Menurut Soelarko (117-120) langkah-langkah pemotretan terdiri dari : - Langkah pertama sebelum melakukan pemotretan adalah menyesuaikan
petunjuk ISO film dalam kamera.
- Langkah kedua adalah memilih objek. Objek dapat berupa suatu pemandangan, benda mati, atau orang.
- Langkah ketiga, memilih kecepatan rana. Taksirlah kekuatan sinar dan perhatikan arah datangnya sinar.
- Langkah berikutnya adalah memilih bukaan diafragma.
- Pilihan diafragma ditujukan untukmembuat latar bagian depan atau belakang menjadi kabur atau jelas.
- Pemilihan latar belakang pada saat pemotretan.
- Pengaturan komposisi, yaitu penempatan objek di dalam bingkai gambar.
- Menajamkan gambar (focusing). Menajamkan gambar atau focusing merupakan langkah terakhir sebelum menekan tombol pelepas rana.
- Setelah selesai penajaman, tinggal menunggu momen yang tepat, yang ingin didapatkan dari objek.
33
Universitas Kristen Petra
- Lepaskan bidikan, tekan tombol, kemudian akan disertai dengan suara kamera klik! Tanda pemotretan telah dilakukan.
- Akhir bidikan tergantung dari jenis kamera yang digunakan. Jika menggunakan kamera manual, maka harus dilakukan pengokangan untuk memotret objek yang baru, dan banyaknya gambar yang diambil bergantung dari jenis film yang digunakan, apakah itu gulungan 20, 24, atau 36. Jika kamera yang digunakan berjenis digital, maka banyaknya gambar yang dapat diambil bergantung dari besarnya kartu memori yang dipasang di dalam kamera. Dalam bukunya, Antok Sugiarto (160) menjelaskan bahwa cara aman dalam melakukan pemotretan adalah dengan melakukan bracketing. Memang semua cara dalam bracketing punya efek yang merugikan dan menguntungkan. Yang penting adalah bagaimana pemotret mampu meminimalkan segi yang merugikan, dan memaksimalkan segi yang menguntungkan.
2.1.5 Komposisi
Komposisi merupakan elemen penting yang sangat berpengaruh terhadap bagus tidaknya suatu foto. Peletakan objek pada posisi yang berbeda akan memberi kesan penampilan yang berbeda pula. Menurut Dini Yozardi dan Itta Wijono (67-74), komposisi merupakan penempatan objek foto pada bidang pemotretan, sehingga menjadi pusat perhatian. Komposisi menuntun mata kita menuju titik perhatian yangmenyatukan objek foto secara keseluruhan. Dalam menentukan komposisi, fotografer harus kreatif dan peka melihat dan menempatkan objek foto dalam jendela bidik.
Dengan satu objek yang sama dapat dibuat beberapa foto dengan komposisi yang menarik, oleh karena itu tidak ada hukum yang pasti dalam membuat sebuah foto. Komposisi dilakukan berdasarkan:
- Point of Interest
Pusat perhatian, merupakan hal yang paling menonjol pada foto, sehingga mampu membuat orang langsung melihat pada objek tertentu.
- Framing
34
Universitas Kristen Petra
Kegiatan membingkai suatu objek tertentu dalam viewfinder. Dilakukan dengan cara memutar ring zoom ke kiri atau ke kanan untuk mendapatkan balance yang sesuai.
Berkaitan dengan keseimbangan objek foto yang akan dibidik.
Namun di balik semua itu ada beberapa komposisi dasar yang turut mengikat semua itu :
a) Off Center, merupakan pertimbangan untuk tidak meletakkan objek tepat di tengah frame, kecuali terpaksa.
b) Keseimbangan dengan mengusahakan unsur pendukung yang berada di seberang dari ojek utama, sehingga koposisi ideal dapat dicapai.
c) Arah pandang dan arah gerak dapat digunakan dengan memberikan ruangan sesuai dengan arah tujuan atau pandangan orang.
d) Hukum Pertigaan, merupakan tata letak penempatan objek yang ideal dengan membagi frame menjadi 9 kotak sama besar oleh dua garis vertikal dan dua garis horizontal. Titik perpotongan antara garis-garis tersebut merupakan tempat ideal untuk menempatkan objek utama.
Gambar 2.1 Komposisi hukum pertigaan (Sumber:
http://1.bp.blogspot.com/-60RweOzJuyA/UuZ0loTKolI/AAAAAAAAGxM/4wzVwwIf0E4/s1600/pertigaan.jpg)
e) Komposisi L, merupakan komposisi yang diatur menyerupai huruf “S”.
f) Komposisi lengkung S, merupakan komposisi yang diatur menyerupai huruf
“S”.
g) Komposisi diagonal, merupakan komposisi yang diatur agar foto yang tercipta mempunyai garis khayal diagonal.
h) Komposisi oval, merupakan komposisi yang diatur menyerupai bentuk oval.
35
Universitas Kristen Petra
i) Komposisi segitiga, dapat dilakukan jika ada 3 objek foto yang ingin dimasukkan dalam satu foto, yang jika dirangkai membentuk segitiga.
Komposisi juga diatur berdasarkan jarak pemotretan yang dilakukan dengan variasi pengambilan gambar, antara lain:
a. Extreme Long Shot
Digunakan untuk menggambarkan keseluruhan area yang luas atau untuk mengorientasikan suatu bentuk pemandangan.
b. Medium Long Shot
Digunakan untuk menggambarkan seluruh figur ataupun sosok seseorang tetapi tidak keseluruhan setting.
c. Medium Close Up
Digunakan untuk menggambarkan sebagian figur, dari perut sampai kepala.
d. Close Up
Digunakan untuk menggambarkan sebagian figur, elemen subjek yang maupun pemain ditampakan dari bahu sampai kepala.
e. Extreme Close Up
Digunakan untuk menggambarkan detil sebuah subjek yang hanya ditonjolkan elemen tubuhnya, seperti mata, hidung, dll.
Angle sendiri di bagi menjadi 3, yaitu:
a. Low Angle, merupakan teknik pengambilan gambar di bawah titik normal manusia. Sering juga disebut angle mata kodok. Angle ini dapat mengakibatkan efek tinggi pada objek yang di toko.
b. Normal Angle, merupakan sudut pengambilan yang diambil sebatas mata normal manusia.
c. High Angle, merupakan teknik pengambilan gambar di atas titik normal manusia. Sering juga disebut angle mata burung. Angle ini dapat mengakibatkan efek pendek pada objek yang difoto.
Menurut Antok Sugiarto (93), sudut pandang “high angle” sering disebut juga dengan istilah sudut pandang wartawan, sebab wartawan terbiasa memotret objek dari sudut atas. Kalangan fotografer menyebutnya sudut pandang burung atau elang terbang (bird’s eye view), sebab cara memotret objek dari sudut yang lebih tinggi ini mirirp cara pandang burung yang sedang terbang.
36
Universitas Kristen Petra
2.1.6 Pencahayaan
Menurut Dini Yozardi dan Itta Wijono (57-66), fotografi merupakan bahasa sinar (the language of light). Melalui pencahayaan objek, pemotret dapat mengkomunikasikan suatu keinginnannya. Pencahayaan dapat memberikan jiwa pada foto. Pencahayaan memberikan efek tertentu dalam foto. Efek tersebut bisa tampak alami, atau dibuat-buat, bahkan mengubah bentuk objek aslinya.
Pencahayaan juga dapat memberikan kesan emosi yang berbeda, menonjolkan atau menutupi kekurangan objek foto.
Cara memperoleh efek tersebut adalah dengan mengatur arah jatuhnya cahaya pada objek dan mengetahui kekuatan penyebarannya. Hal ini bisa dilakukan dengan menonjolkan efek cahaya dalam satu sisi dan menggelapkan penuh atau setengah penuh atau sedikit objek di sisi yang lain. Dengan demikian timbullah kesan dramatis. Cara mudah untuk mengetahui berbagai efek tersebut adalah melihat dulu efek jatuhnya cahaya terhadap objek secara kasat mata. Lalu mengatur posisi objek sesuai dengan pencahayaan yang kita inginkan, juga mengatur bukaan diafragma dan kecepatan rana sesuai dengan efek chaya yang kita inginkan. Dengan cara ini kita bisa mengubah kesan dan suasana yang biasa saja menjadi lebih dramatis. Pencahayaan dalam pemotretan bisa bersumber dari alam (cahaya matahari), dan buatan (lampu kilat dan lampu studio).