• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik mengacu kurikulum 2013 pada subtema bermain di lingkungan rumah untuk siswa kelas II SD Negeri Kalasan 1.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik mengacu kurikulum 2013 pada subtema bermain di lingkungan rumah untuk siswa kelas II SD Negeri Kalasan 1."

Copied!
331
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SUBTEMA BERMAIN DI LINGKUNGAN RUMAH

UNTUK SISWA KELAS II SD NEGERI KALASAN 1

Rambu Widyanti Wulu Ata Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh lembar kerja siswa menggunakan pendekatan saintifik mengacu pada kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa lembar kerja siswa mengacu pada kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, dan penilaian autentik dalam setiap pembelajarannya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Penelitian dan pengembangan ini mengadopsi dua macam model penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall dan yang dikemukakan oleh Sugiyono. Kedua model pengembangan ini, terdiri dari lima langkah yaitu 1) analisis masalah, 2) pengumpulan data, 3) pengembangan produk, 4) validasi produk, dan 5) revisi produk hasil validasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas II SDN Kalasan 1, Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua ahli LKS dan dua orang guru kelas II sekolah dasar.

Berdasarkan hasil validasi ahli LKS menghasilkan skor 4 (Baik) dan 4 (Baik), dua guru kelas II SD menghasilkan skor 3,43 (Baik) dan 3,43 (Baik). Lembar Kerja Siswa ini memperoleh rerata skor 3,71 dengan kategori “Baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) kelengkapan unsur-unsur LKS, 2) rumusan petunjuk/instruksi LKS, 3) rumusan kegiatan belajar dalam LKS, 4) ketercapaian indikator/tujuan dalam kegiatan belajar, 5) bahasa yang digunakan dalam LKS, 6) tampilan LKS, 7) penggunaan kata tanya mengapa dan bagaimana dalam LKS, 8) kegiatan menanya dalam LKS, 9) kegiatan mengamati dalam LKS, 10) kegiatan mencoba dalam LKS, 11) kegiatan menganalisis, 12) kegiatan menalar dalam LKS, 13) kegiatan mengkomunikasikan dalam LKS, 14) keterpaduan antar mata pelajaran, 15) suasana belajar, dan 16) refleksi. Dengan demikian Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik mengacu Kurikulum 2013, yang dikembangkan sudah layak digunakan sesuai dengan saran dan komentar yang diberikan.

(2)

DEVELOPMENT OF STUDENT WORK SHEET USING SCIENTIFIC APPROACH SUBTHEME BERMAIN DI LINGKUNGAN RUMAH FOR SECOND GRADE

ELEMENTARY SCHOOL OF KALASAN 1

Rambu Widyanti Wulu Ata Universitas Sanata Dharma

2016

This research was done because there are many teachers who need examples of student worksheet using scientific approach refers to the elementary curriculum, 2013. The main objective of this research is to produce a product in the form of student worksheets refers to the elementary curriculum in 2013 and uses a thematic approach integrative, scientific approach, and authentic assessment in each lesson.

This study is a research development. Research and development is adopted two kinds of models of research and development put forward by the Borg and Gall and raised by Sugiyono. Both models of this development, consists of five steps: 1) analysis of the problem, 2) data collection, 3) product development, 4) validation of the product, and 5) the revision of product validation results. Instruments in this study is a list of interview questions and the needs analysis questionnaire. Interviews are used for requirements analysis to the teacher class II SDN 1 Kalasan, Sleman, while questionnaires were used to validate the quality of the learning device by two experts and two teachers LKS second grade of elementary school.

Based on the results of expert validation LKS resulted in a score of 4 (Good) and 4 (Good), two classroom teachers II SD resulted in a score of 3.43 (Good) and 3.43 (Good). Student Worksheet is obtained a mean score of 3.71 with the categories "Good". The results of the validation based on the 11 aspects: 1) the completeness of the elements of LKS, 2) formulation of guidance / instruction LKS, 3) formulation of learning activities in LKS, 4) achievement indicators / objectives in learning activities, 5) the language used in the LKS, 6) display LKS, 7) use of the word wonder why and how the LKS, 8) activity ask the LKS, 9) activity observed in LKS, 10) activities to try in LKS, 11) activities analyze, 12) activities of reasoning in LKS, 13 ) communicating activities in LKS, 14) integration between subjects, 15) a learning atmosphere, and 16) a reflection. Thus the Student Worksheet using the scientific approach refers Curriculum 2013, which was developed already fit for use in accordance with the advice and comments given.

(3)

i

LINGKUNGAN RUMAH UNTUK SISWA KELAS II

SD NEGERI KALASAN 1

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Rambu Widyanti Wulu Ata NIM. 121134279

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

Kupersembahkan karya ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Karena atas rahmat dan karunianya kepadaku sehingga

penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar

Mama Wiltje Emi Matoneng dan Papa Robby Kaborang Wulu Ata

Yang selalu mendukung, memberikan motivasi, dan mendoakan

dalam setiap perjalanan hidup.

Keluarga yang selalu kurindukan

Opa Edi Matoneng, Bapak Ebeth Amalo, Mama Sisien,

Mama Ita, Bude, Tria, Romi, Jili, Angel, Denis

Yang selalu menjadi motivator, penyemangat, dan yang menantikan

keberhasilan dalam menjalani hidup ini

Untuk Para Sahabat

Ibbo Polin, Shinta Balla, Yasni Bulan, Ester Dellu, Renol,

Tya Neto, Idda Medi, Ennu Yanti, Mas Esan, Fanny Guna

Yang tak hentinya memberi semangat untuk menyelesaikan penelitian ini

Yang Tersayang

Abang Yaris Limbong

(7)

v

Bapak/Ibu Dosen PPGT-PGSD

Yang tidak pernah lelah memberikan motivasi

membimbing, mengajar kami mahasiswa PPGT

Pamong Asrama

Yang memberikan rasa nyaman dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini

Almamater ku

(8)

vi

Janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu, Aku akan meneguhkan, bahkan akan

menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang

membawa kemenangan.

(Yesaya 41: 10)

Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang

harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya

atau tidak.

(Aldus Huxley)

Success is not a final and failure is not an initial

(9)

vii

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 07 April 2016

(10)

viii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Rambu Widyanti Wulu Ata

Nomor Mahasiswa : 121134279

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Menggunakan Pendekatan Saintifik Mengacu Kurikulum 2013 Pada Subtema Bermain di Lingkungan Rumah

Untuk Siswa Kelas II SD Negeri Kalasan 1

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 07 April 2016

Yang menyatakan

(11)

ix

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SUBTEMA BERMAIN DI LINGKUNGAN RUMAH

UNTUK SISWA KELAS II SD NEGERI KALASAN 1

Rambu Widyanti Wulu Ata Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh lembar kerja siswa menggunakan pendekatan saintifik mengacu pada kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa lembar kerja siswa mengacu pada kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, dan penilaian autentik dalam setiap pembelajarannya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Penelitian dan pengembangan ini mengadopsi dua macam model penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall dan yang dikemukakan oleh Sugiyono. Kedua model pengembangan ini, terdiri dari lima langkah yaitu 1) analisis masalah, 2) pengumpulan data, 3) pengembangan produk, 4) validasi produk, dan 5) revisi produk hasil validasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas II SDN Kalasan 1, Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua ahli LKS dan dua orang guru kelas II sekolah dasar.

Berdasarkan hasil validasi ahli LKS menghasilkan skor 4 (Baik) dan 4 (Baik), dua guru kelas II SD menghasilkan skor 3,43 (Baik) dan 3,43 (Baik). Lembar Kerja Siswa ini memperoleh rerata skor 3,71 dengan kategori “Baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) kelengkapan unsur-unsur LKS, 2) rumusan petunjuk/instruksi LKS, 3) rumusan kegiatan belajar dalam LKS, 4) ketercapaian indikator/tujuan dalam kegiatan belajar, 5) bahasa yang digunakan dalam LKS, 6) tampilan LKS, 7) penggunaan kata tanya mengapa dan bagaimana dalam LKS, 8) kegiatan menanya dalam LKS, 9) kegiatan mengamati dalam LKS, 10) kegiatan mencoba dalam LKS, 11) kegiatan menganalisis, 12) kegiatan menalar dalam LKS, 13) kegiatan mengkomunikasikan dalam LKS, 14) keterpaduan antar mata pelajaran, 15) suasana belajar, dan 16) refleksi. Dengan demikian Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik mengacu Kurikulum 2013, yang dikembangkan sudah layak digunakan sesuai dengan saran dan komentar yang diberikan.

(12)

x

DEVELOPMENT OF STUDENT WORK SHEET USING SCIENTIFIC APPROACH SUBTHEME BERMAIN DI LINGKUNGAN RUMAH FOR SECOND GRADE

ELEMENTARY SCHOOL OF KALASAN 1

Rambu Widyanti Wulu Ata Universitas Sanata Dharma

2016

This research was done because there are many teachers who need examples of student worksheet using scientific approach refers to the elementary curriculum, 2013. The main objective of this research is to produce a product in the form of student worksheets refers to the elementary curriculum in 2013 and uses a thematic approach integrative, scientific approach, and authentic assessment in each lesson.

This study is a research development. Research and development is adopted two kinds of models of research and development put forward by the Borg and Gall and raised by Sugiyono. Both models of this development, consists of five steps: 1) analysis of the problem, 2) data collection, 3) product development, 4) validation of the product, and 5) the revision of product validation results. Instruments in this study is a list of interview questions and the needs analysis questionnaire. Interviews are used for requirements analysis to the teacher class II SDN 1 Kalasan, Sleman, while questionnaires were used to validate the quality of the learning device by two experts and two teachers LKS second grade of elementary school.

Based on the results of expert validation LKS resulted in a score of 4 (Good) and 4 (Good), two classroom teachers II SD resulted in a score of 3.43 (Good) and 3.43 (Good). Student Worksheet is obtained a mean score of 3.71 with the categories "Good". The results of the validation based on the 11 aspects: 1) the completeness of the elements of LKS, 2) formulation of guidance / instruction LKS, 3) formulation of learning activities in LKS, 4) achievement indicators / objectives in learning activities, 5) the language used in the LKS, 6) display LKS, 7) use of the word wonder why and how the LKS, 8) activity ask the LKS, 9) activity observed in LKS, 10) activities to try in LKS, 11) activities analyze, 12) activities of reasoning in LKS, 13 ) communicating activities in LKS, 14) integration between subjects, 15) a learning atmosphere, and 16) a reflection. Thus the Student Worksheet using the scientific approach refers Curriculum 2013, which was developed already fit for use in accordance with the advice and comments given.

(13)

xi

rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan LKS Menggunakan Pendekatan Saintitifik Pada Subtema Bermain Di Lingkungan Rumah Untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1” dapat peneliti selesaikan dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan dukungan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Para Dosen dan Staf PGSD yang telah melayani dengan baik.

5. Para Dosen Validator Ahli LKS yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

6. Sarjono, S.Pd., SD. selaku Kepala SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

7. Catur Eni Rahayu, S.Pd., SD. selaku guru kelas II SD Negeri Kalasan 1 yang telah membantu dalam melakukan validasi produk penelitian.

8. Purwanti, S.Pd. selaku guru kelas II SD Negeri Kalasan 1 yang telah membantu dalam melakukan validasi produk penelitian.

9. Bapak dan Mama tercinta yang memberikan motivasi dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Keluarga besar yang memberikan motivasi dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini. 11.Para sahabat Ibbo Polin, Shinta Balla, Yasni Bulan, Ester Dellu, Renol, Tya Neto,

(14)

xii

13.Teman-teman seperjuangan 35 mahasiswa PPGT angkatan 2012 yang berjuang mencapai kesuksesan bersama

14.Bapak/Ibu Dosen PPGT-PGSD yang selalu memberikan membimbing kami

mahasiswa PPGT

15.Pamong asrama dan segenap keluarga besar Students Residence-Sanata Dharma yang memberikan rasa nyaman dan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

16.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka peneliti sangat membutuhkan kritik dan saran berbagai pihak demi kesempurnaan karya ini. Akhir kata peneliti mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 07 April 2016 Peneliti

(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .. ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING . ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN MOTTO ...vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii

ABSTRAK ...ix

ABSTRACK ... x

KATA PENGANTAR ...xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ...xvi

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Istilah ... 8

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

A. Kajian Pustaka ... 12

1. Kurikulum 2013 ... 12

a. Pengertian Kurikulum SD 2013 ... 12

b. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ... 14

c. Karakteristik Pembelajaran Kurikulum 2013 ... 18

d. Pendekatan Saintifik ... 19

(16)

xiv

2. Pendekatan Saintifik ... 30

a. Pengertian Pendekatan Saintifik ... 30

b. Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Saintifik ... 33

c. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik ... 34

3. Lembar Kerja Siswa ... 36

a. Pengertian Lembar Kerja Siswa... 36

b. Fungsi dan Manfaat Lembar Kerja Siswa ... 37

c. Karakteristik Lembar Kerja Siswa ... 38

d. Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa ... 40

e. Unsur-unsur Lembar Kerja Siswa ... 42

f. Langkah-langkah Penyusunan Lembar Kerja Siswa ... 42

g. Kelebihan dan Kukurangan Lembar Kerja Siswa ... 47

B. Penelitian yang Relevan ... 48

C. Kerangka Berpikir ... 52

D. Pertanyaan Penelitian ... 53

BAB III METODE PENELITIAN ... 55

A. Jenis Penelitian ... 55

B. Prosedur Pengembangan ... 55

C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 64

D. Validasi Ahli LKS ... 65

E. Validasi Guru Kelas II Sekolah Dasar ... 66

F. Teknik Pengumpulan Data ... 66

G. Instrumen Penelitian ... 66

H. Teknik Analisis Data ... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 74

A. Analisis Kebutuhan ... 74

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 74

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 79

B. Deskripsi Produk Awal ... 79

C. Data Hasil Validasi Ahli LKS dan Revisi Produk ... 81

D. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas II dan Revisi Produk ... 84

(17)

xv

BAB V PENUTUP ... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Keterbatasan Pengembangan ... 93

C. Saran ... 94

DAFTAR REFERENSI ... 95

LAMPIRAN ... 97

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kesenjangan Kurikulum ... 14

Tabel 2.2 Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Saintifik ... 31

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 65

Tabel 3.2 Panduan Wawancara Survei Kebutuhan ... 67

Tabel 3.3 Lembar Kuesioner Instrumen Validasi Lembar Kerja Siswa ... 68

Tabel 3.4 Konversi Nilai Skala Lima ... 71

Tabel 3.5 Kriteria Skor Skala Lima ... 73

Tabel 4.1 Komentar Ahli LKS dan Revisi ... 83

Tabel 4.2 Komentar Guru SD dan Revisi ... 86

(19)

xvii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Elemen Perubahan Kurikulum ... 16

Bagan 2.2 Literatur Map Hasil Penelitian yang Relevan ... 51

Bagan 2.3 Kerangka Berpikir ... 52

Bagan 3.1 Model Penelitian dan Pengembangan menurut Borg dan Gall ... 56

Bagan 3.2 Model Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono ... 58

(20)

xviii

Lampiran 1. Surat Ijin Wawancara ... 98

Lampiran 2. Surat Keterangan Melakukan Wawancara ... 99

Lampiran 3. Rangkuman Hasil Wawancara Analisi Kebutuhan ... 100

Lampiran 4. Surat Ijin Validasi ... 104

Lampiran 5. Data Mentah Skor Validasi Ahli LKS ... 105

Lampiran 6. Data Mentah Skor Validasi Guru Kelas II SD ... 111

Lampiran 7. Silabus Pembelajaran Tematik SD ... 117

Lampiran 8. Rencana Pelaksaan Pembelajaran Tematik Harian 1-6 ... 145

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan secara umum dapat dipahami sebagai upaya pengembangan potensi kemanusiaan secara utuh dan penanaman nilai-nilai sosial budaya, yang diyakini oleh sekelompok masyarakat agar dapat mempertahankan hidup dan kehidupan secara layak. Secara sederhana pendidikan dapat dipahami sebagai suatu proses yang diperlukan untuk mendapat keseimbangan dan kesempurnaan dalam mengembangkan manusia (Trianto, 2013:3).

Undang-undang No 20 Tahun 2003 menyebutkan Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang kreatif. Pendidikan harus diselenggarakan menurut UUD 1945 dan Pancasila sehingga sistem pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dalam rangka mencerdaskan bangsa secara menyeluruh serta berkeadilan sebagaimana yang dituntut dalam Pembukaan UUD Tahun 1945 (Sitepu, 2012:40).

(22)

sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional harus mampu mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Hidayat, 2013:1).

Kurikulum sekolah merupakan instrumen strategis untuk pengembangan manusia yang berkualitas baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kurikulum sekolah juga memiliki koherensi yang amat dekat dengan upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional dan juga tujuan pendidikan sekolah. Oleh karena itu, perubahan dan pembaharuan kurikulum harus dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum di Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan dari tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan saat kurikulum 2013 digunakan sebagai pengembangan dari kurikulum 2006 atau KTSP (Hidayat, 2013:111)

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum 2013 adalah pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya yaitu, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah dirintis pada tahun 2006. Titik tekan pada kurikulum 2013 adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill

(23)

Implementasi Kurikulum 2013 dalam kegiataan belajar mengajar dilakukan dengan menggunakan pendekatan saintifik dan tematik integratif. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip-prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan,

dan mengkomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang “ditemukan”

(Daryanto, 2014:51).

Pendekatan saintifik kemudian harus nampak pada kegiatan belajar mengajar dalam kelas. Guru dapat membuat RPP yang kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pendekatan saintifik. Selain RPP, perangkat pembelajaran yang wajib dibuat oleh sang guru yaitu, silabus dan lampiran-lampiran RPP seperti bahan ajar, LKS dan penilaian. Lembar Kerja Siswa merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa agar siswa secara mandiri dapat mempelajari materi tersebut. Dalam menyiapkan LKS guru harus cermat dan memiliki pengetahuan serta keterampilan yang memadai, karena sebuah LKS harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai atau tidaknya sebuah kompetensi dasar yang dikuasai siswa (Prastowo, 2014:269).

(24)

bahwa ia sering menggunakan media LKS karena LKS dapat dijadikan bukti nyata dari hasil belajar siswa. Beliau mengungkapkan beberapa keunggulan menggunakan media LKS adalah suasana belajar menjadi menyenangkan, dapat menarik minat siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa dan juga dengan menggunakan media LKS maka kegiatan belajar mengajar menjadi jauh efektif, efisien, dan praktis sehingga menjadi tidak jenuh.

Dalam kegiatan wawancara ibu E.C juga menyampaikan beberapa kelemahan dalam menggunakan media LKS, yaitu guru menjadi tidak kreatif maksudnya guru dimanjakan dengan adanya media LKS, apalagi saat ini sudah banyak LKS yang diperjualbelikan. Hal ini membuat tingkat profesionalisme guru menjadi menurun kerena sering menggunakan LKS yang diperjualbelikan. Selain itu, guru akan mendapatkan keuntungan sendiri. LKS yang diperjualbelikan juga terkadang tidak berpatokan pada silabus atau RPP maupun kompetensi yang harus dikuasai siswa. Selain itu, beliau juga memiliki kesulitan dalam menyusun media LKS ini dikarenakan adanya keterbatasan waktu dan sumber daya manusia untuk mengaplikasikan teknologi informasi yang berkembang.

(25)

komponen-komponen, seperti kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, susunan tampilannya mudah, judulnya singkat, kognitifnya jelas, rangkumannya ada, bahasanya mudah dipahami, kalimatnya jelas, tidak terlalu panjang, dan menguji pemahaman, pertanyaannya mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, serta mendorong siswa untuk menemukan sesuatu yang berbeda, sehingga wawasannya akan bertambah luas.

Berdasarkan hasil wawancara, guru menyadari beliau masih kesulitan dalam mengembangkan media LKS, terutama dalam hal membuat LKS dikarenakan selama ini guru menggunakan LKS yang diperjualbelikan. Oleh karena itu, guru sangat membutuhkan contoh LKS yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 untuk mengembangkan kegiatan belajar di kelas dan tercapainya tujuan implementasi Kurikulum 2013 di sekolah dasar.

Dengan adanya masalah tersebut dan pentingnya diadakan contoh-contoh LKS bagi guru, maka peneliti mencoba memberikan solusi untuk membantu mengatasi masalah dengan mengembangkan Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik mengacu kurikulum 2013 pada subtema Bermain Di Lingkungan Rumah untuk Siswa Kelas II SD Negeri Kalasan 1.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mengembangkan produk berupa Lembar Kerja Siswa

(26)

subtema Bermain Di Lingkungan Rumah untuk siswa Kelas II SD Negeri Kalasan 1?

2. Bagaimana kualitas produk Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik mengacu kurikulum 2013 pada subtema Bermain Di Lingkungan Rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengembangkan produk berupa Lembar Kerja Siswa

menggunakan pendekatan saintifik mengacu kurikulum 2013 pada subtema Bermain Di Lingkungan Rumah untuk Siswa Kelas II SD Negeri Kalasan 1.

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik mengacu kurikulum 2013 pada subtema Bermain Di Lingkungan Rumah untuk Siswa Kelas II SD Negeri Kalasan 1.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi mahasiswa

Bagi peneliti dapat memperoleh pengalaman melakukan penelitian

(27)

saintifik mengacu kurikulum 2013 pada subtema Bermain Di Lingkungan Rumah untuk Siswa Kelas II SD Negeri Kalasan 1.

2. Bagi guru

Bagi guru dapat memperoleh inspirasi terkait dengan penelitian

Research and Development (R&D), dan memperoleh contoh Lembar Kerja Siswa khususnya Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik mengacu kurikulum 2013 pada subtema Bermain Di Lingkungan Rumah untuk Siswa Kelas II SD Negeri Kalasan 1.

3. Bagi siswa

Bagi siswa dapat memperoleh pembelajaran yang lebih baik dan bermakna sehingga dapat memperoleh prestasi belajar yang memuaskan khususnya dalam upaya untuk mengembangkan Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik mengacu kurikulum 2013 pada subtema Bermain Di Lingkungan Rumah untuk Siswa Kelas II SD Negeri Kalasan 1.

4. Bagi sekolah

(28)

5. Bagi prodi PGSD

Bagi prodi PGSD dapat memperoleh bahan bacaan tambahan perpustakaan terkait dengan penelitian Research and Development (R&D) dalam upaya mengembangkan Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik mengacu kurikulum 2013 pada subtema Bermain Di Lingkungan Rumah untuk Siswa Kelas II SD Negeri Kalasan 1.

E. Batasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman mengenai beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka beberapa istilah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Lembar Kerja Siswa merupakan bahan ajar cetak berupa lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Dalam Lembar Kerja Siswa biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

2. Kurikulum 2013 merupakan seperangkat rencana atau aturan-aturan mengenai kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan generasi bangsa yang berkompetensi dalam berbagai bidang (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) melalui kegiatan pembelajaran yang menerapkan pembelajaran tematik integratif dan menggunakan pendekatan saintifik.

(29)

mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan tentang materi yang dipelajari, serta dapat membentuk sikap, keterampilan dan pengetahuan siswa dengan lebih maksimal.

F. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang akan dikembangkan adalah Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik mengacu kurikulum 2013 pada subtema Bermain Di Lingkungan Rumah untuk Siswa Kelas II SD Negeri Kalasan 1.

Spesifikasi produk Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik mengacu kurikulum 2013 pada subtema Bermain Di Lingkungan Rumah untuk Siswa Kelas II SD Negeri Kalasan 1 yang dikembangkan adalah sebagai berikut.

1. Unsur LKS disusun lengkap yang terdiri dari: a. Satuan pendidikan.

b. Hari/tanggal/pertemuan ke. c. Kelas/semester.

d. Mata pelajaran terkait. e. Tema/sub tema. f. Alokasi waktu.

2. Petunjuk umum.

Petunjuk umum terdiri dari beberapa petunjuk secara umum. Petunjuk umum yang digunakan dalam LKS ini adalah sebagai berikut.

(30)

b. Lakukanlah kegiatan-kegiatan belajar sesuai perintah! c. Kerjakan LKS dengan cermat dan benar!

d. Kerjakan dengan tulisan yang rapi! 3. Tujuan Pembelajaran.

Tujuan Pembelajaran memuat tujuan pembelajaran dari setiap mata pelajaran. Tujuan pembelajaran diletakkan pada halaman awal dari setiap kegiatan pembelajaran.

4. Kegiatan belajar 5M dilengkapi tugas dan langkah-langkah kerja satu kegiatan lengkap 5M.

Kegiatan 5M adalah kegiatan yang mengikuti langkah-langkah ilmiah pendekatan saintifik. Kegiatan 5M meliputi kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunukasikan.

5. Refleksi.

Kegiatan refleksi adalah kegiatan yang dilakukan setelah siswa mengikuti pembelajaran pada hari tersebut. Kegiatan refleksi untuk siswa dipandu dalam beberapa pertanyaan. Berikut ini adalah pertanyaan panduan yang digunakan dalam Lembar Kerja Siswa. a. Apa yang saya pelajari hari ini?

b. Perasaan saya dalam mengikuti pelajaran hari ini?

c. Sikap apa yang saya temukan dari pembelajaran hari ini? 6. Tindak lanjut

(31)

kontrol dengan adanya tanda tangan orang tua pada lembar yang telah disediakan dalam LKS.

7. Aturan EYD

(32)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Kurikulum SD 2013

a. Pengertian Kurikulum SD 2013

Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere

yang berarti “tempat berpacu”. Istilah kurikulum berasal dari dunia

olahraga, terutama pada bidang atletik pada zaman Romawi Kuno dari Yunani. Istilah ini kemudian diadopsi dalam dunia pendidikan, dimana jarak yang harus ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah dan semua orang yang terlibat di dalamnya (Arifin, 2011: 3). Kurikulum diartikan sebagai sebuah program pendidikan yang telah dirancang dalam waktu tertentu yang harus ditempuh oleh siswa dalam waktu tertentu.

(33)

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Kurniasih dan Sani, 2014: 3). Kurikulum bukan saja yang merupakan wacana tertulis, tetapi kurikulum mempunyai peran yang penting dalam mengatur lingkungan belajar, kegiatan belajar, tujuan, isi, dan bahan pelajaran bagi siswa.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Fadlillah, 2014: 16). Kurikulum 2013 adalah pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, yakni Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirilis pada tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dirilis pada tahun 2006. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, kurikulum ini lebih menenekankan pada kemampuan

soft skills dan hard skills siswa (Fadlillah, 2014: 16).

(34)

bidang (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) melalui kegiatan pembelajaran yang menerapkan pembelajaran tematik integratif dan menggunakan pendekatan saintifik.

b. Elemen Perubahan Kurikulum 2013

[image:34.595.88.517.193.762.2]

Dalam perubahan Kurikulum 2013, ada 6 aspek kesenjangan kurikulum, yaitu: kompetensi lulusan; materi pembelajaran; proses pembelajaran; penilaian; pendidik dan tenaga kependidikan; dan pengelolaan kurikulum. Untuk lebih jelasnya Majid (2014:41) menguraikan keenam kesenjangan tersebut di bawah tabel ini.

Tabel 2.1 Kesenjangan Kurikulum

NO KONDISI SAAT INI KONDISI IDEAL

Kompetensi Lulusan

1. Belum sepenuhnya

menekankan pendidikan

karakter.

Berkarakter mulia.

2. Belum menghasilkan

keterampilan sesuai dengan kebutuhan.

Keterampilan yang relevan.

3. Pengetahuan-pengetahuan

lepas.

Pengetahuan-pengetahuan terkait.

Materi Pembelajaran

1. Belum relevan dengan

kompetensi yang

dibutuhkan.

Relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan.

2. Beban belajar terlalu berat. Materi esensial.

3. Terlalu luas, kurang

mendalam.

Sesuai dengan tingkat

perkembangan siswa. Proses Pembelajaran

1. Berpusat pada guru (teacher centered learning).

Berpusat pada siswa

(student centered learning).

2. Sifat pembelajaran yang

berorientasi pada buku teks.

Sifat pembelajaran yang kontekstual.

3. Buku teks hanya memuat

materi bahasan.

(35)

kompetensi yang diharapkan.

Penilaian

1. Menekankan aspek kognitif. Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proporsional.

2. Test menjadi pilahan yang dominan.

Penilaian test dan portofolio saling melengkapi.

Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1. Memenuhi kompetensi

pfofesi saja.

Memenuhi kompetensi

profesi, pedagogi, sosial, dan personal.

2. Fokus pada ukuran kinerja PTK.

Motivasi mengajar. Pengelolaan Kurikulum

1. Satuan pendidikan

mempunyai kebebasan

dalam pengelolaan

kurikulum.

Pemerintah Pusat dan

Daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan.

2. Masih terdapat

kecenderungan satuan

pendidikan menyusun

kurikulum tanpa

mempertimbangkan kondisi

satuan pendidikan,

kebutuhan siswa, dan

potensi daerah.

Satuan pendidikan mampu

menyusun dengan

mempertimbangkan kondisi

satuan pendidikan,

kebutuhan siswa, dan

potensi daerah.

3. Pemerintah hanya

menyiapkan standar isi mata pelajaran.

Pemerintah menyiapkan

semua komponen kurikulum

sampai buku teks dan

pedoman.

(36)

Bagan 2.1. Elemen Perubahan Kurikulum

Elemen perubahan pada keempat standar diatas, kemudian dijabarkan seperti dibawah ini:

1) Komponen Lulusan

Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

2) Kedudukan Mata Pelajaran

Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi.

3) Pendekatan Isi

Pada jenjang SD kompetensi dikembangkan melalui Tematik Integratif dalam semua mata pelajaran.

Standar Kompetensi

Lulusan

Standar Proses

Standar Isi

Standar Penilaian

Elemen

(37)

4) Struktur Kurikulum

Pada jenjang sekolah dasar struktur kurikulum bersifat holistik dan integratif berfokus pada alam, sosial, dan budaya. Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan sains. Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6. Jumlah jam bertambah 4 JP/ minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.

5) Proses Pembelajaran

Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. Guru bukan satu-satunya sumber belajar. Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan. Untuk tingkat Sekolah Dasar proses pembelajaran dilaksanakan secara tematik dan terpadu. 6) Penilaian Hasil Belajar

(38)

7) Ekstrakurikuler

Pada jenjang sekolah dasar ekstrakurikuler yang diwajibkan adalah pramuka. Ekstrakurikuler lainnya yang dapat dilaksanakan seperti UKS, PMR, dan Bahasa Inggris.

c. Karakteristik Pembelajaran Kurikulum 2013

Adapun karakteristik dari Kurikulum 2013 yang diuraikan oleh Kunandar (2014: 26) adalah sebagai berikut:

1) Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD)

2) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.

3) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang

dipelajari siswa untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu. 4) Penekanan kompetensi ranah kognitif, sikap, psikomotorik,

dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk SD pengembangan sikap menjadi kepedulian utama kurikulum.

(39)

dari pendekatan “disciplinary-based curriculum” atau

content-based curriculum”.

6) Kompetensi Dasar (KD) yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.

7) Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai

kompetensi pada tingkat yang memuaskan dengan

memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana pengetahuan adalah konten yang bersifat tunas (mastery). Keterampilan psikomotorik adalah kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan keterampilan sikap adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung.

8) Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remidial untuk memastikaan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan Minimun/ KKM dapat dijadikan tingkat memuaskan).

d. Pendekatan saintifik

Implementasi Kurikulum 2013 dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan

(40)

dirancang sedemikian rupa agar siswa menjadi aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan

hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,

menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan

konsep, hukum, dan prinsip yang “ditemukan”(Hosnan, 2014: 34).

Penerapan pendekatan saintifik dalam Kurikulum SD 2013 melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengkomunikasikan. Pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik memiliki beberapa tujuan seperti yang dijabarkan oleh Hosnan (2014: 36-37) adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

2) Membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.

3) Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

4) Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

5) Melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide khususnya dalam menulis artikel ilmiah.

(41)

e. Pendekatan Tematik Integratif

Pembelajaran tematik integratif merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik (Majid, 2014: 122). Pendapat yang serupa juga mengemukakan bahwa pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa materi ajar sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna (Ahmadi, 2014: 225).

Adapun beberapa prinsip pembelajaran tematik menurut Majid (2014: 125-126) adalah sebagai berikut:

1) Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang aktual, dekat dengan dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran.

2) Pembelajaran tematik integratif perlu memilih beberapa mata pelajaran yang mungkin saling berkaitan.

(42)

4) Materi pelajaranyang dapat dipadukan dalam satu tema selalu mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan kebutuhan, dan pengetahuan awal.

5) Materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan, artinya materi yang tidak mungkin dipadukan tidak perlu dipadukan.

Selain itu, pembelajaran tematik integratif juga memiliki beberapa karakteristik yang dijabarkan oleh Majid (2014: 126-127) adalah sebagai berikut:

1) Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered). Hal ini sesuai dengan pendekatan pembelajaran modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

2) Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. 3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

(43)

kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal itu diperlukan untuk membantu siswa dalam

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam

kehidupan sehari-hari. 5) Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel). Dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

6) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan

menyenangkan

(44)

Selain karakteristik yang telah disampaikan oleh Majid, berikut ini adalam karakteristik pembelajaran tematik menurut Hesty (dalam Majid, 2014: 127) adalah:

a) Holistik, suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang studi, sekaligus tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.

b) Bermakna, pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar skema yang dimiliki oleh siswa, yang gilirannya nanti, akan memberikan dampak kebermaknaan dari materi yang dipelajari.

c) Autentik, pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari.

d) Aktif, pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasarkan pendekatan diskoveri inkuiri dimana siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga proses evaluasi.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendekatan tematik integratif adalah suatu sistem pembelajaran yang mengaitkan

(45)

memungkinkan siswa dapat aktif dalam menemukan konsep serta prinsip-prinsp secara holistik dan bermakna.

f. Penilaian Autentik

Setelah kegiatan pembelajaran selesai, bukan berarti tugas sebagai guru telah selesai. Selanjutnya tugas guru adalah menilai hasil belajar siswa. Kegiatan penilaian dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian hasil belajar siswa. Penilaian adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis (Sunarti & Rahmawati, 2014: 7).

Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Jadi, penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh siswa melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai (Sunarti & Rahmawati, 2014: 27). Pendapat lain megungkapkan penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Kurinasih& Sani, 2014: 48).

(46)

hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) (Kunandar, 2014: 35-36).

Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk mengetahui informasi terkait perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh siswa meliputi 3 ranah yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Penilaian autentik memiliki beberapa ciri-ciri seperti yang dijabarkan Kunandar (2014: 38-39) yaitu:

1) Harus mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau produk. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap siswa harus mengukur aspek kinerja (performance) dan produk atau hasil yang dikerjakan oleh peserta didik. Dalam melakukan penilaian kinerja dan produk pastikan bahwa kinerja dan produk tersebut merupakan cerminan kompetensi dari siswa tersebut secara nyata dan objektif. 2) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran

(47)

dan kemampuan atau kompetensi siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran.

3) Menggunakan berbagai cara dan sumber. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap siswa harus menggunakan berbagai teknik penilaian (disesuaikan dengan tuntutan kompetensi) dan menggunakan berbagai sumber atau data yang bisa digunakan sebagai informasi yang menggambarkan penguasaan kompetensi siswa.

4) Tes hanya salah satu pengumpul data penilaian. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap siswa pencapaian kompetensi tertentu harus secara komprehensif dan tidak hanya mengandalkan hasil tes semata. Informasi-informasi lain yang mendukung pencapaian kompetensi siswa dapat dijadikan bahan dalam melakukan penilaian.

5) Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus mencerminkan bagian-bagian dalam kehidupan siswa yang nyata setiap hari, siswa harus dapat menceritakan pengalaman atau kegiatan yang dilakukan setiap hari.

(48)

g. Kelebihan dan Kelemahan Kurikulum 2013

Suatu kurikulum yang tengah diterapkan tentunya mempunyai kelebihan dan juga kekurangannya. Berikut ini ada kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013 yang dijelaskan oleh Kurinasih dan Sani (2014: 40-42).

1) Kelebihan Kurikulum 2013

a) Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.

b) Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya didapat dari nilai ujian saja, tetapi juga di dapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap, dan lain-lain.

c) Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran.

d) Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.

e) Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara

holistik domain pengetahuan, sikap, dan keterampilan. f) Banyak sekali kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan

(49)

metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills

dan hard skills, kewirausahaan.

g) Kurikulum 2013 sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial.

2) Kekurangan Kurikulum 2013

a) Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan guru.

b) Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental untuk menggunakan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menuntut guru untuk lebih kreatif, akan tetapi pada kenyataannya banyak guru belum kreatif. Untuk itu, diperlukan waktu untuk memberikan pelatihan kepada para guru agar dapat merubah paradigma guru dimana guru bukan lagi sebagai pemberi materiakan tetapi menjadi seorang yang dapat memotivasi siswa agar menjadi kreatif.

c) Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan saintifik.

d) Kurangnya keterampilan guru dalam merancang RPP. e) Jumlah guru yang menguasi penilaian auntetik tergolong

(50)

f) Tugas menganalisa SKL, KI, KD, Buku Siswa, dan Buku Guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru, dan banyak guru yang hanya menjadi plagiat.

g) Guru tidak pernah dilibatkan secara langsung dalam proses pengembangan 2013, karena pemerintah cenderung melihat guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama. h) Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses

pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013 karena UN masih menjadi faktor penghambat.

i) Terlalu banyak materi yang harus dikuasi oleh siswa sehingga tidak setiap materi bisa tersampaikan dengan baik, belum lagi persoalan guru yang kurang berdedikasi terhadap mata pelajaran yang ia ampu.

j) Beban belajar siswa dan termasuk guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama.

2. Pendekatan Saintifik

a. Pengertian Pendekatan Saintifik

Pendekatan saitifik berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data (Sani, 2014:50). Pendekatan

scientific ialah pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui

(51)

mengkomunikasikan, dengan kegiatan ini dapat membentuk sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa secara maksimal (Fadlillah, 2014: 176). Dari pendapat kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan yang memberikan pemahaman kepada siswa melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan tentang materi yang dipelajari, serta dapat membentuk sikap, keterampilan dan pengetahuan siswa dengan lebih maksimal.

Dalam kegiatan pembelajaran pendekatan scientific

[image:51.595.87.519.235.755.2]

menurut Fadlillah (2014:176) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

Tabel 2.2. Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Scientific.

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran

Mengamati (observing)

Melihat, mengamati, membaca,

mendengar, menyimak (tanpa dan

dengan alat) Menanya

(questioning)

 Mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang bersifat hipotesis.

 Diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan)

Mencoba (experimenting)

 Menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan.  Menentukan sumber data (benda,

dokumen, buku, eksperimen)

 Mengumpulkan data

Menalar (associating)  Menganalisis data dalam bentuk

membuat kategori, menentukan

hubungan data/kategori.

 Menyimpulkan dari hasil analisis data.

 Dimulai dari unstructured-uni

(52)

structure-complicated structure. Mengkomunikasikan

(communicating)

 Menyampaikan hasil

konseptualisasi

 Dalam bentuk lisan, tulisan,

diagram, bagan, gambar, atau media lainnya.

Pendekatan saintifik mempunyai ciri-ciri penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi beberapa kriteria yang dikemukakan oleh Sudarwan (dalam Majid, 2014:96) sebagai berikut:

1) Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomenal yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

2) Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

(53)

4) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotesis dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran.

5) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu

memahami, menerapkan dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.

6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

b. Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Saintifik

Beberapa karakteristik pembelajaran saintifik yang dijabarkan oleh Hosnan (2014: 36) adalah sebagai berikut:

1) Berpusat pada siswa.

2) Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip.

3) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

4) Dapat mengembangkan karakter siswa.

Adapun beberapa prinsip pembelajaran siswa yang

(54)

1) Pembelajaran berpusat pada siswa

2) Pembelajaran membentuk students self concept. 3) Pembelajaran terhindar dari verbalisme.

4) Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip.

5) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa.

6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru.

7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih

kemampuan dalam komunikasi.

8) Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

c. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

Langkah-langkah pendekatan ilmiah dalam pendekatan saintifik menurut Daryanto (2014: 60-62)adalah sebagai berikut: 1) Mengamati (observasi)

(55)

menyimak, membaca dan mendengarkan, jadi guru dapat memfasilitasi siswa untuk dapat memperhatikan hal penting dari suatu obyek atau benda.

2) Menanya

Dalam kegiatan bertanya guru memberikan kesempatan yang seluasnya-luasnya kepada siswa untuk bertanya mengenai apa yang sudah di observasi sebelumnya. Kegiatan bertanya bertujuan untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa, kreativitas siswa, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

3) Menalar

Kegiatan menalar adalah siswa diharapkan dapat

mengelompokkan beragam ide dan mengolah informasi yang telah didapat.

4) Mencoba

Untuk memperoleh pengalaman yang menarik dan membekas bagi siswa, guru dapat meminta siswa untuk mencoba melakukan percobaan yang disesuaikan dengan tujuan dan materi pembelajaran.

5) Mengkomunikasikan

Pada kegiatan ini guru diharapkan dapat memberi kesempatan

(56)

mengkomunikasikan apa yang telah dipelajari. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan siswa seperti: kemampuan menulis dan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat, dengan singkat dan jelas, mengembangkan kemampuan berbahasa dengan baik dan benar.

3. Lembar Kerja Siswa

a. Pengertian Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa (student worksheet) adalah lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang sudah diprogramkan (Trianto, 2010:212). Selain itu pengertian lain

menyebutkan Depdikbud (dalam Trianto 2010:212) juga

menyampaikan lembar kerja yang digunakan sebagai alat untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan dalam lembar kerja siswa dapat berupa pengamatan, eksperimen, dan pengajuan pertanyaan. Maka dari itu, dapat dikatakan lembar kerja siswa sangat erat kaitannya dengan model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

(57)

lembar kerja siswa merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembaran-lembaran kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksaaan tugas pembelajaran, sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa dapat mempelajari materi tersebut secara mandiri. Di dalam LKS siswa akan mendapat materi secara ringkas yang kemudian dilengkapi dengan soal latihan yang berkaitan dengan materi yang telah diberikan (Belawati, 2003: 322).

Dari penjelesan diatas, dapat disimpulkan bahwa LKS adalah lembaran-lembaran yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk kegiatan yang harus dikerjakan oleh siswa.

b. Fungsi dan Manfaat Lembar Kerja Siswa

Beberapa fungsi penggunaan Lembar Kerja Siswa dalam kegiatan pembelajaran yaitu: Pertama, LKS digunakan sebagai upaya meminimalkan peran guru dalam kegiatan pembelajaran, tetapi lebih berusaha untuk mengaktifkan siswa. Kedua,

(58)

terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran (Prastowo, 2014: 270).

c. Karakteristik Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa dibagi dalam dua karakteristik yang dijabarkan oleh Trianto (2010:212) sebagai berikut:

1) Lembar kerja siswa berisi sarana untuk melatih,

mengembangkan keterampilan siswa dalam menemukan konsep dalam suatu tema, akan tetapi lembar kerja ini tidak terstruktur.

2) Lembar kerja siswa yang dirancang untuk membimbing siswa dalam suatu proses pembelajaran tanpa bimbingan guru dan lembar kerja siswa terstruktur.

Dalam menyusun lembar kerja siswa, beberapa kriteria yang harus dipenuhi menurut Trianto (2010:212) yaitu:

1) Mengacu pada kurikulum.

LKS yang dikembangkan harus disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah. Hal ini dikarenakan LKS disusun berdasarkan kurikulum yang sedang digunakan disekolah. 2) Mendorong siswa untuk belajar dan bekerja

(59)

3) Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh siswa

Bahasa yang digunakan dalam LKS haruslah memperhatikan tingkat perkembangan siswa dan juga mudah untuk dipahami oleh siswa.

4) Tidak dikembangkan untuk menguji konsep yang sudah diujikan guru dengan cara duplikasi.

LKS tidak digunakan sebagai soal evaluasi untuk menguji siswa mengenai konsep atau prinsip yang telah atau yang akan diujikan oleh guru, karena LKS bukanlah soal evaluasi.

Selain beberapa karakteristik lembar kerja siswa diatas, dalam mengembangkan lembar kerja siswa harus memenuhi beberapa syarat menurut Ibrahim (dalam Trianto, 2010: 213) yaitu:

1) Persyaratan pedagogik

Lembar kerja siswa dibuat harus berdasarkan asas-asas pembelajaran yang efektif, seperti memberi proses menemukan konsep dan petunjuk mencari tahu.

2) Persyaratan konstruksi

Dalam mengembangkan lembar kerja siswa, harus

(60)

3) Persyaratan teknis

Dalam mengembangkan lembar kerja siswa, harus mencakup tulisan, gambar, dan tampilan.

d. Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa

Beberapa jenis-jenis LKS yang pada umumnya digunakan dalam pembelajaran menurut Prastowo (2014:272) adalah sebagai berikut:

1) LKS yang penemuan (membantu siswa menemukan suatu konsep)

Pada LKS menggunakan prinsip kontruktivisme, dimana siswa harus membangun pengetahuannya sendiri. Pada LKS ini, materi pelajaran yang akan diajarkan pada siswa telah dikemas dalam bentuk LKS. LKS ini dibuat dengan memperhatikan apa yang harus dilakukan oleh siswa, meliputi: melakukan, mengamati dan menganalisis. Rumusan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa kemudian mintalah siswa untuk

mengamati fenomena hasil kegiatannya, dan berilah

pertanyaan analisis yang membantu siswa mengaitkan fenomena yang diamati dengan konsep yang akan dibangun oleh siswa.

(61)

Jika dalam kegiatan telah berhasil menemukan konsep maka selanjutnya siswa dilatih untuk menerapkan konsep yang telah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

3) LKS yang Penuntun (berfungsi sebagai penuntun belajar) LKS penuntun berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Siswa dapat mengerjakan LKS tersebut jika ia membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini ialah membantu siswa mencari, menghafal, dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku. LKS ini cocok digunakan untuk keperluan remidial.

4) LKS yang penguatan (berfungsi sebagai penguatan)

LKS ini diberikan kepada siswa setelah ia selesai mempelajari suatu topik tertentu. Topik ini dikemas di dalam LKS yang menekankan dan mengarahkan kepada pendalaman dan penerapan materi yang terdapat dalam buku ajar. LKS dapat digunakan sebagai pengayaan.

(62)

Dari kelima jenis lembar kerja siswa yang telah dikemukakan di atas, maka jenis lembar kerja siswa yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah jenis lembar kerja siswa aplikatif-integratif. e. Unsur-unsur Lembar Kerja Siswa

Dilihat dari strukturnya, LKS terdiri dari enam unsur utama (Prastowo, 2014: 273) yang meliputi:

1) Judul

2) Petunjuk belajar

3) Kompetensi dasar atau materi pokok 4) Informasi pendukung

5) Tugas atau langkah kerja 6) Penilaian

f. Langkah-langkah Penyusunan Lembar Kerja Siswa

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus diperhatikan saat akan menyusun LKS menurut Prastowo (2014: 280-283) adalah sebagai berikut:

1) Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa ke dalam LKS

(63)

2) Pengumpulan materi

Langkah yang perlu dilakukan selanjutnya adalah menentukan materi dan tugas yang akan dimasukkan ke dalam LKS. Materi dan tugas yang akan dimuat dalam LKS dapat dikembang sendiri atau dapat memanfaatkan materi yang sudah ada. 3) Menyusun elemen atau unsur-unsur LKS

Pada bagian ini, guru mengintegrasi desain (hasil langkah pertama) dengan tugas (sebagai hasil dari langkah kedua) hasilnya akan memproduk LKS.

4) Pemeriksaan dan penyempurnaan.

Pada langkah ini, sebelum LKS dibagikan kepada siswa, guru harus melakukan pengecekan kembali, terhadap LKS yang sudah dikembangkan dan memperbaiki jika ada kesalahan. Guru harus mencermati kembali apakah LKS yang sudah dikembangkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai siswa, dan sudah sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran. Jadi, LKS yang sudah dikembangkan segera dilakukan evaluasi. Cara mengevaluasinya dengan meminta siswa untuk mengomentari LKS setelah menggunakan LKS ini. Masukan siswa akan digunakan untuk penyempurnaan LKS yang dikembangkan.

(64)

1) Lembar kerja siswa disusun oleh guru mata pelajaran sehingga sesuai dengan tingkat kesiapan, situasi, keadaan siswa dan keadaan sekolah.

2) Materi lembar kerja siswa disesuaikan dengan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator. 3) Materi sesuai dengan standar materi belajar yang disusun

secara baik sesuai dengan materi ajar.

4) Menentukan jenis atau macam lembar kerja siswa agar penulisannya sesuai.

5) Guru memperkaya sumber sebanyak mungkin untuk

memperkaya materi dalam pengajaran.

6) Membuat gambaran teknik pelaksanaan secara singkat. 7) Siswa secara efektif dijadikan subjek dalam proses belajar. 8) Waktu yang digunakan harus tepat.

9) Rangkaian pembelajaran siswa terangkai dengan baik.

LKS yang inovatif dan kreatif akan menciptakan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Untuk membuat LKS harus memahami langkah-langkah membuat LKS yang inovatif dan kreatif menurut Prastowo (2014: 274-276) sebagai berikut: 1) Lakukanlah analisis kurikulum tematik

Analisis kurikulum tematik merupakan langkah pertama dalam

penyusunan LKS. Langkah ini dimaksudkan untuk

(65)

membutuhkan bahan ajar yang berbentuk LKS. Pada umumnya, menentukan materi langkah analisisnya dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar serta pokok bahasan yang akan diajarkan. Setelah itu, mencermati kompetensi antar mata pelajaran yang hendak dicapai siswa. Setelah semua tahap ini dilakukan, maka dapat melangkah untuk langkah selanjutnya, yaitu menyusun peta kebutuhan lembar kerja siswa.

2) Menyusun peta kebutuhan LKS

Peta ini, diperlukan untuk mengetahui materi apa saja yang harus ditulis dalam LKS. Selain itu, peta ini dapat digunakan untuk melihat urutan materi, sehingga dapat menentukan mana yang lebih diprioritaskan. Setelah tahap ini selesai, maka langkah selanjutnya adalah menentukan judul LKS.

3) Menentukan judul LKS

Judul LKS tematik ditentukan atas dasar tema sentral dan pokok bahasannya yang diperoleh dari hasil pemetaan kompetensi dasar, materi pokok atau pengalaman belajar antar mata pelajaran di SD/MI. Jika judul telah ditentukan, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan penulisan.

4) Penulisan LKS

(66)

pengalaman belajar antar mata pelajaran dari temasentral yang telah disepakati. Kedua, menentukan alat penilaian. Penilaian yang akan dilakukan adalah pada proses kerja dan hasil kerja.

Ketiga, menyusun materi. Untuk penyusunan materi LKS, ada beberapa hal yang harus

Gambar

Tabel 2.1 Kesenjangan Kurikulum
Tabel 2.2.  Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Scientific.
gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang
Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

b) Pengesahan LPJ Pengurus dan Pengawas periode 2014 Setelah pengurus dan pengawas melakukan pemaparan dan penjelasan mengenai kinerjanya, kemudian dilakukan penilaian

Bersamaan dengan itu, pemerintah melakukan usaha-usaha mobilisasi tabungan, penyaluran kredit ke sektor-sektor prioritas dalam perekonomian, dan melakukan penyesuaian

Data yang penulis dapatkan telah memperlihatkan bahwa dalam membangun hubungan dengan pelanggan telah terlaksana dengan cukup baik, hal ini dapat terlihat Bank

dah anllE fattopfaltor tebli tidak sling b€rkoEldi Pcn8lnpule dd trhdd.p 100 Espoden dilaluktu de4u swd laisioner

[r]

[r]

Kita ketahui bahwa responden yang tinggal di luar camp makanan yang di dapat tidak di pantau nilai gizi dan nilai kalori yang sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga sangat

kDcED nqck B4 sd4N