Motor Diesel
Temperatur gas buang 500–600 oC
Motor Otto
Temperatur gas buang 700–1000 oC
Diagram indikator tekanan motor Otto 4 tak
Diagram indikator tekanan motor Disel 4 tak
Keterangan:
A = Saat pengapian B = Tekanan maksimum C = Akhir pembakaran D = Katup buang membuka
Keterangan: A = Mulai penyemprotan B = Mulai penyalaan C = Tekanan maksimum D = Akhir penyemprotan E = Akhir pembakaran F = Katup buang terbuka
Direktorat Pembinaan SMK 2013 118 Perbedaan pembentukan campuran
Motor Diesel
Pembentukan campuran
bahan bakar dan udara berada di dalam ruang bakar
Motor Otto
Pembentukan campuran
bahan bakar dan udara
berada di luar silinder
(karburator, manifold isap) Perbedaan cara penyalaan
Motor Disel
Terjadi dengan sendirinya
akibat temperatur akhir
kompresi yang tinggi dan titik penyalaan bahan bakar yang relatif rendah
Motor Bensin
Terjadi akibat dari
loncatan bunga api
pada busi
Perbedaan proses pembakaran
Gambar 3.6. Penyalaan motor disel dan bensin Gambar 3.5. Pembentukan campuran motor disel dan bensin
Direktorat Pembinaan SMK 2013 119
Keterangan: lai A = penyemprotan B = Mulai penyalaan B` = Saat pengapian C = Tekanan maksimum C` = Tekanan maksimum D = Akhir penyemprotan E = Akhir pembakaran E` = Akhir pembakaran F = Katup buang membuka F` = Katup buang membuka
Direktorat Pembinaan SMK 2013 120
Motor Disel Motor Bensin
Tekanan pembakaranmaksimum jauh lebih tinggidaripada motor
otto; dan
Proses pembakarandapat dikendalikan oleh sistem injeksi (misalnya : lama penyemprotan menentukan lama pembakaran)
Tekanan pembakaran maksimum lebihrendah dari pada
motor disel; dan
Proses pembakarantidak dapat
dikendalikan.
Perbedaan perbandingan campuran Putaran
idle
Beban menengah Beban penuh
Bensin Kaya 1 : 10 Sedikit kurus 1 : 17 Sedikit kaya 1 : 12 Diesel Kurus sekali 1:300 Kurus 1:30 Sedikit kurus 1:17
Perbedaan momen putar, putaran, daya & efisiensi Momen putar/dm3 volume silinder Putaran maksimu m Daya/dm3 volume silinder Efisiensi Bensin 70–90 Nm/dm3 5000– 6000 rpm 25–40 kw/dm3 20–30 % Disel 80–90 Nm/ dm3 2000– 5000 rpm 20–30 Km/ dm3 30–50 %
Pemakaian bahan bakar motor disel lebih hemat dari pada motor bensin karena :
Direktorat Pembinaan SMK 2013 121 Perbandingan campuran selalu kurus
Daya motor disel lebih rendah dari pada motor bensin, karena putarannya lebih rendah
Prinsip kerja diesel engine empat langkah
Seluruh diesel engine Caterpillar menggunakan sistem pembakaran
dalam (internal combustion system) dengan prinsip kerja empat
langkah atau sering juga disebut empat tak.
Konsep empat langkah adalah dalam menghasilkan satu kali kerja dibutuhkan empat langkah piston dan dua kali putaran crankshaft
yaitu:
Langkah pemasukan (intake stroke)
Langkah kompresi (compression stroke)
Langkah kerja ( power stroke)
Langkah pembuangan/ pembilasan (exhaust stroke).
Caterpillar diesel engine menggunakan prinsip empat langkah karena
mempunyai keuntungan sebagai berikut: Tingkat efisiensi tinggi
Pembakaran lebih sempurna Umur komponen panjang Pemakaian bahan bakar hemat Gas buang bersih
Suara engine relatif lebih halus
Prinsip kerja empat langkah pada engine diesel sama dengan engine
bensin, perbedaannya adaiah pada engine bensin yang
dikompresikan adaiah campuran udara dan bensin, sedangkan pada
diesel engine hanya udara yang dikompresikan didalam cylinder dan bahan bakar baru diinjeksikan beberapa derajat sebelum langkah
kompresi berakhir yang disebut injection timing. Terjadinya
pembakaran di dalam cylinder diesel engine diakibatkan oleh panas yang timbul secara alamiah, karena udara yang dikompresikan, hal ini
dapat terjadi karena perbandingan kompresi pada diesel engine relatif
sangat tinggi.
Direktorat Pembinaan SMK 2013 122
Langkah pemasukan udara (intake stroke)
Langkah pemasukan udara kedalam ruang bakar (intake stroke)
dimulai pada saat intake valve secara bertahap membuka beberapa derajat sebelum piston mencapai Titik mati atas (TDC).
Pada saat ini valve exhaust masih tetap dalam kondisi terbuka.
Exhaust gas yang terdorong keluar menuju exhaust manifold
menimbulkan tekanan rendah didalam ruang pembakaran sehingga
udara bersih masuk kedalam cylinder dari saluran intake dan
mendorong exhaust gas keluar melalui saluran exhaust, proses ini disebut dengan proses pembilasan. Proses pembilasan berfungsi untuk mempercepat terbuangnya exhaust gas sehingga tidak tersisa lagi didalam silinder.
Posisi terbukanya intake valve dan exhaust valve secara bersamaan disebut dengan Valve Overlap. Beberapa derajat setelah piston mencapai Titik mati atas (TDC), valve exhaust tertutup penuh dan udara bersih yang berasal dari saluran intake masih terhisap kedalam silinder.
Gambar 3.8. Akhir langkah pemasukan (intake stroke)
Langkah intake berakhir saat valve intake tertutup beberapa derajat
setelah piston mencapai Titik mati bawah (BDC). Kecepatan langkah
piston bergerak pada langkah intake akan mempengaruhi jumlah udara yang dapat masuk kedalam silinder yang disebut efficiency volumetric.
Direktorat Pembinaan SMK 2013 123 Derajat pembukaan dan penutupan valve intake dan exhaust engine- engine Caterpillar tidak dijelaskan secara spesifik, tergantung dari jenis dan rancangannya masing-masing.
Gambar 3.9. Langkah kompresi (Compression stroke)
Langkah kompresi (compression stroke)
Setelah langkah intake berakhir, valve intake dan exhaust sama-sama
tertutup dan piston bergerak menuju TDC. Gerakan piston menuju TDC
menyebabkan volume ruang bakar semakin mengecil sehingga tekanan udara akan meningkat dan temperature udarapun naik Kenaikan temperature pada langkah kompresi dapat mencapai 1000 °F
Direktorat Pembinaan SMK 2013 124
Beberapa derajat sebelum piston mencapai TDC bahan bakar
diinjeksikan. Karena temperature udara pada posisi ini sudah sangat tinggi maka bahan bakar yang diinjeksikan akan terbakar sendiri (self ignited). Proses pembakaran berakhir di dalam cylinder pada 3-5° setelah TDC
Gambar 3.11. Langkah usaha (Power Stroke)
Langkah usaha (power stroke )
Setelah bahan bakar terbakar dengan sempurna, tekanan diruang bakar menjadi sangat tinggi, karena pada saat tersebut intake dan
exhaust valve sama-sama tertutup, tekanan tinggi yang dihasilkan
mendorong piston menuju Titik mati bawah (BDC). Peristiwa ini disebut
dengan langkah usaha (power stroke). Temperature pada saat
pembakaran terjadi dapat mencapai 3000 °F. Langkah pembuangan (exhaust stroke)
Beberapa derajat sebelum piston mencapai BDC pada langkah usaha
(power stroke), valve exhaust membuka. Pada saat tersebut exhaust
gas akan mengalir ke exhaust manifold dan proses ini berlanjut
hingga piston bergerak menuju TDC. Exhaust valve akan menutup
beberapa derajat setelah TDC yaitu pada saat piston melakukan
langkah hisap.
Exhaust gas yang terdorong keluar dapat mencapai temperature sekitar 600 - 1100° F.
Direktorat Pembinaan SMK 2013 125 Demikian siklus ini terjadi secara terus menerus pada motor bakar
diesel. Ilustrasi dari proses kerja diesel empat langkah dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.12. Langkah pembuangan (exhaust Stroke)
Gambar 3.13. Siklus disel empat
Siklus Pembakaran
Perbandingan Kompresi dan Temperatur Udara dalam silinder dikompre- sikan oleh adanya gerakan naik piston yang menyebabkan temperatur meningkat. Grafik di bawah memperlihat-kan hubungan secara teori antara perbandingan kompresi,tekanan kompresi dan
Direktorat Pembinaan SMK 2013 126 suhu. Apabila perbandingan kompresi 16, maka tekanan kompresi
dan temperatur adalah 30 kg/cm2 dan 500°C.
Proses pembakaran enginediesel
Proses pembakaran pada motor disel dibagi menjadi 4 tahap :
Saat pembakaran tertunda (Ignition Delay)=A–B, tahap di mana
bahan bakar yang diinjeksikan baru bercampur dengan udara agar terbentuk campuran yang homogen
Saat perambatan api (Flame propagation) = B–C Terjadi
pembakaran di beberapa tempat yang menyebabkan terjadinya letupan api yang mengakibatkan kenaikan tekanan dan temperatur secara drastis.
Saat pembakaran langsung (Direct Combustion) = C–D Pada
phase ini, bahan bakar yang diinjeksikan langsung terbakar.
Saat Pembakaran Lanjut (After Burning) = D–E, Phase ini
membakar sisa campuran bahan bakar dan udara yang belum terbakar
Detonasi (knocking)
Detonasi adalah getaran atau suara ledakan yang ditimbulkan oleh pembakaran yang tidak sempurna. Metoda di bawah ini adalah cara mengatasinya
Direktorat Pembinaan SMK 2013 127 Menaikkan tekanan dan temperatur udara.
Mengurangi volume injeksi saat mulai injeksi. Menaikkan temperatur ruang bakar
Kondisi operasi diesel engine
Governor menentukan rpm engine yang tepat untuk beban yang diberikan dan sebuah sistem pengaturan yang memberikan bahan bakar dalam jumlah banyak atau sedikit untuk menghasilkan rpm yang
dibutuhkan. Dengan rancangan yang efisien, mekanisme timing
advance merasakan peningkatan atau penurunan rpm dan mengatur siklus injeksi bahan bakar untuk memulai burn window pada derajat rotasi crankshaft yang tepat. Bermacam kondisi operasi engine diesel
didiskusikan dan dijelaskan dengan menggunakan kurva horsepower.
Gambar 3.14. Kecepatan Low Idle
Low Idle
Direktorat Pembinaan SMK 2013 128
Gambar 3.15. Kecepatan High Idle
High Idle
High idle adalah engine dengan rpm tertinggi tanpa beban (Gambar 1.15).
Gambar 3.16. Rated Speed
Rated Speed
Semua engine diesel diberikan rating kecepatan yang disebut full load pada rated speed. Ini adalah rpm dimana engine beroperasi dengan beban penuh (Gambar 3.16).
Gambar 3.17. Overspeed
Overspeed
Terkadang engine beroperasi sedemikian rupa sehingga rpm dipaksa melebihi rpm high idle (Gambar 3.17). Hal ini disebut overspeed dan
Direktorat Pembinaan SMK 2013 129
Lug
Engine diesel dirancang untuk dibebani melebihi kondisi beban penuh
(Gambar 3.18). Governor atau Electronic Control Module (ECM)
memungkinkan untuk memberikan bahan bakar maksimum, namun
beban yang diterima engine sangat tinggi sehingga mampu untuk
menurunkan kecepatan engine. Pada kondisi ini karena tidak ada lagi
penambahan bahan bakar, sehingga governor tidak mampu
menghasilkan horsepower yang dibutuhkan. Kondisi tersebut dikenal dengan istilah lug.
Gambar 3.18. Lug
Ruang bakar
Macam-macam Ruang Injeksi Langsung