• Tidak ada hasil yang ditemukan

STAF TATA USAHA

2. Langkah-langkah membangun brand image dalam meningkatkan daya saing

Dalam membangun brand image dalam meningkatkan daya saing suatu lembaga pendidikan diperlukan langkah-langkah yang dilakukan kepala

sekolah. Oleh karena itu peneliti mengungkap berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi bahwa kepala sekolah melakukan beberapa langkah-langkah terhadap beberapa faktor pembentuk brand image yang terdapat di dua situs penelitian. Sehingga dapat membangun brand image dalam meningkatkan daya saing sekolah di SMA Negeri 3 Malang dan SMA Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Berikut adalah pemaparan secara terperinci sebagaimana berikut:

a. SMA Negeri 3 Malang 1) Akreditasi Kelembagaan

Langkah-langkah yang digunakan SMA Negeri 3 Malang dalam mencapai akreditasi dengan nilai A, dijelaskan oleh bapak Basuki sebagai berikut:

Kami mengawali dari koordinasi. Jadi kordinasi untuk pekerjaan yang nanti diawali dari analisis. Setelah analisis maka akan diketahui perencanaannya yang akan dilaksanakan detailnya seperti ini, dilaksanakan waktunya ini, biaya sekian, peluang, tantangan dan hambatannya dianalisis kemudian dilaksanakan. Setelah dilaksanakan itu ada tahap yang dinamakan pelaporan dan pertanggung jawaban. Semua bagian seperti itu sesuai 8 Standar Nasional Pendidikan.82

Dari hasil wawancara di atas peneliti dapat simpulkan bahwa langkah- langkah pencapaian akreditasi dengan nilai A diawali melalui analisis SWOT yang sesuai dengan 8 Standar Nasional Pendidikan. Hal ini juga ditambahkan oleh kepala SMA Negeri 3 Malang bahwa:

Kita membuat diskusi bersama dengan mendata semua unsur lalu membicarakan perkembangan saat ini, yang akan datang dan kondisi real kita. Kemudian kita buat analisis SWOT untuk melihat sekolah ini 82 Wawancara dengan bidang penelitian, pengembangan sekolah dan pengukuran kepuasan pelanggan, Bapak Drs. Basuki Agus Priyana P, M.Pd pada 06 Januari 2016 pukul 11.02 WIB di ruang Waka 3

baiknya seperti apa. Lalu mengingat di negara kita ada 8 standar yang kemudian kita buat evaluasi diri yaitu di standar tersebut kita sudah sampai dimana posisinya. Dari hasil tersebut posisi kita memang sudah berada diatas. Semisal contoh di standar proses ingin inovasi apa lalu di sambungkan dengan visi yang ada. Jadi dari evaluasi tersebut kita membuat rencana pengembangan sekolah kedepan.83

Dari pemaparan di atas peneliti dapat simpulkan bahwa untuk mencapai akreditasi A setelah diskusi bersama dan melakukan analisis SWOT maka dilakukan evaluasi diri dari 8 Standar Nasional Pendidikan untuk melihat pencapaian posisi sekolah. Kemudian dengan evaluasi diri yang dilakukan sekolah maka dapat dilakukan dengan membuat rencana pengembangan sekolah yang akan datang.

Selanjutnya setelah SMA Negeri 3 Malang mencapai akreditasi A maka perlu adanya strategi untuk mempertahankan akreditasi dan mutu sekolah yang telah dicapai. Sebagaimana hasil wawancara dengan Kepala sekolah bahwa:

Untuk mempertahankannya itu ada beberapa strategi. Yang pertama, yang utama kita kelola dulu gurunya. Jadi pengelolaan secara total mengenai kualitas guru, artinya siapun guru yang mengajar di SMAN 3 itu diwajibkan untuk ikut namanya SOP (Standar Oprasional Prosedur). Misalnya bagaimana untuk jenjang pendidikannya? Bagaimana penguasaan IT nya? Kemudian bagaimana kemampuan risetnya? Hal ini yang kami bangun. Karena bagaimanapun juga kami tidak lepas dari riset ini. Yang kedua, mengupgrade karyawan, tenaga pendidik kependidikan, karena ini merupakan layanan selain guru.84

Dari paparan di atas dapat dijelaskan bahwa untuk mempertahankan akreditasi A dan mutu sekolah yang baik sangat diperlukan agar tidak terjadi penurunan terhadap kualitas sekolah. Untuk mempertahankan akreditasi A

83 Wawancara dengan Kepala Sekolah, Ibu Asri Widiapsari, M.Pd pada 22 Agustus 2016 pukul 10.33 WIB di ruang kepala sekolah

84 Wawancara dengan kepala sekolah, Ibu Asri Widiapsari, M.Pd pada 22 Agustus 2015 pukul 10.33 WIB di ruang Kepala sekolah.

tersebut di perlukan beberapa strategi. Pertama, pengelolaan secara total mengenai kualitas guru sesuai SOP (Standar Oprasional Prosedur). Kedua, mengupgrade karyawan, tenaga pendidik dan kependidikan.

Dalam proses melakukan langkah-langkah tersebut tidak semuanya berjalan dengan baik, akan tetapi terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaanya. Sebagaimana penjelasan bapak Basuki bahwa:

Masalah organisasi yang lebih banyak itu adalah pemahaman terhadap tupoksi (tugas pokok dan fungsi). Tantangan yang paling berat menurut saya bagaimana mendudukan tugas pokok dan fungsi dari masing- masing personil yang ada di SMAN 3. Jadi dia tau tapi tidak mau mengerjakan, ada yang tau tapi pura-pura tidak tau dan ada yang tau tapi tidak mau dengan berbagai macam alasan. Sehingga menghidupkan permasalahan tupoksi sesuai dengan standar layanan yang ditetapkan badan standar nasional pendidikan itu yang berat.85

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti simpulkan bahwa terdapat kendala dalam melaksanakan langkah-langkah mencapai akreditasi A yaitu kurangnya kesadaran dari beberapa guru mengenai permasalahan tugas pokok dan fungsi yang sesuai standar layanan yang telah ditetapkan oleh badan standar nasional pendidikan. Sehingga dalam menjalankan langkah-langkah tersebut tidak semua melaksanakan tugasnya dengan baik.

Sehingga untuk menanggulangi kendala mengenai kurangnya kesadaran guru dalam menjalankan tugas maka sekolah melakukan dua langkah yaitu dengan memberikan reward kepada guru yang berprestasi dan disiplin kemudian memberikan punishment kepada guru yang tidak rajin dan tidak disiplin. Sebagaimana hasil wawancara berikut:

85 Wawancara dengan bidang penelitian, pengembangan sekolah dan pengukuran kepuasan pelanggan, Bapak Drs. Basuki Agus Priyana P, M.Pd pada 06 Januari 2016 pukul 11.02 WIB di ruang Waka 3

Untuk mengatasi guru-guru yang kurang disiplin maka di SMAN3 ini terdapat pemberian reward dan punishment kepada guru-guru. Jadi pemberian reward kepada guru yang disiplin dan berprestasi ini tidak berupa hadiah atau uang akan tetapi diberikan berupa piagam penghargaan dan pemberian punishment kepada guru yang tidak disiplin berupa teguran melalui tulisan kemudian jika mengulangi lagi maka di panggil kepala sekolah dan kemudian di bicarakan di dalam rapat.86

Dengan adanya reward dan punishment terhadap guru diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran guru-guru dalam menjalankan tugasnya. Reward tersebut tidak berupa hadiah berbentuk uang tetapi berbentuk piagam penghargaan terhadap guru yang disiplin dan berprestasi. Kemudian punishment disini yang pertama adalah berupa teguran terhadap guru tersebut dan apabila berlanjut maka akan menghadap kepala sekolah dan selanjutnya akan didiskusikan dalam rapat dewan guru. Hal ini didukung oleh hasil dokumentasi berupa laporan detail harian absen guru selama seminggu yang diberikan kepada seluruh guru yang didalamnya akan terlihat apakah absennya terpenuhi atau tidak sebagaimana terdapat dalam lampiran 13.87

2) Standar Manajemen Mutu ISO 9001:2000

Mencapai sertifikat ISO 9001:2000 adalah langkah awal untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan dan meraih pengakuan internasional. Untuk mencapai sertifikat tersebut menggunakan beberapa langkah-langkah. Dalam hal ini peneliti melakukankan wawancara dengan bapak Basuki sebagai berikut:

86 Wawancara dengan bidang penelitian, pengembangan sekolah dan pengukuran kepuasan pelanggan, Bapak Drs. Basuki Agus Priyana P, M.Pd pada 06 Januari 2016 pukul 11.02 WIB di ruang Waka 3

Kalau saya melihatnya dari teori manajemen. Total quality manajemen itu ada empat langkah yaitu: plan, do, chek, dan action. Jadi ada perencanaan, ada pelaksanaan, ada evaluasi, dan ada perbaikan setelah evaluasi itu. Ini yang mencoba untuk selalu dilakukan semua bagian yang jumlahnya 42 bagian. Jadi kalau misalnya bagaimana caranya ya menerapkan empat itu tadi yaitu dengan berkesinambungan, jadi jangan harap program yang tahun kemaren bagus sepanjang nanti dianalisis tidak bagus mungkin akan dihapus tahun ini.88

Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat simpulkan bahwa langkah-langkah sekolah dalam mencapai sertifikat ISO 9001:2000 yaitu dengan menggunakan plan, do, chek, dan action. Yang mana plan adalah tahap perencanaan, do adalah tahap pelaksanaan, chek adalah evaluasi dan action adalah perbaikan setelah evaluasi. Dalam beberapa tahap ini dilakukan secara berkesinambungan dan apabila sepanjang analisis terdapat ketidaksesuaian, maka akan ada program yang dihapus begitupula sebaliknya. Dari pencapaian tersebut dapat dilihat dari hasil dokumentasi yang berupa foto sertifikat ISO 9001:2000 dan IWA 2:2007 yang telah di dapatkan oleh SMA Negeri 3 Malang sebagaimana terdapat dalam lampiran 6.89

Kemudian saat ini SMA Negeri 3 Malang tidak lagi menggunakan setifikat ISO 9001:2000 di karenakan berbagai pertimbangan seperti faktor biaya yang begitu tinggi. Akan tetapi dengan tidak menggunakan ISO 9001:2000 maka SMA Negeri 3 Malang tetap menerapkan langkah-langkah plan, do, check, action untuk mencapai mutu sekolah yang baik. Sebagaimana hasil wawancara berikut:

88 Wawancara dengan bidang penelitian, pengembangan sekolah dan pengukuran kepuasan pelanggan, Bapak Drs. Basuki Agus Priyana P, M.Pd pada 06 Januari 2016 pukul 11.02 WIB di ruang Waka 3

Kami saat ini sudah tidak menggunakan ISO lagi. Sehingga kita tidak mendapat sertifikat ISO 9001:2000, tetapi kami masih menerapkan plan, do, check, action dalam pengembangan mutu sekolah.90

SMA Negeri 3 Malang tetap mengadopsi langkah-langkah plan, do, check, action yang diterapkan dalam proses pencapaian ISO walaupun sudah tidak menggunakan sertifikat ISO lagi. Dengan mengadopsi langkah- langkah PDCA tersebut SMA Negeri 3 Malang tetap dapat mengembangkan mutu sekolah dengan baik dan diaplikasikan melalui proses akreditasi.