USULAN PENELITIAN
PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN PADA INDUSTRI KECIL RUMAHAN
(Studi kasus pada pengusaha laundry pakaian “De Clean Priority” di Surabaya)
Assalamu’alaikum Wr Wb
Alhamdulillahi Robbil Alamin, dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul :
“PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN PADA INDUSTRI KECIL
RUMAHAN (Studi Kasus pada Pengusaha Laundry Kiloan “De Clean Priority” di
Surabaya)”.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan
dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala rasa hormat dan
ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP , selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, Msi, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
memberikan saran, bimbingan, dan dukungan kepada peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
6. Andika Bintang, selaku pendamping UKM usaha Laundry kiloan, seorang
Mahasiswa angkatan tahun 2009 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
7. Kepada Ibu Ery dan Ibu Wiji, selaku pemilik dan pengelola usaha laundry kiloan
“De Clean Priority” yang menjadi objek penelitian ini, karena atas bantuannya
mereka peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Kedua orang tuaku Bapak Soekamto dan Ibu Sri Astutik, terima kasih atas segala
kasih sayang, doa, dan nasihat serta dukungan moril dan materiil yang telah
diberikan dengan tulus dan ikhlas selama hingga terselesaikan nya skripsi ini.
9. Saudaraku Deny, Deddy, dan keluarga baruku Nur Azizah dan Wina yang telah
memberikan dorongan dan doa kepada penulis.
10. Sahabatku Ratna, Kartika, Fanty, Lukman, Vievy, Gandi, Redy, serta teman –
teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
kebersamaan kita selama ini di bangku kuliah dan kerja, serta semua pihak yang
telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa apa yang telah disajukan masih banyak kekurangan,
skripsi ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Surabaya, Juni 2011
Penulis
KATA PENGANTAR ………. i
DAFTAR ISI ………. iv
DAFTAR TABEL ………. vii
DAFTAR GAMBAR ……… viii
DAFTAR LAMPIRAN ……… ix
ABSTRAKSI ……… x
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah………... 1
1.2. Fokus Penelitian ……… ……... 7
1.3. Perumusan Masalah………..… 8
1.4. Tujuan Penelitian………... 8
1.4. Manfaat Penelitian……….... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu……….. 10
2.2. Landasan Teori……… 12
2.2.1. Pengertian Akuntansi ……… 12
2.2.2. Proses Akuntansi ……….... 14
2.2.3. Sistem Informasi Akuntansi ……...………... 14
2.2.4. Pengertian Industri Kecil ………... 17
3.1. Jenis Penelitian ………..….. 27
3.2. Alasan Ketertarikan Peneliti ……….... 31
3.3. Informan ……… 33
3.4. Lokus Penelitian ………. 33
3.5. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ………... 34
3.6. Teknik Analisis ……… 36
3.7. Pengujian Kredibilitas Data ……… 38
BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 4.1. Pendahuluan ……… 40
4.2. Sejarah Laundry kiloan ……… 41
4.3. Perkembangan usaha laundry kiloan ……… 42
4.4. Permasalahan yang terjadi pada usaha laundry kiloan ………. 43
4.5. Pencatatan Keuangan Usaha ………. 45
4.6. Penentuan tarif laundry kiloan yang ditawarkan ………... 47
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Pemahaman Pengusaha Laundry kiloan mengenai Pencatatan Keuangan usaha ……… 50
5.2. Bentuk atau Model Pencatatan Keuangan ……….. 52
5.3. Pencatatan Keuangan Sebagai Bentuk Fungsi Kontrol Keuangan Perusahaan ………. 53
5.6. Jenis Transaksi di laundry kiloan ……… 57
5.7. Pemeriksaan terhadap transaksi ………... 58
5.8. Promosi yang digunakan untuk menarik pelanggan ………. 59
5.9. Keterbatasan Penelitian ………..……….. 61
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ………. 62
6.2. Saran ……… 64
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Tabel 1.1 : Main Research Question ……… 9
Gambar 2.1. : Hubungan Data dan Informasi ……… 14
Lampiran 1 Mini Research
Lampiran 2 Surat Pernyataan
Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian dari Universitas
(Studi Kasus pada Pengusaha Laundry Kiloan “De Clean Priority” di Surabaya)
MERYSSA JULITA SARI
Abstraksi
Usaha laundry kiloan semakin tahun semakin banyak diminati sebagai pilihan usaha yang menguntungkan kondisi ini terlihat dari perkembangan semakin maraknya penggunaan jasa laundry kiloan, untuk memudahkan dalam menyelesaikan tugas rumahan yaitu salah satunya dengan menyerahkan cucian ke jasa laundry adalah adanya kecenderungan gaya hidup praktis. Saat ini banyak sekali usaha laundry kiloan yang bangkrut. Hal ini disebabkan banyaknya persaingan yang terjadi dalam usaha tersebut serta pelayanan dan sistem pengelolaan keuangan yang kurang baik. Berdasarkan fenomena di lapangan menunjukkan bahwa pelaku pengusaha jasa laundry kiloan belum memahami tentang pencatatan akuntansi yang baik dan benar, mereka menganggap pencatatan tersebut terlalu rumit untuk dilaksanakan dan hanya melakukan pencatatan yang sangat sederhana dan melakukan perhitungan secara kasar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pencatatan keuangan pada industri kecil rumahan dan untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman pengusaha laundry kiloan terhadap akuntansi. Metode yang digunakan adalah metode Kualitatif untuk menggali dan menjelaskan penerapan pencatatan keuangan pada industri kecil rumahan.
Berdasarkan observasi bahwa ditemukan adalah pengusaha dapat melakukan pencatatan keuangan tersebut sesuai dengan pengetahuannya dan pemahamannya sendiri. Pengusaha membuat catatan laporan keuangan usahanya tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, hal tersebut dilakukan karena mereka berfikir bagaimana usaha mereka bertahan dan untuk berkembang serta menambah pendapatan mereka.
AT HOM E INDUSTRY
(Study at Entrepreneur Laundry Kiloan “De Clean Priority” in Surabaya)
M eryssa Julita Sari
Abstract
The Objective of this research was to meansure managements performance by applying Financial Report at home industry. business laundry kiloan increased every years and in demand more as a lucrative business option. This condition is seen in the development of a growing number of entrepreneurs laundry. for ease in completing the task of housing one hand washing the laundry, the tendency of practical lifestyle. Now, Entrepreneurs who bankrupt, this is caused the number of competitors in the laundry business, as well as service and financial systems are badless management. Based on the phenomenon in the field indicates that entrepreneurs laundry are less understand about financial accounting better and good. Entrepreneurs do this bussiness laundry just simple recording and do a rough calculation.
This study aims to determine the application of financial records in home industry, and to determine the extent of employers understanding of accounting laundry. Method used is qualitative methods to explore and explain the application of financial records in home industry.
Based on observations found employers can make the financial in accordance with their own knowledge and understanding. Entrepreneurs make their business records of financial statements in accordance needs and capabilities its done because they think how their efforts to survive and to thrive and increase their incomes.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perekonomian 2010 akan sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan politik.
Pemberlakuan ACFTA menjadi ancaman yang sangat serius bagi perilaku usaha dan
akan berpengaruh kepada seberapa besar prospek dari setiap peluang usaha yang akan
menjadi primadona di masa yang akan datang. Dengan melihat kondisi ini maka akan
banyak bermunculan peluang usaha baru yang akan menandai kebangkitan pasar lokal,
dengan syarat kreatif memanfaatkan kesempatan yang ada.
Peranan Industri Kecil dan Rumah Tangga (IKRT) mempunyai peranan yang
cukup penting bagi Indonesia. Pemerintah juga tidak menyampingkan peran IKRT sebagai
salah satu penggerak kegiatan ekonomi di Indonesia. Sebaliknya, pemerintah harus turut
berperan serta dalam memberdayakan IKRT diantaranya dengan menciptakan
kebijaksanaan yang berpihak pada IKRT. Usaha pemerintah dalam memberdayakan IKRT
sebagai salah satu pondasi perekonomian Indonesia sudah sepantasnya tidak hanya
dikonsentrasikan di pulau Jawa, tetapi selayaknya juga menumbuhkembangkan IKRT di
luar jawa. Hal ini sangatlah penting dalam rangka mengurangi tingkat ketimpangan
ekonomi antar propinsi. Beberapa penelitian tentang ketimpangan ekonomi daerah di
Indonesia menunjukkan adanya tendensi peningkatan disparitas yang terus menerus sejak
awal dekade 1970-an sampai 1997 (Syafrizal dalam Kuncoro dan Supomo, 2003).
Serta harapan untuk diterima di dunia kerja tentunya tidaklah keliru, namun tidak
dengan lulusan lembaga pendidikan baik dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi.
Oleh sebab itu semua pihak harus berpikir dan mewujudkan karya nyata dalam mengatasi
kesenjangan antara lapangan kerja dengan lulusan institusi pendidikan.
Kesenjangan ini merupakan penyebab utama peningkatan angka pengangguran.
Sedangkan pengangguran adalah salah satu permasalahan pembangunan yang sangat
kritis khususnya di Negara Indonesia termasuk di daerah – daerah pelosok nusantara.
Salah satunya adalah dengan mengembangkan keterampilan menjadi usaha mandiri yang
akan mendatangkan berkah bagi orang lain yang direkrut sebagai karyawan ataupun
buruh pada usaha yang dirintisnya.
Pemerintah juga menyelenggarakan kegiatan untuk melatih kewirausahaan
masyarakat. PKMP mandiri adalah salah satu contoh sebagai sarana untuk melatih warga
Indonesia agar dapat menciptakan lapangan kerja sendiri dengan cara diberi modal
pinjaman agar dapat mempunyai usaha sendiri sehingga secara tidak langsung mendidik
masyarakat untuk menjadi wirausahawan. Menjadi wirausahawan sangatlah diperlukan,
tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi juga untuk mengabdi kepada bangsa
dan Negara dengan menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Indonesia merupakan Negara berkembang, meskipun demikian, tidak menutup
kemungkinan masuknya berbagai teknologi, seperti kemudahan dalam menyelesaikan
tugas rumahan sehari-hari yang dahulu merupakan tanggung jawab tiap individu dalam
menyelesaikan rutinitas sehari-hari, kini rutinitas tersebut bergeser saat ini pada trend
menggunakan jasa laundry juga sudah menjadi gaya hidup masyarakat. Hal ini dipicu
adanya alasan Selain karena perubahan gaya hidup juga karena tuntutan kesibukan yang
sampai ibu rumah tangga, yang merasa tidak memiliki waktu untuk mencuci pakaian, dan
energi mereka sudah digunakan untuk aktifitas mereka yang padat, sehingga lebih
memilih menyerahkannya pada usaha laundry pakaian.
Semakin maraknya penggunaan jasa laundry, untuk memudahkan dalam
menyelesaikan tugas rumahan yaitu salah satunya dengan menyerahkan cucian ke jasa
laundry adalah adanya kecenderungan gaya hidup praktis.
Jasa laundry pakaian merupakan salah satu contoh industri kecil rumah tangga
yang jenis usahanya adalah menawarkan jasa cuci pakaian saja, setrika pakaian saja, cuci
kering saja, sampai cuci kering setrika sebagai gaya hidup praktis, dan tarif yang di
tawarkan sangat bervariatif sesuai dengan permintaan pelanggan.Yang sering disebut
dengan Laundry kiloan, mengapa dinamakan laundry kiloan karena perhitungan tarifnya
dihitung sesuai dengan jumlah berat pakaian yang akan di cuci. Rata-rata minimal 1-2
kilo per cuci.
Dalam perkembangannya bisnis ini telah menjadi tren di kalangan pebisnis.
Persaingan untuk bisnis ini pun sudah terbilang cukup tinggi. Tak lagi hanya sebagai
pengelola, bahkan saat ini tak jarang bisnis ini ditekuni oleh para karyawan yang merasa
yakin dengan target pasar yang dicari. Mereka mengandalkan promosi dari mulut ke
mulut di daerah sekitar, dan adapula yang lebih kreatif dengan menyebarkan brosur.
Banyak yang menyebut, laundry kiloan ini tumbuh pertama kali di kota
Yogyakarta. Bahkan, disana terbentuk asosiasi khusus yang bernama Asosiasi Laundry
Kilo-an Jogja (Alkijo), yang dibentuk Aditya J. Trituranta bersama 30 teman pebisnis
laundry kiloan lain di Jogja. Bisnis ini kemudian ikut menjamur di kota-kota lain yang
Melihat kondisi saat ini, perkembangan usaha UKM sangat berkembang pesat.
dengan adanya perluasan laundry pakaian yang bermunculan dimana-mana, maka hal ini
menunjukkan bahwa kebutuhan manusia akan jasa laundry pakaian karena bisa
membantu meringankan pekerjaan harian menjadi lebih praktis.
Laundry pakaian merupakan peluang bisnis yang menjanjikan karena hanya
dengan modal mesin cuci, sabun, dan pewangi, cukup mudah. dan hasil yang dihasilkan
sangatlah lumayan. Faktor – faktor yang menjadi alasan mengapa banyak sebagian dari
kita beralih menyerahkan tugas rumahan pada jasa laundry, sebagian besar karena lebih
praktis dengan harga yang terjangkau. Tidak sedikit yang memanfaatkan jasa tersebut,
yang biasa memakai jasa ini mulai dari mahasiswa, karyawan, sampai ibu rumah tangga
dengan berbagai permintaan masing – masing,
Saat ini banyak sekali usaha laundry pakaian yang bangkrut. Hal ini disebabkan
banyaknya persaingan yang terjadi dalam usaha tersebut serta pelayanan dan sistem
pengelolaan keuangan yang kurang baik.
Berdasarkan fenomena di lapangan menunjukkan bahwa pelaku pengusaha
laundry pakaian belum memahami tentang pencatatan akuntansi yang baik dan benar,
mereka menganggap pencatatan tersebut terlalu rumit untuk dilaksanakan dan hanya
melakukan pencatatan yang sangat sederhana dan melakukan perhitungan secara kasar.
Adanya pencampuran antara pencatatan keuangan usaha laundry pakaian dengan usaha
lainnya. Pelaku Usaha Kecil dan menengah (UKM) identik dengan masih kurangnya
kesadaran untuk menjalankan pembukuan dengan baik dalam dunia bisnis. Dengan
kurangnya pengetahuan dalam pembukuan, otomatis menghambat mereka menjalankan
Sementara minimnya pengetahuan pebisnis UKM dalam pembukuan juga
seringkali tidak disertai dengan pemenuhan sumber daya untuk menjalankan kegiatan
akuntansi bisnis. Kesadaran akan pentingnya pembukuan justru sering timbul ketika
mereka harus berhadapan denga institusi atau pihak lain yang mensyaratkan adanya
laporan keuangan atau istilah modernnya akuntansi, untuk kegiatan tertentu. Misalnya,
untuk kepentingan meminjam modal ke bank. Salah seorang manajer klinik usaha kecil
dan koperasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), (Idrus, 2000 dalam Pinasti 2007),
menyatakan bahwa para pengusaha kecil tidak memiliki pengetahuan akuntansi, dan
banyak diantara mereka yang belum memahami pentingnya pencatatan dan pembukuan
bagi kelangsungan usaha.
Pengusaha kecil memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu penting untuk
diterapkan. Dalam menjalankan aktivitas usaha seringkali orang merasa kesulitan dalam
melakukan pencatatan terhadap apa yang terjadi di perusahaan. Kesulitan itu menyangkut
aktivitas dan penilaian atas hasil yang dicapai oleh setiap usaha. Apalagi kalau harus
dilakukan pengukuran dan penilaian atas aktivitas yang terjadi dalam kegiatan usaha.
Pencatatan dilakukan hanya dengan melihat berapa uang yang masuk diselisihkan
dengan uang yang keluar, tanpa melihat pengeluaran uang itu untuk atau dari alokasi
kegiatan usaha ataupun non usaha, seringkali dalam skala usaha kecil menengah hasil
usaha dikatakan bagus jika pendapatan sekarang lebih tinggi disbanding dengan
pendapatan sebelumnya. Padahal indikator dari keberhasilan tidak hanya diukur dari
pendapatan saja. Perlu pengukuran atas transaksi atau kegiatan yang terjadi, perlu
demikian setiap aktivitas yang berhubungan denga usaha perusahaan dapat dicatat dan
dilaporkan dengan benar.
Menurut Sutojo, (1994 : 20) industri kecil masih menghadapi berbagai masalah
antara lain :
a. Tidak adanya atau kurang akuratnya perencanaan penganggaran tahunan,
terutama kas.
b. Tidak sedikit dari mereka yang tidak memiliki catatan harga pokok produksi yang
baik.
c. Perhitungan yang dilakukan secara kasar dalam penentuan harga jual, misalnya
hanya mencatat pengeluaran untuk bahan baku dan tenaga kerja.
d. Banyak diantara mereka yang tidak atau belum mengerti tentang pencatatan
keuangan atau akuntansi.
Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian
keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Magginson et al., 2000 dalam Pinasti
2007). Informasi akuntansi keuangan berhubungan dengan data akuntansi atas
transaksi-transaksi dari suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang usaha jasa, dagang,
maupun usaha industri, agar informasi tersebut disusun dalam bentuk-bentuk sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Hal-hal diatas yang berhubungan dengan seharusnya profesi akuntan tersebut
tidak terlaksana, dan bahkan beberapa dari pengusaha kecil melakukan usaha tersebut
dengan seadanya karena adanya anggapan kegiatan tersebut terlalu menyulitkan. Jika
mereka mengerti pencatatan dan pengikhtisaran transaksi sesuai dengan ketentuan dan
aturan dalam mengukur, prosedur, mengumpulkan, dan melaporkan informasi yang
berguna tentang kegiatan dan tujuan yang menyangkut keuangan dalam suatu organisasi
(Sumadji dalam Widyanto, 2009)
Dari uraian diatas jelas bahwa pengusaha kecil masih banyak mengalami
kesulitan dalam memahami informasi keuangan dengan baik. Semakin ketatnya
persaingan bisnis dalam era globalisasi ekonomi, hanya perusahaan yang memiliki
berbagai keunggulan kompetitif yang mampu memenangkan persaingan. Oleh karena itu,
peneliti mengangkat tema tentang industri kecil rumah tangga pada laundry pakaian agar
para pengusaha kecil dapat menangani permasalahan yang berkaitan dengan pencatatan
keuangan yang sesuai dengan ketentuan akuntansi sehingga usaha mereka dapat bertahan
dan terus berkembang yang tentunya hal tersebut dapat meningkatkan perekonomian
rakyat Indonesia.
1.2. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, hal-hal yang menjadi fokus
penelitian sebagai berikut :
1. Pemahaman mengenai pencatatan keuangan pada laundry pakaian de clean priority
2. Jenis transaksi di laundry pakaian de clean priority
1.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan. Maka perumusan masalah yang
dapat dibuat, yaitu : Bagaimana penerapan pencatatan keuangan dalam industri kecil
rumahan pada laundry pakaian “De Clean Priority”?
Untuk lebih detail memecahkan permasalahan peneliti diatas, peneliti
menampilkan dalam beberapa pertanyaan pendukung pada tabel 1.1. Main Research
Question
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pencatatan
keuangan pada industri kecil rumahan dan untuk mengetahui sampai sejauh mana
pemahaman pengusaha laundry pakaian “De Clean Priority” terhadap akuntansi.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini di harapkan dapat digunakan :
1. Bagi Industri Kecil Rumahan
Penerapan akuntansi yang dilakukan dengan baik, maka akan bermanfaat untuk
mendatangkan keuntungan sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan yang
ditawarkan, dan diharapkan pengelola dapat mengelola unit usaha menjadi lebih
professional.
2. Bagi Akademisi
Memperbanyak kasanah ilmiah pada perpustakaan UPN “VETERAN” JATIM
sehingga dapat digunakan referensi bagi mahasiswa lain yang sedang melakukan
3. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu
akuntansi terutama aspek pencatatan transaksi di industri kecil rumahan serta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu
Dalam menunjang penelitian ini, maka di dukung oleh penelitian terdahulu yang
relevan dengan penelitian ini. Penulis :
1. Margani Pinasti (2007)
“Pengaruh Penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi Akuntansi Terhadap
Persepsi Pengusaha kecil Atas Informasi Akuntansi Suatu Riset Eksperimen”
a. Permasalahan
Apakah penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi
berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi?
b. Tujuan
Untuk menguji pengaruh penyelenggaraan dan pengunaan informasi
akuntansi terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi
melalui metode eksperimen.
c. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan dan penggunaan
informasi akuntansi terbukti secara empiris dalam riset eksperimen ini
mempunyai pengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi.
2. Herri dan Irda (2005)
“Sifat Kewirausahaan dan Prestasi Usaha Kecil dan Menengah Sumatera Barat”
1. Adakah pengaruh karakteristik entrepreneurial dan perusahaan
terhadap prestasi UKM Sumatera Barat?
2. Adakah UKM yang prestasi tinggi memiliki karakteristik
entrepreneurial UKM yang berbeda dibanding UKM yang
berprestasi rendah?
b. Tujuan
1. Untuk mengetahui secara empiris karakteristik jiwa kewirausahaan
manajer/ pemilik dan karakteristik UKM di Sumatera Barat.
2. Untuk mengidentifikasi hubungan antara karakteristik
entrepreneurial dan perusahaan terhadap prestasi UKM.
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan karakteristik antara
UKM yang berprestasi dengan yang berprestasi rendah.
2.2. Landasan teori
2.2.1. Pengertian Akuntansi
Akuntansi telah banyak didefinisikan oleh beberapa ahli dan beberapa
lembaga terkait, menurut Yadiati (2007 : 1) definisi tersebut antara lain :
1. Accounting Principle Board (APB) dalam statement No. 4 disebut :
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa (service activity) fungsinya adalah
untuk memberikan informasi kualitatif, terutama yang bersifat finansial,
tentang entitas-entitas ekonomi yang dianggap berguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi, dalam penentuan pilihan logis diantara
2. American Institude Of certified Public Accountats (AICPA) dalam Accountants terminology Bulletin No.1 tahun 1953, menyatakan :
Akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokkan, dan pengikhtisaran
dengan cara yang berarti atas semua transaksi dan kejadian yang bersifat
keuangan, serta penafsiran hasil-hasilnya.
3. Paul Grady dalam ARS No. 7 AISPA, 1965, mendefinisikan :
Akuntansi merupakan suatu Body Of Knowledge serta fungsi organisasi
secara sistematik, orisinil dan autentik, mencatat, mengklasifikasikan,
memproses, mengikhtisarkan, menganalisis, menginterprestasikan seluruh
transaksi dan kejadian serta karakter keuangan yang terjadi dalam operasi
entitas akuntansi dalam rangka menyediakan informasi yang berarti
dibutuhkan oleh manajemen sebagai laporan dan pertanggungjawaban atas
kepercayaan yang diterima.
4. Kieso and Weygandt, menyatakan :
Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan,
mencatat dan mengomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi
kepada pihak yang berkepentingan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa definisi yang pertama
akuntansi sebagai alat untuk penyediaan informasi. Definisi kedua sebagai seni
untuk mencatat, mengelompokkan, dan mengikhtisarkan, sampai pada seni
menafsirkan hasil dari transaksi keuangan. Yang ketiga sebagai body of
2.2.2. Sistem Informasi Akuntansi
a. Pengertian Sistem
Menurut Widjajanto (1989 : 1) sistem adalah suatu kesatuan yang
terdiri dari bagian-bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Mulyadi (2001 : 2) Suatu sistem pada
dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan dengan satu
dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama sama untuk mencapai tujuan
tertentu.
Disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok komponen yang
saling berkaitan satu dengan yang lainnya dengan maksud untukmencapai
tujuan.
b. Pengertian Informasi
Informasi pada dasarnya tidak sama dengan data. Menurut Cushing
(1989 : 11), data dapat terdiri dari sekumpulan karakter yang diterima
sebagai input terhadap suatu sistem informasi disimpan serta diolah.
Informasi diartikan sebagai output pengelolaan data yang terorganisir dan
berguna bagi orang yang menerimanya. Sedangkan menurut Wilkinson
(1993 : 3), data adalah fakta, angka, bahkan symbol mentah. Secara
bersama-sama mereka merupakan masukan bagi suatu sistem informasi.
Sebaliknya, terdiri dari data yang telah ditransformasikan adalah
Jadi informasi merupakan kumpulan dari data yang telah diolah
sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Biasanya, data belum dapat
digunakan sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan oleh pihak
manajemen. Sehingga agar dapat berguna bagi pemakainya data harus
diproses sehingga dapat menghasilkan output yang berupa informasi.
c. Sifat – sifat Informasi
Menurut Wilkinson (1993 : 121) sifat-sifat informasi yang penting
meliputi hal-hal berikut :
1. Relevansi
Hubungan antara informasi dan situasi keputusan, serta dengan
sasaran perusahaan.
2. Kuantifiabilitas
Sejauhmana informasi dapat dikuantifikasikan (dinyatakan dalam
bentuk numerik)
3. Akurasi
Keandalan dan kepresisian informasi
4. Kepadatan
Sejauh mana informasi diringkas atau dipadatkan.
5. Ketepatan waktu
Keyakinan informasi
d. Akuntansi Sebagai Sistem Informasi
Sebagai sistem informasi, akuntansi diperlukan oleh berbagai
pihak, baik dalam kalangan intern maupun dari luar organisasi yang
menyelenggarakan akuntansi tersebut.
Secara garis besar (Weygandt, et al., 2007 : 6) pihak-pihak tersebut adalah :
1. Pengguna internal, yaitu manajer yang merencanakan,
mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis.
2. Pengguna eksternal, yaitu :
a) Investor, menggunakan informasi akuntansi guna membuat
keputusan untuk membeli, menahan, atau menjual sahamnya.
b) Kreditor, seperti pemasok dan banker menggunakan informasi
akuntansiguna mengevaluasi risiko pemberian kredit atau
pinjaman.
c) Badan Perpajakan, Amerika seperti Internal Revenue Service
(IRS), ingin mengetahui apakah perusahaan telah mematuhi
Undang-undang perpajakan.
d) Pelanggan, akan tertarik dengan apakah sebuah perusahaan
tetap harus menghargai jaminan dan dukungan produk atas
lini-lini produknya.
e) Serikat pekerja, ingin mengetahui apakah pemilik dapat
membayar kenaikan upah dan tunjangan.
f) Perencanaan ekonomi, menggunakan informasi akuntansi
2.2.3. Pengertian Industri Kecil
Sadli (1979) dalam Widyanto (2009), menyatakan industri merupakan
kumpulan dari perusahaaan yang memproduksi barang, sedangkan Winardi
berpendapat (1980) Industri sebagai usaha produktif terutama dalam bidang
produksi atau perusahaan-perusahaan, misalnya transportasi dan perhubungan
yang menggunakan modal tenaga kerja dalam jumlah yang besar.
Anonim (1984) dalam Wibowo (2005), yang dimaksud industri adalah
sebagai suatu usaha dalam proses produksi yang didalamnya ada proses bentuk
dan barang, dalam proses produksi ini faktor alam dan juga misi dari teknologi
yang dipergunakan mengarah pada misi pemerataan dan penerapan teknologi
madya atau sederhana serta bersifat padat karya.
Sesuai dengan pasal 1 dan ayat 5 Undang-undang Tentang usaha Kecil,
kini dirumuskan dan kriteria usaha kecil menjadi agak jelas sesuai dengan isi
pasal 1 ayat 1 UU.No.1/1995 disebutkan : usaha kecil adalah kegiatan ekonomi
rakyat yang berskala dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau penjualan
tahunan serta kepemilikkan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. (Marbun,
1996 : 2)
Dinas perindustrian dan perdagangan (DESPERINDAG)
mengelompokkan perusahaan industri sesuai dengan ciri khusus yang dimilikinya,
yang dapat ditinjau dari besarnya investasi, teknologi yang digunakan, dan
besarnya jumlah tenaga kerja. Adapun pengelompokkannya terdiri dari :
Industri besar adalah perusahaan industri yang dapat diklasifikasikan
sebagai perusahaan besar apabila investasi/ modal untuk mesin-mesin dan
peralatan adalah Rp 500 juta keatas, sedangkan tenaga kerja yang
digunakan adalah 100 orang atau lebih dan pemiliknya adalah warga
Negara Indonesia.
2. Industri Menengah
Industri menengah adalah perusahaan industri yang diklasifikasikan
sebagai perusahaan sedang atau menengah apabila memenuhi syarat
sebagai berikut: investasi/ modal untuk peralatan dan mesin-mesin
nilainya berkisar antara Rp 200 juta sampai Rp 500 juta. Sedangkan
tenaga kerja yang digunakan berkisar antara 20 orang sampai 99 orang dan
pemiliknya adalah Warga Indonesia.
3. Industri kecil
Industri kecil adalah perusahaan industri yang dapat diklasifikasikan ke
dalam perusahaan kecil jika nilai investasi/ modal untuk membeli
peralatan dan mesin-mesin berkisar antara Rp 50 juta sampai Rp 200 juta
dan pemilik usaha adalah warga Negara Indonesia, sedangkan jumlah
tenaga kerja yang dipakai berkisar antara 5 orang sampai 19 orang.
4. Industri/ Kerajinan Rumah Tangga
Industri kecil adalah perusahaan industri yang dapat diklasifikasikan ke
dalam Kerajinan Rumah Tangga jika nilai investasi/ modal yang
digunakan untuk peralatan dan mesin-mesin sama dengan jumlah atau
sama sekali dan pemilik usaha biasanya adalah kepala keluarga (Bapak
atau Ibu), sedangkan jumlah tenaga kerja yang dipakai berkisar antara satu
orang sampai lima orang dan pada umumnya adalah anggota keluarga.
Seorang pengusaha dalam melaksanakan kegiatannya haruslah memiliki
semangat kewirausahaan yang berkaitan dengan mental manusia yaitu optimis,
percaya diri, determinan, dan fleksibel. Menurut Kao (2001 : 30) menyatakan
individu yang dapat mengkombinasikan resiko inovasi keahlian dan seni sehingga
menciptakan bentuk organisasi baru, sebagai tim dalam menciptakan produk dan
jasa baru, metode produksi baru, pasar-pasar baru, bahan baku baru ataupun bisnis
baru sehingga ia merupakan orang bertanggung jawab terhadap perubahan dan
inovasi bagi perusahaannya.
Semangat wirausaha yang harus dimiliki adalah dapat mnyesuaikan
perusahaan terhadap situasi yang terus berubah-ubah karena berorientasi ke
depan, bermotivasi tinggi, percaya diri, dan dapat fleksibel tehadap situasi dan
kondisi, serta mempunyai perencanaan dalam menjalankan usaha.
2.2.4. Perlakuan Akuntansi Untuk Perusahaan Industri kecil
Perlakuan Akuntansi untuk perusahaan industri kecil sebenarnya tidak
berbeda dengan perlakuan akuntansi untuk jenis perusahaan lainnya, dimana
perlakuannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Perlakuan
yang disebutkan adalah penyajian yang sesuai dengan PSAK yang berlaku,
dimana menurut PSAK dalam penyajiannya setiap pelaporan keuangannya harus
1. Neraca
Dalam neraca ini perusahaan menyajikan aktiva lancar tersisa dari
aktiva tidak lancar dan kewajiban jangka pendek, terpisah dan kewajiban
jangka panjang, kecuali untuk industri tertentu yang diatur dalam SAK
khusus. Aktiva lancar disajikan menurut ukuran likuiditas sedangkan
kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya.
Perusahaan harus mengungkapkan informasi mengenai jumlah setiap
aktiva yang akan diterima dan kewajiban yang akan dibayarkan dan
sesudah dua belas bulan dari tanggal neraca.
2. Laporan Laba rugi
adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan
dan biaya-biaya dari suatu usaha periode tertentu. Tujuan utama
perusahaan, adalah mendapatkan laba. Laporan laba/rugi disusun dengan
maksud untuk menggambarkan operasi perusahaan dalam suatu perioade
waktu tertentu.
Laporan Laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang
menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi
penyajian secara wajar.
Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut :
a. Pendapatan
b. Laba rugi usaha
d. Bagian dari Laba/rugi perusahaan afiliasi dan assosiasi yang
diberlakukan menggunakan metode ekuitas
e. Beban pajak
f. Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan
g. Pos luar biasa
h. Hak minoritas
i. Laba atau rugi untuk periode berjalan
Pos, judul dan sub-jumlah lainnya disajikan laporan laba rugi
apabila diwajibkan oleh pernyataan akuntansi keuangan atau apabila
penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan kinerja perusahaan secara
wajar
3. Laporan perubahan ekuitas
Adalah Laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai
perubahan modal perusahaan akibat operasi perusahaan pada satu periode
tertentu. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai
komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan :
a. Laba rugi bersih periode yang bersangkutan
b. Setiap pos pendapatan dan beban, keuangan/ kerugian beserta
jumlahnya berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam
ekuitas
c. Pengaruh Kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan
perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagai mana diatur dalam
d. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.
e. Saldo akumulasi laba/rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahannya, dan
f. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal
saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang
mengungkapakna secara terpisah setiap perubahan.
4. Laporan Arus Kas
Laporan Arus kas disusun berdasarkan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam pernyataan standar akuntansi keuangan terkait. Tujuan
laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumah pemakaian dalam pengambilan keputusan
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.
setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus
berkaitan dengan informasi yang terdapat di dalam catatan atas laporan
keuangan.
catatan atas laporan keuangan mengungkapkan :
a. Informasi tentang dasar penyususnan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa
b. Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan standar akuntansi
keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan
arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.
c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan
tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
perusahaan dapat pula menyajikan pelaporan tambahan seperti
laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value
added statement) khususnya bagi industri dimana factor-faktor
lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang
menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang
memeganhg peranan penting (PSAK 2007 : 1.2), sedangkan untuk
industri yang berjenis kecil apabila belum ada pengaturan di dalam
PSAK, maka manajemen menggunakan pertimbangannya untuk
menetapkan kebijakan akuntansi yang memberikan informasi yang
bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan, dalam melakukan
pertimbangan tersebut manajemen memperhatikan :
a. Persyaratan dan pedoman Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
yang mengatur hal-hal yang mirip dengan masalah terkait.
b. Definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran aktiva, kewajiban,
penghasilan dan beban yang ditetapkan dalam Kerangka dasar
c. Pernyataan yang dibuat oleh badan pembuat oleh badan pembuat
standar lain dan praktek industri yang lazim sepanjang konsisten
dengan huruf a dan b paragraf ini.
Manajemen juga harus menetapkan kebijakkan untuk memastikan
bahwa laporan keuangan menyajikan informasi sebagai berikut :
a. Relevan terhadap kebutuhan pengguna laporan untuk mengambil
keputusan; dan
b. Dapat diandalkan, dengan pengertian :
‐ Mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan
perusahaan
‐ Menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau
transaksi dan tidak semata-mata bentuk hukumnya.
‐ Netral, yaitu bebas dari keberpihakkan.
‐ Mencerminkan kehati-hatian; dan
‐ Mencakup semua hal yang material.
Untuk pelaporan laba-rugi pada perusahaan kecil, rincian yang
pertama disajikan dengan metode beban. Beban disajikan dalam laporan
laba rugi sesuai dengan sifatnya (contoh : penyusutan, pembelian bahan
baku, beban transportasi, gaji, upah, dan beban iklan) dan tidak
dialokasikan menurut berbagai fungsi dalam perusahaan. Metode ini
sederhana dan cocok diterapkan pada perusahaan kecil sebab tidak perlu
Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), 2008, Panduan
Audit Entitas Bisnis Kecil. Pemisah tugas yang terbatas harus dilakukan
khususnya dalam lingkungan pemakai komputer, dikarenakan mereka dapat
melakukan satu atau lebih fungsi akuntansi seperti :
a. Membuat dan mengotorisasi dokumen sumber
b. Memasukkan data ke dalam sistem
c. Menjalankan komputer
d. Mengubah program dan data file
e. Menjalankan / mendistribusikan keluaran; dan atau
f. Mengubah sistem operasi
Hal-hal yang disebutkan diatas adalah bukti bahwa pemisah tugas
harus dilakukan walau terbatas, sehingga dapat menurunkan resiko
pengendalian.
Kriteria kualitatif dalam laporan keuangan entitas bisnis kecil
menurut Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI), 2008, sebagai berikut :
a. Konsentrasi dari pemilik dan/ atau manajemen senior
b. Sumber Sumber pendapatan (source of revenue) dan sumber
pendanaan (source of financing) yang terbatas.
c. Pencatatan yang tidak terlalu kompleks / rumit
d. Pengendalian tingkat entitas yang tidak terlalu kompleks / rumit.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan penerapan pengelolaan keuangan bagi pelaku
usaha industri kecil counter pulsa. Dengan pendekatan ini peneliti berada dalam posisi tidak bisa
mengontrol objek penelitian. Penelitian ini memerlukan interaksi antara peneliti dengan objek
penelitian yang bersifat interaktif untuk memahami realitas objek.
Penelitian kualitatif pada hakekatnya adalah mengamati orang dalam lingkungan
hidupnya, berinteraksi dengan mereka, serta berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya, (Sugiyono, 2005).
Adapun ciri‐ciri penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif adalah :
1. Sumber data bersifat ilmiah, artinya peneliti harus berusaha memahami fenomena sosial
secara langsung dalam kehidupan sehari‐hari masyarakat.
2. Peneliti sendiri merupakan instrumen penelitian yang paling penting di dalam pengumpulan
data dan penginterprestasian data.
3. Penelitian Kualitatif bersifat pemerian (deskriptif), artinya mencatat secara teliti segala
gejala (fenomena) yang dilihat dan didengar serta dibacanya (via wawancara atau bukan,
catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dokumen resmi
atau bukan, dan lain‐lain) dan peneliti harus membandingkan‐bandingkan,
mengkombinasikan, mengabstraksikan, dan menarik kesimpulan.
8. Kebenaran data harus dicek dengan data lain, misalnya dengan dokumen, wawancara,
9. Orang atau sesuatu yang dijadikan subjek penelitian tersebut partispan (buku dapat
kecil rumahan berbentuk laundry pakaian dengan berbagai latar belakangnya. terkadang para
pemilik juga merangkap sebagai kasir, namun tidak sedikit pula yang memperkerjakan orang lain
untuk bagian tersebut. Dalam posisi tersebut, kegiatannya berupa mengerjakan tugas‐tugas
yang ada atau bahkan harus bisa menangani permasalahan yang terjadi dalam laundry pakaian
tersebut. Oleh karena itu, untuk posisi kasir minimal pegawai mengerti bagaimana pencatatan
pemasukkan yang diperoleh, terlebih jika sumber daya manusia yang berada di dalam posisi ini
mengerti tentang akuntansi. Interaksi dan komunikasi antara pemilik dan pegawai dengan
tempat atau lingkungan dimana unit usaha tersebut berdiri (Place), kemudian berapa lama unit
usaha tersebut telah lama beroperasi akan menghasilkan suatu situasi sosial tertentu.
Dengan digunakan metode kualitatif maka data yang didapat akan lebih lengkap, lebih
mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Penggunaan
metode kualitatif ini, bukan karena metode baru, tetapi permasalahan akan lebih tepat
diperoleh datanya dengan metode kualitatif. Dengan metode kuantitatif, hanya bisa diteliti
beberapa variabel saja, sehingga seluruh permasalahan yang telah dirumuskan tidak akan
terjawab dengan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif hanya dapat digali fakta‐fakta
yang bersifat empirik dan terukur. Fakta‐fakta yang tidak tampak oleh indera akan sulit
diungkapkan.
3.2. Alasan Keterkaitan Peneliti (Acknowledge)
Alasan peneliti untuk meneliti tentang permasalahan ini adalah pengalaman yang
dialami sendiri oleh peneliti sehari‐hari. Peneliti baru merasakan perkembangan usaha tersebut
pada tahun 2008. Dimana masyarakat banyak yang menggunakan jasa laundry pakaian untuk
kemudahan dalam gaya hidup praktis. Usaha laundry pakaian merupakan usaha yang sangat
mudah untuk dijalankan dan peluang usaha yang menjanjikan untuk masa depan.
Semakin banyaknya usaha ini maka proses persaingan diantaranya semakin berkembang, dimana jenis dari laundry pakaian tersebut dibedakan melalui jasa yang ditawarkan diantaranya
adalah untuk jasa cuci pakaian saja, setrika pakaian saja, jasa cuci kering saja, sampai jasa cuci
kering setrika pakaian.
Kebanyakan dari pengusaha kecil hanya mencatat jumlah uang yang diterima dan
dikeluarkan, jumlah barang yang dibeli dan dijual, dan jumlah piutang / utang. Namun
pencatatan itu hanya sebatas pengingat saja dan tidak dengan format yang sesuai dengan
standar akuntansi. Meskipun tidak dapat dipungkiri mereka dapat mengetahui jumlah modal
akhir mereka setiap tahun yang hampir sama jumlahnya jika kita mencatat dengan sistem
akuntansi.
Berbicara mengenai menjalankan usaha tentu banyak dimensi yang terlibat dalam roda
usaha tersebut, misalnya dimensi pemasaran, sumber daya manusia, keuangan dan lain
sebagainya. Dalam penelitian ini akan membahas dimensi keuangan tersebut, karena disadari
atau tidak dimensi keuangan serimg tidak mendapatkan perhatian yang serius dan hanya
memperhatikan bagaimana mendapat untung yang sebanyak‐banyaknya tanpa memperhatikan cara mengolah uang hasil laba tersebut.
You won’t succeed at your business unless you raise enough money to get started. Once
you have enough money to begin operation, you must use it wisely to stay in business (Stillman,
1983 : 95).
Masalah pengelolaan keuangan dari para usaha terganjal oleh masalah sumber daya
manusia perihal pengetahuan mereka mengenai akuntansi, ilmu akuntansi dianggap suatu yang
merepotkan dan sulit. Penelitian ini juga akan mencari tahu pemahaman mereka mengenai
pentingnya pencatatan dan pelaporan keuangan.
Hal ini menimbulkan pertanyaan di dalam peneliti, yaitu bagaimana pengusaha
memahami pencatatan keuangan akuntansi di dalam usaha jasa laundry tersebut? Bagaimana
biaya yang digunakan untuk melakukan promosi yang digunakan untuk menarik pelanggan?
Bagaimana jenis transaksi yang dilakukan oleh jasa laundry pakaian tersebut?
Dengan penelitian ini peneliti berharap dapat mengetahui sampai sejauh mana
Hal ini disebabkan keadaan lapangan yang dialami oleh peneliti ada ketidakmengertian akan
penggolongan akan transaksi dan ketidakjelasan mengenai bentuk pencatatan keuangan yang
dilakukan oleh laundry pakaian tersebut, sehingga peneliti berharap dengan adanya penelitian
ini dapat mengetahui dan memudahkan penelitian untuk memahami bentuk pencatatan
keuangan laundy pakaian tersebut.
3.3. Informan
Informan yang peneliti gunakan untuk mendapatkan informasi adalah Ibu Melani selaku
pemilik usaha laundry pakaian yang juga merangkap profesi sebagai karyawan di salah satu
perusahaan swasta di Surabaya. Saudara Wiji adalah pengelola selaku orang yang menjaga
usaha laundry pakaian dan sekaligus yang merangkap sebagai kasir adalah orang kepercayaan
Ibu Melani dan Saudara Pur adalah Rekan kerja Ibu Wiji, juga salah satu karyawan yang menjaga usaha laundry tersebut.
Peneliti memilih orang‐orang tersebut untuk dijadikan sebagai informan dalam
penelitian dikarenakan pekerjaan berhubungan dengan hal mengklasifikasikan, mencatat,
mengikhtisarkan, dan penafsiran transaksi keuangan yang terjadi di usaha tersebut sebab hal‐
hal peneliti sebutkan diatas adalah termasuk suatu informasi yang berguna bagi usaha tersebut untuk bertindak demi kelangsungan usaha mereka mendatang dan suatu aturan yang digunakan untuk mengukur kinerja dan kepuasan pelanggan terhadap layanan yang ditawarkan.
3.4. Lokus Penelitian
Lokus penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah laundry pakaian “De Clean
priority” di jalan Nginden 2 no 12 Surabaya, lokasi sangat strategis karena dekat dengan
Universitas Perbanas, Universitas Dr. Soetomo, Universitas 17 agustus Surabaya, SMA Dr.
Soetomo, SMP Dr Soetomo, SMP 17 Agustus Surabaya, SMA 17 Agustus Surabaya, STM
Perkapalan, SMK Mahardika dan yang lebih strategis lagi lokasinya berada disekitar kos‐kosan
mahasiswa, karyawan dan lingkungan rumah tangga. Dengan nama usahanya adalah De Clean
Priority Laundry. Laundry ini mulai beroperasi pada tahun 2007, latar belakang pendiri dan
pemilik usaha ini adalah seorang karyawan di salah satu perusahaan swasta di Surabaya, yang
awalnya beliau hanya modal niat dan usaha yang tekun. Beliau tertarik untuk mengembangkan
usaha laundry karena melihat bahwa banyaknya masyarakat yang disibukkan dengan aktifitas
Sumber data kedua merupakan data yang diperoleh dari sumber‐sumber lain yang
terkait dengan penelitian, yang diperoleh dari studi kepustakaan, dengan menggunakan dokumentasi dan literature‐literatur yang berkaitan dengan permasalahan.
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Survei pendahuluan, yaitu dengan mengadakan peninjauan dan penelitian secara
umum pada unit usaha tersebut untuk mendapatkan informasi yang diperlukan
sehingga masalah menjadi jelas. Dalam pengumpulan data penelitian di survey
pendahuluan ini ada dua proses yang kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu :
a. Agar proses pengumpulan data dari informasi berjalan baik, peneliti terlebih
dahulu menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan, baik kelengkapan
administratif maupun semua persoalan yang berhubungan dengan setting dan
subjek penelitian serta mencari relasi awal. Dalam memasuki lokasi penelitian,
peneliti menempuh pendekatan formal dan informal serta menjalin interaksi
dengan informan.
b. Ketika berada di lokasi penelitian (getting along)
Ketika berada di lokasi penelitian, peneliti melakukan komunikasi pribadi dan
membangun kepercayaan pada subjek penelitian (informan). Hal ini dilakukan
sebagai kunci sukses untuk mencapai dan memperoleh akurasi dan
komprehensivitas data penelitian.
2. Survei lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan data‐data pendukung yang
akurat dan relevan, dilakukan dengan :
a. Wawancara secara informal maupun formal dengan pihak‐pihak yang terkait
dituntut untuk membuat responden lebih terbuka dan leluasa dalam memberikan informasi atau data.
Selain itu, wawancara tersebut dilakukan untuk mengemukakan pengetahuan
dan pengalaman pengusaha counter pulsa terutama yang berkaitan dengan
informasi. Wawancara berlangsung secara diskusi, obrolan santai, spontanitas
(alamiah) dengan subjek peneliti sehingga dapat ditemukan jawaban terhadap
permasalahan penelitian. Wawancara diharapkan berjalan dengan baik
(terbuka, santai, dan mengarah dalam menjawab permasalahan penelitian).
b. Dokumentasi, dilakukan dengan mengumpulkan dokumen‐dokumen yang
terkait dengan penelitian.
c. Studi kepustakaan, berupa pengumpulan data‐data dari literatur yang relevan
dengan permasalahan ini dan digunakan sebagai landasan teori.
d. Observasi, dilakukan oleh peneliti dengan cara observasi partisipan untuk
mengetahui kegiatan pencatatan dan pengelolaan keuangan dari bisnis counter pulsa.
3.6. Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles dan Huberman dan Spradley.
Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis, yaitu :
1. Data reduction (reduksi data)
data yabg diperoleh dari lokasi penelitian data lapangan dituangkan dalam uraian atau
laporan yang lengkap dan terperinci. Laporan lapangan oleh peneliti direduksikan,
dirangkum dan dipilih hal‐hal yang pokok. Difokuskan pada hal‐hal yang penting
kemudian dicari tema atau polanya (melalui penyuntingan, pemberian kode,
pentabelan). Reduksi data ini dilakukan terus menerus selama proses penelitian
berlangsung.
2. Data display ( penyajian data)
Penyajian data dimaksudkan agar memudahkan peneliti untuk melihat gambaran secara
pengorganisasian data kedalam bentuk tertentu sehingga kelihatan dengan sosoknya yang lebih utuh.
3. Conclusion drawing/ verification.
Verifikasi data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan secara terus menerus sepanjang
proses penelitian berlangsung. Sejak awal memasuki lapangan dan selama proses
pengumpulan data. Peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data
yang dikumpulkan, yaitu dengan mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal‐hal
yang sering timbul yang dituangkan dalam kesimpulan‐kesimpulan tentative. Dengan
bertambahnya data melalui proses verifikasi secara terus‐menerus. Baru ditarik
kesimpulan yang bersifat grounded. Dengan kata lain setiap kesimpulan yang dibuat
senantiasa terus menerus dilakukan verifikasi selama penelitian berlangsung.
Selanjutnya menurut Spradley teknik analisis data disesuaikan dengan tahapan dalam
penelitian. Pada tahap penjelajahan dengan teknik pengumpulan data grand tour question,
analisis domain. Pada tahap menentukan fokus analisis data dilakukan data taksonomi. Pada
tahap selection, analisis data dilakukan dengan analisis komponensial. Selanjutnya, untuk
sampai menghasilkan judul dilakukan dengan analisis tema.
3.7.Pengujian Kredibilitas Data
Pengujian kredibilitas data penelitian akan dilakukan dengan cara (Sugiyono, 2005) :
1. Perpanjangan pengamatan
Penelitian ini diperpanjang sampai dua kali, karena pada periode I, data yang diperoleh
dirasa belum memadai dan belum kredibel. Belum memadai karena belum semua rumusan
masalah dan fokus terjawab melalui data, belum kredibel karena sumber data masih ragu‐
ragu dalam memberikan data, sehingga data yang diperoleh pada tahap I ternyata masih
belum konsisten, masih berubah‐ubah. Perpanjangan pengamatan sampai dua kali maka
data yang diperoleh dirasa telah jenuh.
2. Meningkatkan ketekunan
Pengujian kredibilitas dengan meningkatan ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti
membaca seluruh catatan hasil penelitian dengan cermat, sehingga dapat diketahui
kesalahan dan kekurangannya. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan sehingga
peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang
Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca
berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi‐dokumentasi yang
terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti akan
semakin luas dan tajam sehinggadapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar/ dipercaya atau tidak.
3. Triangulasi
Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik, sumber data, dan waktu. Triangulasi
teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu
dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Triangulasi sumber dilakukan dengan
menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda, dalam hal ini sumber datanya
adalah pemilik dan pegawai. Triangulasi waktu artinya pengumpulan data yang dilakukan
pada berbagai kesempatan, pagi, siang, dan sore hari. Dengan triangulasi dalam
pengumpulan data tersebut, maka dapat diketahui apakah narasumber memberikan data
yang sama atau tidak. Jika narasumber memberikan data yang berbeda, maka datanya
BAB IV
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
4.1. Pendahuluan
Penelitian ini disusun dengan mengambil objek penelitian pada usaha laundry
kiloan “De Clean Priority”. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data
yang lebih lengkap, lebih kredibel, lebih mendalam dan bermakna sehingga peneliti
merasa bahwa tujuan penelitian ini telah dicapai. Dengan membahas permasalahan yang
sama mengenai penerapan pencatatan keuangan pada lokus ini, peneliti dapat mengkaji
lebih dalam sejauh mana pencatatan keuangan telah diterapkan pada unit usaha laundry
kiloan tersebut.
Usaha laundry kiloan yang menjadi fokus penelitian ini adalah laundry kiloan De
Clean Priority di Jalan Ngiden II no 12 Surabaya. Ibu Ery memilih nama De clean
Priority dengan harapan orang yang melintas di sekitar laundry kiloan bisa menangkap
maksud dan tujuan dari usaha Ibu Ery tersebut, dimana dalam bahasa inggris berarti
memprioritaskan kebersihan. nama De clean Priority juga dijadikan Ibu Ery sebagai
simbol komitmen, salah satunya adalah usaha ini lebih memprioritaskan kebersihan untuk
mencapai kepuasan demi menciptakan loyalitas pelanggan.
Awal memulai usaha laundry kiloan ini adalah pada tahun 2008. Hal ini
dilatarbelakangi oleh adanya perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, makin
praktisnya gaya hidup, dan berbagai alasan lain dari kesibukkan manusia. Kini
daripada mencuci sendiri karena kesibukkan yang padat. Selain itu sebagian besar dari
pelanggan banyak yang memilih menggunakan jasa laundry kiloan karena harganya yang
terjangkau, kualitas yang bagus, dan lebih praktis. Mayoritas pemakai jasa laundry kiloan
tersebut adalah ibu - ibu rumah tangga, karyawan, dan mahasiswa, sehingga laundry
kiloan menjadi solusinya.
Ibu Ery menjadikan usaha laundry kiloan sebagai peluang bisnis untuk mencari
keuntungan. Jasa laundry kiloan menawarkan berbagai jenis jasa, dengan kualitas yang
baik, dan harga yang terjangkau, selain itu dengan bisnis ini Ibu Ery dapat menambah
pendapatan keluarga.
Berikut pemaparan informan Ibu Ery :
“ usaha ini buat nambah penghasilan saya mbak sama keluarga, lumayan lah mbak buat bayar sekolah anak-anak saya..”
4.2. Sejarah Laundry Kiloan Ini
Awal mula bisnis ini berdiri pada tahun 2008, usaha ini terletak di Jl. Nginden II
no 12 Surabaya. Lokasi cukup strategis karena berada diantara rumah – rumah warga
yang di buat kos – kosan, karena lokasinya yang berada diantara kampus dan sekolah.
Maka tidak sedikit dari warga yang memasukkan cuciannya di laundry tersebut. pada saat
itu yang membuka usaha laundry kiloan masih sedikit atau bisa disebut jarang, karena
yang membuka usaha yang sejenis masih ada 2 di sekitar lokasi itu. Jadi persaingan
masih bisa dikatakan belum ketat. Alasan pemilik memilih membuka usaha laundry
kiloan karena ingin memanfaatkan peluang yang ada dengan lokasi yang sangat strategis
hanya mencoba-coba saja dengan memanfaatkan fasilitas yang ada dengan modal uang
hasil pinjaman dari sanak saudara sebagai bentuk support niat Ibu Ery pada saat itu untuk
memanfaatkan peluang yang ada. Sebelumnya Ibu Ery hanya seorang ibu rumah tangga
saja dengan 2 orang anak. Ibu Ery tidak mungkin bisa menjalankan usaha ini sendiri, Ibu
wiji adalah partner kerja yang dipilih oleh Ibu Ery dalam mengelola bisnis laundry
tersebut, karena sudah dianggap saudara sendiri. Ibu Wiji adalah pengasuh anak Ibu Ery
sewaktu kecil dulu hingga sekarang, sudah 23 tahun Ibu Wiji mengabdi bekerja pada Ibu
Ery, Ibu Ery tidak menganggap Ibu wiji orang lain lagi sekarang karena Ibu Wiji sudah
dianggap keluarganya sendiri.
Pada tahun 2009, semakin banyaknya kos – kosan baru yang muncul disekitar
lokasi membuat semakin bertambahnya pelanggan, sehingga mulai bermunculan pesaing
– pesaing baru yang muncul, berlomba – lomba membuka usaha laundry kiloan baru di
sekitar laundry ini dengan penawaran harga yang cukup miring. Laundry kiloan De Clean
Priority tidak menyerah begitu saja, Ibu Ery hanya meningkatkan service saja tanpa
mengubah harga yang ditawarkan dari harga awal hingga sekarang.
4.3. Perkembangan usaha laundry
Saat ini bisnis laundry kiloan di kota besar menjadi seperti jamur, tumbuh subur
bertebaran dimana-mana. Laundry kiloan merupakan salah satu kebutuhan mahasiswa
yang tidak pernah mati saat ini karena setiap tahun selalu saja ada mahasiswa baru masuk
kuliah, mereka pasti membutuhkan fasilitas yang mendukung kegiatan kesehariannya.
Karyawan super sibuk pun membutuhkan laundry kiloan. Mereka tidak sempat mengurus
Laundry kiloan lebih dipilih karena relatif lebih murah dibanding laundry per
potong. Jadi prospek bisnis ini menjanjikan masa depan yang baik. Bahkan para pelaku
bisnis juga kebanyakan para pemula yang sama sekali belum punya pengalaman
berbisnis.
Banyak yang menyebut laundry kiloan ini tumbuh pertama kali di kota
Yogyakarta. Bahkan, disana terbentuk asosiasi khusus yang bernama Asosiasi Laundry
Kilo-an Jogja (Alkijo), yang dibentuk Aditya J. Trituranta bersama 30 teman pebisnis
laundry kiloan lain di Jogja. Bisnis ini kemudian ikut menjamur di kota-kota besar
lainnya, seperti Bandung dan Surabaya.
Dan dapat kita rasakan perkembangan bisnis ini, hampir di setiap tempat di kota
Surabaya banyak ditemui usaha laundry kiloan yang beroperasi, dengan menawarkan
harga yang sangat variatif. Jika pengusaha tidak pandai – pandai mengelola usaha ini dan
pandai berstrategi untuk menguasai pasar, bukan tidak mungkin usaha ini tidak akan lama
beroperasi untuk bertahan menghadapi pangsa pasar yang ada.
4.4. Permasalahan yang terjadi pada usaha laundry kiloan
Setiap usaha pasti mempunyai permasalahan yang harus dihadapi dalam
kesehariannya, begitu juga dalam usaha laundry kiloan. Memang di dalam keseharian
penyedia jasa laundry kiloan sepertinya tidak mempunyai banyak masalah yang besar dan
hampir tidak ada masalah yang berpengaruh. Permasalahan yang biasa terjadi seringkali
jika bukti nota pelanggan hilang. Hal ini bisa saja menjadi masalah bagi pelanggan dan
pengelola usaha, karena nota adalah satu-satu nya tanda bukti adanya barang yang masuk
“Kendalanya biasanya yaa kalo pelanggannya minta cuciannya cepet selesei kan bisa pengaruh ke hasil cuciannya, kalo gak bersih kan ntar malah komplain lagi mbak.. kalo cucian – cucian yang masuk sedikit gak papa dari pelanggan lain,, lhaa kalo banyak semua minta cepet laah kita ngerjainnya kayak gimana batas waktunya 2-3 hari paling cepet”
(Informan Ibu Ery)
Sekilas pemaparan tersebut adalah beralasan karena mengantisipasi terjadi
komplain – komplain seperti hasilnya kurang bersih dan kurang wangi jika pelanggan
ingin cuciannya cepat diambil dengan berbagai alasan yang mendesak karena dalam
setiap harinya banyak pelanggan datang, sesuai dengan take line yang diambil De Clean
Priority artinya memprioritaskan hasil yang bersih. Namun terkadang pihak pelanggan
masih ada yang tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh pengusaha laundry
kiloan tersebut. Hal tersebut juga dipaparkan oleh pengelola yaitu :
“...yaa kadang masih ada aja pelanggan yang suka datang ambil cuciannya mbak padahal baru kemarin naruh udaa mau ngambil, yang katanya urgent lah,, ada lagii lagi yang bilang keburu di pake buat ngantor soalnya bajunya habis, kalo masalah ambil cuciannya yang belom selesai karena mendesak mau dipakai kita harus bilang apa kalo pas itu cucian laennya ngantri banyak mbak, yaa terpaksa kita mesti duluin mbak biar gak tambah komplain hasilnya juga mnurut saya gak bisa maksimal kalo dikebut gitu mbak”
Dari pemaparan informan wiji, peneliti menyimpulkan bahwa kendala dalam
proses pengerjaan cucian yang lebih cepat akan mempengaruhi hasil akhirnya, kesalahan
bukan sepenuhnya pada pengusaha karna belum batas pengambilan cucian. Namun
terkadang pelanggan tidak mau tau dengan alasan pengusaha laundry bagaimana
pengusaha memberikan pelayanan yang optimal untuk kepuasan pelanggan.
“Kendala ini memang sering terjadi, tapi pelanggan adalah raja, demi meningkatkan kenyamanan pelanggan, sebaiknya kita sebelum menerima cuciannya Tanya pada si pelanggan, baju mana yang mau di dahulukan atau mana yang harus selesai duluan diantara baju-baju itu biasanya baju kerja atau baju sekolah yang diutamakan dari pada baju rumah supaya pelanggan merasa dimengerti dan terbantu oleh adanya jasa tersebut biar sama-sama enak aja.”
(Informan bintang)
Kendala – kendala dalam waktu penyelesaian pesanan lebih cepat karena
mendesak ingin segera selesai memang menjadi permasalahan pengusaha laundry kiloan
yang sering terjadi. Tetapi bagaimana pengusaha bisa mengatasi masalah tersebut dengan
mensiasati sebelumnya dengan melakukan penawaran – penawaran sebelum cucian
akhirnya menjadi tanggung jawab laundry untuk mengerjakannya.
4.5. Pencatatan keuangan usaha
Semua badan usaha pasti memiliki pencatatan yang berasal dari transaksi –
transaksi yang terjadi dalam kesehariannya, begitu juga dengan usaha laundry kiloan.
Usaha laundry kiloan yang dibahas pencatatan ini yang termasuk UKM berjenis industri
Sama seperti usaha UKM lainnya, mereka masih menggunakan pencatatan yang
sederhana, ini terlihat dari pemaparan dari informan Ibu Ery sebagai pemilik usaha
laundry kiloan :
“ada pencatatan laporan keuangan dalam usaha tapi ya masih sangat sederhana
dan kasar, serta ada pemisahan pencatatan, seperti adanya pencatatan harga perkilogram baju yang akan di cuci dengan menimbang terlebih dahulu, baju – baju dan sebagainya bisa ditimbang dan dikerjakan sesuai dengan pesanan. Bisa cuci mamel saja, bisa cuci setrika, bisa setrika saja dan sebagainya. Fungsi dari pencatatan tersebut guna mengetahui dan mengecek berapa yang keluar dan berapa yang masuk dan pencatatan dilakukan setiap hari..”
(Informan Ery)
Memang apa yang dilakukan oleh Informan Ery sangat beralasan, sebab menurut
pengamatan peneliti informan Ery sebagai pemilik usaha laundry kiloan ini menjalankan
bisnis laundry kiloan berdasarkan peluang, pengalaman, dan pengetahuannya dalam
melakukan pencatatan keuangan. Pencatatan yang dilakukan oleh Ibu Ery berfungsi
untuk mengontrol pengeluaran dan pemasukan setiap hari.
Hal tersebut juga didukung oleh pemaparan informan Wiji sebagai pengelola
berikut :
“Pencatatan keuangan dilakukan secara sederhana menurut pemahamanku sendiri, pokoknya ya yang saya tau mbak.. siapa yang naruh cucian, terus saya kasi nota buat pengambilan cuciannya nanti, selesai”
Pencatatan yang dilakukan secara sederhana dengan pengetahuan yang dimiliki
mereka. meskipun belum mengikuti standar akuntansi setidaknya pelaku UKM mengerti
pemasukan dan pengeluaran yang terjadi selama periode tertentu.
“ untuk pencatatan keuangan ini sangat sederhana, pemasukan dan pengeluaran ini dijadikan satu. Sudah merupakan kemauan bagi mereka untuk mencatat. Biasanya laundry gak nyatat ribet-ribet sesuai standar akuntansi, meskipun posisinya kurang bagus, karena dengan pencatatan mereka sudah mengerti kekayaan mereka.Pencatatan itu global, tergantung pemiliknya itu kan usaha sendiri kalo mau digabung juga gak masalah biar gak bingung”
(Informan bintang)
Adanya kemauan bagi pengusaha kecil untuk mencatat merupakan hal yang bagus
untuk meningkatkan kelancaran usahanya karena dengan melakukan pencatatan
keuangan mereka dapat mengetahui kekayaan yang mereka dapatkan selama
menjalankan usahanya tersebut meskipun pencatatannya masih sangat sederhana.
4.6. Penentuan tarif laundry kiloan yang ditawarkan
Tarif laundry kiloan sebaiknya ditentukan secara kompetitif, dengan kata lain
masih dalam rentang harga yang wajar dan relatif berimbang dengan pesaing terdekat.
Dikarenakan jumlahnya yang banyak bermunculan, hal ini menunjukkan usaha ini sangat
kompetitif sehingga bagaimana pemilik dapat memanajemen tarif tanpa melupakan faktor
harga yang terjangkau dan kualitas yang terbaik untuk menjaga pelanggan menjadi loyal.