• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANGKAH KEGIATAN

3) Langkah Kegiatan

4) Uraian Materi

A. Pelaksanaan PAKEM Bagi Guru

1. Identifikasi Kesulitan Belajar

a) Pengantar

Tugas utama seorang guru adalah membuat perencanaan, melaksanakan dan dilaksanakan. Dalam proses pelaksanaan rencana yang telah disusun, guru sering mengalami kendala dan permasalahan sehingga kompetensi yang telah ditetapkan di masing-masing mata pelajaran tidak mencapai hasil yang maksimal.

Faktor yang berasal dari luar diri guru dan memegang pengaruh penting terhadap pencapaian kompetensi adalah peserta didik. Keberadaan peserta didik, tingkat kecerdasan, motivasi belajar, dan lainnya berpengaruh terhadap keberhasilan sebuah pembelajaran.

b) Tujuan

Tujuan identifikasi Belajar diharapkan guru dapat :

1) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran padasetiap mata pelajaran

2) Menemukan kemungkinan masalah dalam pembelajaran pada setiapmata pelajaran

3) Menemukan solusi/pemecahan dalam pembelajaran pada setiapmata pelajaran

c) Cara Mengatasi Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar seringkali diartikan sebagai gangguan yang terlihat pada kesulitan dalam menguasai dan kemampuan memahami kompetensi dasar yang diajarkan. Kesulitan belajar dapat berhubungan dengan perkembangan peserta didik seperti gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial atau berhubungan dengan kemampuan akademik seperti kegagalan dalam penguasaan ketrampilan membaca, menulis, berhitung, dan kompetensi lainnya.

Sementara ini yang sering terjadi, tinjauan terhadap kesulitan belajar peserta didik lebih banyak dibebankan kepada peserta didik. Mereka dianggap kurang serius dalam belajar, kemampuan intelegensinya rendah, bimbingan orang tua kurang dan masih banyak alasan serupa lainnya. Padahal dalam pembelajaran banyak unsur yang terkait dan mempengaruhi kualitas hasil belajar. Dalam konteks korelasi antara input-process-out put bisa kita lihat multi unsur yang memberikan andilhasil belajar. Input berupa raw input (peserta didik), inviromental input (lingkungan), dan instrumental input (kurikulum). Pada proses kita dapatmelihat perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, maupun sistem penilaian yang dikembangkan. Input dan proses tersebut akanmewarnai hasil belajar peserta didik berupa out put dan out come. Oleh karena itu, tidaklah adil apabila hasil belajar yang

rendah hanya dibebankankepada peserta didik dikarenakan pembelajaran bersifat kompleks.

Adi Gunawan dalam Born to Be a Genius (2003) menyatakan bahwa factor dominan yang menentukan keberhasilan proses belajar adalah denganmengenal dan memahami bahwa setiap individu adalah unik dengan gayabelajar yang berbeda satu dengan lainnya. Tidak ada gaya belajar yanglebih unggul dari gaya belajar lainnya. Semua sama uniknya dan semuasama berharganya. Kesulitan yang timbul selama ini lebih disebabkanoleh gaya mengajar yang tidak sesuai dengan gaya belajar. Dan yang lebih parah lagi adalah kalau anak sendiri tidak mengenal gaya belajar mereka.

Kenyataan lapangan yang mendukung pendapat di atas adalah guruyang cenderung menggunakan satu cara saja dalam mengajar yaitu gaya visual. Guru mengajar dengan menggunakan media papan tulis dan buku (visual). Murid belajar dengan buku dengan kegiatan mencatat, mengerjakan tugas, dan mengerjakan tes juga secara tertulis (visual).

Banyak pakar psikologi yang berpendapat bahwa panca indera merupakan pintu gerbang masuknya ilmu pengetahuan ke otak kita. Setiap peserta didik bersifat unik yang berbeda satu dengan lainnya, ketajaman panca indera mereka juga berbeda. Hal ini membentuk gaya belajar yang berbeda antara peserta didik yang satu dengan lainnya. Ada lima gaya belajar yang berbeda di ataranya visual (penglihatan), auditori (pendengaran), tactile/kinestetik (perabaan/gerakan), olfactori (penciuman), dan gustatory (pengecapan). Dari kelima gaya belajar itu, ada tiga gaya belajar yangdominan dan paling sering digunakan yaitu gaya belajar visual, auditori,dan kinestetik.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kualitas belajar peserta didik dipengaruhi oleh unsur internal dan eksternal. Unsur eksternal berupa materi yang dipelajari, cara pembelajaran guru, media yang digunakan lingkungan belajar, dan lainnya. Sedangkan faktor internal berkaitan dengan kemampuan diri seperti tingkat kecerdasan, bakat dan minat,ketajaman panca indera yang membentuk gaya belajarnya, kemampuan mengolah informasi yang diterima, berimajinasi, dan sebagainya. Secarapraktis kita dapat mempelajari kelemahan pelaksanaan pembelajaranyang dilakukan dengan cara melakukan analisis diri terhadap perencanaan,proses, maupun lingkungan belajar.

Berikut disajikan contoh tabel analisis diri terhadap proses pembelajaranyang selama ini dilakukan.

Tabel contoh analisis diri terhadap proses pembelajaran

Aspek Indikator

Hasil Refleksi Diri*) Ya Tidak Pengelolaan Kelas Pengelolaan peserta didik bervariasi, seperti

klasikal, kelompok,berpasangan, individu, dsb) dan sesuai materi pelajaran.

Pengelolaan kegiatan belajar peserta didik bervariasi, seperti wawancara, pengamatan, penelitian, bermain peran, dalam kelas, luar kelas, dan sesuai materi pelajaran.

Guru menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi dan sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran, situasi kondisi, dan peserta didik.

Guru menggunakan alat peraga dalam pembelajaran dan alatnya cukup jelas untuk dilihat oleh seluruh peserta didik.

Pada saat berdiskusi, peserta didik saling mendengarkan ketika ada yang berbicara/ berpendapat.

Bantuan atau intervensi guru kepada peserta

didik selalu bersifat memancing peserta didik untuk berfikir, misal dengan mengajukan pertanyaan (dalam batas kemampuannya) Berbagai hasil karya peserta didik yang bervariasi dipajang di kelas.

Perilaku peserta didik yang tidak disiplin/ sesuai dengan kesepakatan kelas diberi konsekuensi logis

Semua/hampir semua (di atas 90%)

pesertadidik menunjukkan disiplin dan prilaku positif sesuai kesepakatan kelas

Komunikasi dan Interaksi

Guru mendorong peserta didik untuk bertanya, berpendapat, dan/atau

mempertanyakangagasan guru/peserta didik lain.

Banyak hasil karya para peserta didik dipajangkan dan ditata dengan rapi.

Hasil karya peserta didik yang berupa tulisan merupakan kata-kata peserta didik sendiri dan sudah berkembang.

Ada interaksi guru-peserta didik, peserta didik-peserta didik (multiarah).

Peserta didik mengungkapkan gagasan dengan kata-kata sendiri, runtut, dan

mengembangkannya.

Peserta didik tidak takut bertanya, menjawab, atau menyatakan pendapat dengan tertib. Setiap proses pembelajaran bebas dari ancaman dan intimidasi

Umpan Balik dan Penilaian

Guru selalu memberikan umpan balik yang menantang (sesuai kebutuhan peserta didik) Guru memberikan umpan balik lisan dan tulisan secara individual.

Guru menggunakan berbagai jenis penilaian (proses dan hasil) dan memanfaatkan hasilnya untuk kegiatan tindak lanjut.

Setiap proses pembelajaran disertai dengan penghargaan dan pengakuan baik secara verbal maupun non-verbal

Kualitas Pertanyaan dan Cara Guru Bertanya

Pertanyaan yang diajukan guru (selalu) memancing peserta didik untuk membangun gagasannya sendiri.

Guru mengajukan pertanyaan, menyediakan waktu tunggu, dan menunjuk siapa yang harus menjawab tanpa pilih kasih.

Refleksi Guru selalu meminta peserta didik untuk melakukan refleksi setelah mempelajarisuatu konsep/keterampilan

Keterlibatan Peserta didik

Sebagian besar peserta didik (75 % atau lebih) aktif bekerja

Peserta didik asyik berbuat/bekerja dengan penuh konsentrasi.

Pemandirian peserta didik

Ada program pengembangan kegiatan belajar mandiri peserta didik yang terencana dan dilaksanakan dengan baik.

Peserta didik melakukan kegiatan membaca atau menulis atas keinginan sendiri.

Peserta didik dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dengan membaca, bertanya, mencoba/ mengamati.

Sumber Belajar/Alat Bantu

Guru menggunakan berbagai sumber belajar (termasuk lingkungan sekitar) dan terbaik dari

yang ada serta penggunaannya sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan.

Guru membuat sendiri dan menggunakan alat bantu belajar sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan.

Guru menggunakan alat bantu murah atau mudah diperoleh di sekitar.

Tersedia sudut baca/perpustakaan dan dimanfaatkan oleh guru dan seluruh peserta didik.

Lembar kerja mendorong peserta didik untuk menemukan konsep/ gagasan/cara/rumus dan menerapkannya dalam konteks lain.

Keterlibatan Peserta didik

Sebagian besar peserta didik (atau lebih) aktif bekerja

Peserta didik asyik berbuat/bekerja dengan penuh konsentrasi. Pembelajaran bebas dari perlakuan kekerasan (emosional, fisik,dan pelecehan seksual dan penelantaran)

Setiap proses pembelajaran bebas dari perlakuan kekerasan (emosional, fisik, dan pelecehan seksual dan penelantaran)

Semua/hampir semua peserta didik mengalami peningkatan kompetensi personal/sosial sesuai potensinya seperti bisa bekerjasama,

bertoleransi, menyelesaikan konflik dengan sehat, bertanggungjawab, kepemimpinan, dsb dalam kegiatan

di dalam/luar kelas

Semua peserta didik mengalami peningkatan kepercayaan diri seperti terlihat dalam

keberanian mengajukan pertanyaan, menjawab dan tampil ke depan, dll

Identifikasi layanan khusus serta individual

Selalu melakukan identifikasi kebutuhan khusus serta merancang dan melaksanakan PPI (program pembelajaran individual) sebagai respon adanya kebutuhan khusus

2. Merencanakan Program Pembelajaran

a) Pengantar

Dalam praktik sehari-hari,banyak guru yang telah dilatih PAKEM memahami teori maupun contoh praktik, namun mereka sulit untuk kreatif menciptakan model-model pembelajaran lainnya yang memiliki kemungkinan sama besar atau bahkan lebih baik dari apa yang telah dilakukan selama ini. Hal ini terlihat dari prosedur yang kurang sistematis dalam skenario pembelajaran, kurang bervariasinya bentuk hasil belajar peserta didik, kegiatan pengelolaan peserta didik/kelas yang monoton,dsb. Karakteristik anak yang unik, suka bermain, suka bergerak, punya rasa ingintahu, suka berimajinasi, suka bertanya, dan mencoba; hal ini membuka peluang bagi kita mengelola kegiatan belajar secara beragam tanpa meninggalkan tuntutan pencapaian kompetensi. Anak akan selalu menantikan dan merindukan kegiatan pembelajaran beikutnya karena setiap kegiatan yang dilakukan guru senantiasa menarik menyenangkan, menantang dan tidak membosankan.

Melalui modul ini dicontohkan bagaimana menciptakan berbagai variasi model pembelajaran yang menarik, menantang, dan berfokus kepada pencapaian kompetensi. b) Tujuan

Tujuan membuat program Pembelajaran : 1) Membuat rancangan kegiatan yang menarik

2) Menyusun tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, menentukan alat, sumber dan langkah-langkah pembelajaran yang bervariasi dengan kompetensi yang dikembangkan

c) Cara Melaksanakan Program

Pengembangan variasi pembelajaran identik dengan pengembangan kreativitas guru dalam menyusun rencana, melaksanakan, dan melakukan penilaianpembelajaran. Pada dasarnya kita terlahir dengan memiliki potensi rasa ingin tahu,kemampuan berimajinasi, dan fitrah bertuhan. Rasa ingin tahu dan kemampuanberimajinasi merupakan ‘modal dasar’ untuk berkembangnya kreativitas; fitrah bertuhan memungkinkan manusia beriman kepada Tuhan. Potensi rasa ingintahu dan kemampuan berimajinasi akan berkembang menjadi kreativitas apabila terus menerus berani ‘mencoba tanpa rasa takut bersalah’ sampai menemukan beberapa pola yang diyakini mampu menjadi langkah yang tepat dalam menyajikan pembelajaran.

Sebagai gambaran sebelum melaksanakan program perlunya rancangan mencari alternatif kegiatan pembelajaran. Berikut ini salah satu contoh sebelum menyusun program pembelajaran:

Bahasa Indonesia

No Kompetensi Dasar Alternatif

Pembelajaran Kegiatan Inti 1. Menyusun percakapan

tentang berbagai topik dengan memperhatikan penggunaan ejaan.

Benda berbicara  mendeskripsikan benda yang dipilih untuk menentukan peran dalam percakapan

menyusun percakapan dengan memperhatikan ejaan

melakukan percakapan Percakapan

Rumpang bermain melanjutkan kalimat percakapan yang belum selesai diawali dari satu kalimat kemudian dilanjutkan oleh teman yang lainnya.

melengkapi percakapan rumpang menyusun percakapan dengan

memperhatikan ejaan Menyusun

Percakapan Acak  bermain acak kalimat tanya-jawab menyusun percakapan acak

menyusun contoh percakapan lainnya. melakukan percakapan

Alih Bentuk Membaca prosa/cerita pendek. mengubah prosa ke dalam bentuk

percakapan (dialog).

melakukan percakapan/bermain peran

d) Contoh Rencana Pembelajaran ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN