• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan LKS mengunakan pendekatan saintifik pada subtema tugasku sehari-hari di rumah untuk siswa kelas dua (II) Sekolah Dasar Negri Kalasan 1.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan LKS mengunakan pendekatan saintifik pada subtema tugasku sehari-hari di rumah untuk siswa kelas dua (II) Sekolah Dasar Negri Kalasan 1."

Copied!
280
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SUBTEMA TUGASKU SEHARI-HARI DI RUMAH UNTUK SISWA KELAS

DUA (II) SEKOLAH DASAR NEGERI KALASAN I

Anselmia Kartini Harus Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru terhadap contoh-contoh Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan pendekatan saintifik sesuai tuntutan kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui pengembangan media LKS menggunakan pendekatan saintifik sesuai tuntutan kurikulum 2013 pada Subtema Tugasku Sehari-hari di Lingkungan Rumah unuk siswa kelas II Sekolah Dasar, (2) untuk mengetahui kualitas produk media LKS yang dihasilkan pada Subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian pengembangan hasil modifikasi dari langkah-langkah yang dikembangkan oleh Sugiyono dan langkah-langkah yang dikembangkan oleh Borg & Gall. Prosedur penelitian ini terdiri dari 5 langkah, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi produk.

Hasil penelitian menunjukkan produk LKS layak digunakan dengan revisi. Hal ini ditunjukkan dengan hasil validasi produk dilakukan oleh dua validator pakar kurikulum SD 2013 dan dua validator pakar media LKS. Hasil validasi produk oleh pakar media LKS (M) mendapat skor 3,81 dari rentangan 1-5 dengan kategori baik, dari pakar media LKS (G) memberikan skor 3,94 dengan kategori baik. Sedangkan untuk validator pakar kurikulum SD 2013 (C) memberikan skor 3,75 dengan kategori baik dan validator pelaksana kurikulum SD 2013 (P) mendapat skor 3,81 dengan kategori baik. Skor total yang diperoleh dari hasil validasi adalah 3,82 dengan kategori baik.

(2)

THE DEVELOPMENT OF STUDENTS’ WORKSHEET USING SCIENTIFIC APPROACH IN MY-DAILY-HOME-ACTIVITY SUBTHEME FOR SECOND GRADE

STUDENTS IN KALASAN I STATE ELEMENTARY SCHOOL

Anselmia Kartini Harus Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This research started with teacher’s need for examples of students’ worksheet

corresponding to the demand of 2013 Curriculum. The aims of this research are getting to know how to develop students’ worksheet using scientific approach in my-daily-home-activity subtheme for second grade students and knowing the quality of the worksheet created.

The research type applied is research and development. This research used research and development procedure modified by Sugiyono and Borg & Gall. The research procedure consists of five steps namely (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product designing, (4)

experts’ validation, and (5) product revising.

The result of this research shows that the students’ worksheet created is appropriate to be

used with revision. It is shown by the result of product validation done by two experts of 2013

Curriculum for Elementary School and two experts of students’ worksheet. The four experts are the validators of the worksheet. The students’ worksheet expert (M) gave 3.81 points with good category; meanwhile the other worksheet expert (G) gave 3.94 points with good category too. In additional, the expert of 2013 curriculum for Elementary School (C) gave 3.75 points with good category, and the other expert of 2013 Curriculum for Elementary School (P) gave 3.81 points with good category as well. The total point achieved from the validation process is 3.82 with good category.

(3)

UNTUK SISWA KELAS DUA (II) SEKOLAH DASAR NEGERI KALASAN I

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Anselmia Kartini Harus NIM. 121134262

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

Persembahan

Saya persembahkan skripsi ini kepada:

1. Tri Tunggal Maha Kudus dan Bunda Maria yang tidak pernah

menolak setiap doa yang saya panjatkan demi selesainya

skripsi ini

2. Kedua orangtua saya, Bapak Yakobus Harus dan Ibu

Elisabeth Ruing yang dengan sabar telah memberikan

dukungan, kepercayaan, dan perhatian serta kasih sayang

sehingga saya berhasil menyelesaikan skripsi dengan baik

3. Adik Sofia Anita Harus yang mendukung dengan caranya

yang khas

4. Teman-teman seperjuangan PPGT USD angkatan 2012 yang

tidak bisa disebutkan satu per satu

5. Sahabat-sahabat tercinta BC, NU, dan Adelya yang selalu

memberi dukungan

(7)

v

MOTO

“Ketika keberuntungan menghampirimu, percayalah itu

berkat doa orangtuamu”

(no name)

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada

-Nya sebab Ia

yang memelihara kamu”

(1Ptr.5:7)

“Lakukan apa yang kamu bisa dengan apa yang kamu

miliki

Mulailah dan jangan berhenti

Sebab Tuhan tidak akan meninggalkanmu dalam

kekosongan”

(Cresensia A. M.)

“Hidupmu sepenuhnya ada di pundakmu sendiri, jangan

mengeluh karena hidup itu tetap di pundakmu. Jangan

menyalahkan orang lain atas hidupmu. Hiduplah

sebaik-baiknya”

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Februari 2016 Penulis

(9)

vii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: nama : Anselmia Kartini Harus

NIM : 121134262

demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberitahukan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SUBTEMA TUGASKU SEHARI-HARI DI RUMAH UNTUK SISWA KELAS DUA (II) SEKOLAH DASAR NEGERI KALASAN I

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 17 Februari 2016 Yang menyatakan

(10)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SUBTEMA TUGASKU SEHARI-HARI DI RUMAH UNTUK SISWA KELAS DUA (II) SEKOLAH DASAR NEGERI KALASAN I

Anselmia Kartini Harus Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru terhadap contoh-contoh Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan pendekatan saintifik sesuai tuntutan kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui pengembangan media LKS menggunakan pendekatan saintifik sesuai tuntutan kurikulum 2013 pada Subtema Tugasku Sehari-hari di Lingkungan Rumah unuk siswa kelas II Sekolah Dasar, (2) untuk mengetahui kualitas produk media LKS yang dihasilkan pada Subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian pengembangan hasil modifikasi dari langkah-langkah yang dikembangkan oleh Sugiyono dan langkah-langkah yang dikembangkan oleh Borg & Gall. Prosedur penelitian ini terdiri dari 5 langkah, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi produk.

Hasil penelitian menunjukkan produk LKS layak digunakan dengan revisi. Hal ini ditunjukkan dengan hasil validasi produk dilakukan oleh dua validator pakar kurikulum SD 2013 dan dua validator pakar media LKS. Hasil validasi produk oleh pakar media LKS (M) mendapat skor 3,81 dari rentangan 1-5 dengan kategori baik, dari pakar media LKS (G) memberikan skor 3,94 dengan kategori baik. Sedangkan untuk validator pakar kurikulum SD 2013 (C) memberikan skor 3,75 dengan kategori baik dan validator pelaksana kurikulum SD 2013 (P) mendapat skor 3,81 dengan kategori baik. Skor total yang diperoleh dari hasil validasi adalah 3,82 dengan kategori baik.

(11)

ix

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF STUDENTS’ WORKSHEET USING SCIENTIFIC APPROACH IN MY-DAILY-HOME-ACTIVITY SUBTHEME FOR SECOND GRADE STUDENTS IN KALASAN I STATE

ELEMENTARY SCHOOL

Anselmia Kartini Harus Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This research started with teacher’s need for examples of students’

worksheet corresponding to the demand of 2013 Curriculum. The aims of this research are getting to know how to develop students’ worksheet using scientific approach in my-daily-home-activity subtheme for second grade students and knowing the quality of the worksheet created.

The research type applied is research and development. This research used research and development procedure modified by Sugiyono and Borg & Gall. The research procedure consists of five steps namely (1) potential and problem, (2)

data gathering, (3) product designing, (4) experts’ validation, and (5) product

revising.

The result of this research shows that the students’ worksheet created is

appropriate to be used with revision. It is shown by the result of product validation done by two experts of 2013 Curriculum for Elementary School and

two experts of students’ worksheet. The four experts are the validators of the worksheet. The students’ worksheet expert (M) gave 3.81 points with good category; meanwhile the other worksheet expert (G) gave 3.94 points with good category too. In additional, the expert of 2013 curriculum for Elementary School (C) gave 3.75 points with good category, and the other expert of 2013 Curriculum for Elementary School (P) gave 3.81 points with good category as well. The total point achieved from the validation process is 3.82 with good category.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

“Pengembangan LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah Untuk Siswa Kelas Dua (II) Sekolah Dasar Negeri Kalasan I” dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD. 3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Pengelola PPGT yang telah menuntun dan menemani kami sejak semester1

5. Dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

6. Bapak G selaku validator Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian 7. Ibu M selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian 8. Sarjono, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri Kalasan 1 Sleman Yogyakarta

(13)

xi

9. Catur Eny Rahayu, S.Pd.SD selaku guru kelas II SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah dan membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

10.Purwanti, S.Pd. selaku guru kelas II SD Negeri Kalasan I yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

11.Bapak dan Ibu tersayang, Bapak Yakobus Harus dan Ibu Elisabet Ruing yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Adik tersayang, Sofia Anita Harus yang memberi semangat dan kasih sayang.

13.Teman-teman tercinta 35 mahasiswa PPGT 2012 yang selalu ada dalam suka dan duka dan selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

14.Kakak-kakak PPGT 2011 dan adik-adik PPGT 2013 terimakasih atas semangat dan dukungannya

15.Pamong Student Residence Sanata Dharma dan teman-teman residence yang mendukung dengan caranya masing-masing

16.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 17 Februari 2016 Penulis

(14)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACKT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR BAGAN ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Batasan Istilah ... 6

(15)

xiii BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Kurikulum 2013 ... 9

a. Konsep Dasar Kurikulum 2013 ... 9

b. Karakteristik Kurikulum 2013 ... 16

c. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013 ... 21

d. Pendidikan Karakter ... 22

e. Pendekatan Tematik Integratif ... 24

f. Pendekatan Saintifik... 28

g. Penilaian Autentik ... 31

2. Lembar Kerja Siswa ... 37

a. Pengertian Lembar Kerja Siswa ... 37

b. Karakteristik Lembar Kerja Siswa ... 38

c. Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa ... 39

d. Langkah-langkah Penyusunan Lembar Kerja Siswa... 41

e. Kekuatan dan Kelemahan Lembar Kerja Siswa... 46

3. Pendekatan Saintifik... 47

a. Pengertian Pendekatan Saintifik ... 47

b. Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik ... 49

c. Tujuan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik... 49

d. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik... 50

B. Penelitian Yang Relevan ... 51

(16)

xiv

D. Pertanyaan Penelitian ... 55

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 57

B. Prosedur Pengembangan ... 57

C. Jadwal Penelitian ... 67

D. Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 dan Media LKS ... 67

E. Instrumen Penelitian... 68

F. Teknik Pengumpulan Data ... 69

G. Teknik Analisis Data ... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan ... 73

B. Deskripsi Produk Awal ... 76

C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk ... 77

D. Data Hasil Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 dan Media LKS ... 79

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 81

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 86

B. Keterbatasan Penelitian ... 87

C. Saran ... 88

REFERENSI ... 89

(17)

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Langkah-langkah Penyusunan LKS ... 44

Bagan 2.2 Literature Map Hasil Penelitian Yang Relevan ... 54

Bagan 3.1 Model Penelitian Pengembangan Menurut Borg & Gall ... 58

Bagan 3.2 Model Penelitian Pengembangan Menurut Sugiyono... 60

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum ... 12

Tabel 2.3 Penyempurnaan Pola Pikir ... 14

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 67

Tabel 3.2 Panduan Wawancara Survei Kebutuhan ... 68

Tabel 3.3 Konversi Data Kualitatif ke Data Kuantitatif Dengan Skala 5 ... 71

Tabel 3.4 Konversi Nilai dan Skor ke Data Kualitatif Dengan Skala 5 ... 72

Tabel 4.1 Daftar Pertanyaan Wawancara Survei Analisis Kebutuhan ... 73

Tabel 4.2 Komentar Umum dan Saran Validator M Pakar Kurikulum SD 2013 ... 78

Tabel 4.3 Komentar Umum dan Saran Validator G Pakar Kurikulum SD 2013 ... 79

Tabel 4.4 Komentar Umum dan Saran Validator C Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 80

Tabel 4.5 Komentar umum dan saran validator P pelaksana kurikulum SD 2013 ... 81

(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Observasi dan Wawancara ... 93

Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Observasi dan Wawancara ... 94

Lampiran 3 Surat Pengantar Validasi ... 95

Lampiran 4 Rangkuman Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 96

Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 99

Lampiran 6 Data Skor Validasi Guru Kelas II SD Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 105

Lampiran 7 Silabus ... 113

Lampiran 8 RPPTH ... 148

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dalam UU No 23 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang sistem pendidikan nasional merupakan salah satu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Proses pembelajaran di sekolah disesuaikan dengan kurikulum yang ditetapkan pemerintah. Hal ini tercantum dalam Salinan Permendikbud RI no. 4 tahun 2015 bagian a yang mengatakan bahwa satuan pendidikan melaksanakan pembelajaran berdasarkan yang telah ditetapkan pemerintah. Saat ini pendidikan di Indonesia menerapkan kurikulum 2013.

(21)

Menurut salinan lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah bagian pembelajaran, dijelaskan bahwa kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP. Pembelajaran ini meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Kurikulum 2013 juga meliputi pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam KI-1 dan KI-2. Abidin (2014:16) mengemukakan bahwa pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 merupakan pembelajaran berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Di dalam salinan lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah bagian pembelajaran, dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sehubungan dengan terwujudnya interaksi yang baik antarpeserta didik, antara siswa dengan guru dan sumber belajar, maka diusahakan proses pembelajaran dilakukan dengan teknik yang menarik perhatian siswa.

(22)

pendidik. Lembar Kerja Siswa yang digunakan disesuaikan dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. LKS mempermudah siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru karena di dalam LKS termuat petunjuk yang harus diikuti siswa, dan soal-soal yang harus diselesaikan oleh siswa. LKS juga lebih praktis karena semua petunjuk dan soal-soal yang harus dipelajari siswa termuat dalam LKS. Pada kurikulum 2013 media LKS lebih disesuaikan dengan langkah-langkah pendekatan saintifik, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan.

(23)

penerbit. Sebaliknya, beliau menjadikan LKS yang dijual penerbit sebagai referensi dalam menyusun LKS pribadi sesuai dengan silabus dan RPP. Banyak hal yang menjadi kendala bagi beliau dalam penyusunan LKS berbasis kurikulum 2013. Waktu dan SDM khususnya kemampuan mengenai teknologi informasi menjadi dua kendala berarti. Sehubungan dengan itu, untuk menutupinya beliau melakukan kerja sama dengan guru kelas yang sama dan berusaha untuk menyesuaikan dengan tahap perkembangan dan berpikir siswa. Pada akhir wawancara beliau mengatakan bahwa beliau sangat membutuhkan LKS yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Beliau juga menginginkan agar pemerintah dapat membuat instrumen LKS yang baik dan benar kemudian disosialisasikan kepada para guru agar guru memiliki pedoman yang jelas dalam menyusun LKS. Menurut beliau, karakteristik LKS yang lengkap adalah yang mengandung tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan hasil survei kebutuhan, diketahui bahwa masih terdapat guru yang membutuhkan contoh-contoh LKS sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk memberikan solusi dengan mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) Menggunakan Pendekatan Saintifik sesuai tuntutan kurikulum 2013 pada Subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah. Untuk Siswa Kelas II SD.

B. Rumusan Masalah

(24)

2. Bagaimana kualitas produk media LKS yang dihasilkan pada Subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana mengembangkan media LKS menggunakan pendekatan saintifik sesuai tuntutan kurikulum 2013 pada Subtema Tugasku Sehari-hari di Lingkungan Rumah unuk siswa kelas II Sekolah Dasar

2. Untuk mengetahui bagaimana kualitas produk media LKS menggunakan pendekatan saintifik sesuai tuntutan kurikulum 2013 yang dihasilkan pada Subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar menurut pakar kurikulum SD 2013

3. Untuk mengetahui bagaimana kualitas produk media LKS menggunakan pendekatan saintifik sesuai tuntutan kurikulum 2013 yang dihasilkan pada Subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah menurut guru kelas II SD yang telah melaksanakan kurikulum 2013

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi mahasiswa

a. agar peneliti mengetahui prosedur penelitian pengembangan secara utuh b. agar peneliti memiliki pengalaman dalam melakukan penelitian

pengembangan, khususnya dalam mengembangkan media LKS

(25)

2. Bagi sekolah

a. sebagai dokumen sekolah yang dapat dimanfaatkan sebagai syarat peningkatan kualitas sekolah

b. sebagai bahan bacaan bagi guru terkait penelitian pengembangan 3. Bagi guru

a. sebagai bahan referensi dalam membuat LKS berbasis Kurikulum 2013 untuk tema atau subtema yang berbeda

b. sebagai sumber inspirasi bagi guru untuk menyusun penelitian pengembangan

c. sebagai media pembelajaran yang dapat langsung digunakan oleh guru 4. Bagi siswa

a. sebagai daya tarik dalam mempelajari materi pada subtema tugasku sehari-hari di rumah

b. mempermudah dan mempercepat siswa dalam memahami materi pada subtema tugasku sehari-hari di rumah

5. Bagi prodi PGSD

Sebagai bahan referensi dalam kegiatan pengembangan media LKS bagi pada guru di luar Pulau Jawa

E. Batasan Istilah

(26)

menerapkan pembelajaran termatik intergratif, pendekatan saitifik, pendidikan karakter, dan penilaian autentik.

2. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa (LKS) adalah salah satu media pembelajaran yang digunakan guru untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai materi pelajaran yang diajarkan yang juga menuntut siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan inovatif.

3. Pendekatan saintifik

Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang menggunakan metode kerja ilmiah, dengan langkah-langkah yang terdiri dari mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan

Produk yang akan dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berikut: 1. Komponen LKS disusun lengkap, dengan mencakup

a. Identitas LKS yang terdiri dari: 1) Satuan pendidikan

2) Kelas/semester 3) Tema/subtema 4) Muatan pembelajaran 5) Pembelajaran ke- b. Petunjuk umum

(27)

d. Refleksi

2. Kegiatan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengomunikasikan yang dilengkapi dengan tugas dan langkah-langkah kerja.

3. LKS disusun dengan Bahasa yang singkat, sederhana, dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik

4. LKS disusun memungkinkan tercapainya indikator/tujuan pembelajaran 5. LKS disusun dapat memberikan pertanyaan kepada siswa untuk menalar

(proses berpikir logis dan sistematis)

6. LKS disusun dengan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran

(28)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka 1. Kurikulum 2013

a. Konsep Dasar Kurikulum 2013

Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2013 mengimplementasikan kurikulum baru sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya (KTSP) yang diberi nama kurikulum 2013. Latar belakang lahirnya kurikulum 2013 menurut Kunandar (2014:21) adalah sebagai berikut.

1) Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010 – 2014, diamanatkan penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), tetapi pendidikan menyeluruh yang memerhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya bahasa Indonesia melalui penyesuaian sistem Ujian Akhir Nasional (UAN) pada 2011 dan penyempurnaan kurikulum SD dan menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014.

(29)

tingkat perkembangan usia anak, (b) kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, (c) kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan, (d) kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan belum terakomodasi secara eksplisit di dalam kurikulum, (5) kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global, (6) standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru, (7) standar penilaian belum mengarah pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum tegas menuntut adanya remidiasi secara berkala.

PERMENDIKBUD No.67 Tahun 2013 tentang kurikulum SD, menegaskan bahwa rasional pengembangan Kurikulum mencakup beberapa faktor, antara lain.

1) Tantangan Internal

(30)

dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas).

Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumber daya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

2) Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA).

(31)

transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia. 3) Penyempurnaan Pola Pikir

Majid (2014:34-35) mengungkapkan bahwa kesenjangan kurikulum dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum

KONDISI SAAT INI KONDISI IDEAL A. Kompetensi Lulusan A. Kompetensi Lulusan

1 Belum sepenuhnya

menekankan pendidikan karakter

1 Berkarakter mulia

2 Belum menghasilkan

keterampilan sesuai kebutuhan

2 Keterampilan yang relevan

3 Pengetahuan-pengetahuan

lepas

3 Pengetahuan-pengetahuan

terkait

B. Materi Pelajaran B. Materi Pelajaran

1 Belum relevan dengan

kompetensi yang dibutuhkan

1 Relevan dengan

kompetensi yang dibutuhkan

2 Beban belajar terlalu berat 2 Materi esensial

3 Terlalu luas, kurang mendalam

3 Sesuai dengan tingkat perkembangan anak

C. Proses Pembelajaran C. Proses Pembelajaran

1 Berpusat pada guru (teacher centered learning)

(32)

2 Sifat pembelajaran yang berorientasi pada buku teks

2 Sift pembelajaran yang kontekstual

3 Buku teks yang hanya

memuat materi bahasan

3 Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan

D. Penilaian D. Penilaian

1 Menekankan aspek kognitif 1 Menekankan aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik secara porposional

2 Tes menjadi cara penilaian yang dominan

2 Penilaian tes tes dan portofolio saling melengkapi

E. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

E. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1 Memenuhi kompetensi

profesi saja

1 Memenuhi kompetensi

profesi, pedagogi, sosial dan personal

2 Fokus pada ukuran kinerja PTK

2 Motivasi mengajar

F. Pengelolaan Kurikulum F. Pengelolaan Kurikulum

1 Satuan pendidikan mempunyai kebebasan dalam pengelolaan kurikulum

1 Pemerintah pusat dan Daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum ditingkat satuan pendidikan

kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah

2 Satuan pendidikan mampu

menyusun kurikulum dengan

mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah

3 Pemerintah hanya

menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran

3 Pemerintah menyiapkan

(33)

Berdasarkan tantangan internal dan eksternal serta kesenjangan kurikulum tersebut maka perlu adanya penyempurnaan pola pikir. Pola pikir dapat berupa pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada peserta didik, pola pembelajaran pasif menjadi pola pembelajaran aktif dan lain sebainya. Penyempurnaan pola pikir sangat berpengaruh terhadap perubahan pendidikan. Dimana dalam kegiatan belajar dan pembelajaran antara siswa dan guru bukan lagi sebatas tranfer ilmu yang penyampaian pengetahuan hanya dari guru ke siswa. Namun, pembelajaran tersebut menuju perubahan dimana siswa belajar lebih aktif, peserta didik dapat belajar dari siapa saja dan dimana saja seperti dari lingkungan siswa. Menurut Daryanto dan Sudjendro (2014:32) Penyempurnaan pola pikir tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.3. Penyempurnaan Pola Pikir

No Penyempurnaan Pola Pikir

1 Berpusat pada guru Berpusat pada siswa

2 Satu arah Interaktif

3 Isolasi Lingkungan jejaring

4 Pasif Aktif-menyelidiki

5 Maya/abstrak Konteks dunia nyata

6 Pribadi Pembelajaran berbasis tim

7 Luas (semua materi di ajari)

Prilaku khas

memberdayakan kaidah keterikatan

8 Stimulasi rasa tunggal (beberapa panca indra)

Stimulasi ke segala penjuru (semua panca indera) 9 Alat tunggal (papan

tulis)

Alat multimedia (berbagai peralatan teknologi pendidikan)

10 Hubungan satu arah Kooperatif

11 Produksi masa (siswa memperoleh dokumen yang sama )

Kebutuhan pelanggan (siswa mendapat dokumen sesuai dengan ketertarikan sesuai potensinya)

(34)

12 Usaha sadar tunggal (mengikuti cara yang seragam)

Jamak (keberagaman inisiatif individu siswa)

13 Satu ilmu pengetahuan bergeser (mempelajarai satu sisi pandangan ilmu)

Pengetahuan disiplin jamak (pendekatan multidisiplin)

14 Kontrol terpusat (kontrol oleh guru)

Otonomi dan kepercayaan (siswa diberi

tanggungjawab)

15 Pemikiran faktual Kritis (membutuhkan

pemikiran kreatif)

16 Penyampaian

pengetahuan

(pemindahn ilmu dari guru ke siswa)

Pertukaran pengetahuan (antara guru dan siswa, siswa dan siswa lainnya

4) Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:

a) Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif;

b) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan

c) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.

(35)

5) Penguatan Materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik. Materi yang digunakan tidak hanya diperoleh dari buku sumber, melainkan guru dapat mengembangkan sendiri materi ajar dari berbagai sumber atau referensi yang tersedia melalui media cetak maupun internet sesuai kreatifitas guru.

Berlandaskan hal-hal tersebut peneliti menyimpulkan bahwa rasional dan elemen perubahan Kurikulum 2013 adalah hal yang sangat mendesak untuk segera diimplementasikan oleh sekolah-sekolah agar dapat mempersiapkan sejak dini siswa yang memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia, dimasa yang akan datang. Maka implementasi Kurikulum 2013 harus segera dilaksanakan, karena mengingat begitu penting dan mendesaknya kebutuhan pendidikan yang lebih baik di Indonesia. Berdasarkan elemen perubahan di atas, pemerintah melakukan perubahan dalam Standar Nasional Pendidikan pada Kurikulum 2013.

b. Karakteristik Kurikulum 2013

(36)

1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotor.

2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari disekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar

3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi disekolah dan masyarakat 4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai

sikap, pengetahuan dan keterampilan

5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran

6) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasian (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran yang dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.

(37)

yang harus ditapak peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan jenjang SMP/MTs. Kompetensi inti bukan untuk diajarkan melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan. Dengan demikaian, kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organisasi elemen) kompetensi dasar.

Kemdikbud dalam Kunandar (2014:27) memaparkan bahwa pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut.

1) Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya disatu satuan atau jenjang pendidikan tertentu.

2) Standar kompetensi kelulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta standar kompetensi satuan pendidikan.

(38)

keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.

4) Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk kemampuan dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.

5) Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan individual perserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan diatas standar yang telah ditentukan. Oleh karena itu, beragam program dan pengalaman belajar disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan awal peserta didik 6) Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.

(39)

mengikuti dan memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

8) Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup.

9) Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlansung sepanjang hayat. Pemberdayaan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat dirumuskan dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan dasar yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya belajar.

10) Kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melalui penentuan struktur kurikulum, standar kemampuan/SK dan Kemampuan Dasar/KD serta silabus.

(40)

c. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013

Kurinasih dan Sani (2014:40) menjelaskan beberapa hal terkait kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013.

1. Kelebihan Kurikulum 2013

a) Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan yang mereka hadapi di sekolah

b) Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bukan hanya didapat dari nilai ujian, tetapi juga didapat dari nilai religi, praktek, dan sikap

c) Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diitegrasikan ke dalam semua program studi

d) Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional

e) Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan dan pengetahuan

f) Sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial g) Mengharuskan adanya remedial secara berkala

h) Tidak lagi memerlukan dokumen kurikulumn yang lebih rinci karena pemerintah telah meyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman pembahasan

i) Sifat pembelajaran sangat kontekstual

(41)

k) Kelengkapan dokumen disiapkan sehingga memicu guru untuk membaca dan menerapkan budaya literasi dan membuat guru memiliki keterampilan membuat RPP dan menerapkan pendekatan saintifik secara benar

2. Kekurangan Kurikulum 2013

a) Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan bahwa dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa b) Banyak guru yang belum sia secara mental menghadapi kurikulum

2013

c) Kurangnya pemahaman guru terkait pendekatan saintifik d) Kurangnya keterampilan guru dalam merancang RPP e) Guru kurang menguasai penilaian autentik

f) Banyak guru yang menjadi plagiator dalam hal menganalisis SKL, KI, KD, buku siswa, dan buku guru

g) Guru tidak pernah dilibatkan dalam proses pengembangan kurikulum 2013

h) Terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap materi dapat terserap dengan baik

i) Waktu belajar di sekolah terlalu lama d. Pendidikan Karakter

(42)

menjadi salah satu alasan diterapkannya kurikulum 2013, karena di dalam kurikulum 2013 termuat pula pendidikan karakter.

Dalam kamus Bahasa Indonesia, karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang. Kertajaya dalam Hidayatullah (2010:13) menjelaskan bahwa karakter

merupakan ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu”.

Gunawan (2012:3) mengemukakan bahwa karakter merupakan keadaan asli dari dalam diri individu yang membedakannya dengan orang lain.

Pentingnya penerapan pendidikan karakter bagi siswa atau pelajar menjadi salah satu alasan penerapan kurikulum 2013. Pemerintah mengupayakan agar sistem pendidikan di Indonesia dapat menghasilkan generasi penerus yang tidak mudah tunduk di bawah kekuasaan dunia.

Lincona dalam Salahudin dan Alkrienchie-chie (2013:45) mengatakan bahwa pendidikan karakter diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan akan membuat anak cerdas dalam emosinya. Adapun pendidikan karakter menurut Salahudin dan Alkrienchiechie (2013:45) adalah pendidikan budi pekerti yaitu, melibatkan aspek pengetahuan, perasaan dan tindakan.

(43)

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.

Kementerian Pendidikan Nasional dalam Salahudian dan Alkrienchiechie (2013:54-56) menjelaskan terdapat 18 (delapan belas) butir nilai karakter di antaranya (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab. Delapan belas butir nilai karakter ini ditanamkan pada siswa melalui pengintegrasian butir nilai karakter pada semua muatan pelajaran dan setiap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. e. Pendekatan Tematik Integratif

Pada Kurikulum 2013 pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran yaitu pendekatan tematik integratif. Pendekatan tematik integratif menurut Ahmadi (2014:225) adalah “pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa materi ajar sehingga dapat memberikan pengalaman

yang bermakna pada siswa”. Daryanto (2014:45-46) juga menjelaskan

(44)

topik-topik tertentu, sehingga topik-topik tersebut dapat dikembangkan ke dalam konsep-konsep yang sesuai dengan tema sentralnya.

Kurikulum 2013 SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas I sampai kelas IV. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema (Majid, 2014:86).

Beberapa prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran tematik integratif menurut Majid (2014:89) adalah sebagai berikut.

1) Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang aktual, dekat dengan dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran.

2) Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin saling terkait.

3) Pembelajaran tematik integratif tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya pembelajaran tematik integratif harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang termuat di dalam kurikulum.

(45)

5) Materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan, artinya materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.

Selain itu, Majid (2014:89-90) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik di sekolah dasar memiliki karakteristik, sebagai berikut.

1) Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa. Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator.

2) Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak 3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.

(46)

5) Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada.

6) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Adapun karakteristik dari pembelajaran tematik ini menurut Hesty dalam Majid (2014:90) adalah sebagai berikut.

1) Holistik, suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang sekaligus.

2) Bermakna, pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antara schemata yang dimiliki oleh siswa.

3) Autentik, pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari.

4) Aktif, pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasar pada pendekatan inquiry discovery di mana siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

(47)

pengalaman belajar, dan konten belajar, sehingga dapat memberikan pembelajaran bermakna kepada peserta didik.

f. Pendekatan Saintifik

Barringer dalam Abidin (2014:125) mengemukakan bahwa

“pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa

berpikir secara sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat. Abidin (2014:127) juga

menjelaskan “pendekatan saintifik pada dasarnya adalah model

pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan masalah melalui serangkaian akrivitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa.

Menurut Kemendikbud 2013 kriteria pembelajaran dengan pendekatan saintifik antara lain:

1) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika ataua penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

(48)

3) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

4) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.

5) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.

6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

Selain merujuk pada kriteria pendekatan saintifik yang telah dipaparkan di atas, pembelajaran dengan pendekatan saintifik mempunyai langkah-langkah pembelajaran dengan mengacu pada tiga ranah pengembangan yaitu, sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang

“mengapa”. Ranah pengetahuan menggamit tranformasi subtansi atau

materi ajar agar peserta didik tahu tentang “apa”. Ranah keterampilan menggamit tranformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik tahu

tentang “bagaimana”. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan kesimbangan

(49)

manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skill) dari peserta didik yang meliputi kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Kemendikbud, 2013).

Adapun langkah-langkah pembelajaran dalam pendekatan saintifik, antara lain:

1) Mengamati

Menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

2) Menanya

Pada saat kegiatan menanya guru dapat membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan , guru sebenarnya sedang menanamkan sikap kepada siswa agar menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.

3) Menalar

Penalaran yaitu proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Dalam kegiatan ini peserta didik mencoba mengkoneksikan antara pengetahuan baru yang didapat dengan pengetahuan sebelumnya untuk menjadi sebuah temuan pengetahuan, baik untuk mengoreksi atau pun memperoleh pelajaran baru.

4) Mencoba

(50)

mengetahui secara langsung apa yang sedang mereka pelajari. Selama proses ini berlangsung guru ikut membimbing peserta didik yang bertujuan untuk mengatasi dan memecahkan masalah-masalah yang akan menghambat kegiatan pembelajaran.

5) Membentuk jejaring

Membentuk jejaring merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama untuk memudahkan suatu usaha demi mencapai tujuan bersama.

g. Penilaian Autentik

Penilaian autentik (authentic assessment) adalah suatu proses pengumpulan pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjtan, bukti-bukti autentik, akurat dan konsisten sebagai akuntibilitas publik (pusat kurikulum, 2009). Hal ini sejalan dengan pendapat Johnson dalam Majid (2014:56), yang mengatakan bahwa penilaian autentik memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk menunjukan apa yang telah dipelajari dan apa yang telah dikuasai selama proses pembelajaran.

(51)

Melalui kurikulum 2013 ini penilaian authentik menjadi penekanan yang serius dimana guru dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik benar-benar memerhatikan penilaian autentik.

Jadi dari pemaparan para ahli diatas dapat menyimpulkan bahwa penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di standar komptensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dam Kompetensi Dasar (KD). Dalam penilaian autentik memerhatikan keseimbangan antara peilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang disesuaikan dengan perkembangan karateristik peserta didik sesuai dengan jenjangnya.

Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.

1) Penilaian Kompetensi Sikap

Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi,

penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta

(52)

(a) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. (b) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta

peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

(c) Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik.

(d) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.

2) Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.

(a) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.

(53)

(c) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

3) Penilaian Kompetensi Keterampilan

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan performance/kinerja/unjuk kerja, produk, proyek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

(a) Performance/kinerja/unjuk kerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.

(54)

menentukan teknik yang tepat. (3) Tahap penilaian meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa membuat produk sesuai dengan kegunaan. (c) Proyek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.

(d) Portofolio (kumpulan karya peserta didik) selama satu semester atau satu tahun. Portofolio yang dibuat dan disusun peserta didik berupa produk atau hasil kerja.

Kunandar (2014:38) mengungkapkan bahwa ciri-ciri penilaian autentik adalah sebagai berikut.

1) Harus mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau produk. Artinya dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus mengukur aspek kinerja (performance) dan produk atau hasil yang dikerjakan oleh peserta didik. Dalam melakukan penilaian kinerja dan produk pastikan bahwa kinerja dan produk tersebut merupakan cerminan kompetensi dari peserta didik tersebut secara nyata dan objektif.

(55)

3) Menggunakan berbagai cara dan sumber. Artinya dalam melakukan penilaian terhdap peserta didik menggunakan bebagai teknik penilaian dan menggunakan berbagai sumber atau data yang bisa digunakan sebagai informasi yang menggambarkan penguasaan kompetensi peserta didik

4) Tes hanya salah satu alat mengumpul data penilaian. Artinya dalam melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi tertentu harus secara kompherensif dan tidak hanya mengandalkan hasil tes semata. Informasi-infomasi lain yang mendukung pencapaian kompetensi peserta didik dapa dijadikan bahan dalam melakukan penilaian

5) Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan bagian-bagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus dapat menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap hari

(56)

2. Lembar Kerja Siswa

a. Pengertian Lembar Kerja Siswa

Majid (2009:176) mengungkapkan bahwa lembar kerja siswa (student work sheet) merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kerja ini berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa tugas teori dan atau tugas praktik. Tugas teoritis misalnya tugas membaca sebuah artikel tertentu, kemudian membuat rangkuman yang selanjutnya dipresentasikan, sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau kerja lapangan, misalnya survei tentang harga bawang merah dan bawang putih dalam kurun waktu tertentu di suatu tempat atau dapat berupa menyelesaikan suatu permasalahan. Tim Penyusun Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas (2004:23) menjelaskan bahwa lembar kerja siswa merupakan lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan siswa. Jadi, dari kedua pendapat ahli di atas, ditemukan kesamaan bahwa lembar kerja siswa merupakan lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.

Trianto (2010:212) mengatakan bahwa “lembar kegiatan siswa merupakan lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan

kegiatan terprogram”. Depdikbud dalam Trianto (2010:212) menjelaskan

(57)

berbagai kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa secara aktif. Kegiatan yang diberikan dapat berupa pengamatan, eksperimen, dan pengajuan pertanyaan.

Belawati (2003:322) mengemukakan bahwa LKS bukan merupakan

“Lembar Kegiatan Siswa”, akan tetapi Lembar Kerja Siswa”. LKS

merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKS, siswa akan mendapatkan materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu, dalam LKS, siswa dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan lembaran-lembaran yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk yang harus dikerjakan oleh siswa.

b. Karakteristik Lembar Kerja Siswa

(58)

dipahami oleh peserta didik; dan 4) tidak dikembangkan untuk menguji konsep-konsep yang sudah diujikan guru dengan cara duplikasi.

Ibrahim dalam Trianto (2010:213) mengungkapkan bahwa dalam mengembangkan lembar kegiatan, siswa harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu: persyaratan pedagogik, persyaratan konstruksi, dan teknis. Maksud dari persyaratan pedagogik adalah lembar kegiatan siswa yang dibuat harus berdasarkan asas-asas pembelajaran yang efektif, seperti memberi proses menemukan konsep dan petunjuk mencari tahu. Maksud dari persyaratan konstruksi adalah dalam mengembangkan lembar kegiatan siswa, harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami yang sesuai dengan usianya, menggunakan struktur kalimat yang sederhana dan pendek, serta jelas. Selain itu, harus memiliki tujuan belajar jelas, memiliki identitas untuk memudahkan mengadministrasinya. Maksud dari persyaratan teknis adalah dalam mengembangkan lembar kegiatan siswa, harus mencakup tulisan, gambar, dan tampilan.

c. Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa

Setiap LKS disusun dengan materi dan tugas-tugas tertentu yang dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Prastowo (2014:208) mengemukakan ada 5 jenis LKS yaitu sebagai berikut.

(59)

apa yang harus dilakukan siswa, meliputi: melakukan, mengamati, dan menganalisis. Rumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa kemudian mintalah siswa untuk mengamati fenomena hasil kegiatannya, dan berilah pertanyaan analisis yang membantu siswa mengaitkan fenomena yang diamati dengan konsep yang akan dibangun siswa dalam benaknya.

2) LKS yang Aplikatif-Integratif (Membuat Siswa Menerapkan dan Mengintegrasikan Berbagai Konsep yang Telah Ditemukan)

Di dalam suatu pembelajaran, setelah siswa berhasil menemukan konsep, siswa selanjutnya kita latih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini contoh LKS yang membantu siswa menerapkan cara merawat anggota tubuh dalam kehidupan sehari-hari. Caranya dengan memberikan tugas kepada mereka untuk bertanya dan menonton video, kemudian meminta mereka berlatih mencuci tangan dan menggosok gigi. Dengan siswa dilatih untuk mencuci tangan sebelum makan dan gosok gigi setelah makan, maka hal ini telah memberikan jalan bagi terimplementasikannya keterampilan merawat anggota tubuh bagi siswa.

3) LKS yang Penuntun (Berfungsi sebagai Penuntun Belajar)

(60)

fungsi utama LKS ini ialah membantu siswa mencari, menghafal, dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku.

4) LKS yang Penguatan (Berfungsi sebagai Penguatan)

LKS penguatan diberikan setelah siswa selesai mempelajari topik tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKS penguatan lebih menekankan dan mengarahkan kepada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku ajar.

5) LKS yang Praktikum (Berfungsi sebagai Petunjuk Praktikum)

Kita dapat menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan LKS. Dengan demikian, dalam bentuk LKS ini, petunjuk praktikum merupakan salah satu konten dari LKS.

d. Langkah-langkah Penyusunan Lembar Kerja Siswa

Prastowo (2014:280) mengemukakan bahwa ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam menyusun LKS, antara lain.

1) Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa ke dalam LKS

Dalam langkah ini harus menentukan desain menurut tujuan pembelajaran.

2) Pengumpulan materi

(61)

3) Menyusun elemen atau unsur-unsur LKS

Pada bagian ini, guru mengintegrasikan desain (hasil langkah pertama) dengan tugas (sebagai hasil langkah kedua) hasilnya akan menjadi produk LKS.

4) Pemeriksaan dan penyempurnaan

Pada langkah ini, sebelum LKS dibagikan kepada siswa, guru harus melakukan pengecekan kembali terhadap LKS yang sudah dikembangkan dan memperbaiki jika ada kesalahan. Guru harus mencermati kembali apakah LKS yang sudah dikembangkan sudah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai siswa, sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran. Jadi, LKS yang sudah dikembangkan segera dilakukan evaluasi. Cara menevaluasinya dengan meminta siswa untuk mengomentari LKS setelah menggunakan LKS ini. Masukan siswa akan digunakan untuk penyempurnaan LKS yang dikembangkan. Dalam menyusun Lembar Kerja Siswa, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut.

1) Lembar Kerja Siswa disusun oleh guru mata pelajaran sehingga sesuai dengan tingkat kesiapan, situasi, keadaan siswa dan keadaan sekolah. 2) Materi Lembar Kerja Siswa disesuaikan dengan Standar Kompetensi

(SK), Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator.

(62)

4) Menentukan jenis atau macam Lembar Kerja Siswa agar penulisannya sesuai.

5) Guru memperkaya sumber sebanyak mungkin untuk memperkaya materi dalam pengajaran.

6) Membuat gambaran teknik pelaksanaan secara singkat. 7) Siswa secara efektif dijadikan subjek dalam proses belajar. 8) Waktu yang digunakan harus tepat.

9) Rangkaian pembelajaran siswa terangkai dengan baik.

(63)

Bagan 2.1. Langkah-langkah Penyusunan LKS

1) Lakukanlah Analisis Kurikulum Tematik

Analisis kurikulum tematik merupakan langkah pertama dalam penyusunan LKS. Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi pokok dan pengalaman belajar manakah yang membutuhkan bahan ajar berbentuk LKS. Pada umumnya, dalam menentukan materi langkah analisisnya, dilakukan dengan cara melihat mater pokok dan pengalaman belajar, serta pokok bahasan yang akan dajarkan. Kemudian setelah itu, kita harus mencermati kompetensi antarmata pelajaran yang hendaknya dicapai siswa.

2) Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Peta ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui materi apa saja yang harus ditulis dalam LKS. Peta ini juga bisa untuk melihat sekuensi atau urutan

Analisis Kurikulum Tematik

Menyusun Peta Kebutuhan

Menentukan Judul LKS

Menulis LKS

Memetakan KD dan Indikator antar-mata pelajaran

Menentukan tema sentral dan pokok bahasan

Menentukan alat penilaian

Menyusun materi

Gambar

Tabel 2.1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
Tabel 2.3. Penyempurnaan Pola Pikir
gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait