuli di
antara bangsa-bangsa. Bahkan, mungkin yang lebih buruk lagi dari kekuatiran Sukarno, menjadi bangsa pengemis dan
Maka dalam hubungan nation and character building seperti yang diuraikan di atas, beberapa hal berikut terkandung di dalam gagasan awalnya:
• Pertama, Kemandirian (self-reliance), atau menurut
istilah Presiden Soekarno adalah Berdikari (berdiri
di atas kaki sendiri).
• Kedua, Demokrasi (democracy), atau kedaulatan
rakyat sebagai ganti sistem kolonialis.
• Ketiga, Persatuan Nasional (national unity).
• Keempat, Martabat Internasional (bargaining
positions). Indonesia tidak perlu mengorbankan martabat dan kedaulatannya sebagai bangsa
yang merdeka untuk mendapatkan prestise,
Rasa kebangsaan bukan monopoli suatu bangsa,
tetapi ia merupakan perekat yang
mempersatukan dan memberi dasar keberadaan (raison d entre) bangsa-bangsa di dunia. Dengan demikian rasa kebangsaan bukanlah sesuatu yang unik yang hanya ada dalam diri bangsa kita karena hal yang sama juga dialami bangsa-bangsa lain.
Wawasan kebangsaan mengandung pula
tuntutan suatu bangsa untuk mewujudkan jati diri, serta mengembangkan perilaku sebagai bangsa yang meyakini nilai-nilai budayanya, yang lahir
dan tumbuh sebagai penjelmaan
kepribadiannya.
Wawasan kebangsaan yakni pikiran-pikiran yang