• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.11. Landasan Teori

Pendapat Grindle (dalam Samudra, 1994) bahwa implementasi kebijakan pada dasarnya ditentukan oleh isi kebijakan dan konteks kebijakan. Isi kebijakan

menunjukkan kedudukan pembuat kebijakan sehingga posisi kedudukan ini akan memengaruhi proses implementasi kebijakan, konteks kebijakan ini meliputi kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor-aktor yang terlibat.

Pencapaian keberhasilan suatu program kebijakan sangat tergantung dari para aktor yang mempunyai peranan di dalam kebijakan. Oleh karena ini dalam menentukan keberhasilan suatu program maka model kesesuaian D.C.Korten merupakan bentuk yang ideal untuk mencapai keberhasilan suatu program kebijakan. Keberhasilan suatu program juga akan terjadi jika terdapat kesesuaian antara hasil program dengan kebutuhan sasaran, syarat tugas pekerjaan program dengan kemampuan organisasi pelaksana dengan sarana pengungkapan kebutuhan sasaran. Keterkaitan antara elemen-elemen dalam pelembagaan dapat digambarkan sebagai berikut:

Program outputs Task Requirements

Beneficiary need

Expression Decision Making

Gambar 2.2. Implementasi Kebijakan Program Model D.C.Korten Sumber : Samudra,1994

Program

Menurut George C.Edwards III ( dalam Winarno, 2002) terdapat faktor-faktor yang memengaruhi implementasi kebijakan yaitu komunikasi, sumber-sumber (sumber daya), kecenderungan/sikap dan struktur birokrasi. Selanjutnya implementasi kebijaksanaan adalah tahap pembuatan kebijaksanaan antara pembentukan kebijaksanaan dan konsekuensi bagi masyarakat yang dipengaruhinya. Jika suatu kebijaksanaan tidak tepat atau tidak dapat mengurangi permasalahan yang timbul meskipun telah diimplementasikan, akan mengalami kegagalan.

Interaksi keterpengaruhan dapat digambarkan berikut ini :

Gambar 2.3 Model Implementasi menurut G.C.Edward III

Mengacu pada berbagai pendapat para ahli yang telah disampaikan diatas maka peneliti akan mengadopsi pendapat dari George C.Edwards III.

Komunikasi

Sumber daya

Struktur Birokrasi

Disposisi

Oleh karena peneliti mencoba mengadopsi pendapat George C.Edwards III, maka diperlukan sedikit penjelasan tentang 4 (empat) faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi kebijakan.

1. Komunikasi

Menurut Harold Koontz dalam Akhmad Zaeni (2006) yang dimaksud dengan komunikasi adalah penyampaian informasi dari pengirim kepada penerima dan informasi itu dimengerti oleh yang belakangan, selanjutnya menurut Stephen P.

Robbins komunikasi adalah penyampaian dan pemahaman suatu maksud, kemudian

Yudith R. Gordon dkk mengartikan komunikasi sebagai pemindahan informasi,

gagasan, pengertian, atau perasaan antar orang. Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi atau penyampaian warta dari komunikator kepada komunikan.

Unsur-unsur komunikasi administrasi menurut Harold Koontz adalah pengirim warta, pengiriman warta, penerima warta, perubahan sebagai akibat komunikasi, faktor-faktor situasi dan organisasi dalam komunikasi; sedangkan menurut Stephen P Robbins komunikasi administrasi adalah pembuatan sandi, warta saluran, penafsiran sandi, penerima umpan balik, dan apabila disimpulkan dari beberapa pendapat di atas unsur-unsur komunikasi adalah adanya sumber warta saluran, penerima, hasil umpan balik, dan lingkungan.

Faktor-faktor yang memengaruhi komunikasi yang efektif menurut Moekijat adalah (a) kemampuan orang untuk menyampaikan informasi; (b) pemilihan dengan seksama apa yang ingin disampaikan oleh komunikator; (c) saluran komunikasi yang

jelas dan langsung; (d) media yang memadai untuk menyampaikan pesan; (e) penentuan waktu dan penggunaan media yang tepat; (f) tempat-tempat penyebaran

yang memadai apa bila diperlukan untuk memudahkan penyampaian pesan yang asli, tidak dikurangi, tidak diubah, dan dalam arah yang tepat.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan apabila memilih komunikasi menurut

Deyer adalah (a) kecepatan, (b) kecermatan, (c)keamanan, (d) kerahasiaan, (e)

catatan, (f) kesan, (g) biaya, (h) senang memakainya, (i) penyusunan tenaga kerja, (j) Jarak. Dilihat dari jenis komunikasi ada 4 (empat), yaitu : (1) komunikasi dari atas ke atas, (2) Komunikasi dari bawah ke atas, (3) komunikasi horizontal, (4) komunikasi diagonal.Melihat berbagai pendapat para ahli di atas, komunikasi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan efektivitas implementasi kebijakan serta merupakan sarana untuk menyebarluaskan informasi, baik komunikasi dari atas ke bawah, dari bawah ke atas, maupun secara horizontal, yang hal ini merupakan modal yang sangat menentukan berhasil tidaknya implementasi kebijakan Jampersal.

2. Sumber Daya

Menurut Flippo dalam Akhmad Zaeni (2006) manajemen sumber daya adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, memelihara dan pelepasan SDM (sumber daya manusia) agar tercapai tujuanorganisasi dan masyarakat. Kemudian menurut Hani Handokodalam Akhmad Zaeni,manajemen sumberdaya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun tujuan

organisasi. Manajemen sumberdaya menurut Henry Simamora adalah pendayagunaan, pengembangan penilaian, pemberian balas jasa,dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok pekerja.Manajemen sumber daya yang efektif mengharuskan manajemen menemukan cara terbaik dalam mengkaryakan orang-orang agar mencapai tujuan perusahaan dan meningkatkan kinerja organisasi. Lebih lanjut dijelaskan ada 4 (empat) tipe sumber daya yaitu: (1) finansial,(2) fisik, (3) manusia, (4) kemampuan tekhnologi dan system.Ketersediaan dan kelayakan sumberdaya dalam implementasi kebijakan memegang peranan penting, karena implementasi kebijakan tidak akan efektif bilamana sumber-sumber yang dibutuhkan tidak cukup memadai. Sumber-sumber yang dimaksud menurut George C. Edwards III adalah : (a) staf yang relatif cukup jumlahnya dan mempunyai keahlian dan ketrampilan untuk melaksanakan kebijakan, (b)informasi yang memadai atau relevan untuk keperluan implementasi dan(c) adanya dukungan dari lingkungan untuk mensukseskan implementasidan (d) adanya wewenang yang dimiliki implementator untuk melaksanakan kebijakan, (e) fasilitas-fasilitas lain.

3. Disposisi

Disposisi sebagaimana dijelaskan oleh Subarsono AGdalam Akhmad Zaeni (2006) diartikan sebagai watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementator, seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratik. Apabila implementator memiliki disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementator memiliki sikap atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi

juga menjadi tidak efektif. Disposisi implementator ini mencakup tiga hal penting, yang meliputi :(1) Respons implementator terhadap kebijakan, yang akan mempengaruhi kemauannya untuk melaksanakan kebijakan; (2) kognisi,yakni pemahaman para implementator terhadap kebijakan yang dilaksanakan; (3) intensitas disposisi implementator, yakni freferensi nilai yang dimiliki oleh implementator (Subarsono,2005)

4. Struktur Birokrasi

Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlahorang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hirarki otoritas dan tanggung jawab. Organisasi karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung pada komunikasi anggotanya untuk mengkoordinasikan aktiffitas dalamorganisasi itu. Selanjutnya Kochler dalam Akhmad Zaeni mengatakan bahwa organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok untuk mencapai tujuantertentu, sedangkan pendapat Wright dalam Akhmad Zaeni mengatakan bahwa organisasi adalah suatu bentuk system terbuka dariaktifitas yang dikoordinasikan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Kendatipun kedua pendapat mengenai organisasi tersebut kelihatan berbeda-beda perumusannya, akan tetapi ada 3 (tiga)hal yang sama-sama dikemukakan, yaitu : (1) organisasi merupakan suatu sistem; (2) mengkoordinasikan aktivitas, dan (3) mencapai tujuan bersama. Suatu struktur birokrasi menetapkan bagaimana tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal, dan menurut

Stephen P. Robbins struktur birokrasi meliputi : (1)spesialisasi kerja, (2) departementasi, (3) rantai komando, (4) rentang kendali, (5) sentralisasi dan desentralisasi, (6) farmalisme.

Adanya pengaruh struktur birokrasi terhadap implementasi kebijakan dinyatakan oleh Sofyan Effendi (2000), menyebutkan tiga hal yang mempengaruhi kinerja kebijakan, yaitu : (1) kebijakan itu sendiri, (2) organisasi, (3) lingkungan implementasi. Struktur birokrasi dapat dinilai sebagai faktor penting dalam berhasil tidaknya implementasi suatu kebijakan. Dua hal yang tak kalah pentingnya dari organisasi yang dipilih dan struktur birokrasi serta bagaimana saling berhubungan antar organisasi-organisasi implementator berlangsung, serta lingkungan organisasi yang meliputi; kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan politik di sekitar organisasi.

Dokumen terkait