• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

Dalam dokumen PENERAPAN PERATURAN KESELAMATAN KERJA PA (Halaman 14-48)

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Kecelakaan Kerja

Suma’mur (1996) menyebutkan bahwa kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tidak terduga oleh karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Tidak diharapkan karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai yang paling berat.

Frank E. Bird, Jr. And George L. Germain (1990) menyebutkan bahwa kecelakaan adalah suatu keadaan yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan cidera, kerusakan alat atau terganggunya produksi. Ini biasanya terjadi kontak dengan sumber energi atau subsitusi seperti mesin, panas, bahan baku, lingkungan kerja dan lain-lain.

Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja di sini dapat berarti bahwa kecelakaan kerja terjadi sebab oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan (Suma’mur, 1996).

Pada dasarnya kecelakaan disebabkan oleh dua hal yaitu tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human action) dan keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe condition).

commit to user

Menurut teori domino yang menerangkan mengenai terjadinya kecelakaan, urutan domino adalah sebagai berikut:

a. Kurangnya kontrol dari manajemen

b. Penyebab dasar: faktor pekerjaan dan faktor personil

c. Penyebab langsung: tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman d. Kecelakan

e. Kerugian

Hal ini menyiratkan bahwa upaya pencegahan kecelakaan sebenarnya adalah usaha menghilangkan salah satu diantara faktor-faktor tersebut:

1) Kurangnya kontrol merupakan urutan pertama menuju suatu kejadian yang mengakibatkan kerugian. Kontrol ini menyangkut kegagalan manajemen, berupa tidak ada program, tidak memadainya standar program atau kurang tepat/ketidaksesuaian dengan standar.

2) Penyebab dasar terdiri dari faktor personil dan faktor pekerjaan. Faktor personil meliputi kurang pengetahuan, ketrampilan, pengarahan dan permasalahan fisik dan mental. Sedangkan faktor pekerjaan dapat berupa karena standar kerja yang kurang cukup, rancang bangun dan pemeliharaan yang tidak memenuhi standar. 3) Penyebab lansung merupakan terjadinya peluang dan kondisi tidak

aman. Unsafe action adalah pelanggaran terhadap tata cara kerja yang aman yang berpeluang akan terjadinya kecelakaan. Unsafe

commit to user

condition adalah kondisi fisik yang berbahaya langsung membuka peluang akan terjadinya kecelakaan.

4) Kontak mengakibatkan cidera fisik atau kerusakan harta benda. Tipe kecelakaan antara lain: terbentur kepala, jatuh ke bawah, jatuh pada permukaan yang sama, terjepit, terperangkap, terpeleset dan arena beban yang berlebihan.

5) Kerugian manusia dan harta benda, jika seluruh urutan telah terjadi maka akan mengakibatkan kerugian terhadap manusia dan harta benda yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi sebagaimana pengaruhnya terhadap keselamatan, kesehatan, dan keamanan. Kerugian yang mempengaruhi di semua bidang usaha dapat bersifat ringan, berat atau bencana. Akibat ini dapat dinilai dalam bentuk fisik dan kerusakan harta benda atau mempunyai dampak terhadap manusia dan biaya/ekonomi, atau cidera ataupun mati yang sangat berpengaruh pada moral pekerja termasuk keluarganya (Suma’mur, 1996).

Kecelakaan yang terjadi dapat mengakibatkan beberapa kerugian. Suma’mur (1996) menyebutkan bahwa kecelakaan dapat menyebabkan lima kerugian, yaitu: kerusakan, kekacauan organisasi, keluhan dan kesedihan, kelainan dan cacat serta kematian.

2. Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja adalah keselamatan kerja yang bertalian dengan mesin, pesawat alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan

commit to user

tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Suma’mur, 1996).

3. Tempat Kerja

Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, pengertian tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Termasuk tempat kerja adalah semua ruangan, lapangan, halaman, dan sekelilingnya yang merupakan bagian atau berhubungan dengan tempat kerja tersebut.

Dengan perumusan tersebut di atas ruang lingkup bagi berlakunya Undang-undng No. 1 Tahun 1970 ini jelas ditentukan oleh tiga faktor:

a. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha. b. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.

c. Adanya bahaya kerja di tempat kerja.

Dalam penjelasan tersebut tidak selalu tenaga kerja sehari-hari bekerja dalam suatu tempat kerja. Sering kali pula mereka pada waktu tertentu harus memasuki ruangan-ruangan untuk mengontrol, menyetel menjalankan instalasi-instalasi, setelah mana mereka keluar dan bekerja selanjutnya di lain tempat.

4. Potensi Bahaya

Bahaya pekerjaan adalah faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat mendatangkan kecelakaan (Suma’mur, 1996). Umumnya di semua

commit to user

tempat kerja selalu terdapat sumber bahaya yang dapat mengancam keselamatan maupun kesehatan tenaga kerja. Menurut Syukri Sahab (1997), sumber bahaya ini bisa berasal dari :

a. Bangunan, Peralatan, dan Instalasi b. Bahan

c. Proses d. Cara Kerja

e. Lingkungan Kerja

Bahaya dari bangunan, peralatan dan instalasi perlu mendapat perhatian. Hal ini dapat diwujudkan dengan cara:

a. Bangunan

Kontruksi bangunan harus kokoh dan memenuhi syarat. Desain ruangan dan tempat kerja harus menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja, pencahayaan dan ventilasi harus baik tersedia penerangan darurat yang diperlukan. Tersedia jalan penyelamatan diri yang diperlukan lebih dari satu pada sisi yang berlawanan. Pintu harus membuka keluar untuk memudahkan penyelamatan diri.

b. Peralatan

Dalam industri digunakan berbagai peralatan yang mengandung bahaya. Termasuk pesawat angkat dan angkut. Apabila tidak dipergunakan dengan semestinya serta tidak dilengkapi dengan alat pelindung dan pengaman, peralatan itu bisa menimbulkan macam-macam bahaya seperti kebakaran, sengatan listrik, ledakan, luka-luka atau cidera.

commit to user c. Instalasi

Instalasi harus memenuhi persyaratan keselamatan kerja baik dalam desain maupun konstruksi. Sebelum penggunaan harus diuji terlebih dahulu serta diperiksa oleh sebuah tim ahli.

5. Pesawat Angkat dan Angkut

Pesawat angkat dan angkut adalah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk memindahkan, mengangkat muatan baik bahan atau barang atau orang secara vertical dan atau horizontal dalam jarak yang ditentukan (Permenakertran No. 5 tahun 1985). Forklift dancrane merupakan pesawat angkat dan angkut yang paling sering digunakan di dalam dunia industri. 6. Forklift

Forklift adalah suatu alat yang paling efisien dalam menunjang prosses produksi untuk memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain. Dalam hal pengoperasian forklift diperlukan prosedur kerja yang benar dan aman mulai dari menghidupkan engine sampai dengan menjalankannnya, untuk itu ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian, dimana kesalahan dalam mengoperasikan forklift akan mengakibatkan kerusakan pada forklift

itu sendiri maupun pada barang yang dipindahkan, selain itu juga dapat mengakibatkan kecelakaan yang fatal pada operator maupun orang-orang yang berada disekitar forklift (Modul Pelatihan dan Sertifikasi operator

commit to user

Gambar 1. Salah satuforkliftyang ada di PT.INKA (Persero)

Adapun hal-hal yang perlu diketahui tentang forklift menurut Modul Pelatihan dan Sertifikasi operatorforklift dancranePT. Citra Media Utama (2010) antara lain:

a. Keselamatan Kerja Forklift

Faktor penyebab kecelakaan pada saat pengoperasianforkliftadalah: 1) Faktor manusia

2) Faktor keadaan dan lingkungan 3) Faktor mesin

Diantara ketiga faktor di atas, faktor manusialah yang paling besar pengaruhnya sebagai penyebab terjadinya suatu kecelakaan, misalnya karena:

a) Salah dalam pengoperasian.

b) Kurangnya perawatan dan pemeriksaan sebelum maupun sesudah pengoperasian.

c) Barang yang diletakkan di atas garpu kurang stabil.

d) Operator kurang mengetahui kondisi jalan dan menjalankanforklift

terlalu cepat.

Forklift berfungsi untuk mengambil, mengangkat atau memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain kemudian meletakkannya secara

commit to user

aman dengan memenuhi syarat-syarat pengoperasian (lib.atmajaya.ac.id, 2009).

b. PemilihanForklift

Klasifikasi forklift tergantung atau dipengaruhi beberapa hal antara lain :

1) Berat dan ukuran dari barang yang diangkat. 2) Berat barang-barang yang diangkat.

3) Kekuatan konstruksi dariforklift. 4) Fungsi dan kegunaanforklift. c. Prinsip KerjaForklift

Prinsip kerja forklift ini menggunakan prinsip tuas atau prinsip keseimbangan. Bilamana prinsip tuas ini diterapkan pada forklift maka akan terlihat bahwa seluruh komponen yang berada di depan titik tumpu termasuk barang diangkat dan disebut beban (load), sedangkan seluruh komponen yang berada di belakang titik tumpu (cabin, counter weight, engine, operator, dan lain-lain) disebut penyeimbang atau dengan kata lain jika beban yang diangkat mempunyai berat yang sama dengan berat pengimbang maka akan terjadi keseimbangan terhadap forklift. Jadi keseimbanganforkliftterjadi karena berat barang sama dengan berat alat. d. BagianForklift

Forklift dibagi didalam 2 bagian utama, yaitu :

1) Body truckyang tergabung rangkaian tenaga penggerak dan ruangan operator.

commit to user

2) Mast yang merupakan perlengkapan kerja.Mastadalah alat mekanis pengangkat barang naik dan turun, miring ke depan untuk mengangkat barang atau miring ke belakang untuk menjaga barang agar tetap duduk pada posisinya.

Jika forklift mengangkat barang berarti fork dan mast itulah yang menanggung beban dan langsung tertumpu pada roda depan. Oleh karena ituforklift dirancang, dimana berat unit dan barang itu seimbang dengan as roda depan sebagai sumbu (counterbalance).

e. BedaForkliftdenganTruck

1) Pada truck biasa, barang dibawa antara roda depan dengan roda belakang. Jadi tidak perlu diperhitungkan keseimbangan antara barang dan berat dari alat pengangkut.

2) Forklift dikendalikan oleh roda belakang sehingga radius putar menjadi kecil. Jika berbelok maka bagian belakang alat cenderung sering keluar dari radius belokan.

f.KonstruksiForklift

Forklift digolongkan berdasarkan pada bermacam-macamnya konstruksiforklift,garpu, dan tenaga penggeraknya.

1) Menurut tenaga penggeraknya :

a) Tenaga penggerak motor bensin atau LPG b) Tenaga penggerak motor diesel

commit to user 2) Posisi garpu (fork)

a) Forkliftdengan posisi garpu berada di depan. b) Forkliftdengan posisi garpu berada di samping. 3) Menurut konstruksi atau bentuk kelengkapan garpunya:

a) Garpu dilengkapi dengan penyetabil (stabilizer fork).

b) Garpu yang dapat berputar (rotating fork). c) Garpu dengan gerakan engsel (hinged fork). d) Garpu penjepit beban (load grab fork). e) Garpu klam putar (rotating clamp fork). f) Garpu geser samping (side shift fork).

g) Garpu untuk blok beton (concrete block fork). h) Alat pengangkat container (container handles). g. Istilah yang Digunakan padaForklift

1) Load capacityadalah ukuran yang menunjukkan berat maksimum dari barang yang dapat diangkat pada garpu dengan mast standar pada posisi tegak.

2) Load center adalah jarak dari sisi tegak dari permukan garpu ke titik pusat gaya berat dari barang pada garpu.

3) Maximum fork height adalah ketinggian dari permukaan tanah kepermukaan garpu apabila garpu dinaikkan maksimum dimana mast

commit to user

4) Free lift adalah maksimum ketinggian angkat dimana mast bagian dalam belum keluar darimastbagian luar (liner mast belum menonjol dariouter mast).

h. Beban Kerja Aman dan Beban SeimbangForklift

Kemampuan angkat sebuah forklift dalam keadaan seimbang (balance) adalah 100%. Oleh karena itu diberikan batas kerja aman (safety margin) yang ditentukan antara 10% sampai 25% dari beban seimbang. Berarti bahwa beban kerja aman (safety working load) yang dapat diangkat antara 75% sampai 90% dari beban seimbang atau beban jungkit (tipping load).

i. Faktor-faktor yang Harus Diketahui oleh OperatorForklift

1) Beban kerja aman yang digunakan. 2) Berat beban yang akan diangkat. 3) Titik pusat barang (center of gravity). 4) Jalan yang akan dilewati.

5) Lokasi pengambilan atau penempatan barang.

j. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja Aman (Safety Work Load) Secara Umum adalah :

1) Permukaan tanah atau landasan yang tidak rata. 2) Titik berat barang (center of gravity of load). 3) Tinggi angkat garpu.

4) Tekanan angin ban.

commit to user

k. Hal-hal yang Mempengaruhi Kerja Aman (Safety Work Load) pada Waktu Berjalan Sambil Mengangkat Barang antara lain :

1) Kecepatanforklift. 2) Pengereman mendadak.

3) Posisiforkliftpada waktu melalui rel kereta api atau tikungan. 4) Posisiforkliftpada saat menanjak dan menurun.

l. Hal-hal yang Mempengaruhi Beban Kerja Aman (Safety Work Load) pada Waktu Mengambil dan Meletakkan Barang yaitu :

1) Keadaan sekeliling tempat pengambilan dan peletakan barang. 2) Lokasi pengambilan dan peletakan batang.

3) Lebar atau sempitnya ruang tempat pengambilan dan peletakan barang.

m. Prosedur PengoperasianForklift

Pedoman pengoperasian pada forklift dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1) Pedoman pengambilan barang yang aman:

a) Sesuaikan garpu dengan lebar barang yang akan diangkat.

b) Jika dimensi barang cukup panjang, maka sebaiknya dipasang tambahan sepatu garpu selama berat barang masih dalam batas kapasitasforklift.

commit to user

d) Angkat sedikit garpu tiang sampai barang atau pallet lepas dari dudukan, selanjutnya penyangga diungkit atau condong ke belakang.

e) Jika barang berbentuk bulat atu silinder, tempatkan garpu di bawah barang dengan sedikit tukikan ke depan hingga rata dengan landasan.

f) Angkat barang tersebut, kemudianmastdicondongkan ke belakang. Jalankan forklift dengan perlahan-lahan dan posisi garpu harus serendah mingkin kira-kira 10-20 cm dari landasan.

2) Pedoman Pemindahan Barang yang Aman

Untuk melakukan pemindahan barang ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dari operator, antara lain:

a) Pada waktu melalui rel kereta api, operator harus menegemudikan

forkliftsecara menyerong, guna menghindari benturan atau getaran. b) Untuk lokasi yang mempunyai tikungan sempit dan tajam, operator harus mengemudikan dengan perlahan karena apabila menikung sebesar lebih dari 300 forklift tidak bisa jalan. Ketika membawa barang ikat barang dengan kuat.

3) Pedoman Peletakan Barang dengan Aman.

Langkah yang perlu dilakukan untuk peletakan barang yang aman antara lain :

commit to user

b) Atur posisi forklift sehingga tepat dengan lokasi dimana barang tersebut akan diletakkan atau ditumpuk.

c) Lihat keadaan sekeliling tempat penumpukan, untuk memastikan tidak ada hambatan-hambatan pada waktu meletakkan barang. n. PengoperasianForkliftyang Aman

Hal-hal yang perlu diperhatikan agar dalan pegoperasian forklift

tetap pada kondisi aman adalah:

1) Lakukan pemeriksaan awal terlebih dahulu.

2) Jangan menjadikan barang melebihi beban kerja aman (safety work load) yang diijinkan.

3) Jangan membawa barang jika kestabilannya kurang terjamin. 4) Jangan mempergunakanforkliftuntuk membawa manusia.

5) Pada waktu menjalankan forklift, letakkan garpunya serendah mungkin.

6) Usahakan agar pandangan operator ke depan tidak tertutup.

7) Periksalah terlebih dahulu kondisi landasan dan hambatan-hambatan yang akan dilalui pada waktu memindahkan barang. 8) Jangan berhenti secara mendadak.

9) Pusatkan perhatian selama mengoperasikanforklift.

10) Jangan membiarkan seseorang berdiri atau berjalan didekat garpu yang sedang mengangkat barang.

commit to user

12) Jangan mencondongkan tiang (mast ke depan melebihi batas vertikal jika sedang membawa barang dalam posisi yang tinggi). 13) Jika pandangan ke depan terhalang barang, jalankanforkliftdalam

posisi mundur atau memakai seorang penuntun arah.

14) Pada saat membawa barang, jalankan forklift dengan perlahan-lahan dan jangan berbelok-belok.

o. PerawatanForklift

Pada umumnya operator yang ada belum memiliki pengetahuan dasar tentang syarat-syarat pengoperasian forklift sehingga tidak tahu sampai sejauh mana tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang operator. Sedangkan seorang operator yang baik harus memilki pengatahuan dan kemampuan melakukan pengoperasian maupun perawatan.

Pada umumnya perawatan mempunyai tujuan utama, yaitu untuk menjaga agar peralatan selalu dalam keadaan siap pakai. Perawatan selalu melibatkan beberapa bagian atau jabatan, orang-orang tersebut adalah :

1) Operator 2) Mekanik 3) Inspector

4) Kadang-kadangsafetyjuga diperlukan dalam hal ini. p. Kewajiban OperatorForklift

commit to user

1) Kewajiban operatorforkliftsebelum memulai pekerjaan

a) Periksa keadaan forklift buku log forklift, dimana mencantumkan secara mendetail keadaan forklift tersebut antara lain waktu penggantian operator, penggantian pelumas, tempat dan jenis pekerjaan yang telah dilakukan.

b) Mekanisne forklift, rem, dan perlengkapan listrik harus diperiksa dari luar tanpa membuka tutup apakah dalam keadaan baik.

c) Melakuakan pemeriksaan dan perawatan harian terhadap seluruh komponenforklift.

d) Melakukan pelumasan terhadap komponen yang harus dilumasi. e) Semua lampu dalam keadaan menyala, klakson dan perlengkapan

listrik harus baik.

f) Semua indikator di yakinkan dalam keadaan berfungsi dengan baik. 2) Kewajiban operatorforkliftpada waktu bekerja di atasforklift

a) Operator turun naik ke mesin harus melalui tangga yang tersedia. b) Operator harus menjaga kebersihanforkliftdengan baik.

c) Setelah forklift diperbaiki operator hanya boleh menjalankan

forklift tersebut bila perbaikan telah dicatat dan diratifikasi dalam bukulog.

d) Sebelum meninggalkanforklift semua tuas ataulever control harus dalam posisi netral dan kunci kontak dilepas.

commit to user

e) Bila terjadi kebakaran padaforklift, kunci kontak harus dilepas dan alat pemadam api dipergunakan dan segera memberitahukan kepada bagian pemadam kebakaran.

f) Operator dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut :

(1) Meninggalkan kunci-kunci (tools) dan barang-barang lain pada mesin.

(2) Membersihkan dan memeriksa forklift dengan kunci kontak yang terpasang.

(3) Turun naikforkliftyang sedang berjalan.

(4) Bekerja dengan alat-alat pengamanan yang sedang rusak. (5) Sewaktuforklift sedang bekerja atau berjalan tidak dibenarkan

ada orang yang ikut atau menumpang di atas mesin.

g) Operator harus bertanggung jawab atas keselamatan kerja bagi

traineeyang ditugaskan bersamanya dan tidak membiarkan bekerja sendiri padaforklift.

3) Kewajiban operator setelah pekerjaan selesai

a) Pada akhir pekerjaan operator harus melakukan hal-hal seperti di bawah ini:

(1) Garpuforkliftharus bebas dari muatan.

(2) Posisi garpu terletak pada landasan secara menukik. (3) Forkliftharus diparkir pada tempat yang aman.

(4) Semua tuas harus pada posisi netral dan kunci kontak dilepaskan.

commit to user

(5) Semua bagian forkliftharus dibersihkan, diperiksa, dan semua kekurangan dan kerusakan bila ada ditulis pada buku log forkliftatau dilaporkan pada supervisor.

b) Untuk forklift yang bekerja dalam beberapa shift, operator harus menyerahkan kepada operator berikutnya sebelum meninggalkan

forklift dan harus menjelaskan semua kekurangan pada forklift

tersebut kepada operator penggantinya. 7. Crane

Crane adalah alat pengangkat dan pemindah material, yang bekerja dengan prinsip kerja tali (Cudley, 2004). Cranesangat bervariasi, mulai dari sistem katrol sederhana sampai sistem mekanis yang rumit. Dalam penelitian ini salah satu pesawat pengangkat yang akan dibahas pada tulisan adalahOverhead Crane.

Gambar 2. Salah satu contoh bentukcraneyang digunakan PT. INKA (Persero) 8. Overhead Crane

Overhead crane merupakan pesawat pengangkat yang banyak

digunakan dalam dunia indrustri, yang digunakan untuk memindahkan muatan berat dari suatu tempat ke tempat lain yang tidak jauh terutama

commit to user

untuk memindahkan material dalam skala cukup besar (Makalah Universitas Sumatra Utara, 2010).

Dalam pekerjaan diberbagai lapangan industri, overhead crane banyak digunakan di wokshop di dalam gedung maupun di luar gedung untuk mengangkat dan memindahkan barang, baik barang dalam bentuk curah, misalnya batubara maupun barang bukan dalam bentuk curah. Menurut modul pelatihan dan sertifikasi operatorforkliftdancrane(2010), pemilihan

overhead cranedidasarkan pada: a. Ruang yang sangat sempit.

b. Daerah operasi yang sangat berbahaya. c. Cara pengopeasian mudah.

d. Perawatan mudah dan lebih ekonomis.

Adapun hal-hal yang perlu diketahui dari overhead crane menurut Modul Pelatihan dan Sertifikasi operatorforklift dancranePT. Citra Media Utama (2010) antara lain:

a. Jenis-jenisOverhead Crane

Overhead craneterdiri dari beberapa jenis, yaitu : 1) Semi gantry

2) Cantilever gantry crane

3) Polar gantry crane

commit to user b. KomponenOverhead Cranepada Umumnya

Pada setiap overhead crane memiliki komponen-komponen yang wajib diketahui. Komponen-komponen tersebut antara lain:

1) Bridge/beam/span(jembatan)

Suatu konstruksi yang menghubungkan sisi gedung yang satu dengan sisi gedung yang lainnya dimana perangkat pengangkatan ditempatkan.

2) Dolly/crab

Suatu konstruksi dimana peralatan pengangkat ditempatkan, yang dirakit menjadi satu kesatuan, yang biasa juga disebut dengantrolley.

3) Hock block

Beberapa puli yang dirangkai menjadi satu dengan besi plat dan dibawahnya digantungi pancing atau kait untuk menggantung barang. 4) Limit switch

Suatu saklar pembatas gerak yang dipasang pada setiap gerakan

crane(traveling, traversing, dan hoisting/lowering). 5) Safe working load

Suatu angka yang menunjukkan batas maksimum angkatan sebuahcranedalam keadaan aman.

6) Buffer/bumper stop

Sebuaah karet tebal yang dipasang di setipa ujung trolley atau

commit to user 7) Kompas pengarah

Penunjuk arah yang umumnya dipasang di bagian bawah trolley

untuk membantu operator dalam mengarahkancranenya. 8) Kawat arde

Sebuah kawat atau kabel yang berfungsi untuk menyalurkan listrik ke bumi jika terjadi kebocoran pada sistim listrikcrane.

9) Camber

Toleransi penambahan lengkung ke atas pada bagiangirder yang mengalami kelengkungan karena pembebanan dan berat komponen

craneitu sendiri. 10) Gantry crane

Sejenis overhead crane,dimana balok lintang (bridge) terpasang tetap pada satu kaki atau lebih.

11) Hot molten material handling crane

Overhead crane yang digunakan untuk mengangkat atau

menuang cairan panas. 12) Load rate

Maksimum beban diam secara tegak lurus yang dapat diangkat sesuai dengan rancang bngun daripadacrane.

13) Overload

commit to user

c. Peralatan pengaman (safety device)overhead crane

Safety device adalah suatu peralatan yang dapat bekerja secara otomatis dengan sistem elektrik, hidrolik, dan mekanis untuk menghentikan kerja alat yang beroperasi membahayakan keselamatan.

Dalam dokumen PENERAPAN PERATURAN KESELAMATAN KERJA PA (Halaman 14-48)

Dokumen terkait