• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

1. Langkah-langkah Pengembangan Media Pembelajaran Mobar

Pengembangan media pembelajaran Mobar (monopoli bangun ruang) ini menggunakan model penelitian Brog dan Gall (dalam Sugiyono, 2011: 298).

Peneliti memodifikasi langkah pengembangan media ke dalam enam langkah.

antara lain potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi produk, revisi produk, dan ujicoba produk.

Langkah pertama pada pengembangan media pembelajaran Mobar (monopoli bangun ruang) berdasarkan dari potensi dan masalah melalui observasi dan wawancara dapat dilihat bahwa ada permasalahan yang dialami siswa tunarungu dalam pembelajaran matematika materi mengenai bentuk benda bangun ruang. Siswa mengalami kesulitan dalam mengenal bentuk benda bangun ruang karena siswa sulit memusatkan perhatian. Sattler (dalam Evanjeli dkk, 2019: 84) menjelaskan individu dengan tunarungu memiliki hambatan pendengaran yang menghambat proses informasi linguistik melalui pendengaran. Sementara individu yang sulit mendengar memiliki sisa pendengaran yang cukup membantu dalam pengolahan informasi lisan melalui pendengaran dan umumnya dapat dibantu dengan alat bantu dengar. Dengan hal ini diperlukannya media pembelajaran sebagai alat bantu dalam belajar siswa. Namun, media pembelajaran yang digunakan oleh guru masih terbatas. Tunarungu memiliki tingkat kehilangan pendengaran dari tingkat ringan, sedang, berat, dan sangat berat.

Langkah kedua yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Hasil observasi yaitu keterbatasan media pembelajaran yang kurang memadai. Dari hasil wawancara yaitu siswa belum mampu membedakan bentuk benda bangun ruang. Dari hasil observasi dan wawancara guru membutuhkan media pembelajaran yang dapat mempermudah siswa dan guru dalam proses belajar mengajar di kelas. Pembelajaran untuk siswa tunarungu sangat membutuhkan media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga ia dapat memahami yang dipelajari. Associantion for Educational Communications and Technology (dalam Anitah, 2009: 4) mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Karso

(2014: 1.4) menjelaskan pembelajaran matematika di SD merupakan salah satu kajian yang selalu menarik untuk dikemukakan karena adanya perbedaan karakteristik khususnya antara hakikat anak dan hakikat matematika. Paparan ini menjadi salah satu pertimbangan peneliti untuk mengembangkan media pembelajaran Mobar (monopoli bangun ruang) untuk membantu siswa tunarungu belajar di kelas pada mata pelajaran matematika dengan materi bentuk benda bangun ruang.

Langkah ketiga yaitu desain produk, peneliti menghasilkan tiga produk dalam penelitian ini, yaitu produk media pembelajaran Mobar (monopoli bangun ruang), modul penggunaan, dan video tutorial penggunaan media. Pengembangan media pembelajaran Mobar (monopoli bangun ruang) ini menggunakan beberapa faktor dalam media pembelajaran yang dapat dipertimbangkan menurut Munadi (2013: 7) menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan agar tercipta suasana lingkungan belajar. Peneliti memilih ciri media dari Munadi dengan alasan menimbang media yang dikembangkan dapat digunakan untuk memperlajari macam-macam materi atau pelajaran. Desmita (2009: 34) menjelaskan perkembangkan kognitif meliputi perubahan pada aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pemikiran, ingatan, keterampilan berbahasa, dan pegolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu dapat mempelajari, memperhatikan, lalu mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai, dan memikirkan lingkungannya. Hal-hal ini untuk membantu siswa tunarungu dalam mempelajari matematika materi bentuk benda bangun ruang.

Pada tahap awal peneliti mendesain prototype media pembelajaran Mobar (monopoli bangun ruang) menggunakan coreldraw lalu dibuat kertas.

Setelah mendesain peneliti melakukan konsultasi kepada ahli pembimbing terkait media yang akan dikembangkan. Dari hasil konsultasi penelitian mendapatkan saran untuk merubah media dan modul penggunaan. Saran yang diberikan media yakni menghapuskan kartu denda. Sedangkan pada modul penggunaan agar

menambahkan pendahuluan, materi tunarungu, materi monopoli, dan biodata penulis. Peneliti melakukan perubahan desain sesuai saran yang diberikan sebelum melakukan pembuatan produk. Peneliti membuat media pembelajaran secara mandiri. Namun, untuk kotak penyimpanan peneliti memesan dari pengerajin. Sementara kartu kesempatan dan kartu jawaban dicetak menggunakan printer biasa dengan menggunakan kertas concorde kemudian dilaminasi. Peneliti membuat video tutorial penggunaan media dengan menggunakan aplikasi Inshot pada handphone.

Langkah keempat yaitu validasi desain produk. Langkah validasi produk ini sesuai dengan model penelitian dan pengembangan Borg dan Gall (Sugiyono, 2015: 409) yaitu beberapa pakar atau para ahli memberikan penilaian atau mengukur kekurangan dan kelebihan produk yang dikembangkan. Peneliti melakukan validasi kepada ahli media dan guru kelas I. peneliti membuat media pembelajaran yang dapat dipertimbangkan menurut Nieven (dalam Pratiwi ddk, 2018), maka untuk mengetahui tingkat validitas, kepraktisan, dan keefektifan harus melakukan pengumpulan data yang mengacu pada ukuran kualitas media.

Ukuran kualitas sebagai berikut: berkualitas antara lain Bentuk, berat, dan besar media sesuai dengan ukuran fisik, bahan media ramah lingkungan dan tidak membahayakan, warna media yang bervariasi, tampilan media yang menarik dan bentuk gambar yang jelas.

Langkah kelima yaitu revisi desain produk, peneliti melakukan revisi sesuai saran yang diberikan oleh ahli media dan guru kelas I. langkah revisi desain produk ini sesuai dengan model penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall (Sugiyono, 2015: 409).

Langkah keenam yaitu ujicoba produk. Pada langkah keenam ini peneliti seharusnya dapat melanjukan dengan langkah ujicoba produk. Akan tetapi, rencana ujicoba yang dilakukan tidak dapat terlaksana dikarenakan adanya pandemi virus corona (covid-19) yang mengakibatkan semua aktivitas terhenti dan dibatasi. Sehingga sekolah-sekolah di seluruh Indonesia diliburkan sementara dan tidak dapat dilakukan ujicoba. Langkah ujicoba terbatas ini sesuai dengan

model penelitian dan pengembangan Borg dan Gall (Sugiyono, 2015: 409) yaitu mengujicobakan langsung produk kepada subjek penelitian.

Berdasarkan keenam langkah pengembangan ini. Hasil produk akhir dari penelitian ini adalah komponen media pembelajaran Mobar (monopoli bangun ruang), modul penggunaan, dan video tutorial penggunaan media. Komponen yang terdapat pada media pembelajaran Mobar (monopoli bangun ruang) ini dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk belajar bangun ruang. Guru dapat menggunakan modul penggunaan dan video tutorial sebagai panduan dalam penggunaan media pembelajaran Mobar (monopoli bangun ruang).

Dokumen terkait