• Tidak ada hasil yang ditemukan

Langkah-Langkah Melakukan SADARI

Dalam dokumen Proposal Penyuluhan 1 (Halaman 30-38)

B. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) 1. Pengertian SADARI

4. Langkah-Langkah Melakukan SADARI

Menurut Depkes RI (2009), cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dapat dilakukan dengan cara:

a. Melihat perubahan payudara dihadapan cermin

1) Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak).

Gambar 2.14: SADARI dengan melihat payudara (breastcancer.org)

2) Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan.

3) Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya.

Gambar 2.15: SADARI dengan mengangkat kedua tangan (breastcancer.org)

4) Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan payudara.

Gambar 2.16: SADARI dengan tangan disamping (breastcancer.org)

5) Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang atau tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah aksila.

Gambar 2.17: SADARI dengan berkacak pinggang (breastcancer.org) b. Memeriksa Perubahan Bentuk Payudara dengan Posisi Berbaring

1) Dimulai dengan payudara sebelah kanan

2) Baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua lutut dengan meletakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikkan bagian yang akan diperiksa

3) Kemudian letakkan tangan kanan dibawah kepala 4) Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan

5) Gunakan telapak jari-jari untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan

Gambar 2.18: SADARI dengan posisi berbaring (breastcancer.org) c. Periksa payudara dengan menggunakan Vertical Strip dan Pemutaran

1) Memeriksa seluruh bagian payudara secara vertical, dari tulan selangka di bagian atas ke batas bawah payudara, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak.

2) Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudianputar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan.

3) Gerakkan tangan dengan perlahan-lahan ke batas bawah payudara dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian batas bawah payudara, bergerak kurang lebih 2 cm ke kiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan payudara.

4) Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.

Gambar 2.19: SADARI dengan Vertical Strip(breastcancer.org)

d. Memeriksa Payudara secara Memutar

2) Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa

3) Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara 4) Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan

tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah aerola mammae.

Gambar 2.20: SADARI dengan pemutaran (breastcancer.org)

e. Pemeriksaan Cairan di Puting Payudara

Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.

Gambar 2.21: SADARI dengan Memeriksa Puting (breastcancer.org)

f. Memeriksa Ketiak

Letakkan tangan kanan ke samping dan merasakan ketiak dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.

BAB III KESIMPULAN A. KESIMPULAN

Kanker payudara (Carsinoma mammae) adalah keganasan yang menyerang kelenjar air susu, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara (Arkhan, 2008). Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang paling sering terjadi di Indonesia selain kanker serviks. Tahun 2012, insiden kanker payudara sebesar 40 per 100.000 perempuan di dunia (IARC, 2012). Menurut data sistem informasi rumah sakit di Indonesia, kasus kanker payudara sebesar 28,7% (Departemen Kesehatan, 2010), sedangkan prevalensi terjadinya kanker payudara di wilayah Sumatera Selatan sebesar 0,7 per 1000 penduduk (Riset Kesehatan Dasar, 2013) Kanker payudara dapat menyerang semua kelompok umur (Riset Kesehatan Dasar, 2013). Insiden kanker payudara meningkat sesuai dengan pertambahan umur (Luwia, 2003; dikutip Handayani & Sundamiarti, 2012), namun usia muda bukan jaminan aman dari kanker payudara (Handayani & Sundamiarti, 2012). Saat ini kecenderungan kanker payudara dialami oleh perempuan berusia 15-20 tahun (Septiani & Suara, 2013).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan prevalensi kanker payudara adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan deteksi dini periksa payudara sendiri (SADARI). SADARI merupakan pemeriksaan fisik sederhana yang dapat mendeteksi kista, tumor jinak, serta kanker payudara (Hirsch, 2007). Menurut Mikail (2011), kegiatan SADARI sangat efektif sampai dengan 90% dalam mendeteksi kanker payudara termasuk pada perempuan usia subur. Pengetahuan tentang SADARI masih kurang di kalangan remaja, didukung oleh penelitian yang dilakukan Septiani & Suara (2013) bahwa masih

rendahnya siswa yang melakukan SADARI ditandai dengan pengetahuan kurang tentang cara melakukan, prosedur, waktu dan hasil SADARI sebanyak 65,8%.

Peran perawat terkait dengan memberikan pendidikan kesehatan deteksi dini SADARI adalah sebagai edukator dengan memberikan penyuluhan kesehatan SADARI (Mubarak, 2007). Diharapkan dengan dilakukannya penyuluhan kesehatan deteksi dini SADARI akan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja dalam pencegahan kanker payudara.

American Cancer Society. (2014). How Many People Have Breast Cancer. http://www.cancer.org diakses pada 11 Januari 2016.

Andari, FN. (2009). Pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang keperawatan leucorrhea di SMA PGRI Indralaya. (Skripsi tidak dipublikasikan).

Arikunto, S. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

__________.(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arlinda, S.W. (2002). Analisis Ketahanan Hidup 5 Tahun pada Penderita Kanker Payudara

di RS Kanker Dharmais. Jakarta: FK UI.

Astutik, R.Y. (2014). Payudara dan Laktasi. Jakarta: Salemba Medika.

Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. (2015). Situasi Penyakit Kanker. Pusat Data

dan Informasi. Kemenkes

RI.http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletin-kanker.pdfdiakses pada 13 Maret 2017

Dahlan, M.S. (2011). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Dariyo & Agoes. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor Selatan: Galia Indonesia. Departemen Kesehatan RI. (2010). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI diperoleh

melalui http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-profil-kesehatan.html diakses pada 13 Maret 2017.

Departemen Kesehatan RI. (2014). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar(RISKESDAS) Indonesia tahun 2013. Jakarta diperoleh melalui http://terbitan.litbang.depkes.go.id/penerbitan/index.php/blp/catalog/book/152diakses pada 13 Maret 2017

Dinas Kesehatan Sumatera Selatan. (2014). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2014 diperoleh melalui

http://dinkes.sumselprov.go.id/downlot.php?file=PROFILDINASKESEHATAN2015. pdfdiakses pada 13 Maret 2017

Dalam dokumen Proposal Penyuluhan 1 (Halaman 30-38)

Dokumen terkait