• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DASAR

B. Model CTL

4. Langkah - langkah pembelajaran Model CTL

Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah, secara garis besar langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri dan mengkostruksi sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.

b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.

c. Mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan bertanya.

d. Menciptakan masyarakat belajar.

e. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

f. Melakukan refleksi di akhir pertemuan.

g. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara (Mulyono, 2011: 42).

Tujuh langkah pembelajaran dengan model CTL yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menggunakan CTL langkah pertama yaitu Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri kemudian melakukan sejauh mungkin proses inkuiri lalu merangsang peserta didik dengan pertanyaan-pertanyaan yang menimbulkan sikap ingin tahu peserta didik lalu kemudian membuat kelompok-kelompok diskusi dan menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran lalu terakhir lakukan refleksi atau pengulangan materi kembali dan penilaian autentik atau penilaian sebenarnya.

C. Modul Pembelajaran Fisika menggunakan Model CTL Terintegrasi Al Qur’an

Al-Qur’an, sebagai kalam Allah, diturunkan bukan untuk tujuan-tujuan yang bersifat praktis. Oleh sebab itu, secara obyektif, al-Qur’an bukanlah ensiklopedi sains dan teknologi apalagi Al-Qur’an tidak menyatakan hal itu

secara gamblang. Akan tetapi, dalam kapasitasnya sebagai huda li al-nas, Al-Qur’an memberikan informasi stimulan mengenai fenomena alam dalam porsi yang cukup banyak, sekitar tujuh ratus lima puluh ayat. Bahkan, pesan (wahyu) paling awal yang diterima Nabi SAW mengandung indikasi pentingnya proses investigasi (penyelidikan) (Fakhri, 2010).

Fisika merupakan mata pelajaran yang sangat bermanfaat dalam kehidupan. Mata pelajaran Fisika tidak hanya membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan seputar fisika saja namun juga dapat menciptakan peserta didik yang mengagungkan kebesaran Allah SWT. Teori Fisika telah terlebih dahulu dijelaskan kemudian kebenaran ayat-ayat Al-Quran tersebut dapat dibuktikan kembali dengan teori Fisika. Keterkaitan antara keduannya dapat dibuktikan melalui ayat-ayat kauniyah. Ayat kauniyah merupakan ayat Al-Quran yang memuat tentang alam semesta dan segala isinya. Salah satu ayat kauniyah yaitu surat Ali Imran ayat 190.

 bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.

Ayat di atas memberikan makna tersirat tentang gejala alam yang dapat dikaji melalui teori Fisika. Ayat tersebut dalam teori Fisika menjelaskan bahwa matahari selalu terbit dari Timur dan tenggelam di Barat, dan terus seperti itu, hal ini dapat mengindikasikan bahwa bumi yang kita tempati ini bulat dengan radius atau ukuran tertentu. Benda bulat mempunyai dua macam gerak, yaitu gerak translasi berupa perpindahan posisi dalam ruang, dan gerak rotasi yang dapat terjadi di tempat sama tanpa perubahan posisi dalam ruang.

Adapun malam dan siang terkait dengan gerak rotasi bumi yaitu perputaran bumi pada porosnya dari arah Barat ke Timur (Purwanto, 2008). Membahas hubungan Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan bukan dinilai dari banyak atau tidaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang dikandungnya, tetapi lebih utama adalah melihat, adakah Al-Qur’an atau jiwa ayat-ayatnya menghalangi ilmu pengetahuan atau mendorongnya, karena kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya diukur melalui sumbangan yang diberikan kepada masyarakat atau kumpulan ide dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga pada sekumpulan syarat-syarat psikologis dan sosial yang diwujudkan, sehingga mempunyai pengaruh (positif atau negatif) terhadap kemajuan ilmu pengetahuan (Eva Iryani, 2017: 66).

Dalam Al-Quran sendiri ada begitu banyak nilai-nilai yang dapat diambil dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan lagi dengan ilmu Al-Qur’an karena semua ilmu bersumber dari Al-Qur’an. Ditambah lagi kebutuhan akan nilai-nilai agama di era globalisasi seperti sekarang ini sangat dibutuhkan untuk mengokohkan karakter Qur’ani para generasi muda sehingga mereka dapat membentengi diri melawan dampak negatif globalisasi. Disamping itu, diharapkan dengan mengintegrasikan Al-Qur’an ke dalam pembelajaran para generasi muda tidak hanya berilmu pengetahuan yang tinggi namun juga berakhlak dan berprilaku yang baik serta mampu mengendalikan diri sebaik mungkin sehingga terciptalah generasi muda yang mempunyai keseimbangan antara pengetahuan, emosional dan nilai spiritual. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan penanaman nilai karakter Qur’ani sejak awal kepada generasi muda, salah satunya dengan mengintegrasikan Al-Qur’an dalam pembelajaran.

Pendidikan nilai harus dilakukan secara utuh dan menyeluruh dengan mengintegrasikan nilai-nilai ke dalam proses pembelajaran, salah satunya pengintegrasian nilai-nilai Al-Quran yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Quran.

Dalam hal ini, ayat Al-Quran tersebut akan menjadi basis terhadap suatu ilmu sehingga peserta didik tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga memperoleh keberkahan dari ilmu itu sendiri (Suparni, 2012). Kata Al-Qur’an menurut bahasa mempunyai arti yang bermacam-macam, salah satunya adalah bacaan atau sesuatu yang harus dibaca, dipelajari (Aminudin, 2005: 45).

Adapun menurut istilah para ulama berbeda pendapat dalam memberikan definisi terhadap Al-Qur’an. Ada yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah yang bersifat mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Jibril dengan lafal dan maknanya dari Allah SWT, yang dinukilkan secara mutawatir, membacanya merupakan ibadah, dimulai dengan surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Nas (Shihab, 2008: 13).

Al-Qur’an adalah pembelajaran yang mendorong manusia menggunakan akal untuk berpikir. Pembelajaran efektif yang Islami adalah pembelajaran yang mendasarkan konsepsinya pada ajaran tauhid, dengan berorientasi pada tujuan akhir pendidikan Islam, yaitu mewujudkan manusia bertaqwa sebagai khalifatullah dan „abdullah di bumi. Dengan dasar ini, maka orientasi pembelajaran efektif berbasis Al-Qur‟an diarahkan pada upaya mensucikan diri dan memberikan penerangan jiwa, sehingga setiap diri manusia mampu meningkatkan dirinya dari tingkatan iman ke tingkat ihsan (Sihabudin Afroni dan Rumba Triana, 2018: 171).

Ada juga yang mengatakan Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sehingga dapat kita pahami bahwa sesungguhnya di turunkan Allah SWT sebagai petunjuk bagi umat manusia, sebagai dasar dari segala macam pemikiran dan ilmu pengetahuan, yang memungkinkan manusia untuk mampu menjalankan kehidupan yang layak dan bermartabat di permukaan bumi, Al-Qur’an juga memberikan arahan dan tuntunan dalam interaksi manusia dengan sesama manusia dan dengan Tuhannya. Al-Qur’an juga terpelihara hingga akhir zaman, berfungsi layaknya kitab yang berisikan perintah dan larangan namun Al-Qur’an selayaknya

buku pedoman perjalanan manusia menuju alam akhirat. Untuk mengoptimalkan fungsinya sebagai petunjuk bagi umat manusia Al-Qur’an memiliki tiga tujuan pokok, diantarannya:

1. Petunjuk dalam akidah dan kepercayaan terwujud dalam keimanan akan keesaan Tuhan.

2. Petunjuk mengenai akhlak yang murni sebagai penuntun dalam menjalankan norma dalam masyarakat.

3. Petunjuk mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan sesama dan dengan Tuhannya (Quraish, 1994: 40).

D. Modul Alat Optik dengan Model CTL Terintegrasi Al Qur’an

Modul Alat Optik dengan model CTL terintegrasi Al-Qur’an adalah modul yang dikembangkan sesuai dengan model CTL dan materi yang disajikan terintegrasi secara menyeluruh dengan Al-Qur’an. Pengintegrasian yang dimaksud disini yaitu semua komponen modul membaur secara menyeluruh dengan Al-Qur’an mulai dari ayat yang berhubungan dengan materi alat optik, yaitu QS Mu’minun: 78, QS Ali-Imran: 13, QS Al-An’am: 103, QS Al-A’raf: 179, QS An-Nahl: 78 ke semua ayat ini menjelaskan tentang alat optik, kemudian bahasa yang digunakan menggunakan bahasa islami dan dilengkapi dengan contoh soal yang juga telah terintegrasi dengan Al-Qur’an. Modul ini juga dilengkapi dengan ensiklopedia islam yang memuat pengetahuan umum seputar dunia fisika dan nilai karakter islami yang dikemas dengan nama Mekanika (Makanan Pengisi Jiwa).

Pada modul memuat materi alat optik yang terdapat pada semester genap kelas XI dengan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD) yang ada di silabus pembelajaran fisika, dengan rincian sebagai berikut:

1. Kompetensi Inti

a) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

b) Menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, disiplin, peduli (gotong royong, toleran, kerjasama, dan damai), santun, proaktif, responsive serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas permasalahan dalam interaksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta mampu menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

c) Memahami kemudian menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan keingintahuan tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kenegaraan, kebangsaan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

d) Mengelola, menalar serta menyaji dengan ranah kongkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, maupun menggunakan metode sesuai bidang keilmuan.

2. Kompetensi Dasar

Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa, alokasi waktu untuk materi ini adalah 2 x 45 menit.

E. Penelitian Yang Relevan

Adapun Penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah yang dilakukan oleh:

1. Derma Yulita, Jurusan Tadris Fisika IAIN Batusangkar, dengan judul skripsi: “Pengembangan Modul Fisika Berbasis REACT Berintegrasi Qur’an Pada Materi Suhu Dan Kalor Siswa Kelas VII MTsN Talawi.”

Penelitian pengembangan ini memiliki kesimpulan hasil validasi terhadap

perangkat pembelajaran fisika berbasis REACT berintegrasi Qur’an pada materi suhu dan kalor menunjukkan valid dari segi isi dan konstruk. Hasil uji coba yang dilakukan di VII MTsN Talawi menunjukkan bahwa perangkat pembalajaran fisika berbasis REACT berintegrasi Qur’an telah memenuhi kriteria praktikalisasi yaitu dapat dipakai dan dilaksanakan dalam proses pembelajaran (Derma, 2015).

2. Sri Mardayani, Jurusan Fisika FMIPA UNP, dengan judul penelitian:

“Pengembangan bahan ajar fisika yang terintegrasi nilai-nilai ayat Al-Qur’an untuk pembelajaran siswa kelas X SMA” Penelitian pengembangan ini memiliki kesimpulan bahwa berdasarkan hasil validasi dapat dikemukakan bahwa empat indikator bahan ajar berada pada kategori sangat valid dan satu indikator bahan ajar berada pada kategori valid. Hasil analisis validasi oleh dosen diperoleh nilai validitas bahan ajar adalah 82,3%. Berdasarkan hasil validasi tersebut dapat diungkapkan bahwa bahan ajar adalah sangat valid dan juga sangat praktis dengan nilai 91,5% untuk angket tanggapan guru, dan 93,7% untuk angket tanggapan siswa dan sangat efektif berdasarkan angket keefektifan siswa dengan nilai 90,4%

serta meningkatnya hasil belajar siswa (Sri Mardayani, 2013: 39-47).

3. Ranti Surya, Jurusan Tadris Fisika IAIN Batusangkar, dengan judul skripsi:

“Pengembangan modul fisika berwawasan Al-Qur’an pada materi tata surya SMP 1 Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota” Penelitian pengembangan ini memiliki kesimpulan hasil validasi terhadap perangkat pembelajaran fisika berwawasan Qur’an pada materi tata surya menunjukkan valid dari segi isi dan konstruk. Hasil uji coba yang dilakukan di kelas 1 SMP Lareh Sago Halaban menunjukkan bahwa perangkat pembalajaran fisika berwawasan Al-Qur’an telah memenuhi kriteria praktikalisasi yaitu dapat dipakai dan dilaksanakan dalam proses pembelajaran (Surya, 2012).

4. Aep Saefullah, Jurusan pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah, dengan judul skripsi: “Pengaruh penggunaan media Al-Qur’an dalam pembelajaran matematika terhadap pembentukan sikap keberagamaan siswa” pada penelitian ini Aep Saefullah menggunakan media Al-Qur’an dalam pembelajaran matematika untuk melihat pengaruhnya terhadap sikap keberagaman siswa (Aep, 2010).

5. Yeni Suryaningsih, Jurusan pendidikan Biologi Universitas Majalengka, dengan judul skripsi: “Penerapan pembelajaran biologi berbasis Al-Qur’an sebagai metode untuk pembentukan karakter siswa” pada penelitian ini Yeni Suryaningsih menerapkan Al-Qur’an dalam pembelajaran biologi sebagai metode untuk membentuk karakter pada peserta didik (Yeni Suryaningsih, 2018: 22-23).

6. Novia Lizelwati dan Artha Nesa Chandra, Department of Physics Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training IAIN Batusangkar, dengan judul penelitian: “Developing instructional devices of general physics practicum integrated with Al-Qur’an for department of physics education IAIN Batusangkar” pada penelitian ini Novia Lizelwati dan Artha Nesa Chandra mengembangkan modul praktikum fisika dasar terintegrasi Al-Qur’an. Penelitian pengembangan ini memiliki kesimpulan bahwa berdasarkan hasil validasi berada pada kategori sangat valid yaitu 85% dan juga sangat praktis dengan nilai 84,37% dengan kategori sangat praktis (Novia Lizelwati dan Artha Nesa Chandra, 2018: 8-9).

Perbedaan dari ke-6 penelitian di atas dengan penelitian peneliti adalah peneliti mengembangkan modul fisika dengan model CTL pada materi alat optik yang terintegrasi secara menyeluruh dengan Al-Qur’an.

29 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Mengacu kepada tujuan penelitian yang telah dipaparkan, maka penelitian ini digolongkan pada penelitian pengembangan R&D (Research And Development). Metode pengembangan R&D adalah merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti sehingga menghasilkan produk baru (Sugiyono, 2017: 427). Dalam hal ini peneliti mengembangkan modul pembelajaran fisika terintegrasi Al-Qur’an dengan model CTL pada materi alat optik kelas XI SMA/MA/SMK.

B. Rancangan Penelitian

Pengembangan ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yang disebut 4-D yang terdiri dari: define (pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan) dan disseminate (penyebaran). Berikut ini diuraikan tahap-tahap pengembangan, yaitu:

1. Tahap define (pendefinisian)

Pada tahap ini, dilakukan observasi tentang materi yang akan dikembangkan.

2. Tahap design (perancangan)

Tujuan dari tahap ini adalah untuk menyiapkan prototype bahan ajar berupa modul dalam pembelajaran. Pada tahap ini peneliti membuat rancangan awal prototype modul yang menarik.

3. Tahap develop (pengembangan)

Tahap ini adalah tahap dimana menghasilkan bahan ajar berupa modul pembelajaran yang sudah di revisi berdasarkan arahan dari ahli.

4. Tahap disseminate (penyebaran)

Tahap ini merupakan tahap menggunakan bahan ajar berupa modul pembelajaran yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas.

Adapun rancangan penelitian dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Diagram Prosedur Penelitian Tahap pendefinisian:

a. Wawancara dengan guru SMA/MA/SMK b. Analisis kelemahan dan kebutuhan siswa

dalam pembelajaran di SMA/MA/SMK c. Review literature bahan pendukung

pembelajaran

Tahap perancangan:Merancang modul fisika dengan model CTL terintegrasi

Al-Qur’an

Tahap pengembangan: validasi modul pembelajaran fisika dengan model CTL

terintegrasi Al-Qur’an

Praktis

Revisi

Uji coba terbatas di SMA/MA/SMK Valid

Revisi

Modul pembelajaran fisika dengan model CTL terintegrasi Al-Qur’an yang valid dan praktis

Tidak

Iya

Tidak

Iya

C. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahap dengan uraian sebagai berikut:

1. Tahap pendefinisian (define)

Tahap ini bertujuan untuk melihat gambaran kondisi lapangan. Pada tahap ini dilakukan beberapa langkah sebagai berikut:

a. Wawancara dengan guru fisika SMA/MA/SMK

Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui masalah yang terdapat dalam pembelajaran baik dari model maupun sumber belajar.

b. Menganalisis kelemahan yang terdapat dalam pembelajaran fisika.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat kendala yang berarti dalam proses pembelajaran serta mengetahui pelaksanaan kurikulum 2013 serta bahan pendukung pembelajaan yang sesuai dengan kurikulum.

c. Meriview literature bahan ajar yang digunakan di SMA/MA/SMK sebelum merancang modul, buku teks yang digunakan telah di telaah terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk melihat isi buku, cara penyajian dan soal-soal latihan apakah sudah sesuai dengan aturan.

2. Tahap perancangan (design)

Sebagai lanjutan dari tahap define, tahap ini adalah merancang modul pembelajaran fisika dengan model CTL terintegrasi Al-Qur’an pada materi alat optik kelas XI SMA/MA/SMK.

3. Tahap pengembangan (Develop)

Hasil tahap pengembangan produk merupakan hasil terjemahan dari tahap perancangan. Bagian-bagian yang sudah dirancang dalam tahap perancangan akan di susun dan di desain sedemikian rupa sehingga menjadi draf produk. Modul yang di rancang di validasi oleh para pakar dan di uji coba untuk mengetahui keabsahan dari modul tersebut, dimana tahap dari validasi praktikalitas modul.

a. Tahap validasi

Ada dua macam validasi yang digunakan pada modul, yaitu:

1) Validasi isi yang digunakan pada modul adalah yang terintegrasi Al-Qur’an yang dirancang sesuai dengan silabus pembelajaran pada kurikulum 2013

2) Validasi konstruk, yaitu kesesuaian komponen-komponen modul dengan indikator yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan validasi dibimbing langsung oleh seorang pakar dan validator ahli baik itu mengenai perbaikan yang harus dilakukan pada prototipe. Adapun bentuk validasi yang dilakukan adalah dengan mengisi lembar validasi modul. Hingga diperoleh modul pembelajaran dengan model CTL terintegrasi Al-Qur’an yang mendapat validasi dari ahli pendidikan fisika baik dari IAIN Batusangkar maupun guru fisika di SMAN 2 Batusangkar.

1) Validasi modul fisika dengan model CTL terintegrasi Al-Qur’an Aspek yang akan divalidasi ditunjukkan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Validasi Modul Fisika dengan Model CTL Terintegrasi Al-Qur’an

sumber: Azar Arsyad, 2011: 175-176

No. Aspek Validasi Metode Pengumpulan

Data

Instrument Penelitian 1. Kesesuaian tujuan

pembelajaran dengan KI dan KD

3. Karakteristik modul fisika dengan model CTL terintegrasi Al-Qur’an 4. Kesesuaian bahasa 5. Bentuk fisik

2) Validasi RPP

Adapun rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu panduan langkah- langkah yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran disusun dalam skenario kegiatan ( lihat Tabel 3.2).

Tabel 3.2 Validasi RPP

No. Aspek Validasi Metode Pengumpulan

3) Validasi angket respon

Berikut aspek-aspek yang divalidasi ditunjukkan pada Tabel 3.3 Tabel 3.3 Validsi Angket Respon

No. Aspek Validasi Metode Pengumpulan

3. Butir pertanyaan angket sumber: Sugiyono, 2013: 67 b. Tahap praktikalisasi

Pada tahap ini dilakukan uji coba pada satu kelas yaitu kelas XII MIA 2 SMAN 2 Batusangkar. Uji coba dilakukan untuk melihat keterpakaian modul fisika dengan model CTL terintegrasi Al-Qur’an.

Aspek yang akan dilihat pada tahap praktikalitas adalah seperti yang terlihat pada Tabel 3.4

Tabel 3.4 Aspek Praktikalitas Modul Fisika Dengan Model CTL Terintegrasi Al-Qur’an

No. Aspek Praktikalitas Metode Pengumpulan

Data

Instrument Penelitian 1. Pelaksanaan pembelajaran

dengan modul fisika dengan model CTL terintegrasi Al-Qur’an

penggunaan modul fisika dengan model CTL terintegrasi D. Teknik Analisis Dan Pengolahan Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengemukakan hasil penelitian adalah:

1. Validitas Modul Pembelajaran Fisika Terintegrasi Al-Qur’an dengan Model CTL

Teknik analisis dilakukan untuk menentukan validitas modul pembelajaran fisika terintegrasi Al-Qur’an dengan model CTL dari hasil validasi yang terkumpul kemudian di tabulasi, Hasil tabulasi tiap tagihan dicari persentasenya dengan rumus:

P = ∑𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒆𝒓 𝒊𝒕𝒆𝒎

𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍

x

100%

Dengan kategori valid modul ditetapkan berdasarkan Tabel 3.5 Tabel 3.5 Kategori Valid Modul

(%) validasi Kategori

0-20 Tidak valid

21-40 Kurang valid

41-60 Cukup valid

61-80 Valid

81-100 Sangat valid

Sumber: Riduwan, 2007 2. Lembar Pedoman Wawancara

Data hasil pedoman wawancara terhadap praktikalitas modul pembelajaran fisika terintegrasi Al-Qur’an dengan model CTL diolah secara deskriptif. Analisis dilakukan untuk menggambarkan data hasil pedoman wawancara mengenai modul pembelajaran fisika terintegrasi Al-Qur’an dengan model CTL pada materi alat optik.

3. Analisis Praktikalitas

Pada analisis praktikalitas ini instrumen yang digunakan adalah angket respon. Angket diisi kemudian diberikan oleh peserta didik dan guru setelah menggunakan modul fisika dengan model CTL terintegrasi Al-Qur’an dengan model CTL pada materi alat optik ini. Dari hasil tanggapan peserta didik dan guru yang terkumpul kemudian di tabulasi. Hasil tabulasi tiap tagihan dicari persentasenya dengan rumus:

P = ∑𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒆𝒓 𝒊𝒕𝒆𝒎

𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍

x

100%

Dengan kategori kepraktisannya ditetapkan pada Tabel 3.6 Tabel 3.6 Kategori Praktis Modul

praktikalitas Kategori

0-20% Tidak praktis

21-40% Kurang praktis

41-60% Cukup praktis

61-80% Praktis

81-100% Sangat praktis

Sumber: Riduwan, 2007

36 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah peneliti lakukan ini berkaitan dengan tahap-tahap pengembangan yang mengacu pada model pengembangan 4-D yang terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu: define (pendefinisian), Design (Perencanaan), Develop (Pengembangan), dan terakir Disseminate (Penyebaran) (Trianto, 2009: 189). Akan tetapi tahap Desseminate (Penyebaran) belum bisa peneliti lakukan lantaran keterbatasan waktu dan biaya. Adapaun tahap penelitian dapat di uraikan sebagai berikut:

1. Tahap define (tahap pendefinisian)

Modul fisika terintegrasi Al-Qur’an dengan model CTL yang peneliti kembangkan merupakan hasil dari tahap pendefinisian, pada tahap pendefinisian ini peneliti mendapatkan gambaran umum mengenai proses pembelajaran yang dilakukan di SMAN 2 Batusangkar, dalam kegiatan ini peneliti memulai dengan melakukan observasi dan wawancara bersama guru fisika yang bernama Ibu Dra. Delfia Rasna kemudian peneliti melakukan penganalisaan terhadap beberapa hal diantaranya analisis silabus pembelajaran fisika kelas XI SMAN 2 Batusangkar semester 2, kemudian juga melakukan analisis terhadap buku teks fisika kelas XI semester 2 yang digunakan guru dan peserta didik, analisis peserta didik dan terakhir melakukan review tentang modul. Berikut peneliti uraikan hasil dari tahap pendefinisian yang telah penulis lakukan yaitu:

a. Hasil Observasi dan Wawancara dengan Guru Fisika Kelas XI SMAN 2 Batusangkar

Dari observasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan

Dari observasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan

Dokumen terkait