2. DASAR TEORI
2.7 Langkah-Langkah Pengolahan Data
Pengukuran secara umum mendapatkan data-data vibrasi mesin yang akan
dianalisa kerusakannya dengan menganalisa hubungan amplitudo dengan
frekuensi dengan melihat spektrumnya. Analisa spektrum adalah usaha
menemukan masalah dan penyebabnya dengan mengkaji pola perbandingan
besarnya amplitudo vibrasi pada semua frekuensi yang mungkin terjadi. Analisa
menggunakan cara ini kadang-kadang untuk selanjutnya perlu didukung dengan
melakukan cara analisa lainnya adalah kelengkapan data serta sistimatika yang
baik dalam pengukuran vibrasi atau pengambilan data.
Analisa terutama akan berkaitan dengan pemilihan transduser dan atau
sensor, perangkat keras serta perangkat lunak. Langkah interpretasi data akan
banyak berkaitan dengan tabel perbandingan amplitudo pada berbagai frekuensi
pada spektrumnya dengan berbagai kemungkinan penyebabnya. Bagaimana suatu
data dari hasil pengukuran diartikan dan bagaimana karakteristik tiap-tiap keadaan
perulangan frekuensi dihubungkan dengan gejala terjadinya masalah atau kelainan
pada bagian mesin sebagai sumber penyebabnya. Setelah suatu hasil pengukuran
didapat, langkah selanjutnya adalah membandingkan hasil pembacaan dari
data-data pengukuran yang mempunyai makna berupa karakteristik getaran yang
berkaitan dengan adanya berbagai macam masalah atau kelainan pada
bagian-bagian mesin. Kunci dari langkah membandingkan hasil pengukuran ini adalah
pembacaan pada frekuensi-frekuensi yang paling berkaitan dengan RPM mesin
dan yang tidak berkaitan dengan RPM. Identifikasi. terhadap amplitudo yang
tinggi yang terjadi pada hasil pengukuran spektrumnya (amplitudo berbanding
frekuensi).
2.8 Parameter Pengukuran Getaran
Dalam kegiatan penganalisaan getaran ada beberapa hal yang harus
diperhatikan.
• Cara Pemasangan Sensor
Dipengaruhi oleh jenis sensor atau tranduser yang digunakan,
fleksibilitas pemasangan dalam pengambilan data. berikut ini tabel 2.3
karakteristik pemasangan sensor [4] :
Tabel 2.3 Karakteristik Pemasangan Sensor
Cara pemasangan Penilaian Rentang frekuensi (Hz) Keterangan
ULIR Sangat Baik 2 s/d 1000 Frekuensi max.
tergantung pada sensor
Magnetik Baik 2-1500,200-4000 Permukaan harus bersih.
Tangan Lumayan 10-500
Pegangan harus kontak
pada bagian kaku,
gunakan stinger pada
frekuensi tinggi
Keterangan untuk cara pemasangan dengan tangan harus diperhatikan :
menekan pada permukaan mesin dengan baik dan konstan dengan arah
tegak lurus dengan mesin, bila menggunakan stinger dengan jarak
pendek akan lebih baik dalam keakuratannya. PERHATIAN : menurut
standar ANSI S2.1 7-1 980 “Techniques for Machinery Vibration
Measurement” dengan tangan tidak diterima.
• Alat Ukur yang dipergunakan
Peralatan yang digunakan adalah peralatan digital berbasis frekuensi
sebagai contoh, DSA (Dynamic Signal Analyzer). Peralatan harus
mempunyai fungsi yang dapat dimanfaatkan sebagai osiloskop.
Parameter pengukuran pada pemantauan sinyal getaran permesinan,
sebagai berikut :
• Kecepatan pengukuran,
Sangat penting karena sinyal getaran berubah dengan cepat.
Diperlukan kecepatan pengambilan data dan waktu komputasi
yang sangat baik, sehingga tidak ada informasi yang hilang.
• Kecermatan pengukuran,
Kecermatan pengukuran tergantung pada rentang frekuensi ukur.
Makin lebar rentang frekuensi maka kecermatan makin berkurang.
Sedangkan jumlah garis spektrum makin besar kecermatan akan
meningkat. Salah satu meningkatkan kecermatan dengan
pengukuran zoom.
• Fungsi Jendela (Window)
Berfungsi menekan semaksimal mungkin kebocoran spektrum.
fungsi jendela berpengaruh pada keakuratan frekuensi dan
amplitudo. Pada umumnya bentuk sinyal getaran adalah sinyal
acak (random) maka digunakan jendela Hanning.misalnya dalam
kasus unbalance, sinyal getaran mendekati bentuk sinusoidal, maka
digunakan jendela flat-top. Berikut ini karakteristik fungsi
jendela,sebagai berikut [4]:
Tabel 2.4 Karakteristik Fungsi jendela
Fungsi Jendela Keakuran Amplitudo Keakuratan Frekuensi
Uniform Jelek Baik
Flat Top Baik Jelek
Hanning Lumayan Baik
Hamming Lumayan Lumayan
Kaiser-Bessel Lumayan Lumayan
• Cakupan Dinamik (Dynamic Range)
Untuk menganalisis sinyal kecil yang keberadaannya bersama
dengan sinyal besar.
2.9 Standar Pengukuran
Standar pengkuran bertujuan untuk mengetahui batasan-batasan level
getaran yang menunjukan kondisi suatu pengukuran, apakah masih layak
beroperasi atau harus memerlukan perbaikan. Macam-macam standar pengukuran
seperti : ISO 2372, American Petroleum Institute (API), American Gear
Manufactures Association (AGMA), dan lain-lain [1].
Pada analisa data ini menggunakan standar ISO 2372 – ISO Guideline for
Machinery Vibration Severity. Berikut penjelasan ISO 2372 dapat dilihat Tabel
2.5 [1], dibawah ini :
Tabel 2.5 ISO 2372
Keterangan :
• Class I : Mesin kecil ( Motor < 15 kW)
• Class II : Mesin sedang ( motor >15kW dan <75kW, tanpa pondasi
• Class III : Mesin besar dengan pondasi kuat
• Class IV : Mesin sangat berat ( mesin turbo) dengan pondasi khusus
2.10 Tranduser atau Sensor
Ada tiga buah tipe alat yang dapat mentransformasikan energi dari satu
bentuk ke bentuk lain yaitu : Tranduser adalah suatu alat yang digunakan untuk
merubah besaran dari suatu bentuk energi ke bentuk energi lainya. Sensor adalah
suatu alat yang mengkonversi suatu parameter fisis menjadi besaran listrik, terjadi
akibat reaksi suatu rangsangan (besaran mekanik, panas, magnetik, listrik, optik,
kimiawi, dll) dan Aktuator adalah suatu alat yang mengubah sinyal listrik
menjadi output besaran fisis,Sensor di klasifikasikan berdasarkan :
• Keperluan power-supplynya
• Sensor Pasif atau menghasilkan power supply sendiri
• Sensor aktif adalah sensor yang memerlukan power supply dari luar
agar sensor tersebut dapat berfungsi.
• Sinyal Output
• Sensor Analog, sensor yang outputnya berupa sinyal kontinu dari
rangsangan yang diberikan pada sensor tersebut.
• Sensor Digital, sensor yang outputnya bersifat diskrit.
• Modus Operasinya
• Sensor modus deflesi adalah sensor yang bekerja berdasarkan deviasi
dari kondisi awal sensor tersebut. Penyimpangan yang terjadi
sebanding dengan rangsangan yang terjadi pada sensor
• Sensor modus null adalah sensor yang mengunakan alat pembanding
dari suatu besaran yang akan di ukur
• Sifat mekanik Dari Benda Yang Akan Diukur
• Pergeseran, Percepatan dan Gaya
• Sensor Getaran
Pengkuran suatu getaran mesin dibutuhkan suatu sensor getaran yang
dapat berfungsi untuk mengubah sinyal getaran menjadi sinyal lain yaitu sinyal
listrik. Sensor/tranduser getaran yang umum digunakan adalah velocity pickups,
accelerometer dan non-contact pickups. Tidak ada satupun sensor yang dapat
memberikan semua kebutuhan pengukuran yang diperlukan, sehingga kita harus
memilih sensor yang paling cocok untuk pekerjaan yang akan kita lakukan.
Masing-masing sensor tersebut mempunyai keuntungan dan kerugian dalam
aplikasinya.
Pada perancangan alat analisa getaran pada sepeda motor ini
menggunakan sensor accelerometer dengan tipe accel board schematic V 202
produksi Micro Elektronika. Accelboard schematic V 202 produksi Micro
Elektronika terdiri dari iMEMS accelerometer ADXL 330 dengan sensing 3 axis (
sumbu X, Sumbu Y dan Sumbu Z ) dengan batas 0.5 Hz sampai 1600 Hz untuk
sumbu X dan Y, 0.5 Hz sampai 550 Hz untuk sumbu Y serta sensor ini sudah
ADXL 330/335
dilengkapi dengan penguat. Sensor ini merupakan sensor aktif adalah sensor yang
memerlukan power suppy dari luar agar sensor tersebut dapat berfungsi, signal
output dapat timbul kalau ada power supply yang diberikan pada sensor ini.
Tabel 2.6 Spesifikasi iMEMS accelerometer ADXL 330
Dalam dokumen
ANALISA GETARAN PADA MESIN SEPEDA MOTOR BERBASIS LABVIEW TESIS
(Halaman 36-42)