• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.5 Langkah-langkah Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan

Permainan Bahasa (Katarsis)

Langkah-langkah pembelajaran membaca pemahaman dengan permainan bahasa (katarsis) adalah:

a. Kegiatan Awal

1. Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran meliputi materi pembelajaran, menyusun aturan permainan, menyiapkan alat permainan, program semester, silabus, rencana perbaikan pembelajaran dan lembar kerja siswa.

2. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Kegiatan Inti

1. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok, kemudian guru memberi penjelasan dan contoh cara melakukan permainan bahasa yang akan dilakukan dalam pembelajaran keterampilan membaca pemahaman.

2. Siswa dituntun untuk membaca teks wacana dengan permainan bahasa agar mereka mengerti dan senang dengan belajar membacanya, sehingga tidak jenuh serta berdiskusi kelompok dengan mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum paham.

3. Guru berkeliling dan memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan atau kesulitan-kesulitan yang muncul atau dialami oleh para siswa sekaligus mengontrol jalannya proses interaksi antarsiswa.

4. Siswa mengerjakan tugas permainan bahasa pada lembar kerja sesuai soal-soal perintah dalam permainan bahasa yang dilakukan.

5. Masing-masing kelompok mengumpulkan hasil kerja kelompoknya.

c. Kegiatan Akhir

1. Siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan secara bersama-sama dan menjadikan lebih bermakna dalam kehidupan sehari-hari.

2. Siswa diberi penguatan dengan harapan siswa akan termotivasi untuk mempelajari lebih banyak tentang pelajaran membaca bahasa Indonesia dengan membaca buku bacaan di perpustakaan, membaca buku teks yang berkaitan, atau melakukan kegiatan lain yang berkaitan dengan materi pembelajaran membaca (Adaptasi dari Arsyad, 2002: 46).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melaksankan pembelajaran membaca pemahaman dengan permainan bahsa (katarsis), ada tiga langkah kegiatan yang dilaksanakan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir serta beberapa hal yang harus dilakukan dan dipersiapkan sehingga nantinya dalam pelaksanaan kegiatannya benar-benar sesuai dengan yang diharapkan.

2.6 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas yaitu: ”Apabila dalam pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan Permainan Bahasa (Katarsis) maka aktivitas dan

keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat dapat meningkat”.

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas diartikan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati, merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas (Kunandar, 2010: 10).

3.2 Setting Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV A SDN 4 Metro Pusat, dengan jumlah siswa 26 anak yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

b. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN 4 Metro Pusat, tepatnya di Jalan Mr. Gele Harun Kecamatan Metro Pusat.

c. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Ajaran 2011/2012 selama 7 bulan dari bulan Agustus sampai bulan Februari.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan, yaitu dengan menggunakan teknik tes dan nontes.

3.3.1 Teknik Tes

Teknik tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang dites, dan berdasarkan hasil pelaksanaan tugas-tugas tersebut, akan dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut (Poerwanti, dkk. 2008: 2.26). Dalam penelitian ini, teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data nilai-nilai siswa, guna mengetahui hasil belajar siswa mata pelajaran bahasa Indonesia dengan permainan bahasa (katarsis) pada kelas IVA SD Negeri 4 Metro Pusat khususnya tes kemampuan membaca dalam memahami isi bacaan. Data yang terkumpul melalui teknik tes berupa data kuantitatif.

3.3.2 Teknik Nontes

Teknik nontes dapat dilakukan melalui observasi baik secara langsung maupun tidak langsung (Poerwanti, dkk. 2008: 2.26). Secara sederhana, observasi dapat diartikan sebagai prosedur sistematis dan baku untuk memperoleh data (Kerlinger dalam Aunnurrahman, dkk. 2009: 8-20). Observasi digunakan untuk mengetahui apakah dengan permainan bahasa (katarsis) pembelajaran di kelas akan lebih efektif, apa pengaruhnya serta bagaimana pembelajaran yang akan dilakukan. Observasi dilakukan oleh observer terhadap aktivitas siswa maupun guru selama proses pembelajaran berlangsung.

3.4 Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes dan lembar observasi.

3.4.1 Tes yang digunakan adalah tes subjektif tertulis untuk mengetahui kemampuan keterampilan membaca siswa dalam memahami isi bacaan/teks bacaan pada pembelajaran bahasa Indonesia.

3.4.2 Lembar observasi yang digunakan oleh observer untuk mengamati aktivitas siswa maupun peneliti saat pembelajaran dilaksanakan/ berlangsung.

3.4.3 Dokumentasi, digunakan untuk mendokumentasikan aktivitas belajar siswa dan juga aktivitas kinerja guru selama proses pembelajaran.

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dengan cara mengumpulkan data untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas belajar siswa. Sedangkan analisis kuantitatif untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang akan diajarkan guru yaitu keterampilan membaca dalam memahami isi bacaan siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat.

a. Analisis Kualitatif

a) Rumus analisis aktivitas belajar siswa

100

SM

R

NP

Keterangan:

NP = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap

Adaptasi dari Purwanto (2002)

b) Rumus analisis kinerja guru selama proses pembelajaran

Keterangan: 86% - 100% = Baik sekali 71% - 85% = Baik 56% - 70% = Cukup 41% - 55% = Kurang 32% - 40% = Sangat Kurang

Adaptasi dari Departemen Pendidikan Nasional (dalam Www.Sdn-Cisarua .Sch.Id/....Guru....Guru..../265-Penilaian-Kinerja-Guru.Html. Tanggal akses 01 Februari.@11.15).

b. Analisis Kuantitatif

Digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang akan diajarkan guru yaitu keterampilan membaca dalam memahami isi bacaan dan penilaian proses membaca siswa. Adapun aspek yang dinilai meliputi: 1) kemampuan menemukan pikiran pokok setiap paragraf, 2) menangkap isi teks bacaan, baik yang tersurat maupun yang tersirat, 3) menceritakan kembali teks bacaan dengan bahasanya sendiri/kata-katanya sendiri, 4) menjawab pertanyaan

dengan lengkap. Teknik penyekoran proses keterampilan membaca (terlampir). Data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif dilakukan secara deskriptif, yakni dengan menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual dengan rumus sebagai berikut:

a) Ketuntasan Individual

Keterangan:

S = Nilai yang diharapkan

R = Jumlah skor/ item yang dijawab benar N = Skor maksimum dari tes

b) Ketuntasan Klasikal

Keterangan:

KK = Ketuntasan Klasikal STB = Siswa yang Tuntas Belajar SS = Seluruh Siswa

3.6 Indikator Keberhasilan Pembelajaran

Pembelajaran dalam penelitian ini dikatakan berhasil jika:

3.6.1 Adanya peningkatan persentase aktivitas siswa dan kinerja guru disetiap siklusnya mencapai persentase sebesar≥76%.

3.6.2 Adanya peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa secara klasikal mencapai minimal ≥76% dari seluruh siswa mencapai kategori baik/ skor≥71.

3.6.3 Adanya peningkatan persentase evaluasi hasil belajar siswa setiap siklusnya mencapai persentase sebesar ≥76% dari seluruh siswa mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 65. (diadaptasi dari Depdiknas, 2008: 5).

3.7 Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian yang digunakan adalah berupa rangkaian langkah-langkah berbentuk spiral yang dikemukakan Kemmis (Wiriaatmadja, 2006: 66) yaitu setiap langkah/siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kegiatan pertama dilakukan pada tahap perencanaan (planing). Dilanjutkan dengan tindakan (action) disertai dengan pengamatan (observing). Ebut (dalam Aunurrahman, dkk. 2009: 3.6) bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan-tindakan tersebut. Selanjutnya kegiatan refleksi (reflect) melalui diskusi antarpeneliti yang akan mengahasilkan rencana

perbaikan tindakan pada siklus berikutnya. Siklus tindakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut.

Gambar: Modifikasi dari Wardhani (2007: 2.4).

3.9 Urutan Tindakan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, dengan berbagai kemungkinan perubahan yang dianggap perlu. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Perencanaan I SIKLUS I Pengamatan I Perencanaan II SIKLUS II Pengamatan II Perencanaan III SIKLUS III Pengamatan III Pelaksanaan I Refleksi I Pelaksanaan II Refleksi II Pelaksanaan III Refleksi III

Siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran dan bahan ajar. b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk

kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan alat evaluasi. c. Menentukan materi.

2. Pelaksanaan

Materi pembelajaran pada siklus I dengan pokok bahasan “Pikiran Pokok”. Adapun permainan bahasa (katarsis) yang dilakukan adalah “Kolom Kata Kalimat”.

Penyampaian materi pembelajaran dalam siklus I adalah sebagai berikut: a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang sesuatu yang berhubungan

dengan pikiran pokok sebagai apersepsi untuk menggiring pemikiran dan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran tentang Pikiran Pokok.

b. Guru mengajak siswa bernyanyi bersama-sama lagu yang berhubungan dengan Pikiran Pokok berjudul “Menanam Jagung” yang telah diganti syairnya.

c. Guru menginformasikan materi pembelajaran yang akan dipelajari bersama.

d. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang pikiran pokok dengan menggunakan media (tulisan berupa paragraf yang dituliskan pada karton).

e. Siswa membentuk kelompok kerja siswa yang setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 orang.

f. Guru membagikan alat-alat (teks bacaan dan karton) yang diperlukan dalam permainan kepada setiap kelompok.

g. Dengan permainan “Kolom Kata Kalimat” siswa menuliskan kolom kata dan kalimat dari teks bacaan yang telah dibaca oleh siswa sebelumnya, kemudian menuliskan sebanyak-banyaknya pada masing-masing kolom yang telah disediakan. Sebelumnya guru memberitahukan aturan mainnya.

h. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas kelompoknya. i. Perwakilan dari masing-masing kelompok maju membacakan hasil

kerja kelompok yaitu menentukan kata dan kalimat dalam setiap paragraf bacaan.

j. Guru memberikan umpan balik dengan memuji pada aspek-aspek yang sudah benar dilakukan siswa.

k. Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok untuk dinilai.

l. Guru memberikan evaluasi kepada siswa berupa soal yang harus dikerjakan di sekolah.

m. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi yang telah dikerjakan oleh siswa sebelumnya.

n. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan tadi.

Berdasarkan kajian hasil tes tersebut guru bersama observer merumuskan kelebihan dan kekurangan yang ada pada siklus I sebagai koreksi yang dijadikan bahan pertimbangan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.

3. Pengamatan/Observasi

Pada tahap ini guru meminta bantuan kepada observer untuk mengadakan observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran.

4. Refleksi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus pertama yang dilakukan oleh peneliti baik itu kelebihan maupun kelemahan atau kekurangan. Bila itu adalah kelemahan atau kekurangan yang dilakukan oleh peneliti dalam siklus pertama, maka dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus ke dua. Sedangkan kebaikan yang sudah dilakukan pada siklus pertama perlu dipertahankan untuk siklus ke dua dan untuk seterusnya dijadikan contoh atau acuan dalam melaksanakan pembelajaran di masa yang akan datang. Siklus II

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran dan bahan ajar.

b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan alat evaluasi. c. Menentukan materi.

2. Pelaksanaan

Materi pembelajaran pada siklus II “Membuat Ringkasan”. Adapun permainan bahasa (katarsis) yang dilakukan adalah “Cup Asyik”. Penyampaian materi pembelajaran dalam siklus II adalah sebagai berikut:

a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang sesuatu yang berhubungan dengan memahami teks untuk membuat ringkasan sebagai apersepsi untuk menggiring pemikiran dan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran tentang memahami teks.

b. Guru mengajak siswa bernyanyi bersama-sama lagu yang berhubungan dengan memahami teks berjudul “Bermain Layang-layang” yang telah diganti syairnya.

c. Guru menginformasikan materi pembelajaran yang akan dipelajari bersama.

d. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang memahami teks dengan menggunakan media (teks bacaan) serta bagaimana membuat sebuah ringkasan pada sebuah bacaan.

e. Siswa membentuk kelompok kerja siswa yang setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 orang.

f. Guru membagikan teks bacaan pada masing-masing kelompok. g. Masing-masing kelompok membaca teks bacaan tersebut.

h. Setelah selesai dibaca, teks bacaan dikumpulkan kembali di atas meja guru.

i. Guru membagikan kepada masing-masing kelompok setumpuk kartu yang telah dituliskan jawabannya pada kartu tersebut.

j. Guru memberikan sebuah pertanyaan. Kemudian siswa membuka kartu. Jika jawaban dalam kartu sesuai dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa langsung berteriak “cup asyik”. Permainan dilakukan sampai pertanyaan habis terjawab.

k. Guru memberikan umpan balik dengan memuji pada aspek-aspek yang sudah benar dilakukan siswa.

l. Guru memberikan evaluasi kepada siswa berupa soal yang harus dikerjakan di sekolah.

m. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi yang telah dikerjakan oleh siswa sebelumnya.

n. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan tadi.

3. Pengamatan/Observasi

Pada tahap ini guru meminta bantuan kepada observer untuk mengadakan observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran.

4. Refleksi

Dalam tahap refleksi ini juga masih sama seperti dalam teknis pelaksanaan pada siklus yang pertama. Hasil dari siklus ini akan dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan siklus berikutnya yaitu siklus yang ketiga.

Siklus III

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran dan bahan ajar.

b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan alat evaluasi. c. Menentukan materi.

2. Pelaksanaan

Materi pembelajaran pada siklus III “Melengkapi Kalimat”. Adapun permainan bahasa (katarsis) yang dilakukan adalah “Botol Jawaban”. Penyampaian materi pembelajaran dalam siklus III adalah sebagai berikut:

a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang sesuatu yang berhubungan dengan petunjuk pemakaian benda sebagai apersepsi untuk menggiring pemikiran dan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran tentang kalimat sesuai EYD.

b. Guru mengajak siswa bernyanyi bersama-sama lagu yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan, berjudul “Lihat Kebunku” yang telah diganti syairnya.

c. Guru menginformasikan materi pembelajaran yang akan dipelajari bersama.

d. Guru menjelaskan materi pembelajaran. tentang bagaimana membuat kalimat yang baik dan benar.

e. Guru memberikan teks bacaan pada masing-masing siswa, kemudian meminta siswa untuk menuliskan paragraf yang telah dirumpangkan. f. Siswa membacakan hasilnya di depan kelas. Kegiatan ini dilakukan

secara bergantian.

g. Guru memberikan umpan balik dengan memuji pada aspek-aspek yang sudah benar dilakukan siswa.

h. Siswa membentuk kelompok kerja siswa yang setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 orang.

i. Guru membagikan teks bacaan kepada masing-masing kelompok. j. Masing-masing kelompok membaca teks bacaan tersebut dan

diminta untuk memahami isi dari teks bacaan tersebut.

k. Melalui permainan siswa bersama-sama bernyanyi dengan memegang botol yang berisi jawaban yang di oper dari satu siswa ke siswa yang lainnya, setelah nyanyian berhenti kelompok yang memegang botol tersebut dituntut untuk meletakkan jawaban yang sesuai pada paragraf yang telah dirumpangkan. Namun sebelumnya guru memberitahukan aturan mainnya.

l. Masing-masing kelompok diberikan waktu untuk mendiskusikan jawaban dari jawaban yang telah siswa ambil.

n. Fasilitator dan siswa yang lain dapat mengomentari jawaban bila perlu. Permainan diteruskan sampai ada kelompok yang dapat menjawab benar.

o. Guru memberikan umpan balik dengan memuji pada aspek-aspek yang sudah benar dilakukan siswa.

p. Kelompok yang paling banyak menjawab benar maka kelompok tersebutlah pemenangnya.

q. Guru memberikan evaluasi kepada siswa berupa soal yang harus dikerjakan di sekolah.

r. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi yang telah dikerjakan oleh siswa sebelumnya.

s. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan tadi.

3. Pengamatan/Observasi

Pada tahap ini guru meminta bantuan kepada observer untuk mengadakan observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran.

4. Refleksi

Dalam tahap refleksi ini juga masih sama seperti dalam teknis pelaksanaan pada siklus yang kedua, namun bila hasil dari siklus ini diharapkan sudah tercapai maka tindakan dalam siklus III dihentikan. Namun meskipun siklus III telah selesai dan semua aspek yang diamati sudah meningkat, tetapi bukan berarti proses pembelajaran sudah sempurna. Guru harus tetap mempertahankan kondisi kelas seperti waktu penelitian, sehingga tetap dilaksanakan untuk waktu yang akan datang, tidak berhenti sampai disini.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan paparan data dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa:

5.1.1 Pembelajaran menggunakan permainan bahasa (katarsis) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat dalam membaca pemahaman. Hal ini sesuai dengan hasil rekapitulasi atau pembahasan dari siklus I sampai dengan siklus III. Pada siklus I, diperoleh nilai rata-rata sebesar (65,36%), siklus II sebesar (74,22%), dan siklus III sebesar (83,45%). Dengan demikian, peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar (8,86%), dan peningkatan dari siklus II ke siklus III sebesar (9,23%).

5.1.2 Pembelajaran menggunakan permainan bahasa (katarsis) dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat. Pada siklus I persentase ketuntasan sebesar (61,54%), siklus II sebesar (73,08%), dan pada siklus III sebesar (88,46%). Dengan demikian, peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar (11,54%), dan peningkatan dari siklus II ke siklus III sebesar (15,38%).

5.1.3 Setelah dilakukannya penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat dalam keterampilan membaca pemahaman dengan menggunakan permainan bahasa (katarsis) dapat meningkatkan kinerja guru. Pada siklus I, diperoleh nilai rata-rata sebesar (59,68%), siklus II sebesar (75,61%), dan siklus III sebesar (86,24%). Dengan demikian, peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar (15,93%), dan peningkatan dari siklus II ke siklus III sebesar (10,63%).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil simpulan penelitian di atas, berikut ini disampaikan beberapa saran yaitu:

5.2.1 Kepada Siswa, hendaknya senantiasa memperkaya ilmu pengetahuan dengan membudayakan kegiatan membaca agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

5.2.2 Kepada Guru, hendaknya dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru dapat menggunakan model permainan bahasa (katarsis) sebagai alternatif dalam pembelajaran, sehingga dapat membangkitkan motivasi, minat siswa, serta pembelajaran yang menyenangkan untuk memperoleh hasil yang baik dalam pembelajaran.

5.2.3 Kepada Sekolah, diimbau dapat memfasilitasi guru dalam pengembangan model pembelajaran di kelas agar tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV A SD NEGERI 4 METRO PUSAT

(Skripsi)

Oleh:

LIA DEVIANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MEMBACAPEMAHAMAN DALAMPEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV A SD NEGERI 4 METRO PUSAT

Oleh

LIA DEVIANA

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat. Salah satu alternatif pembelajaran bermakna yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangan adalah dengan permainan. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui model pembelajaran Permainan Bahasa (Katarsis).

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang difokuskan pada situasi kelas. Kegiatan ini dilaksanakan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Alat pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan tes hasil belajar. Analisis data dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa melalui model pembelajaran Permainan Bahasa (Katarsis) dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran terlihat semakin meningkat, pada siklus I sebesar 65,36%, siklus II sebesar 74,22%, dan pada siklus III sebesar 83,45%. Terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 8,86%, sedangkan pada siklus II ke siklus III terjadi peningkatan sebesar 9,23%. Begitu pula dengan keterampilan membaca pemahaman siswa meningkat pada setiap siklusnya. Pada siklus I sebesar 61,54%, siklus II sebesar 73,08%, dan pada siklus III sebesar 88,46%. Terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 11,54%, sedangkan pada siklus II ke siklus III terjadi peningkatan sebesar 15,38%.

Berdasarkan hasil temuan pengembangan proses pembelajaran, peneliti merekomendasikan agar guru kelas IV Sekolah Dasar dapat menggunakan model pembelajaran Permainan Bahasa (Katarsis) dalam pembelajaran bahasa Indonesia agar aktivitas dan keterampilan membaca pemahaman siswa dapat meningkat.

Kata kunci: aktivitas, keterampilan, membaca pemahaman, permainan bahasa (katarsis).

BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV A SD NEGERI 4 METRO PUSAT

Oleh

LIA DEVIANA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012

MEMBACA PEMAHAMAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV A SD NEGERI 4 METRO PUSAT

Nama Mahasiswa : LIA DEVIANA

Nomor Pokok Mahasiswa : 0713053035

Program Studi : S1 PGSD

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing Dr. Hi. Suwarjo, M.Pd. NIP 19551222 197903 1 003 Dra. Sulistiasih, M.Pd. NIP 19550508 198103 2 001

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. NIP 19510507 198103 1 002

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Hi. Suwarjo, M.Pd. ...

Sekretaris : Dra. Sulistiasih, M.Pd. ...

Penguji Utama : Dr. Hj. Sowiyah, M.Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Lia Deviana

NPM : 0713053035

Program Studi : S1 PGSD

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan penelitian yang berjudul

“Penggunaan Permainan Bahasa (Katarsis) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Keterampilan Membaca Pemahaman dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa

Kelas IV A SD Negeri 4 Metro Pusat” adalah benar-benar hasil karya sendiri.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya, dan apabila di kemudian hari ternyata tidak benar, saya bersedia dituntut berdasarkan

Dokumen terkait