• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Akuntansi

Akuntansi telah banyak didefinisikan oleh beberapa ahli dan beberapa lembaga terkait, menurut Yadiati (2007 : 1) definisi tersebut antara lain :

1. Accounting Principle Board (APB) dalam statement No. 4 disebut :

Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa (service activity) fungsinya adalah untuk memberikan informasi kualitatif, terutama yang bersifat finansial, tentang entitas-entitas ekonomi yang dianggap berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, dalam penentuan pilihan logis diantara tindakan alternatif.

2. American Institude Of certified Public Accountats (AICPA) dalam Accountants terminology Bulletin No.1 tahun 1953, menyatakan :

Akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokkan, dan pengikhtisaran dengan cara yang berarti atas semua transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan, serta penafsiran hasil-hasilnya.

3. Paul Grady dalam ARS No. 7 AISPA, 1965, mendefinisikan :

Akuntansi merupakan suatu Body Of Knowledge serta fungsi organisasi secara sistematik, orisinil dan autentik, mencatat, mengklasifikasikan, memproses, mengikhtisarkan, menganalisis, menginterprestasikan seluruh transaksi dan kejadian serta karakter keuangan yang terjadi dalam operasi entitas akuntansi dalam rangka menyediakan informasi yang berarti dibutuhkan oleh manajemen sebagai laporan dan pertanggungjawaban atas kepercayaan yang diterima.

4. Kieso and Weygandt, menyatakan :

Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat dan mengomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa definisi yang pertama akuntansi sebagai alat untuk penyediaan informasi. Definisi kedua sebagai seni untuk mencatat, mengelompokkan, dan mengikhtisarkan, sampai pada seni menafsirkan hasil dari transaksi keuangan. Yang ketiga sebagai body of knowledge. Yang keempat sebagai sebuah sistem yang mengolah input berupa kejadian-kejadian ekonomi dari kesatuan usaha.

2.2.2. Sistem Informasi Akuntansi a. Pengertian Sistem

Menurut Widjajanto (1989 : 1) sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Sedangkan menurut Mulyadi (2001 : 2) Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan dengan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya dengan maksud untukmencapai tujuan.

b. Pengertian Informasi

Informasi pada dasarnya tidak sama dengan data. Menurut Cushing (1989 : 11), data dapat terdiri dari sekumpulan karakter yang diterima sebagai input terhadap suatu sistem informasi disimpan serta diolah. Informasi diartikan sebagai output pengelolaan data yang terorganisir dan berguna bagi orang yang menerimanya. Sedangkan menurut Wilkinson (1993 : 3), data adalah fakta, angka, bahkan symbol mentah. Secara bersama-sama mereka merupakan masukan bagi suatu sistem informasi. Sebaliknya, terdiri dari data yang telah ditransformasikan adalah pengetahuan yang berarti dan berguna untuk mencapai sasaran.

Jadi informasi merupakan kumpulan dari data yang telah diolah sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Biasanya, data belum dapat digunakan sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen. Sehingga agar dapat berguna bagi pemakainya data harus diproses sehingga dapat menghasilkan output yang berupa informasi. c. Sifat – sifat Informasi

Menurut Wilkinson (1993 : 121) sifat-sifat informasi yang penting meliputi hal-hal berikut :

1. Relevansi

Hubungan antara informasi dan situasi keputusan, serta dengan sasaran perusahaan.

2. Kuantifiabilitas

Sejauhmana informasi dapat dikuantifikasikan (dinyatakan dalam bentuk numerik)

3. Akurasi

Keandalan dan kepresisian informasi 4. Kepadatan

Sejauh mana informasi diringkas atau dipadatkan. 5. Ketepatan waktu

Keyakinan informasi

d. Akuntansi Sebagai Sistem Informasi

Sebagai sistem informasi, akuntansi diperlukan oleh berbagai pihak, baik dalam kalangan intern maupun dari luar organisasi yang menyelenggarakan akuntansi tersebut.

Secara garis besar (Weygandt, et al., 2007 : 6) pihak-pihak tersebut adalah : 1. Pengguna internal, yaitu manajer yang merencanakan,

mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis. 2. Pengguna eksternal, yaitu :

a) Investor, menggunakan informasi akuntansi guna membuat keputusan untuk membeli, menahan, atau menjual sahamnya. b) Kreditor, seperti pemasok dan banker menggunakan informasi

akuntansiguna mengevaluasi risiko pemberian kredit atau pinjaman.

c) Badan Perpajakan, Amerika seperti Internal Revenue Service (IRS), ingin mengetahui apakah perusahaan telah mematuhi Undang-undang perpajakan.

d) Pelanggan, akan tertarik dengan apakah sebuah perusahaan tetap harus menghargai jaminan dan dukungan produk atas lini-lini produknya.

e) Serikat pekerja, ingin mengetahui apakah pemilik dapat membayar kenaikan upah dan tunjangan.

f) Perencanaan ekonomi, menggunakan informasi akuntansi untuk meramalkan aktivitas perekonomian.

2.2.3. Pengertian Industri Kecil

Sadli (1979) dalam Widyanto (2009), menyatakan industri merupakan kumpulan dari perusahaaan yang memproduksi barang, sedangkan Winardi berpendapat (1980) Industri sebagai usaha produktif terutama dalam bidang produksi atau perusahaan-perusahaan, misalnya transportasi dan perhubungan yang menggunakan modal tenaga kerja dalam jumlah yang besar.

Anonim (1984) dalam Wibowo (2005), yang dimaksud industri adalah sebagai suatu usaha dalam proses produksi yang didalamnya ada proses bentuk dan barang, dalam proses produksi ini faktor alam dan juga misi dari teknologi yang dipergunakan mengarah pada misi pemerataan dan penerapan teknologi madya atau sederhana serta bersifat padat karya.

Sesuai dengan pasal 1 dan ayat 5 Undang-undang Tentang usaha Kecil, kini dirumuskan dan kriteria usaha kecil menjadi agak jelas sesuai dengan isi pasal 1 ayat 1 UU.No.1/1995 disebutkan : usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau penjualan tahunan serta kepemilikkan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. (Marbun, 1996 : 2)

Dinas perindustrian dan perdagangan (DESPERINDAG) mengelompokkan perusahaan industri sesuai dengan ciri khusus yang dimilikinya, yang dapat ditinjau dari besarnya investasi, teknologi yang digunakan, dan besarnya jumlah tenaga kerja. Adapun pengelompokkannya terdiri dari :

Industri besar adalah perusahaan industri yang dapat diklasifikasikan sebagai perusahaan besar apabila investasi/ modal untuk mesin-mesin dan peralatan adalah Rp 500 juta keatas, sedangkan tenaga kerja yang digunakan adalah 100 orang atau lebih dan pemiliknya adalah warga Negara Indonesia.

2. Industri Menengah

Industri menengah adalah perusahaan industri yang diklasifikasikan sebagai perusahaan sedang atau menengah apabila memenuhi syarat sebagai berikut: investasi/ modal untuk peralatan dan mesin-mesin nilainya berkisar antara Rp 200 juta sampai Rp 500 juta. Sedangkan tenaga kerja yang digunakan berkisar antara 20 orang sampai 99 orang dan pemiliknya adalah Warga Indonesia.

3. Industri kecil

Industri kecil adalah perusahaan industri yang dapat diklasifikasikan ke dalam perusahaan kecil jika nilai investasi/ modal untuk membeli peralatan dan mesin-mesin berkisar antara Rp 50 juta sampai Rp 200 juta dan pemilik usaha adalah warga Negara Indonesia, sedangkan jumlah tenaga kerja yang dipakai berkisar antara 5 orang sampai 19 orang.

4. Industri/ Kerajinan Rumah Tangga

Industri kecil adalah perusahaan industri yang dapat diklasifikasikan ke dalam Kerajinan Rumah Tangga jika nilai investasi/ modal yang digunakan untuk peralatan dan mesin-mesin sama dengan jumlah atau nilai yang digunakan industri kecil atau bahkan tidak menggunakan modal

sama sekali dan pemilik usaha biasanya adalah kepala keluarga (Bapak atau Ibu), sedangkan jumlah tenaga kerja yang dipakai berkisar antara satu orang sampai lima orang dan pada umumnya adalah anggota keluarga. Seorang pengusaha dalam melaksanakan kegiatannya haruslah memiliki semangat kewirausahaan yang berkaitan dengan mental manusia yaitu optimis, percaya diri, determinan, dan fleksibel. Menurut Kao (2001 : 30) menyatakan individu yang dapat mengkombinasikan resiko inovasi keahlian dan seni sehingga menciptakan bentuk organisasi baru, sebagai tim dalam menciptakan produk dan jasa baru, metode produksi baru, pasar-pasar baru, bahan baku baru ataupun bisnis baru sehingga ia merupakan orang bertanggung jawab terhadap perubahan dan inovasi bagi perusahaannya.

Semangat wirausaha yang harus dimiliki adalah dapat mnyesuaikan perusahaan terhadap situasi yang terus berubah-ubah karena berorientasi ke depan, bermotivasi tinggi, percaya diri, dan dapat fleksibel tehadap situasi dan kondisi, serta mempunyai perencanaan dalam menjalankan usaha.

2.2.4. Perlakuan Akuntansi Untuk Perusahaan Industri kecil

Perlakuan Akuntansi untuk perusahaan industri kecil sebenarnya tidak berbeda dengan perlakuan akuntansi untuk jenis perusahaan lainnya, dimana perlakuannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Perlakuan yang disebutkan adalah penyajian yang sesuai dengan PSAK yang berlaku, dimana menurut PSAK dalam penyajiannya setiap pelaporan keuangannya harus memenuhi komponen-komponen sebagai berikut (PSAK 2007 : 3 ), yaitu :

1. Neraca

Dalam neraca ini perusahaan menyajikan aktiva lancar tersisa dari aktiva tidak lancar dan kewajiban jangka pendek, terpisah dan kewajiban jangka panjang, kecuali untuk industri tertentu yang diatur dalam SAK khusus. Aktiva lancar disajikan menurut ukuran likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya.

Perusahaan harus mengungkapkan informasi mengenai jumlah setiap aktiva yang akan diterima dan kewajiban yang akan dibayarkan dan sesudah dua belas bulan dari tanggal neraca.

2. Laporan Laba rugi

adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu usaha periode tertentu. Tujuan utama perusahaan, adalah mendapatkan laba. Laporan laba/rugi disusun dengan maksud untuk menggambarkan operasi perusahaan dalam suatu perioade waktu tertentu.

Laporan Laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.

Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut : a. Pendapatan

b. Laba rugi usaha c. Beban pinjaman

d. Bagian dari Laba/rugi perusahaan afiliasi dan assosiasi yang diberlakukan menggunakan metode ekuitas

e. Beban pajak

f. Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan g. Pos luar biasa

h. Hak minoritas

i. Laba atau rugi untuk periode berjalan

Pos, judul dan sub-jumlah lainnya disajikan laporan laba rugi apabila diwajibkan oleh pernyataan akuntansi keuangan atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan kinerja perusahaan secara wajar

3. Laporan perubahan ekuitas

Adalah Laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai perubahan modal perusahaan akibat operasi perusahaan pada satu periode tertentu. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan :

a. Laba rugi bersih periode yang bersangkutan

b. Setiap pos pendapatan dan beban, keuangan/ kerugian beserta jumlahnya berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas

c. Pengaruh Kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagai mana diatur dalam pernyataan Standar Akuntansi Keunagan terkait.

d. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik. e. Saldo akumulasi laba/rugi pada awal dan akhir periode serta

perubahannya, dan

f. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapakna secara terpisah setiap perubahan.

4. Laporan Arus Kas

Laporan Arus kas disusun berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam pernyataan standar akuntansi keuangan terkait. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumah pemakaian dalam pengambilan keputusan

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat di dalam catatan atas laporan keuangan.

catatan atas laporan keuangan mengungkapkan :

a. Informasi tentang dasar penyususnan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.

b. Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan standar akuntansi keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.

c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

perusahaan dapat pula menyajikan pelaporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement) khususnya bagi industri dimana factor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memeganhg peranan penting (PSAK 2007 : 1.2), sedangkan untuk industri yang berjenis kecil apabila belum ada pengaturan di dalam PSAK, maka manajemen menggunakan pertimbangannya untuk menetapkan kebijakan akuntansi yang memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan, dalam melakukan pertimbangan tersebut manajemen memperhatikan :

a. Persyaratan dan pedoman Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang mengatur hal-hal yang mirip dengan masalah terkait.

b. Definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran aktiva, kewajiban, penghasilan dan beban yang ditetapkan dalam Kerangka dasar Penyusunan dan penyajian laporan Keuangan dan

c. Pernyataan yang dibuat oleh badan pembuat oleh badan pembuat standar lain dan praktek industri yang lazim sepanjang konsisten dengan huruf a dan b paragraf ini.

Manajemen juga harus menetapkan kebijakkan untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi sebagai berikut :

a. Relevan terhadap kebutuhan pengguna laporan untuk mengambil keputusan; dan

b. Dapat diandalkan, dengan pengertian :

‐ Mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan perusahaan

‐ Menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi dan tidak semata-mata bentuk hukumnya.

‐ Netral, yaitu bebas dari keberpihakkan. ‐ Mencerminkan kehati-hatian; dan ‐ Mencakup semua hal yang material.

Untuk pelaporan laba-rugi pada perusahaan kecil, rincian yang pertama disajikan dengan metode beban. Beban disajikan dalam laporan laba rugi sesuai dengan sifatnya (contoh : penyusutan, pembelian bahan baku, beban transportasi, gaji, upah, dan beban iklan) dan tidak dialokasikan menurut berbagai fungsi dalam perusahaan. Metode ini sederhana dan cocok diterapkan pada perusahaan kecil sebab tidak perlu dialokasikan menurut berbagai fungsi dalam perusahaan.

Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), 2008, Panduan Audit Entitas Bisnis Kecil. Pemisah tugas yang terbatas harus dilakukan khususnya dalam lingkungan pemakai komputer, dikarenakan mereka dapat melakukan satu atau lebih fungsi akuntansi seperti :

a. Membuat dan mengotorisasi dokumen sumber b. Memasukkan data ke dalam sistem

c. Menjalankan komputer

d. Mengubah program dan data file

e. Menjalankan / mendistribusikan keluaran; dan atau f. Mengubah sistem operasi

Hal-hal yang disebutkan diatas adalah bukti bahwa pemisah tugas harus dilakukan walau terbatas, sehingga dapat menurunkan resiko pengendalian.

Kriteria kualitatif dalam laporan keuangan entitas bisnis kecil menurut Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI), 2008, sebagai berikut : a. Konsentrasi dari pemilik dan/ atau manajemen senior

b. Sumber Sumber pendapatan (source of revenue) dan sumber pendanaan (source of financing) yang terbatas.

c. Pencatatan yang tidak terlalu kompleks / rumit

d. Pengendalian tingkat entitas yang tidak terlalu kompleks / rumit.

BAB III  METODE PENELITIAN   

Dokumen terkait