• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

2.3 Landasan Teori

2.3.1 Teori Dampak Pariwisata

Teori dampak pariwisata adalah teori yang menyatakan tentang pengaruh atau akibat dari adanya perkembangan pariwisata. Suatu wilayah yang memiliki destinasi pariwisata tentu akan mempunyai beberapa dampak salah satunya adalah dampak dalam aspek ekonomi. Foster (2000) menyatakan bahwa keuntungan pariwisata secara ekonomi paling nyata terlihat dalam masalah ketenagakerjaan. Pariwisata menyediakan pekerjaan bagi karyawan hotel, pengemudi taksi, pemandu wisata, pekerja konstruksi, karyawan restoran dan pekerja lainnya.

Foster juga lebih lanjut mengungkapkan bahwa di samping masalah ketenagakerjaan, pariwisata juga menghasilkan pendapatan yang menguntungkan penduduk lokal dengan meningkatkan aktivitas perekonomian. Mill (2000) juga mengungkapkan hal yang senada, bahwa pariwisata dapat memberikan keuntungan bagi wisatawan maupun komunitas tuan rumah serta dapat meningkatkan taraf hidup melalui keuntungan secara ekonomi. Memadukan teori dari pakar tersebut, dapat dikatakan bahwa perkembangan pariwisata membawa dampak terhadap aspek

ekonomi masyarakat. Teori Dampak Pariwisata dalam penelitian ini digunakan sebagai landasan dalam menganalisis permasalahan mengenai dampak perkembangan pariwisata terhadap aspek ekonomi masyarakat lokal di Desa Sanur.

2.3.2 Teori Sistem

Teori sistem dari Sztompka (2010) mengemukakan bahwa perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial, lebih tepatnya terdapat perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan. Selanjutnya, Sztompka juga membedakan perubahan sosial menjadi beberapa jenis tergantung dari sudut pengamatan meliputi sudut aspek, fragmen atau dimensi sistem sosialnya. Hal ini disebabkan oleh keadaan sistem sosial itu tidak sederhana, tidak hanya berdimensi tunggal, tetapi muncul sebagai kombinasi atau gabungan hasil keadaan berbagai komponen sebagai berikut :

a) Unsur – unsur pokok. Misalnya jumlah dan jenis individu serta tindakan mereka.

b) Hubungan antar unsur. Misalnya ikatan sosial, loyalitas, ketergantungan, hubungan antar individu dan integrasi.

c) Berfungsinya unsur – unsur di dalam sistem. Misalnya peran pekerjaan yang dimainkan oleh individu atau diperlukannya tindakan tertentu untuk menyelesaikan ketertiban sosial.

d) Pemeliharaan batas. Misalnya kriteria untuk menetukan siapa saja yang termasuk anggota sistem, syarat penerimaan individu dalam kelompok, prinsip rekrutmen dalam organisasi dan sebagainya.

e) Subsistem. Misalnya jumlah dan jenis seksi, segmen, atau divisi khusus yang dapat dibedakan.

f) Lingkungan. Misalnya keadaan alam atau lokasi geopolitik.

Terciptanya keseimbangan atau kegoncangan, konsensus atau pertikaian, harmoni atau perselisihan, kerja sama atau konflik, damai atau perang, kemakmuran atau krisis dan sebagainya berasal dari sifat saling mempengaruhi dari keseluruhan ciri – ciri sistem sosial yang kompleks. Jika dipisahkan menjadi komponen dan dimensi utamanya, teori sistem secara tak langsung menyatakan kemungkinan perubahan berikut :

a) Perubahan komposisi (misalnya migrasi dari satu kelompok ke kelompok lain, menjadi anggota satu kelompok tertentu, bubarnya suatu kelompok, demobilisasi gerakan sosial)

b) Perubahan struktur (misalnya terciptanya ketimpangan, kristalisasi kekuasaan, munculnya ikatan persahabatan, terbentuknya kerjasama atau hubungan kompetitif)

c) Perubahan fungsi (misalnya spesialisasi dan diferensiasi pekerjaan, hancurnya peran ekonomi keluarga, diterimanya peran yang di indoktrinasikan oleh sekolah atau universitas)

d) Perubahan batas (misalnya penggabungan beberapa kelompok atau satu kelompok oleh kelompok lain, mengendurnya kriteria keanggotaan kelompok dan demokratisasi keanggotaan)

e) Perubahan hubungan antarsubsistem (misalnya penguasaan rezim politik atas organisasi ekonomi, pengendalian keluarga dan keseluruhan kehidupan pribadi oleh pemerintah toaliter)

f) Perubahan lingkungan (misalnya kerusakan ekologi, gempa bumi, munculnya wabah atau virus HIV, lenyapnya sistem bipolar internasional) Dalam penelitian ini peran Teori Sistem adalah untuk mendukung Teori Dampak Pariwisata dalam menjawab permasalahan mengenai dampak pariwisata terhadap aspek ekonomi masyarakat lokal di Desa Sanur. Teori Sistem lebih melihat perbedaan yang terjadi di waktu yang berbeda dalam jangka waktu penelitian.

2.3.3 Teori Pariwisata Berkelanjutan

Pariwisata berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya pariwisata secara efisien dengan memperhitungkan kebutuhan sekarang dan kebutuhan di masa yang akan datang. Yoeti (2008) mengemukakan sedikitnya ada empat prinsip yang perlu dipegang agar mencapai sasaran, yaitu : pertama, semua yang terlibat dalam perencanaan dan pengembangan pariwisata, harus menjaga keseimbangan ekologi dan terjadinya kerusakan lingkungan harus dihindari; kedua, pengembangan pariwisata sebagai suatu industri harus selalu dapat mempertahankan nilai – nilai sosial yang hidup dalam masyarakat dengan jalan meningkatkan kewaspadaan terhadap tingkah laku orang asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa;

Ketiga, pengembangan pariwisata sebagai suatu industri hendaknya dapat melibatkan rakyat banyak, khususnya penduduk lokal mendapat kesempatan ikut berpartisipasi dan tidak hanya jadi penonton di kampungnya sendiri; keempat,

pengembangan pariwisata sebagai suatu industri hendaknya dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan kesempatan berusaha, kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, penerimaan pajak, pendapatan nasional, dan sekaligus dapat memperkuat neraca pembayaran Negara.

Secara lebih lanjut Yoeti menguraikan tentang pariwisata berkelanjutan yang juga bisa digambarkan sebagai pertemuan antara kebutuhan wisatawan dan daerah tujuan wisata dalam usaha menyelamatkan dan memberi peluang untuk lebih menarik lagi di waktu yang akan datang. Hal ini merupakan suatu pertimbangan agar semua sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan untuk tujuan ekonomi, sosial, keindahan dan memelihara integritas keanekaragaman budaya. Untuk mencapai semua itu, harus ada perubahan sikap dan kemauan keras agar apa yang ada sekarang tidak habis tanpa memperhatikan pariwisata yang akan datang.

Dalam penelitian ini Teori Pariwisata Berkelanjutan digunakan untuk melihat jika semakin banyak masyarakat lokal yang mendapatkan keuntungan secara ekonomi, maka perkembangan pariwisata di Desa Sanur mendukung pembangunan pariwisata berkelanjutan. Sebaliknya, jika semakin sedikit masyarakat lokal yang mendapatkan keuntungan secara ekonomi, maka perkembangan pariwisata di Desa Sanur tidak mendukung pembangunan pariwisata berkelanjutan.

Dokumen terkait