• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TELAAH PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Landasan Teori

11... Landasan Teori

a. Definisi Tenaga Kerja

Tenaga kerja berasal dari dua suku kata yakni tenaga dan kerja. Tenaga berarti potensi atau kapasitas untuk menimbulkan gerak atau perpindahan tempat pada suatu masa. Sedangkan kerja diartikan sebagai banyaknya tenaga yang harus dikeluarkan dalam kurun waktu tertentu untuk dapat menghasilkan sesuatu. Dengan demikian tenaga kerja dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengeluarkan usaha pada tiap satuan waktu guna menghasilkan sesuatu baik berupa barang atau jasa, yang digunakan baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain (Handono, 2004: 24)

Menurut Sumarsono (2003: 6) tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia sanggup bekerja, dimana tenaga kerja ini meliputi semua orang yang bekerja baik untuk diri sendiri ataupun untuk anggota keluarganya yang tidak menerima imbalan dalam bentuk upah atau semua orang yang sesungguhnya bersedia dan mampu untuk bekerja, dalam arti mereka yang sesungguhnya bersedia dan mampu untuk

43 adanya kesempatan kerja.

Sedangkan Dumairy dalam Dewantara (2004: 8) menyatakan bahwa yang termasuk dalam tenaga kerja adalah semua penduduk yang mempunyai umur didalam batas usia kerja. Setiap negara menentukan batas usia yang berbeda tergantung dari situasi tenaga kerja di negara tersebut. Pada Sensus Penduduk (SP) tahun 1971, 1980 dan 1990, Indonesia menggunakan patokan seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas. Namun sejak SP 2000, yang termasuk tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih, hal ini sesuai dengan ketentuan internasional. Penghitungan jumlah tenaga kerja dapat dilakukan dengan menjumlahkan seluruh penduduk usia kerja, 15 tahun keatas, dalam suatu negara. Sedangkan persentase tenaga kerja dalam satu negara dapat dihitung dengan membandingkan antara total penduduk dalam usia kerja dengan total keseluruhan penduduk.

b. Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

Tenaga Kerja Indonesia atau disebut dengan TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Sedangkan Calon Tenaga Kerja Indonesia atau disebut dengan calon TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagai pencari kerja yang akan bekerja di luar

44 bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan (UU No.39 tahun 2004).

Jadi dapat dikatakan bahwa TKI dan/atau calon TKI adalah warga negara Indonesia (WNI) baik laki-laki maupun perempuan yang telah dan/atau akan bekerja di luar negeri dengan jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja melalui prosedur penempatan TKI.

Seperti yang telah ditulis pada bagian sebelumnya bahwa tenaga kerja asal Indonesia masuk ke negara lain tidak hanya dengan cara legal namun juga melalui cara ilegal. Ada empat kategori yang menyebabkan tenaga kerja dikatakan ilegal, yaitu (Depnakertrans, 2002: 49):

a) TKI berangkat bekerja ke luar negeri tidak melengkapi diri dengan paspor, visa kerja, dan dokumen lainnya;

b) TKI berangkat ke luar negeri dengan menggunakan paspor dan visa kunjungan (tidak untuk bekerja);

c) TKI berangkat bekerja ke luar negeri dengan dokumen lengkap namun setelah masa berlakunya paspor dan visa kerja habis tidak diperpanjang lagi; dan

d) TKI yang bekerja ke luar negeri berpindah kepada pengguna jasa yang lain sehingga dokumen yang ada tidak sesuai lagi.

Kassim (1987:3) mendeskripsikan hal hal yang hampir serupa, mengkategorikan pekerja migran ilegal ini ke dalam tiga kategori, yaitu:

45 tanpa dilengkapi dengan dokumen-dokumen yang resmi. Jenis pekerja migran ilegal ini biasanya menggunakan jaringan perekrutan secara informal, berdasarkan hubungan saudara, pertemanan, atau cara-cara lain yang dianggap cepat , murah dan tidak memerlukan bayak dokumen.

b) Mereka yang menyalahi batas izin tinggal, biasanya yang menggunakan visa kunjungan wisata, namun tetap tinggal di negara yang bersangkutan saat visa mereka habis masa berlakunya. c) Mereka yang menyalahgunakan kontrak,yaitu para pekerja migran yang direkrut secara legal dari negara asalnya, tetapi meninggalkan majikan asalnya, dan mencari pekerjaan di tempat lain.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Piyasiri (1995: 4) yang menyatakan bahwa seorang tenaga kerja dikatakan sebagai pekerja migran ilegal apabila mereka berada dalam kondisi, yaitu:

a) Masuk ke negara tujuan secara tidak resmi;

b) Masuk ke negara tujuan secara resmi, tetapi menyalahi batas waktu tinggal (overstayed);

c) Memanipulasi izin masuk resmi, misalnya menggunakan visa turis untuk bekerja; dan

d) Meninggalkan majikan lama yang mengurus visa dan izin perekrutan dan bekerja di majikan yang baru.

46 gambar 2.1 berikut ini:

17 Proses Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri

18 Menurut PER.19/MEN/V/2006 calon TKI yang akan bekerja ke luar negeri harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a) Berusia sekurang-kurangnya 18 (delapan belas) tahun kecuali bagi TKI yang akan dipekerjakan pada pengguna perseorangan sekurang-kurangnya harus berusia 21 (dua puluh satu) tahun, yang dibuktikan dengan kartu tanda penduduk (KTP) dan akte kelahiran atau surat kenal lahir dari instasi yang berwenang;

b) Sehat jasmani dan rohani serta bagi TKI wanita tidak dalam keadaan hamil, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter pada rumah sakit;

c) Berpendidikan sekurang-kurangnya lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau yang sederajat dan memiliki keterampilan kerja;

d) Calon TKI terdaftar di Dinas Tenaga Kerja yang ada di daerah tempat tinggalnya; dan

e) Memiliki dokumen yang lengkap.

Sedangkan dokumen-dokumen yang harus dimiliki oleh para calon TKI antara lain (UU No.39 Tahun 2004 Pasal 51):

a) Kartu tanda penduduk (KTP), ijazah pendidikan terakhir, akte kelahiran atau surat kenal lahir;

b) Surat keterangan status perkawinan, bagi yang sudah menikah melampirkan copy buku nikah;

19 d) Sertifikat kompetensi kerja;

e) Surat keterangan sehat berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan dan psikologi;

f) Paspor yang diterbitkan oleh Kantor Imigrasi setempat; g) Visa kerja;

h) Perjanjian penempatan TKI; i) Perjanjian kerja;

j) Kartu peserta asuransi; dan

k) KTKLN/ Rekomendasi Bebas Fiskal.

Setiap calon TKI atau TKI mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk (UU No.39 Tahun 2004 Pasal 8):

a) Bekerja di luar negeri;

b) Memperoleh informasi yang benar mengenai pasar kerja luar negeri dan prosedur penempatan TKI di luar negeri;

c) Memperoleh pelayanan dan perlakuan yang sama dalam penempatan di luar negeri;

d) Memperoleh kebebasan menganut agama dan keyakinannya serta kesempatan untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan yang dianutnya;

e) Memperoleh upah sesuai dengan standard upah yang berlaku di negara tujuan;

20 f) Memperoleh hak, kesempatan, dan perlakukan yang sama yang diperoleh tenaga kerja asing lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan di negara tujuan;

g) Memperoleh jaminan perlindungan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan atas tindakan yang dapat merendahkan harkat dan martabatnya serta pelanggaran atas hak-hak yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan selama penempatan di luar negeri;

h) Memperoleh jaminan perlindungan keselamatan dan keamanan kepulangan TKI ke tempat asal; dan

i) Memperoleh naskah perjanjian yang asli.

Sedangkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh calon TKI atau TKI antara lain (UU No.39 Tahun 2004 Pasal 9):

a) Menaati peraturan perundang-undangan baik di dalam negeri maupun di negara tujuan;

b) Menaati dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kerja;

c) Membayar biaya pelayanan penempatan TKI di luar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

d) Memberitahukan atau melaporkan kedatangan, keberadaan dan kepulangan TKI kepada perwakilan RI di negara tujuan.

21

Dokumen terkait