• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

H. Pelaksanaan Pembelajaran Langsung

I. Langkah-langkah Pembelajaran Model Direct Instruction

Direct Instruction Model memiliki lima tahapan pembelajaran, yaitu orientasi, presentasi, praktikum yang terstruktur, praktikum di bawah bimbingan dan praktikum mandiri. Namun sebelum menerapkan model ini harus melakukan pemeriksaan terhadap pengetahuan dan keterampilan siswa untuk memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan dan

keterampilan untuk menjalani beberapa proses dan bisa mendapatkan kebenaran praktik dalam model ini.

Tahap pertama adalah orientasi. Pada tahapan ini guru menyampaikan apa yang menjadi harapan dan keinginannya pada proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, guru juga menjelaskan tugas-tugas yang akan diberikan dalam pembelajaran ini dan menentukan tanggung jawab siswa. Ada tiga langkah yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tujuan tahap ini, yaitu pertama, guru memaparkan maksud dari pelajaran dan tingkat-tingkat performa dalam praktik.

Kedua, guru menggambarkan isi pelajaran dan menjelaskan hubungannya dengan pengetahuan yang sebelumnya. Ketiga, guru mendiskusikan prosedur-prosedur pengajaran yakni bagian yang berbeda antara pelajaran dan tanggung jawab siswa selama aktivitas-aktivitas ini berlangsung.

Tahap kedua adalah presentasi. Pada tahap ini guru menjelaskan konsep atau keterampilan baru dan memberikan pemeragaan serta contoh. Jika materi yang ada merupakan konsep baru, maka guru harus mendiskusikan karakteristik-karakteristik dari konsep tersebut, aturan-aturan pendefinisian, dan beberapa contoh. Jika materinya sebuah keterampilan baru, maka guru harus menyampaikan hal-hal yang terkait dengan langkah-langkah untuk dapat memiliki keterampilan tersebut dengan menyajikan contoh di setiap langkah.

Pada tahap ini guru juga bertugas menguji apakah siswa telah memahami informasi baru sebelum mereka mengaplikasikannya dalam tahap praktik. Apakah mereka bisa kembali mengingat karakteristik-karakteristik konsep yang telah dijelaskan oleh guru? Bisakah mereka mengingat urutan dan langkah-langkah dalam keterampilan yang baru saja mereka pelajari? Menguji pemahaman yang demikian mengharuskan siswa mengingat dan memahami informasi yang baru saja mereka pelajari.

Tahapan ketiga adalah Praktik yang terstruktur. Pada tahap ini guru menuntun siswa melalui contoh-contoh praktik beserta langkah-langkahnya. Akan lebih mudah apabila siswa melakukan hal ini dalam sebuah kelompok. Cara yang terbaik dalam hal ini adalah menggunakan proyektor, menyajikan contoh praktik secara transparan dan terbuka, sehingga semua siswa dapat melihat bagaimana tahapan-tahapan praktik dilalui.

Di samping guru menuntun siswa, dalam tahap ini guru juga berperan untuk memberi respon balik terhadap respon siswa, baik untuk menguatkan respon yang sudah tepat ataupun untuk memperbaiki kesalahan dan mengarahkan siswa pada performa praktik yang tepat. Jika guru telah mampu menjalankan fungsi tersebut dengan baik dan bisa memberikan contoh praktik yang benar, bisa dipastikan bahwa siswa akan mampu memahami segala langkah dalam praktik sehingga mereka bisa

mengandalkan pengetahuan tersebut sebagai referensi utama sebelum menjalani praktik selanjutnya.

Tahap keempat adalah praktik dibawah bimbingan guru. Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan praktik secara semi-independen atau praktik dengan kemauan mereka sendiri tetapi masih dengan bimbingan guru. Praktik seperti ini dapat memudahkan guru mempersiapkan bantuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menampilkan tugas pembelajaran. Hal ini biasanya dilakukan dengan cara meminimalisir jumlah dan ragam kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa. Dalam tahap ini guru juga bertugas mengontrol kerja siswa, memberikan respon yang korektif apabila dibutuhkan dan memberikan respon balik berupa pujian, bisikan maupun petunjuk terhadap kinerja siswa dalam praktiknya.

Tahapan kelima adalah praktik mandiri. Pada tahap ini siswa melakukan praktik dengan caranya sendiri tanpa bantuan dan respon balik dari seluruh proses. Praktik mandiri ini harus ditinjau sesegera mungkin setelah siswa menyelesaikan seluruh proses praktik. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan dan mengetahui apakah tingkat kebenaran siswa dalam praktik sudah stabil atau belum, serta memberikan respon yang bersifat koreksi di akhir serangkaian proses praktik terhadap siswa yang membutuhkan.

Praktik mandiri sebaiknya tidak hanya dilakukan sekali akan tetapi dilakukan beberapa kali dalam jangkauan tertentu karena pelaksanaan

praktik mandiri yang dilakukan selama beberapa kali akan mampu mempertahankan penyerapan siswa terhadap materi yang telah diajarkan.

Tujuan dari praktik ini adalah memberikan materi baru untuk memastikan dan menguji pemahaman siswa terhadap praktik-praktik sebelumnya.

Pengajaran langsung adalah model pembelajaran yang berpusat pada guru, yang mempunyai 5 langkah dalam pelaksanaannya, yaitu menyiapkan siswa menerima pelajaran, demontrasi, pelatihan terbimbing, umpan balik, dan pelatihan lanjut (mandiri) (Nur, 2000:7).

Langkah-langkah pembelajaran model pengajaran langsung pada dasarnya mengikuti pola-pola pembelajaran sacara umum. Menurut Kardi dan Nur (dalam Trianto, 2007: 35) langkah-langkah pembelajaran langsung meliputi tahapan sebagai berikut.

a. Menyampaikan Tujuan dan Menyiapkan Siswa

Tujuan langkah awal ini untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa, serta memotivasi mereka untuk berperan serta dalam pelajaran itu.

b. Menyampaikan tujuan

Siswa perlu mengetahui dengan jelas, mengapa mereka berpartisipasi dalam suatu pelajaran tertentu, dan mereka perlu mengetahui apa yang harus dapat mereka lakukan setelah selesai berperan serta dalam pelajaran itu. Penyampaian tujuan kepada siswa dapat dilakukan guru melalui rangkuman rencana pembelajaran dengan cara menuliskannya di papan tulis atau menempelkan informasi tertulis

pada papan buletin, yang berisi tahapan-tahapan dan isinya, serta alokasi waktu yang disediakan untuk setiap tahap.

c. Meyiapkan Siswa

Kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa, memusatkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan, dan mengingatkan kembali pad hasil belajar yang telah dimilikinya, yang relevan dengan pokok pembicaraan yang akan dipelajari.

d. presentasi dan demonstrasi

fase kedua pengajaran langsung adalah melakukan presentasi atau demonstrasi pengetahuan dan keterampilan. Kunci untuk berhasil ialah mempersentasikan informasi sejelas mungkin dan mengikuti langkah-langkah demonstrasi yang efektif.

e. Mencapai kejelasan

Hasil-hasil penelitian secara konsisten menujukkan bahwa kemampuan guru untuk memberikan informasi yang jelas dan spesifik kepada siswa, mempunyai dampak yang positif terhadap proses belajar siswa. Sementara itu, para peneliti dan pengamat terhadap guru pemula dan belum berpengalaman menemukan banyak penjelasan yang kabur dan membingunkan. Hal ini pada umumnya terjadi pada saat guru tidak menguasai sepenuhnya isi pokok bahasan yang dikerjakannya, dan tidak mengusai teknik komunikasi yang jelas.

f. Melakukan demonstrasi

Pengajaran langsung berperan teguh pada asumsi, bahwa sebahagian besar yang dipelajari (hasil belajar) berasal dari mengamati orang lain. Belajar dengan meniru tingkah laku orang lain dapat menghemat waktu, menghindari siswa dari belajar melalui “trial and error.”

Agar dapat mendemonstrasikan suatu konsep atau keterampilan dengan berhasil, guru perlu dengan sepenuhnya menguasai konsep atau keterampilan yang akan didemonstrasikan, dan berlatih melakukan demonstrasi untuk menguasai komponen-komponennya.

g. Mencapai pemahaman dan penguasaan

Untuk menjamin agar siswa akan mengamati tingkah laku yang benar dan bukan sebaliknya, guru perlu benar-benar memperhatikan apa yang terjadi pada setiap tahap demonstrasi ini berarti, bahwa jika guru menghendaki agar siswa-siswanya dapat melakukan sesuatu yang benar, guru perlu berupaya agar segala sesuatu yang didemonstrasikan juga benar. Banyak contoh yang menujukkan, bahwa anak/siswa bertingkah laku yang tidak benar karena mencontoh tingkah laku orang lain yang tidak benar.

h. Berlatih

Agar dapat mendemonstrasikan sesuatu dengan benar diperlukan latihan yang intensif, dan memperhatikan aspek-aspek yang pent ing dari keterampilan atau konsep yang didemonstrasikan.

i. Memberikan latihan terbimbing

Salah satu tahap penting dalam pengajaran langsung ialah cara guru mempersiapkan dan melaksanakan “pelatihan terbimbing.”

Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi, membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan memungkinkan siswa menerapkan konsep/keterampilan pada situasi yang baru.

Menurut Kardi dan Nur (dalam Trianto, 2007:38) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menerapkan dan melakukan penelitian.

1) Menugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna

2) Memberikan pelatihan pada siswa sampai benar-benar menguasai konsep/keterampilan yang dipelajari.

3) Hati-hati terhadap latihan yang berkelanjutan, pelatihan yang dilakukan terus menerus dalam waktu yang lama dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa;

dan

4) Memperhatikan tahap-tahap awal pelatihan, yang mungkin saja siswa melakukan keterampilan yang kurang benar atau bahkan salah tanpa disadari.

j. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

Tahap ini kadang-kadang disebut juga dengan tahap resitasi, yaitu guru memberikan beberapa pertanyaan lisan atau tertulis kepada siswa dan guru memberikan respon terhadap jawaban siswa. Kegiatan ini merupakan aspek penting dalam pengajaran langsung, karena tanpa mengetahui hasilnya, latihan tidak banyak manfaatnya bagi siswa. Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk memberikan umpan balik, sebagai misal umpan balik lisan, tes, dan komentar tertulis. Tanpa umpan

balik spesifik, siswa tak mungkin dapat memperbaiki kekurangannya, dan tidak dapat mencapai tingkat penguasaan keterampilan yang mantap.

Menurut Kardi dan Nur (dalam Trianto, 2007: 39-40), untuk memberikan umpan balik yang efektif kepada siswa yang jumlahnya banyak, dapat digunakan beberapa pedoman yang patut dipertimbangkan, sebagai berikut:

1) Memberikan umpan balik segera mungkin setelah latihan, hal ini tidak berarti umpan balik perlu diberikan kepada siswa dengan seketika, namunumpan balik seharusnya diberikan cukup segera setelah latihan sehingga siswa dapat mengingat dengan jelas kinerja mereka sendiri.

2) Mengupayakan agar umpan balik jelas dan spesifik mungkin agar paling dapat membantu siswa.

Misal”tiga kata tertulis salah pada makalah anda:

efektif, posatif, dan vertikal”, bukan. “terlalu banyak kata yang salah ketik.” bukan “tulisan tidak rapi dan kurang jelas.”

4) Menjaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Umpan balik harus diberikan secara hati-hati agar berguna. Kadang-kadang, siswa diberi umpan balik terlalu banyak atau umpan balik yang terlalu rumit bagi siswa untuk menanganinya.

5) Memberikan pujian dan umpan balik pada kinerja yang benar. Tentunya setiap siswa lebih menyukai umpan balik yang positif daripada yang negatif.

Pada umunya pujian akan diterima sedangkan umpan balik negatif mungkin ditolak.

6) Apabila memberi umpan balik negatif, tunjukkan bagaimana melakukannya dengan benar. Apabila mengetahui bahwa sesuatu telah dilakukan salah, umpan balik negatif harus selalu disertai dengan demonstrasi yang benar oleh guru.

7) Membantu siswa memusatkan perhatiannya pada proses dan bukan pada hasil. Merupakan tanggung jawab guru agar siswa memusatkan perhatiannya pada proses atau teknik tertentu. siswa perlu disadarkan, bahwa teknik yang salah dapat saja memberikan hasil tetapi hasil tersebut akan menjadi penghambat untuk perkembangannya lebih lanjut.

8) Mengajari siswa cara memberi umpan balik kepada dirinya sendiri, dan bagaimana menilai keberhasilan kinerjanya sendiri. Belajar bagaimana menilai keberhasilan sendiri dan memberikan umpan balik kepada dirinya sendiri merupakna hal penting yang perlu dipelajari oleh siswa.

k. Memberikan latihan kesepatan mandiri

Pada tahap ini guru memberikan tugas kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang baru saja diperoleh secara mandiri.

Kegiatan ini dilakukan oleh siswa secara pribadi yang dilakukan di rumah atau di luar jam pelajaran. Menurut Kardi dan Nur (2001: 42-43) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memberikan tugas mandiri yaitu:

(1) Tugas rumah yang diberikan bukan merupakan kelanjutan dari proses pembelajaran, tetapi merupakan kelanjutan pelatihan untuk pembelajaran berikutnya;

(2) Guru seyogyanya menginformasikan kepada orang tua siswa tentang tingkat keterlibatan mereka dalam membimbing siswa di rumah.

(3) Guru perlu memberikan umpan balik tentang hasil tugas yang diberikan kepada siswa di rumah.

J. Cara Mengimplementasikan Model Pembelajaran Langsung