• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENUTUP

Bagan 2.1 Langkah-langkah Penyusunan LKS

1) Lakukanlah Analisis Kurikulum Tematik

Analisis kurikulum tematik merupakan langkah pertama dalam penyusunan LKS. Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi pokok dan pengalaman belajar manakah yang membutuhkan bahan ajar berbentuk LKS. Pada umumnya, dalam menentukan materi langkah analisisnya, dilakukan dengan cara melihat mater pokok dan pengalaman belajar, serta pokok bahasan yang akan dajarkan. Kemudian setelah itu, kita harus mencermati kompetensi antarmata pelajaran yang hendaknya dicapai siswa.

2) Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Peta ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui materi apa saja yang harus ditulis dalam LKS. Peta ini juga bisa untuk melihat sekuensi atau urutan

Analisis Kurikulum Tematik Menyusun Peta Kebutuhan

Menentukan Judul LKS Menulis LKS

Memetakan KD dan Indikator antar-mata pelajaran

Menentukan tema sentral dan pokok bahasan Menentukan alat penilaian

Menyusun materi

materi dalam LKS. Sekuens LKS ini sangat dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan materi.

3) Menentukan Judul LKS

Perlu diketahui bahwa judul LKS tematik ditentukan atas dasar tema sentral dan pokok bahasannya diperoleh dari hasil pemetaan kompetensi dasar, materi pokok atau pengalaman belajar antarmata pelajaran di SD/MI.

4) Penulisan LKS

Untuk menulis LKS, langkah-langkah yang perlu dilaksanakan, yaitu sebagai berikut: pertama, merumuskan indikator dan/atau pengalaman belajar antarmata pelajaran dari tema sentral yang telh disepakati. Kedua, menentukan alat peniilaian. Penilaian kita dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja siswa. Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, maka alat penilaian yang cocok dan sesuai adalah menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP). Dengan demikian, guru dapat menilainya melalui proses dan hasilnya. Ketiga, menyusun materi. Untuk penyusunan materi LKS, ada beberapa poin yang perlu diperhatikan, yaitu.

a) Materi LKS sangat tergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapainya. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. b) Materi dapat diambil dari berbagai sumber, seperti: buku, majalah,

c) Supaya pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat, maka dapat saja di dalam LKS kita tunjukkan referensi yang digunakan agar siswa bisa membacanya lebih jauh tentang materi tersebut.

d) Tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya. Keempat, perhatikan struktur LKS. Ini merupakan langkah terakhir dalam penyusunan LKS, yaitu menyusun materi berdasarkan struktur LKS. Kita harus memahami bahwa struktur LKS terdiri dari enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas dan langkah-langkah kerja, dan penilaian.

e. Kekuatan dan Kelemahan Lembar Kerja Siswa

Lismawati (2010:40) menjelaskan bahwa lembar kegiatan siswa memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan dan kelemahannya adalah sebagai berikut.

1) Keunggulan Lembar Kegiatan Siswa

a) Dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat khusus.

b) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang realistis.

c) Dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi musik, gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat.

d) Secara ekonomis, lebih hemat dibandingkan dengan media pembelajaran yang lainnya.

2) Kelemahan Lembar Kerja Siswa

a) Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami kesulitan memahami bagian-bagian tertentu.

b) Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang diajukan. c) Memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang

membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam.

d) Memerlukan pengetahuan prasyarat agar siswa dapat memahami materi yang dijelaskan. Siswa yang tidak memenuhi asumsi pengetahuan prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami.

3. Pendekatan Saintifik

a. Pengertian Pendekatan Saintifik

Barringer dalam Abidin (2014:125) mengemukakan bahwa

“pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir secara sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat. Abidin (2014:127) juga

menjelaskan “pendekatan saintifik pada dasarnya adalah model pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan masalah melalui serangkaian akrivitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir

kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa.

Sani (2014:50) menegaskan bahwa pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data. Metode ilmiah pada umumnya dilandasi dengan pemaparan data yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Daryanto (2014:51) menjelaskan secara detail bahwa pendekatan dengan pembelajaran saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan- tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau merumuskan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisa data, menarik kesimpulan, mengomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang

“ditemukan”.

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan ilmiah yang melibatkan proses mengamati (mengindera), menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan atau membentuk jejaring. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pelaksanaan proses tersebut, bantuan guru sangat

diperlukan, akan tetapi, dalam hal ini, guru hanya bertugas sebagai fasilitator dan pembimbing jika siswa melakukan kekeliruan.

b. Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik Pendekatan saintifik memiliki berbagai karakteristik. Daryanto (2014:53) menjelaskan karakteristik pembelajaran dengan metode saintifik adalah sebagai berikut.

1) Berpusat pada siswa.

2) Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip.

3) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

4) Dapat mengembangkan karakter siswa.

c. Tujuan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik

Hosnan (2014:36) mengatakan bahwa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, sebagai berikut.

1) Untuk meningkatkan kemampuan intelek.

2) Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.

3) Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

4) Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

5) Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.

6) Untuk mengembangkan karakter siswa.

Hosnan (2014:37) mengemukakan pendapatnya mengenai prinsip- prinsip pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik, antara lain. 1) Pembelajaran berpusat pada siswa.

2) Pembelajaran membentuk students self concept. 3) Pembelajaran terhindar dari verbalisme.

4) Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip.

5) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa.

6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru.

7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi.

8) Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

d. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

Sani (2014:54) menjelaskan langkah-langkah pendekatan saintifik sebagai berikut.

2) Menanya 3) Mencoba 4) Menalar

5) Mengomunikasikan B. Penelitian yang Relevan

Peneliti memilih tiga penelitian lain yang dianggap relevan dengan penelitian ini sendiri. Pertama penelitian yang dilakukan oleh Deti Fitri, (2014) tentang pengembangan LKS tematik integratif pada materi garis paralel untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Mustofa (2013) tentang pengembangan LKS berbasis observasi pada taman sekolah sebagai sumber belajar sains pada siswa SD N Tinjomoyo. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Ery Oktavianingrum, (2014) tentang pengembangan LKS dengan media gambar untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran ekonomi SMA kelas X.

Penelitian yang dilakukan oleh Deti Fitri, tentang pengembangan LKS tematik integratif pada materi garis paralel untuk siswa kelas IV sekolah dasar dilakukan dengan tujuan menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Tematik Integratif pada Materi Garis Paralel untuk Sekolah dasar Kelas IV yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektifi yang baik.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Mustofa menunjukkan penilaian kelayakan LKS oleh pakar materi sebesar 90% (sangat layak), pakar desain sebesar 96% (sangat layak), dan guru sebesar 93,18% (sangat layak). Hasil pengujian LKS pada kelas skala kecil (kelas IVB) menunjukkan: rerata aktivitas

siswa sebesar 94,6 %, siswa tuntas belajar sebanyak 90%, dengan rerata nilai sebesar 7,08. Selanjutnya pengujian pada kelas skala besar (kelas IVA) menunjukkan peningkatan, yaitu: rata-rata aktivitas siswa sebesar 100 %, siswa tuntas belajar sebanyak 92,11%, dengan rerata nilai sebesar 7,84. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS berbasis observasi taman sekolah, layak untuk digunakan sebagai bahan ajar sains di SD N 1 Tinjomoyo Semarang.

Penelitian yang dilakukan oleh Ery Oktavianingrum bertujuan untuk mengembangkan lembar kerja siswa dengan media gambar sebagai media pendukung pembelajaran yang layak dan meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran ekonomi SMA kelas X semester kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk LKS dengan media gambar sebagai media pendukung pembelajaran yang dikembangkan layak digunakan dan dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran ekonomi SMA kelas X. Hal ini ditunjukkan dengan: (1) hasil penilaian produk oleh ahli materi termasuk dalam

kriteria “sangat baik” dengan rata-rata skor 4,87, (2) hasil penilaian produk oleh ahli media pembelajaran termasuk dalam kriteria “sangat baik” dengan rata-rata skor 4,72, (3) hasil penilaian produk oleh guru mata pelajaran termasuk dalam

kriteria “baik” dengan rata-rata skor 4,10, (4) hasil penelitian pada uji coba

perorangan termasuk dalam kriteria “sangat baik” dengan rata-rata skor 4,46, (5)

hasil produk pada uji coba kelompok kecil termasuk dalam kriteria “sangat baik”

dengan rata-rata skor 4,52, (6) hasil penilaian produk pada uji coba lapangan

pengukuran minat siswa mengikuti pembelajaran ekonomi menggunakan LKS

dengan media gambar dikategorikan “sangat tinggi” dengan nilai mean 46,2. Peneliti mengambil tiga penelitian yang dirasa mirip dengan penelitian ini sebagai bahan referensi dalam penelitian pengembangan lembar kerja siswa. Berdasarkan kajian ketiga penelitian di atas, diketahui bahwa penelitian tersebut hanya fokus pada pengembangan media lembar kerja siswa menyelesaikan masalah dalam materi garis paralel, pengembangan lembar kerja siswa berbasis observai, dan pengembangan lembar kerja siswa untuk meningkatkan minat siswa. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti mengambil judul penelitian pengembangan media lembar kerja siswa yang diperluas sesuai tuntutan kurikulum SD 2013 menggunakan pedekatan saintifik. Pengembangan lembar kerja siswa yang dilakukan dapat membantu guru dalam proses pembelajaran. Penelitian yang relevan dapat dilihat dalam bagan di bawah ini.

Dokumen terkait