• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Metode Penilaian Risiko NPB

2.4.3 Quick Exposure Checklist (QEC)

2.4.4.2 Langkah Langkah Penilaian RULA

Dalam rangka melakukan evaluasi mengenai postur tubuh, teknik RULA membagi menjadi 2 kelompok anggota tubuh, kelompok A yaitu lengan dan pergelangan tangan, kelompok B yaitu leher, punggung dan kaki. Langkah dan observasi penilaiannya yaitu:

1). Kelompok A

a) Observasi dan tentukan postur lengan atas sesuai kriteria metode RULA Posisi lengan atas yang baik yaitu ketika lengan berada pada posisi 20 – 20 karena pada posos ini memiliki skor terkecil. Posisi yang beresiko terkena MSDs adalah posisi dengan ektensi, pada sudut 20 – 45, 45 – 90, dan > 90. Skor ini bertambah besar jika bahu terangkat dan lengan atas abduksi karena terdapat perubahan 1 untuk setiap keadaan tersebut. Tetapi skor berkurang satu jika terdapat penyangga lengan.

b) Observasi dan tentukan postur lengan bawah sesuai kriteria metode RULA Posisi yang memiliki skor terkecil adalah posisi lengan bawah yang berada pada 60 – 100 sehingga posisi ini dikatakatakan bahwa memiliki risiko terkecil untuk dapat menderita MSDs. Posisi yang lainnya (0 – 100 dan >100) memiliki risiko yang lebih besar untuk menderita MSDs. Skor akan bertambah besar jika lengan bawah menyilang ke garis tengah tubuh dan menjauh dari tubuh karena skor bertambah 1 untuk tiap keadaan tersebut. Semakin besar skor maka semakin besar risiko MSDs. Hal ini dilihat pada gambar di bawah ini.

c) Observasi postur pergelangan tangan dan tentukan skornya

Posisi pergelangan tangan yang baik adalah posisi normal pada sudut 0 yang mendapat skor 1 (skor terkecil). Jika posisi pergelangan tangan memiliki risiko MSDs. Posisi pergelangan tangan fleksi >15 dan ekstensi merupakan posisi yang berisiko. Risiko akan bertambah besar jika pada pergelangan tangan terjadi deviasi ulnar atau radial karena skor bertambah 1 untuk keadaan tersebut.

Selain posisi pergelangan tangan, kelompok A RULA juga mengobservasi putaran pergelangan tangan (pronasi dan supinasi). Menurut metode RULA perputaran pergelangan tangan yang berisiko adalah yang melakukan perputaran keluar (supinasi) karena memiliki skor lebih besar daripada perputaran ke dalam (pronasi). Selain itu, pada saat gerakan supinasi terjadi perlawanan terhadap gaya gravitasi sehingga diperlukan energi lebih besar untuk mempertahankan posisi tangan.

Gambar 2.3 Posisi Pergelangan Tangan yang Diamati

Sumber: Doc RULA

d) Memasukan tiap skor yang di dapat (skor lengan atas, bawah, pergelangan tangan dan perputarannya) ke dalam tabel A (upper limb posture score) untuk mendapatkan skor postur .

Tabel 2.1 Skor A

Postur A: Skor Postur Pergelangan Tangan

1 2 3 4 Lengan Lengan Bawah Pergelangan Tangan Pergelangan Tangan Pergelangan Tangan Pergelangan Tangan 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 2 1 2 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 5 3 1 3 3 4 4 4 4 5 5 2 3 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 1 4 4 4 4 4 5 5 5 2 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 4 4 5 5 5 6 6 5 1 5 5 5 5 5 6 6 7 2 5 6 6 6 6 7 7 7 3 6 6 6 7 7 7 7 8 6 1 7 7 7 7 7 8 8 9 2 8 8 8 8 8 9 9 9 3 9 9 9 9 9 9 9 9 Sumber : Stanton, 2005

e) Mengobservasi dan menentukan skor penggunaan otot (muscle use)

Penggunaan otot yang berisiko adalah otot yang digunakan secara statis yakni jika otot digunakan selama >1 menit atau digunakan berulang- ulang selama 4 kali atau lebih per menit, sedangkan penggunaan otot yang tidak berisiko adalah tidak termasuk kategori tersebut. Penggunaan otot yang berisiko mendapatkan skor terbesar yaitu 1.

f) Observasi dan menentukan skor beban (force)

Beban yang tidak berisiko terhadap MSDs adalah beban seberat kurang dari 2 kg yang dilakukan secara intemitten, sedangkan beban yang termasuk kategori berisiko adalah beban yang memiliki berat >2 kg dan dilakukan baik secara intermitten maupun berulang- ulang.

g) Menjumlahkan skor postur A dengan skor pengguanaan otot dan beban untuk mendapatkan skor A

Skor A = skor postur A + skor penggunaan otot + skor beban

2). Kelompok B

a) Mengobservasi dan menentukan skor postur leher

Posisi leher yang memiliki risiko terkecil untuk menderita MSDs adalah pada posisi 0. Leher yang membungkuk >20 atau lebih akan semakin memperbesar risiko terkena MSDs. Hal ini dibuktikan dengan semakin besarnya skor untuk tiap postur yang berisiko. Skor akan memiliki nilai yang lebih tinggi jika posisi leher berputar dan miring ke samping karena untuk tiap keadaan ini skor akan bertambah 1.

Gambar 2.4 Posisi Leher yanga Diamati

Sumber : Documen RULA

b) Observasi dan menentukan skor postur punggung

Skor terkecil dimiliki ketika punggung berada pada posisi 0. Skor akan bertambah besar jika badan membungkuk mulai 10 atau lebih, dan untuk tiap keadaan badan berputar atau miring ke samping, maka skor akan bertambah 1. Untuk jelasnya apat dilihat pada gambar di bawah ini.

c) Observasi dan menentukan skor kaki

Posisi kaki yang baik adalah kaki yang diberikan tempat penyangga dan kaki dalam keadaan seimbang. Untuk kaki yang disangga dan seimbang diberi skor 1, sedangkan jika kaki tidak disangga dan tidak seimbang diberi skor 2.

d) Memasukkan nilai tiap postur untuk mendapatkan nilai skor postur B yang di dapat dari tabel B (neck, trunk, leg posture score)

Tabel 2.2 Skor B Skor

Postur Leher

Postur B: Skor Postur Punggung

1 2 3 4 5 6

Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7 2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7 3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8 5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9 Sumber : Stanton, 2005

e) Mengobservasi dan menentukan skor penggunaan otot dan beban sesuai kriteria

f) Memasukan dan menjumlahkan skor postur B dengan pengguanaan otot dan beban untuk mendapatkan skor B

Skor B = skor postur B + skor penggunaan otot + skor beban

g) Memasukkan ke dalam matriks masing- masing nilai skor A dan skor B untuk mendapatkan nlai skor final (tabel C)

Gambar 2. 5

Diagram Alur Skor Final RULA

Skor Tabel A

Skor Tabel B

Nilai skor final merupakan nilai akhir dalam pengukuran dengan menggunakan metode RULA. Nilai ini memberikan pedoman untuk prioritas investigasi yang berikutnya. Nilai skor final RULA bervariasi dan dinilai menurut

Lengan Atas Lengan Bawah Pergelangan Tangan Perputaran Pergelangan Muscle Use Forces Skor A Leher Kaki Punggung Muscle use Skor B Force Tabel C Skor Final/ grand score RULA

prioritas pengendaliannya yaitu mulai dari skor 1- 7. Tabel nilai skor fianl RULA dapat dilihat pada tabel C di bawah ini.

Tabel 2.3 Skor C

Tabel C: Skor Leher, Punggung dan Kaki

1 2 3 4 5 6 7+ 1 1 2 3 3 4 5 5 2 2 2 3 4 4 5 5 3 3 3 3 4 4 5 6 4 3 3 3 4 5 6 6 5 4 4 4 5 6 7 7 6 4 4 5 6 6 7 7 7 5 5 6 6 7 7 7 8+ 5 5 6 7 7 7 7 Sumber : Stanton, 2005

Skor ini kemudian dikelompokkan menjadi action level. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut:

1. Action level 1

Action level 1 berarti postur masih dapat diterima (acceptable) jika tidak dipertahankan dalam waktu yang lama. Berlaku untuk skor 1- 2.

2. Action level 2

Action level 2 berarti dibutuhkan investigasi lebih lanjut (investigate further) pada pekerjaan ini dan mungkin dibutuhkan perubahan. Kategori ini untuk skor final 3- 4.

3. Action level 3

Action level 3 berarti pekerjaan ini harus segera diinvestigasikan dengan segera dalam waktu singkat (investigate further and change soon). Kategori ini untuk nilai skor 5- 6

4. Action level 4

Action level 4 berarti investigasi dan modifikasi dari pekerjaan ini dibutuhkan secara cepat (investigate and change immediatly) untuk mengurangi beban yang berlebihan pada sistem musculosceletal dan risiko cedera atau sakit pada pekerja. Kategori ini berlaku untuk skor 7.

Dokumen terkait