• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini memuat Kajian Teori mengenai Jejaring Sosial, Komunikasi Antar Pribadi dan Remaja; Kajian Teori, dan Kerangka Berpikir.

A. Kajian Teori 1. Jejaring Sosial

a. Pengertian Jejaring Sosial

Istilah jejaring sosial pertama kali di perkenalkan oleh Professor J.A Barenes pada tahun 1954. Menurut Man B. L (2008) Jejaring sosial adalah media atau sarana untuk berbagi data dan informasi personal, situs jejaring sosial terbuka untuk semua orang dan ada pula yang dibatasi oleh umur tertentu.

Boyd & Ellison (2007) mendefinisikan jejaring sosial adalah pelayanan yang didasari oleh Web atau Internet, yang mengijinkan sseorang untuk melakukan berbagai hal, yaitu:

1) Mengkonstruksi profil pribadi yang dapat diakses oleh publik dalam sistem terbatas yang saling berhubungan

2) Membuat daftar pribadi orang lain yang dapat mengakses profil tersebut, sehingga dapat terkoneksi dan berbagi informasi

3) Menyambungkan profil dari daftar orang-orang yang terkoneksi oleh profil pribadi tersebut.

Melihat berbagai definisi pengertian jejaring sosial menurut beberapa ahli Peneliti dapat menyimpulkan, bahwa jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk oleh individu atau organisasi, yang memiliki kesamaan khusus seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan sebagainya.

Keberadaan situs jejaring sosial ini memudahkan seseorang untuk berinteraksi secara mudah dengan orang‐orang dari seluruh belahan dunia

dengan biaya yang lebih murah dibandingkan menggunakan telepon (Aleman & Wartman, 2009). Selain itu, adanya situs jejaring sosial, penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat, Namun kemunculan situs jejaring sosial ini menyebabkan interaksi interpersonal secara tatap muka (face to face) cenderung menurun. Hal ini disebabkan karena banyak orang yang lebih memilih menggunakan situs jejaring sosial karena lebih praktis dan biaya yang digunakan lebih murah. Seseorang yang memiliki akun jejaring sosial lebih dari 2, memiliki motif untuk dapat menjalin hubungan pertemanan dan komunikasi dengan orang lain sebanyak-banyaknya, dibandingkan dengan yang hanya memiliki 1 akun jejaring sosial (Yoseptian, Soewondo, & Zulkaida, 2011).

b. Sejarah jejaring sosial

Menurut sejarahnya yang didapatkan peneliti situs jejaring sosial yang pertama kali hadir di dunia adalah sixdegree.com pada tahun 1997. Situs ini belum banyak dikenal oleh masyarakat karena pada masa itu belum banyak

masayarakat yang memiliki koneksi internet dan Komputer. Semakin lama dunia menunjukan adanya perubahan dalam hal teknologi, semakin hari semakin banyak masyarakat memiliki jaringan internet dan Komputer. Hal itu yang membuat berkembangnya situs-situs jejaring sosial yang mulai ditawarkan oleh para produsen situ jejajaring sosial.

Jejaring sosial mulai dikenal oleh masyarakat sejak tahun 2003 karena kemunculnya live jurnal dan Friendster. Menurut Boyd & Ellison (2007). Jejaring sosial kemudian mulai banyak digunakan oleh masyarakat di dunia sejak kemunculan My Space, Facebook, dan twitter pada kurun waktu 2003 hingga 2006. Kemunculan situs jejaring sosial ini diawali dari adanya inisiatif untuk menghubungkan orang‐orang dari seluruh belahan dunia.

c. Dampak Positif dan Negatif Penggunaan jejaring Sosial 1) Dampak Positif

Kemajuan teknologi yang terjadi terutama dalam penggunan jejaring sosial, memunculkan dampak positif yang dapat diambil dalam penggunan jejaring sosial. Beberapa dampak postif penggunan jejaring sosial (Syarifudin, dkk, 2010) adalah sebagai berikut :

a) Remaja dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam

menggunakan teknologi yang sangat dibutuhkan dizaman digital seperti sekarang ini.

b) Jejaring sosial membantu remaja untuk dapat belajar dalam berosialisasi dan belajar mengenai keragaman hidup, melalui pertemuan dengan orang lain di dunia maya.

c) Membantu remaja memperluas jaringan pertemanan mereka dengan berbagai teman di seluruh belahan dunia.

d) Jejaring sosial juga mmberikan dampak positif terhadap pengetahuan anak. Pengetahuan anak semakin luas karena adanya pertukaran informasi dengan teman-temannya atau pengguna jejaring sosial saling berhubungan diseluruh belahan dunia.

e) Jejaring sosial juga memberikan kemudahan bagi remaja dalam menjalin hubungan persahabatan, dan hubungan dengan idolanya. 2) Dampak Negatif

Setiap hal memiliki kekurangan dan kelebihanya masing-masing. Oleh karena itu, munculnya jejaring sosial bukanya hanya memberikan sisi positif saja, melainkan sisi negatif juga muncul dalam penggunan jejaring sosial. Sisi negatif penggunaan jejaring sosial untuk remaja (Syarifudin, dkk, 2010) Yaitu:

a) Perubahan pola belajar dan kegiatan remaja karena kecanduan dalam menggunakan jejaring sosial. perubahan yang terjadi dapat berakibat remaja menjadi malas dalam melakukan proses belajar dan kegiatan di dunia nyata.

b) Penggunaan jejaring sosial juga berpengaruh terhadap komunikasi remaja di dunia nyata, kurangnya komunikasi remaja di dunia nyata menyebabkan remaja kurang mempelajari komunikasi non verbal mereka.

c) Adanya acaman kejahatan yang dilakukan oleh orang yang tidak dikenal dalam penggunan jejaring sosial.

d) Remaja kesulitan membedakan bahasa komunikasi di dunia nyata dan dunia maya, karena komunikasi di dunia maya tidak ada ejaan bahasa yang formal.

e) Penggunan jejaring sosial membuat remaja kurang memiliki waktu kebersamaan dengan teman sebaya di dalam kehidupan nyata, karena adanya kebiasaan berkomunikasi dalam jejaring sosial

f) Dampak negatif secara psikis atau psikologis yang banyak terjadi adalah dengan munculnya gejala-gejala penarikan diri seperti perasaan stress, kecemasan, gelisah, mudah tersinggung, bergetar, menggigil, gerakan mengetik tanpa sadar, obsesif, hingga berkhayal atau memikirkan mengenai kegiatan di jejaring sosial. Gejala-gejala ini dapat mempengaruhi hubungan interaksi dan komunikasi sosial seseorang.

d. Intensitas Penggunan Jejajring Sosial

Menurut Horrigan (Surya, 2002) terdapat dua hal mendasar yang harus diamati untuk mengetahui intensitas penggunaan Situs Jejaring

Sosial seseorang, yakni frekuensi Situs Jejaring Sosial yang sering digunakan dan lama menggunakan tiap kali mengakses Situs Jejaring Sosial yang dilakukan oleh pengguna Situs Jejaring Sosial.

The Graphic Visualization & Usability Center, the Georgia Institute of Technology (Surya, 2002) menggolongkan pengguna Situs

Jejaring Sosial menjadi tiga kategori dengan berdasarkan intensitas Situs Jejaring Sosial yang digunakan:

1) Heavy users (lebih dari 40 jam per bulan).

2) Medium users (antara 10 sampai 40 jam per bulan) 3) Light users (kurang dari 10 jam per bulan)

e. Aktivitas-aktivitas dalam Jejaring Sosial

Horrigan (Surya, 2002) menggolongkan aktivitas- aktivitas Situs Jejaring Sosial yang dilakukan para pengguna Situs Jejaring Sosial menjadi empat kelompok kepentingan penggunaan Situs Jejaring Sosial, yaitu:

1) Berkrim pesan

2) Aktivitas kesenangan (Fun activities) yaitu aktivitas yang sifatnya untuk kesenangan atau hiburan. Contohnya: berbagi atau melihat video dan foto, bermain game online dalam akun jejaring sosial, dan lain-lain.

3) Kepentingan informasi (Information utility) yaitu aktivitas untuk mencari informasi, seperti: informasi produk, informasi travel, cuaca, informasi keuangan, informasi pekerjaan, atau informasi tentang politik.

4) Transaksi (Transaction), yaitu aktivitas transaksi (jual beli) melalui Situs Jejaring Sosial, seperti: membeli sesuatu, memesan tiket perjalanan f. Ciri-ciri orang yang mengalami kecanduan Jejaring sosial

Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia kecanduan adalah

keterjangseseorangn kegemaran terhadap sesuatu hal, sehingga membuat lupa akan hal-hal lainya. Setelah melihat pengertian kecanduan, selanjutnya dapat dilihat bagaimana ciri-ciri jika seseorang atau remaja sudah kecanduan jejaring sosia (Jerald J, 2008) Yaitu:

1) Penggunaan situs jejaring sosial yang berlebihan, sehingga lupa waktu karena ingin menghabiskan lebih banyak waktu untuk aktif dijejaring sosia

2) Mengalami dampak negatif psikologis dan psikis jika tidak dapat mengakses jaringan sosial internet.

Penggunaan jejaring sosial secara berlebihan dapat menyebabkan adiksi bagi penggunanya (Kuss & Griffiths, 2011). Berbagai macam fitur yang terdapat pada situs jejaring sosial dapat menjadi salah satu penyebab adiksi situs jejaring sosial, terutama meningkatnya eaktu penggunaan situs jejaring sosial pada remaja.

2. Komunikasi Antar Pribadi

a. Pengertian keterampilan komunikasi antar pribadi

Komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya adalah dengan, atau bersama dengan, dan kata unus, sebuah

kata bilangan yang berarti satu. Berdasarkan kata Cum dan Unus sehingga membentuk sebuah kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut communion, yang mempunyai makna kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Kata communio kemudian diubah menjadi kata kerja yaitu communion, lalu dikembangkan kembali menjadi kata communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, berhubungan, atau berteman (Hardjana, 2003).

Komunikasi antar pribadi (Wiryanto, 2004) adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi atau kerumunan orang. Sedangkan, menurut Joseph, A De vito (De vito, 2011) komunikasi antar pribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang, yang memberi beberapa efek atau umpan balik seketika. Bedasarkan kedua pengertian komunikasi antar pribadi di atas dapat peneliti simpulkan bahwa, Komunikasi antar pribadi adalah salah satu kegiatan berkomunikasi dua orang yang saling bertukar pesan dan memberikan umpan balik secara langsung dan memberikan efek atau pengaruh satu sama lain dan dilakukan secara formal maupun non formal.

b. Peran Komunikasi Antar Pribadi

Johnson (Supratikya, 1998) menunjukkan beberapa peranan yang disumbangkan oleh komunikasi antar pribadi dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia, yaitu:

1) Komunikasi antarpribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial seseorang. Perkembangan seseorang sejak masa bayi sampai masa dewasa mengikuti pola semakin meluasnya ketergantungan seseorang dengan orang lain. Ketergantungan itu diawali dengan ketergantungan sseorang dengan ibunya pada masa bayi, lingkaran ketergantungan itu menjadi semakin luas dengan bertambahnya usia seseorang. Bersamaan proses itu, perkembangan intelektual dan sosial seseorang sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi seseorang dengan orang lain. Saling berbagi informasi dalam komunikasi antar pribadi membuat sesorang semakin bertembah pengetahuan yang dimiliki, pengetahuan yang dimiliki melalui informasi yang diberikan oleh lawan bicara.

2) Identitas atau jati diri seseorang terbentuk dalam komunikasi dengan orang lain. Selama berkomunikasi dengan orang lain, secara sadar maupun tidak sadar seseorang mengamati, memperhatikan dan mencatat dalam hati semua tanggapan yang diberikan oleh orang lain terhadap diri sendiri. Seseorang menjadi tahu bagaimana pandangan orang lain itu tentang dirinya sendiri. Berkat pertolongan komunikasi dengan orang

lain seseorang dapat menemukan diri, yaitu mengetahui siapa diri seseorang sebenarnya.

3) Memahami realitas di sekeliling seseorang serta menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang orang miliki tentang dunia di seseseorangrnya, seseorang perlu membandingkannya dengan kesan- kesan, pengertian orang lain dan realitas yang sama. Tentu saja pembandingan sosial semacam itu hanya dapat seseorang lakukan lewat komunikasi dengan orang lain.

4) Kesehatan mental seseorang sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan seseorang dengan orang lain, terlebih orang - orang yang merupakan tokoh-tokoh signifikan (significant figures) dalam hidup sseorang. Bila hubungan seseorang dengan orang

lain diliputi berbagai masalah, maka tentu seseorang akan menderita, merasa sedih, cemas, dan frustrasi. Bila kemudian seseorang menarik diri dan menghindar dari orang lain, maka rasa sepi dan terasing yang mungkin seseorang alami pun tentu akan menimbulkan penderitaan, bukan hanya penderitaan emosional atau batin, bahkan mungkin juga penderitaan fisik.

c. Karakteristik Komunikasi Antar Pribadi

Menurut Richard L. Weaver (Budayatna dan Ganiem, 2011) karakteristik dari komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut:

Menurut Richard L. Weaver (Budayatna dan Ganiem, 2011), komunikasi antar pribadi melibatkan tidak lebih dari 2 individu. Budayatna dan Ganiem mendefinisikan komunikasi antar pribadi menurut jumlah orang yang terlibat, harus diingat bahwa komunikasi antar pribadi sebetulnya terjadi antar dua orang yang merupakan bagian dari kelompok yang lebih besar (Budayatna dan Ganiem, 2011) . Apabila dua orang dalam kelompok yang lebih besar itu sepakat mengenai hal tertentu atau sesuatu, maka kedua orang itu nyata-nyata terlibat dalam komunikasi antar pribadi. Dari pembahasan di atas dapat dilihat bahwa komunikasi antar pribadi harus melibatkan tidak lebih dari dua orang yang memiliki kesepakatan terhadap sesuatu hal.

2) Adanya umpan balik

Umpan balik dalam komunikasi antar pribadi sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas komunikasi, umpan balik yang positif diberikan oleh komunikan terhadap lawan biacaranya akan membuat lawan bicara menjadi aktif berpartisipasi dalam berkomunikasi. Umpan balik harus dilakukan secara langsunng atau segera, karena umpan balik sangat diperlukan dalam komunikasi antar pribadi.

3) Tidak harus tatap muka

Maksudnya disini komunikasi antar pribadi tidak harus tatap muka adalah apabila dalam komunikasi sudah terbentuk adanya saling pengertian antar pribadi. Tetapi menurut Weaver (Budayatna dan

Ganiem, 2011) komunikasi antar pribadi yang ideal adalah apabila kedua pribadi saling bertemu atau bertatap muka. Adanya kontak langsung antar pribadi dapat membantu dalam memberikan sebuah umpan balik, adanya tatapan mata, pelukan dan anggukan kepala dapat membuat keadaan menjadi positif dan terbentuknya dukungan secara non verbal.

4) Tidak harus bertujuan

Komunikasi antar pribadi dapat terjadi secara tidak sengaja, karena terkadang apa yang secara tidak sengaja dilakukan oleh lawan bicara dapat menyampaikan pesan-pesan tertentu. Penyampaian pesan dapat terjadi secara tidak sengaja melalui non verbal seseorang. Contohnya adalah saat seseorang sedang berbohong dapat dilihat melalui matanya yang tidak fokus.

5) Menghasilkan beberapa pengaruh

Komunikasi antar pribadi harus dapat menghasilkan sebuah pengaruh bagi orang lain atau lawan bicaranya, sehingga dapat menimbulkan umpan bailk secara langsung ditanggapi. Misalnya adalah saat anda mengkomunikasikan pesan kepada lawan bicara anda agar tidak menggunakan handphone saat berbicara dengan anda, maka dengan otomatis lawan bicara anda akan menghentikan menggunakan handphonenya.

6) Tidak harus melibatkan atau menggunakan kata-kata

Komunikasi antar pribadi dapat dilakukan tanpa mengunakan kata-kata melainkan menggunkan komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal memiliki makna yang lebih mendalam dan mengena, karena dilakukan langsung tertuju terhadap lawan bicara.

7) Dipengaruhi oleh konteks

Menurut Verderber (Budayatna dan Ganiem, 2011) konteks merupakan tempat dimana pertemuan komunikasi terjadi termasuk apa yang mendahului dan mengikuti apa yang dikatakan. Konteks dalam komunikasi antar pribadi meliputi:

a) Jasmaniah

Konteks jasmaniah dapat meliputi lokasi, kondisi lingkungan, dan lain-lain. Masing-masing faktor ini dapat mempengaruhi isi komunikasi atau pembicaran yang dilakukan.

b) Sosial

Konteks sosial terjadi karena adanya sebuah bentuk hubungan yang sudah terjadi sebelumnya antara komunikan dengan lawan bicara. konteks sosial dapat mempengaruhi isi pesan yang disampikan antara komunikan. Konteks sosial meliputi anggota keluarga, teman, mitra kerja, dan lain-lain.

c) Historis

sebelumnya telah terjadi antara komunikan, dan hanya dapat diketahui oleh kedua komunikan.

d) Psikologis

Konteks psikologi dapat terjadi karena adanya pengasuh psikologis seseorang seperti suasan hati. Konteks psikologi dapat mempengaruhi seseorang dalam menyampaikan pesan yang ingin disampaikan atau menanggapi pesan yang ingin disampikan.

e) Keadaan Kultural

Menurut Samovar dan Porter dalam Budayatna dan Ganiem (2011) konteks cultural meliputi keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, sikap-sikap, makna, hieraki sosial, agama, pemikiran mengenai waktu dan peran dari pertisipan. Konteks cultural ini dapat membuat kesalah pahaman jika kedua komunikan berasal dari kultur yang berbeda.

f) Dipengaruhi oleh kegaduhan

Kegaduhan adalah setiap rangsangan atau stimulus yang mengganggu dalam proses pembuatan pesan. Terdapat 3 macam kegaduhan dalam komunikasi antar pribadi yaitu; kegaduhan eksternal, kegaduhan internal, kegaduhan sematik

d. Aspek– aspek Komunikasi Antar Pribadi

Aspek-aspek yang perlu dipahami dalam membangun keterampilan komunikasi antar pribadi yang efektif (De Vito, 2011) adalah sebagai berikut:

1) Keterbukan

Keterbukaan membantu individu untuk dapat melakukan proses komunikasi antar pribadi menjadi lebih efektif. Keterbukan menuntut seseorang untuk mau mengungkapkan dan menanggapi pesan komunikan dengan senang hati. Terdapat tiga aspek dalam keterbukan yang dapat meningkatkan kualitas komunikasi antar pribadi yaitu:

a) Komunikator atau seseorang harus dapat terbuka dan lengkap dalam menyampaikan pesan yang ingin di sampaikan.

b) Komunikator atau seseorang dapat jujur mengungkapkan apa yang dirasakan atau pandangnya terhadap pesan yang di sampaikan oleh lawan bicara atau pesan yang diungkapkanya sendiri.

c) Komunikator bertanggung jawab terhadap perasaan dan pikiran yang dimilikinya. Bertangung jawab adalah mengakui pikiran dan perasaan yang dilontarkan memang milik anda sendiri

2) Empati

Empati adalah kemampuan seseorang untuk merasakan dan mengetahui apa yang dirasakan orang lain pada saat tertentu. Untuk dapat bersikap empati dalam komunikasi anatar pribadi terdapat tiga aspek yaitu:

a) Mendengarkan dengan baik setiap pendapat yang disampaikan orang lain, karena dengan hal itu orang lain merasa bahwa seseorang memahami cara berpikirnya.

b) Merasakan apa yang dirasakan orang lain menurut sudut pandang lawan bicara dan bukan pada pandangan seseorang sendiri.

3) Sikap suportif

Komunikasi antar pribadi dapat berjalan efektif jika kedua belah pihak yang berkomunikasi saling menghargai dan mendukung satu dengan yang lain. Dukungan dapat diberikan secara emosional dengan memberikan motivasi terutama saat lawan bicara sedang mengalami masalah. Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensive (Rakhmat, 2008). Tiga aspek yang mendukung sikap suportif adalah: a) Spontanitas dalam melakukan komunikasi antar pribadi, bukan

melakukan komunikasi karena terdapat motif tertentu dibalik komunikasi itu. seseorang yang spontan dalam komunikasinya akan terus terang serta terbuka dalam mengutarakan pikiranya biasanya breaksi dengan cara yang sama dan terbuka

b) Bersikap profesional terhadap pemikiran dan pandangan yang berbeda terhadap pesan yang disampaikan lawan biacara.

c) Tidak mengeluarkan komunikasi yang evaluative terhadap psan yang disampaikan lawan bicara. Menurut Toni (De Vito, 2011) Sikap deskriptif dapat dilakukan dengan 3 hal yaitu; menjelaskan apa yang terjadi, menjelasakan perasaan yang dimiliki, menjelaskan keterkaitan atau hubunganya dengan lawan bicara

4) Sikap positif

Sikap positif seseorang terhadap dirinya sendiri maupun lawan bicara dapat mmbantu lawan bicara aktif berpartisipasi, dan komunikasi antar pribadi dapat berjalan kondusif dan efektif. Tedapat 2 aspek dalam sikap positif yaitu ;

a) Menunjukan sikap positif yang dimiliki yaitu dengan sikap positif terhadap diri sendiri, sehingga dapat memiliki sikap positif terhadap lawan bicara.

b) perasaan postif dalam komnikasi juga sangat penting untuk keberhasilan komunikasi antar pribadi.

5) Kesetaran

Kesetaran adalah sikap memperlakukan secara horizontal dan demokratis, tidak menujukan diri sendiri lebih tinggi atau lebih baik dari orang lain karena status sosial, fisik dan intelektual yang dimiliki dalam Rahmat (2005). Komunikasi antar pribadi yang efektif dimana seseorang sama-sama mengakui bahwa dirinya adalah seorang pribadi yang berharga.

e. Faktor yang mempengaruhi Komunikasi Antar Pribadi

Proses komunikasi antar pribadi dapat berjalan dengan efektif tidak lepas dari beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi antar pribadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi antar pribadi menurut Rakhmat (Rakhmat, 2004) adalah:

1) Persepsi Interpersonal

Persepi interpersonal adalah persepsi yang menggunakan dan mengutamakan manusia sebagai objek persepsi. Kecermatan dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi, seorang yang salah memberi makna terhadap pesan akan mengakibat kegagalan komunikasi. Komunikasi Interpersonal lebih baik bila seseorang mengetahui bahwa persepsinya bersifat subyektif dan cendenrung keliru, sehingga tidak salah dalam memberik makna pada isi pesan yang disampaikan.

Bebarapa faktor mempengaruhi munculnya persepsi interpersonal meliputi beberapa faktor, yaitu; a) Kebutuhan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan; b) Kesiapan mental seseorang dalam menerima respon yang disampikan lawan bicara; c) Suasana emosional yang baik dapat membentuk komunikasi harmonis; d) Latar belakang budaya seseorang berpengaruh terhadap bagaimana seseorang berprilaku dan beiteraksi dalam berkomunikasi.

2) Konsep Diri

Konsep diri adalah pandangan dan perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri positif yang dimiliki oleh seseorang, ditandai dengan lima hal, yaitu; a) Yakin akan kemampuan mengatasi masalah; b) Merasa setara dengan orang lain; c) Menerima pujian tanpa rasa malu; d) Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan

dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat; e) Mampu memperbaiki dirinya sendiri.

3) Atraksi Interpersonal

Atraksi interpersonal adalah kecenderungan seseorang menyukai orang lain, dengan sikap positif dan daya tarik yang dimiliki seseorang. Atraksi interpersonal dalam komunikasi antar pribadi dapat berpengaruh terhadap penafsiran dan penilaian seseorang terhadap pesan yang dikirimkan lawan bicara. Ataraksi Interpersonal dipengaruhi oleh 2 hal, yaitu:

a) Faktor Personal (1) Konsep diri

Konsep diri sangat penting peranannya dalam komunikasi interpersonal karena dengan seseorang mengerti dirinya sendiri akan lebih mudah untuk seseorang mengerti dan menjalin hubungan komunikasi dengan orang lain. Konsep diri yang dimiliki oleh seseorang berpengaruh terhadap tingkah lakunya yang seseuai dengan konsep diri yang dimiliki (Rakhmat, 2008). (2) Harga Diri

Harga diri seseorang bila di rendahkan maka akan berpengaruh terhadap semakin rendahnya keinginaan seseorang untuk bergabung dengan orang lain atau berkomunikasi dengan orang lain.

(3) Kesamaan karakteristik personal

Seseorang yang memiliki kesaaman dalam nilai-nilai, sikap, keyakinaan, tingkat sosio-ekonomis, agama, ideologis, cenderung saling menyukai (Rakhmat, 2008). Seseorang yang memiliki kesamaan dalam berbagai hal akan lebih mudah berkomunikasi antar pribadi karena berpengaruh terhadap pesan-pesan yang disampaikan, sehingga dalam memberi umpan balik dapat secara langsung dan segera.

(4) Tekanan emosional

Ketika seseorang memiliki tekanan emosional yang sangat tinggi maka akan timbul kecenderungan seseorang untuk mmbutuhkan orang lain. Tekanan emosional dipengaruhi oleh faktor eksternal seseorang yang kemudian mempengaruhi internal seseorang seperti pikiran dan perasaannya, Karena itu kehadiran seseorang dan adanya komunikasi antar pribadi dapat membantu dalam mengatasi tekanan yang hadir.

(5) Pembukaan diri

Dengan adanya keterbukaan dalam diri seseorang membuat terbentuknya situasi yang nyaman dalam berkomunikasi dengan orang lain. Pembukaan diri dapat meningkatkan kualitas komunikasi seseorang dengan orang lain.

(6) Kepercayaan

Kepercayaan dapat terjadi dalam bentuk mempercayai

Dokumen terkait