• Tidak ada hasil yang ditemukan

Langkah Proses Pengambilan Keputusan Investasi

BAB II LANDASAN TEORI

E. Keputusan Investasi

3. Langkah Proses Pengambilan Keputusan Investasi

Terdapat beberapa langka proses pengambilan keputusan investasi, diantaranya adalah:

a. Menetapkan tujuan dan jenis keputusan investasi yang akan dipilih.

b. Mengidentifikasi alternative-alternatif investasi.

c. Melakukan studi pendahuluan untuk memperoleh informasi dalam rangka mewujudkan ide dari proyek yang akan dilaksanakaan dalam hal ini memutuskan untuk memilih dari beberapa alternatif investasi yang ada. Jika studi pendahuluan tidak menjamin dilakukannya studi kelayakan atau terdapat tanda-tanda bahwa bisnis investasi tidak layak, maka studi kelayakan tidak dilanjutkan dan perlu melakukan kajian ulang terhadap tujuan investasi.

d. Melakukan studi kelayakan bisnis dalam rangka melaksanakan keputusan investasi. Jika studi kelayakan ini tidak menjamin pelaksanaan keputusan investasi perlu dikaji ulang dari penerapan keputusan investasi.

23 Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hal. 24-25

e. Melaksanakan keputusan investasi, pelaksanaan ini harus sesuai dengan tujuan investasi, jika tidak maka harus kembali mengkaji tujuan investasi.24

Salah satu rasio yang dapat digunakan untuk menentukan keputusan investasi adalah dengan Price to Earning Ratio (PER). PER dihitung dengan rumus sebagai berikut:25

PER = Harga per lembar saham Laba bersih per saham

F. Hubungan antara Ukuran Perusahaan dengana Nilai Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala untuk mengklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: dengan total aset, total penjualan,dan sebagainya. Semakin besarnya total aset pada suatu perusahaan semakin besar pula ukuran perusahaan, maka ada kecendrungan lebih banyak investor yang memberikan perhatian pada perusahaan tersebut.

Hal ini dikarenakan ukuran perusahaan yang besar dapat mencerminkan jika perusahaan maempunyai komitmen yang tinggi untuk terus memperbaiki kinerjanya, sehingga pasar akan mau membayar kebih mahal untuk mendapatkan sahamnya karena percaya akan mendapatkan pengembalian yang menguntungkan dari perusahaan tersebut. Ukuran perusahaaan dapat

24 Agus Sucipto, Studi Kelayakan Bisnis Analisis Integrative dan Studi Kasus, (Malang: UIN-Maliki Press, 2011), hal. 10

25 Amalia Dewi Rahmawati dkk., Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Struktur Modal, Dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan, (Universitas Brawijaya, 2015), hal. 5

menentukan persepsi investor terhadap perusahaan tersebut.26Semakin besar ukuran perusahaan dapat memberikan asumsi bahwa perusahaan tersebut dikenal oleh masyarakat luas sehingga lebih mudah untuk meningkatkan nilai perusahaan. Investor cendrung memberikan perhatian yang khusus terhadap perusahaan besar karena dianggap memiliki kondisi yang lebih stabil dan lebih mudah dalam memperoleh sumber pendanaan. 27

G. Hubungan antara Leverage dengan Nilai Perusahaan

Utang adalah instrumen yang sangat sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan yang ditentukan oleh utang jangka panjang. Semakin tinggi proporsi utang maka semakin tinggi nilai perusahaan, namun pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan karena manfaat yang digunakan dalam penggunaan utang lebih kecil dari pada biaya yang ditimbulkan. Manajer harus mempertimbangkan manfaat dan biaya dari sumber dana yang dipilih dalam melakukan pengambilan keputusan pendanaan. 28

26 Siti Rohima dan Inge Lengga Sari Munthe, Pengaruh Ukuran Perusahaan, Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2013-2016, hal. 4

27 Hery, Kajian Riset Akuntansi Mengulas Berbagai Hasil Penelitian Terkini dalam Bidang-Bidang Akuntansi dan Keuangan, (Jakarta: PT. Gramedia, 2017), hal. 3

28 Siti Aisjah, Srategi Diversifikasi Korporat Penciptaan Nilai Perusahaan, (Malang: UB Press, 2012),hal. 42

Leverage menunjukan sejauh mana aset perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan hutang. 29 peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang, hal tersebut akan direspon positif oleh pasar karena peningkatan hutang menunjukan bahwa perusahaan mampu mengelola kinerja perusahaan dengan baik sehingga mampu membayar kewajibannya dengan baik. Kinerja perusahaan yang baik akan menjadi daya tarik investor untuk menanamkan modal di perusahaan tersebut, karena kinerja yang baik mencerminkan prospek masa depan yang baik pula, sehingga dimata investor nilai perusahaan juga akan meningkat.30

H. Hubungan Keputusan Investasi Dengan Nilai Perusahaan

Keputusan investasi pada dasarnya adalah keputusan untuk mengalokasikan sumber dana. Misalnya sebuah perusahaan mempunyai dana satu miliar rupiah, seorang manajer keuangan dalam perspektif keputusan investasi akan berusaha menggunakan dana satu miliar tersebut untuk berbagai bentuk penanaman modal, seperti membeli berbagai mesin baru, menambah lahan bisnis baru dan sebagainya.31 Keputusan investasi yang tepat

29 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT RajaGrafindo persada, 2011), hal. 157-158

30 Neisyah Dieta Vaeza dan Dini Wahjoe Hapsari, Pengaruh Ukuran Perusahan, Profitabilitas, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia priode 2010-2013, Jurnal, Proceeding Of Management, Vol.2, No. 3, 2015, hal. 6

31 Singgi Santoso, Aplikasi Exsel pada Manejemen Keuangan, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2016),hal. 6

akan memberikan hasil yang baik terhadap perusahaan dan memberikan sinyal positif kepada investor sehingga membuat nilai perusahaan meningkat.

Hubungan positif antara keputusan investasi dengan nilai perusahaan menunjukan bahwa apabila PER semakin tinggi maka akan membuat nilai perusahaan akan naik dihadapan para investor. PER yang tinggi kan memberikan pandangan bahwa perusahaan dalam keadaan sehat dan menunjukan pertumbuhan perusahaan. Karena jenis investasi akan memberi sinyal tentang pertumbuhan pendapatan perusahaan yang diharapkan di masa yang akan datang dan mampu meningkatkan harga saham yang digunakan sebagai indikator nilai perusahaan. 32

I. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, selain membahas teori-teori yang relevan dengan penelitian ini, dilakukan juga pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan para peneliti. Pengkajian atas hasil-hasil penelitian lainnya dalam menelaah masalah yang akan dibahas dengan berbagai pendekatan spesifik. Berikut akan di uraikan beberapa penelitianyang sudah pernah dilakukan sebelumnya, yaitu:

32 Siti Ratnasari dkk, Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Jurnal buletin Bisnis dan Manajemen, Vol.03, No. 01, 2017

Tabel 2.1

Variabel Hasil Penelitian 1. Atika Suryan

33 Atika Suryandani, Pengraruh Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate, Jurnal, Business Management Analysis Journal (BMAJ) Vol. 1 No. 1 – oktober 2018, hal. 49

34 Herni Kurniawati, Pengaruh Board Size, Leverage Dan Kualitas Audit Terhadap Nilai Perusahaan, Jurnal, Keuangan dan Perbankan, Vol. 12, No. 2, Juni 2016, hal. 110

Keputusan

35 Srie Hendraliany, Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Kebijakan Deviden dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan, Jurnal Ekonomika dan Manajemen Vol. 8 No. 1, 2019 hal. 56

36 Dedi bangun Setiono dkk, Pengaruh Profitabilitas, Keputusan Investasi dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan, Jurnal Permana- Vol. VIII No. 2 Februari 2017, hal. 32

37 Veronica Hasibuan dkk., Pengaruh Leverage dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 39. No. 1, oktober 2016, hal. 139

terhadap nilai

38 Putri Andika Raharjo, Skripsi: “ Pengaruh Keputusan Pendanaan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Moderasi”, (Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta, 2016)

39 Mia Audina, Skripsi:“Leverage, Keputusan Investasi, Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016”, (Surabaya: Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, 2018)

40 M Saleh Eldi Putra, Skripsi: “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage Terhadap Nilai Perusahaan dengan Dimediasi Profitabilitas pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index”, (Palembang: UIN Raden Fatah, 2018)

9. Nur Faradiba

Perbedaan penelitian ini dari beberapa penelitian terdahulu di atas adalah dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel independen (ukuran perusahaan, leverage, dan keputusan investasi) dan satu variabel dependen (nilai perusahaan). Data yang digunakan yaitu perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tergabung dalam ISSI tahun 2015 sampai 2018.

41 Nur Faradiba Fahrunnisa, Skripsi: “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan” (Surakarta: Institut Agama Islam Surakarta, 2018)

42 Fikarul Chamidah, Skripsi: “Pengaruh Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating”, (Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2018)

J. Kerangka Pemikiran

VAR. INDEPENDEN VAR. DEPENDEN

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran K. Hipotesis

Hipotesis adalah rumusan pernyataan yang bersifat sementara dari suatu permasalahan dan akan diuji secara empiris. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan teori yang relevan. Belum didasarkan pada data-data atau fakta-fakta yang ada di lapangan.43

Berdasarkan kerangka penelitian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

43 Achmad Sani Supriyanto dan Vivin Maharani, Metodologi Penelitian Manajemen Sumber Daya Manusia Teori, Kuisioner, dan Analisis Data, (Malang: UIN – Maliki Press, 2013) hal. 23

Ukuran Perusahaan (X1)

Leverage (X2)

Keputusan Investasi (X3)

Nilai Perusahaan (Y)

1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan ukuran yang menggambarkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dinilai dari nilai total aktiva perusahaan.

Ukuran perusahaan yang besar menunjukan bahwa perusahaan mengalami pertumbuhan yang baik. Perusahaan dengan pertumbuhan yang besar akan memperoleh kemudahan untuk mendapatkan sumber pendandanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Perusahaan yang berskala besar cendrung akan menarik minat investor karena akan berimbas dengan nilai perusahaan nantinya, sehingga dapat dikatakan bahwa besar kecilnya ukuran suatu perusahaan secara langsung berpengaruh terhadap nilai dari perusahaan tersebut. 44 Adapun penelitian menurut Febby Nuraudita Suryana dan Sri Rahayu (2018) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

H0 : Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tergabung dalam ISSI.

Ha : Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tergabung dalam ISSI.

44 Halimatul Anisa, Skripsi:”Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening”, (Salatiga:

Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2019), hal. 39

2. Pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan

Penggunaan hutang juga dapat mempengaruhi harga saham perusahaan, semakin besar hutang maka akan semakin meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi akan dapat meningkatkan laba perlembar saham yang akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan.45 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suwardika dan Mustanda (2017), Leverage secara signifikan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

H0 : Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tergabung dalam ISSI.

Ha : Leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tergabung dalam ISSI.

3. Pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan

Investasi yang diharapkan memberikan tingkat keuntungan (internal rate of return) yang lebih besar dari biaya modal dikatakan menguntungkan. Semakin tinggi tingkat keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan investasi perusahaan, maka akan meningkatkan harga saham perusahaan. Harga saham yang semakin tinggi berdampak terhadap

45 Wawan Cahyo Nugroho dan Fadlil Abdani, Pengaruh Profitabilitas, Dividend policy, Leverage dan Keputusan Investasi Terhadap Perusahaan Kontruksi di Bursa Efek Indonesia, Jurnal, EI-Muhasaba, Vol.8, No.1, Januari 2017, hal. 109

peningkatan nilai perusahaan.46 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Meidha Rafika (2017) menyatakan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

H0 : Keputusan investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tergabung dalam ISSI.

Ha : Keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tergabung dalam ISSI.

4. Pengaruh ukuran perusahaan, leverage dan keputusan investasi dan nilai perusahaan.

H0 : Ukuran perusahaan, leverage, keputusan investasi secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tergabung dalam ISSI.

Ha : Ukuran perusahaan, leverage, keputusan investasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tergabung dalam ISSI.

46 Nyanyu Khairi Putri, dkk., Pengaruh Kepusan Pendanaan dan Keputusan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen Sabagai Variabel Intervening Pada Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Jurnal, Media Trend berkala kajian ekonomi dan studi pembangunan, 2018, hal. 204

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu metode yang menggunakan gambaran masalah yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan mengumpulkan data dari perusahaan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tergabung dalam ISSI yang kemudian disusun sehingga dapat dibuat kesimpulan dan saran dengan tujuan untuk memberikan deskripsi yang sistematis mengenai objek yang diteliti.

Dalam melakukan analisis penelitian, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah analisa yang dapat diukur dengan skala angka (numerik).

B. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis data

Jenis data menurut sumber pengambilannya yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang ada. Data itu biasanya diperoleh dari pepustakaan atau laporan-laporan atau dokumen peneliti terdahulu, data sekunder disebut juga data tersedia.

2. Sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi. Data tersebut berupa ringkasan performa perusahaan tercatat yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia melalui situs http://www.idx.co.id. Dan juga data perusahaan industri barang konsumsi

yang tergabung dalam Indeks Saham Syariah Indonesia tahun 2015-2018 diperoleh dari situs

C. Definisi operasional Variabel

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, Leverage, dan keputusan investasi.

1. Nilai perusahaan

Model estimasi pengukuran nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah price to book value (PBV). Price to book value, adalah perbandingan dari harga saham dengan nilai buku perlembar saham.

Dihitung dengan rumus sebagai berikut:

PBV= Harga pasar perlembar x 100%

Nilai buku perlembar saham 2. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan menunjukan bahwa perusahaan dengan ukuran skala yang besar akan lebih mudah memperoleh hutang terkait dengan tingkat kepercayaan kreditor kepada perusahaan-perusahaan besar.Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus:

Size = Ln (total asset).

3. Leverage

Rasio ini mengukur berapa besar penggunaan utang dalam pembelanjaan perusahaan. Leverage dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio. Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.

Debt to Equity Ratio = total utang (Debt) Ekuitas (Equity) 4. Keputusan Investasi

Keputusan investasi adalah komitmen atas sejumlah dana yang ditanamkan untuk satu atau lebih aset yang dimiliki dengan harapan menghasilkan pendapatan yang positif dimasa yang akan datang.

Keputusan investasi dalam penelitian ini diukur menggunakan Price Earning Ratio (PER). PER merupakan rasio antara harga perlembar saham dengan labah bersih per sahamnya (EPS). PER juga menunjukan indikasi tentang adanya masa depan perusahaan.

PER = Harga per lembar saham Laba bersih per saham

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan industri barang konsumsi yang tergabung dalam Indeks Saham Syariah 2015-2018 yaitu 29 perusahaan.

2. Sampel penelitian

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki dari populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari perusahaan industri barang konsumsi yang tergabung dalam Indeks Saham Syariah yang diambil sejak tahun 2015-2018. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling method. Purposive sampling method adalah teknik penentuan sampel yang sering digunakan dalam penelitian. Secara bahasa kata purposive berarti sengaja, tapi ditentukan sendiri oleh peneliti dengan kriteria kriteria yang sudah ditetapkan sebagai berikut:

a. Perusahaan yang termasuk dalam kelompok perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tergabung dalam ISSI dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

b. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap selama tahun 2015-2015.

c. Perusahaan yang delisting d. Perusahaan dengan laba positif

Tabel 3.1 Pemilihan Sampel

No Kriteria Sampel Jumlah

Sampel per Tahun

Total Sampel 1. Perusahaan sektor industri barang

konsumsi yang tergabung dalam Indeks Saham Syariah Indonesia tahun 2015-2018

29 116

2. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan tahunan tidak lengkap

(4) (16)

3. Perusahaan dengan laba negative (6) (24)

4. Perusahaan yang delisting (2) (8)

Jumlah sampel akhir 17 68

Dengan ini data ringkasan performa disetiap perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi syarat yang sudah lulus dalam kriteria yang ada dalam penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi dokumentasi. Penelitian ini menggunakan data sekunder, data diperoleh dari ringkasan performa perusahaan industri barang konsumsi yang tergabung dalam Indeks Saham Syariah Indonesia tahun 2015-2018 melalui website resmi BEI www.idx.co.id.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Regresi berganda adalah pengembangan dari regresi linear sederhana, yaitu sama-sama alat yang digunakan untuk memprediksi permintaan di masa akan datang berdasarkan masa lalu atau untuk mengetahui

pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent) terhadap satu variabel terikat (dependent).47

Rumus Regresi Linear Berganda Y= X+ β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Dimana:

Y = Nilai Perusahaan X1 = Ukuran Perusahaan X2 = Leverage

X3 = Keputusan Investasi β = Koefisien Regresi e = Eror

G. Pengujian Model 1. Uji asumsi klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual data distribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat grafik normal probability plot dan uji statistik. Apabila pada grafiknormal probability plot tampak bahwa titik-titik menyebar berhimpit disekitar garis diagonal dan searah

47 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbadindingan Perhitungan Manual dan SPSS, (Jakarta: Pranadamedia Group, 2013), hal. 301

mengikuti garis diagonal maka hal ini dapat dismpulkan bahwa residual data memiliki distribusi normal, atau data memenuhi asumsi klasik normalitas. Selain itu, uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistic non-parametik Kolmogorov-Smrirnov(K-S). Apabila nilai signifikan > 0,05, maka dapat disimpulkan data tersebut terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas atau Kolinearitas Ganda (Multicollinearity) adalah adanya hubungan linear antara peubah bebas X dalam Model Regresi Ganda. Jika hubungan linear peubah bebas X dalam model regresi ganda adalah korelasi sempurna maka peubah-peubah tersebut berkolinearitas ganda sempurna (perfect multicolinearity).48

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent).

Cara umum yang digunakan oleh peneliti untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas pada model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Influence Factor) untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam penelitian ini dapat dilakukan pengujian sebagai berikut:

48 Mudrajat Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis, (Jakarta: Erlangga 2013) hal. 244

1) Jika nilai VIF (Variance Influence Factor) >10 atau jika tolerance

<0,10 maka menunjukan adanya multikolonieritas dalam model regresi.

2) Jika nilai VIF (Variance Influence Factor) <10 atau jika tolerance

>0,10 maka menunjukan tidak terjadinya multikolonieritas dalam model regresi.

c. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji koefisien korelasi Rank Spearmen, yaitu mengkorelasikan antara absolute residual hasil regresi dengan semua variabel bebas. Bila signifikansi hasil korelasi lebih kecil dari 0,05 (5%), maka persamaan dalam model regresi tersebut mengandung heteroskedastisitas dan sebaliknya jika signifikansi lebih besar dari 0,05 berarti homoskedastisitas.49

49Agus Tri Basuki & Nano Prawoto, Analisis Regresi Dalam Penelitian Ekonomi & Bisnis, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2016), hal. 125

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linear ada korelasi diantara data pengamatan, dimana munculnya data tidak dipengaruhi oleh data sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Masalah autokorelasi saling terjadi pada data time series (data runtun waktu).50

2. Uji koefisien korelasi

Koefisien Korelasi adalah bilangan yang menyatakan kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih atau juga dapat menentukan arah dari kedua variabel. Untuk kekuatan hubungan, nilai koefisien korelasi berada di antara -1 dan 1, sedangkan untuk arah dinyatakan dalam bentuk positif (+) dan negatif (-).

Misalnya:

a) Apabila r = -1 artinya korelasi negarif sempurna, maksudnya terjadi hubungan bertolak belakang antara variabel X dan variabel Y, bila variabel X naik maka variabel Y turun.

b) Apabila r =1 artinya korelasi positif sempurna, maksudnya terjadihubungan searah variabel X dan variabel Y, bila variabel X naik maka variabel Y akan naik.

50 Achmad Sani Supriyanto dan Vivin Maharani, Metodologi Penelitian Manajemen Sumber Daya Manusia Teori, Kuisioner, dan Analisis Data, (Malang: UIN – Maliki Press, 2013) hal. 72

3. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien Determinasi digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai R² dapat dicari dengan mengguanakan rumus:

R² = ESS TSS Dimana:

ESS = rata-rata kuadrat regresi TSS = jumlah total kuadrat R² = koefisien determinasi

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu, semakin angka mendekati satu maka semakin baik garis regresi karena mampu menjelaskan data aktualnya, sebaliknya semakin angka mendekati nol maka kita mempunyai garis regresi yang kurang baik. Koefisien determinasi merupakan konsep statistik, sehingga sebuah garis regresi baik jika nilai R² tinggi.

4. Uji Hipotesis

a. Uji t (uji parsial)

Uji-t bertujuan untuk melihat ada atau tidakya pengaruh

Uji-t bertujuan untuk melihat ada atau tidakya pengaruh

Dokumen terkait