• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lantai adalah bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai tempat aktivitas, semua kegiatan didalam bangunan di laksanakan di atas lantai

2.1.1. Keramik

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran.

Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998:2).

Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas.

Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya.

Arsitektur U npand Semarang

32

Indonesia. Ini disebabkan karena harganya yang sangat variatif, dari yang murah sekitar Rp. 45.000 / m2 sampai yang harganya diatas Rp. 100.000 / m2. Motif warna dan ukuran keramik pun sangat beragam dari motif marmer, polos, serat kayu dan masih banyak lagi. Penggunaanya pun tidak hanya untuk lantai, dinding pun tampak lebih indah jika dilapisi keramik. Tapi harus diperhatikan karena kekuatan keramik dinding pasti lebih kecil dari keramik lantai yang menahan beban.

2.1.2. Granito (granitile)

Granite Tile hampir mirip dengan keramik, Granit Tile mulai marak di pasar

Indonesia kira-kira pada tahun '95-an, dimana ukurannya yang ada adalah yang besar yakni 60 x 60, kami rasa cukup aneh bagi orang Indonesia pada masa itu, saat ini Granite Tile sudah ada sampai ukuran 120 x 120, jadi pertumbuhannya sangat pesat sekali, sampai menggeser penggunaan keramik - keramik biasa, mari kita lihat dari berbagai sisi :

1. Kekuatan Body

Jelas granite tile lebih kuat dan keras dibandingkan dengan keramik biasa, hal ini bisa dibuktikan pada saat melakukan pemotongan kedua jenis produk ini dengan menggunakan alat grinda..(bisa dikonfirmasi ke tukang - tukang yang berpengalaman). Granite tile diproduksi melalui proses pembakaran pada suhu diatas 1000 derajat celsius sehingga penyatuan material lebih padat dan

sempurna serta di press dengan mesin berkekuatan 7200 PH..(semakin besar PH semankin kuat tekanan press, sehingga semankin padat dan keras ). 2. Ke-Kilap-an

Diukur menggunakan alat gloss meter yang khusus mengukur tingkat kekilapan permukaan suatu benda maka disimpulkan bahwa kekilapan granite tile dan keramik biasa mencapai skala antara 60 s/d 80..ini berarti antara kedua produk ini kilapnya kurang lebih sama, yang membedakan adalah kilapnya granite tile sangat flat (datar) karena melalui proses pe-moles-an (polished) dan keramik biasanya agak bergelombang karena hanya di lapisi glasur supaya tampak kilap tanpa proses pe-moles-an.

3. Ketahanan Gores-an

Keramik dilapisi glasur (bahannya pasir kwarsa) supaya tampak kilap, ini sangat tidak kuat terhadap goresan misalnya gesekan pada saat memindahkan

Arsitektur U npand Semarang

33

furniture, alas sepatu yang berpasir,dll...sedangkan granite tile tidak dilapisi glasur tapi melalui proses pe-moles-an permukaanya sampai meng-kilap, ini jauh lebih tahan gores walaupun tidak anti gores untuk segala jenis

benda..(tidak kuat terhadap goresan paku, pecahan granit/keramik). Jadi Granite tile lebih unggul dibanding keramik.

4. Ketahanan Noda

Keramik biasa sangat kuat terhadap segala jenis noda karena tidak memiliki pori - pori, sedangkan granite tile terdapat 2 jenis, pertama granite tile generasi 1 (disebut printing biasa) tidak tahan noda karena pori-porinya menyerap cairan sehingga menimbulkan flex,..Jenis kedua granite tile generasi 2-3 sama sekali tidak menyerap noda karena pori-porinya sudah ditutup melalui proses

crystalisasi jadi sama seperti keramik biasa menjadi "anti noda"..jadi tinggal diputuskan mau yang jenis 1 atau 2...(dua-duanya baik)

5. Persisi (ke-siku-an)

Semua granite tile adalah cutting size, jadi tingkat persisinya sangat siku sekali hanya memerlukan 1mm lebar nat, sedangkan keramik biasa ada 2 jenis : ada yang uncutting dan cutting size jadi jika memakai yg uncutting maka lebar nat +- 2-3mm jadi tingkat persisinya kurang baik sedangkan jika memakai cutting size tidak bermasalah sama seperti granite tile persisinya.

6. Perawatan

Karena keramik lebih tidak tahan gores maka lama kelamaan permukaan akan penuh dengan goresan jadi terkesan kotor dan warna jadi kusam, tidak bisa diperbaiki lagi kecuali ganti baru,..granite tile tidak bermasalah jika tampak kusam tinggal poles dengan bubuk poles yg cuma seharga 50 ribu dan mudah penggunaannya maka akan tampak baru lagi dan mengkilap seperti baru..jika terkena noda (untuk jenis yg tdk tahan noda) maka ini adalah 'jalan buntu', sulit dibersihkan kecuali baru 1-3 hari biasanya masih bisa dibersihkan

menggunakan cairan penghilang noda ( cairan pembersihnya dapat dibeli di toko kami Golden & Co)

Arsitektur U npand Semarang

34

7. Harga

Keramik lebih murah dibandingkan dengan granite tile jadi silahkan pertimbangkan dengan segala keunggulan dan kekurangan masing-masing produk...akan tetapi biasanya ungkapan "ada harga,ada kualitas" ini sepertinya berlaku untuk membandingkan keramik dan granite tile...jadi masalah harga sangat relatif sekali.

Inilah penjelasan mengenai granite tile dan keramik biasa, semoga bermanfaat bagi semua calon pembeli baik itu pembeli keramik ataupun pembeli granitile.

Gb. 3.1 Cont oh Pemasangan Granit Tile

Fot o oleh : htt p:/ / jakart acit y.olx.co.id/ jasa-t ukang-pasang- keramik-dan-marmer-iid-366643454

Arsitektur U npand Semarang

35

2.1.3. Granit

Jenis lantai ini merupakan bahan tambang yang langsung diambil dari alam.

Marmer dan granit merupakan jenis batuan yang terbentuk dalam waktu ratusan tahun dan tidak dapat diperbaharui. Pengolahannya hanya memerlukan proses pemotongan dan penghalusan saja. Ketersediaannya di alam yang terbatas menyebabkan

harganya sangat mahal di pasaran. Lantai marmer sangat kuat dan tidak getas cocok untuk menahan beban yang berat. Marmer bersifat dingin sehingga dapat menyejukan suhu di dalam ruangan. Tampilannya pun sangat mewah dengan beragam motif dan corak. Namum perawatannya lebih sulit dibandingkan jenis lantai lainnya. Lantai granit pada prinsipnya hampir sama dengan marmer, hanya secara kasat mata warnanya lebih gelap. Ketersediaan jenis batuan ini di alam lebih langka menyebabkan harganya juga lebih mahal dari marmer.

2.1.4. Marmer

Marmer adalah sejenis batuan kristalin kasar yang berasal dari batu gamping atau dolomit. Marmer yang murni berwarna putih dan terutama disusun oleh mineral kalsit.

Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi.

Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan butir. Marmer Indonesia diperkirakan berumur sekitar 30–60 juta tahun atau berumur Kuarter hingga Tersier.

2.1.5. Parquet

Sejak dahulu kayu merupakan bahan bangunan yang umum dan banyak tersedia sehingga dapat digunakan untuk semua elemen bangunan seperti lantai, dinding, konstruksi bangunan dan atap. Lantai kayu sampai sekarang masih menjadi bahan yang popular untuk rumah tinggal karena kesan estetika yang alami serta

kemampuannya untuk memberikan kehangatan di dalam ruang. Kayu yang fleksibel dapat memberikan suasana elegan, klasik, modern maupun kontemporer. Teknologi produksi lantai kayu telah berkembang pesat seiring dengan meningkatnya

Arsitektur U npand Semarang

36

generasi lantai kayu yang menggantikan lantai papan untuk rumah panggung. Jenis- jenisnya adalah sebagai berikut :

- Parket yang terbuat dari kayu solid atau dikenal dengan Solid Parquet

- Parket yang terbuat dari kayu asli dengan teknologi layer untuk mencapai tingkat kestabilan yang sempurna dikenal dengan engineer parquet - Parket yang bahannya terbuat dari bubuk kayu ( MDF ) dan diberi lapisan bertekstur kayu pada

permukaannya.

Dalam dokumen Bahan bangunan yang sudah umum di wilaya (Halaman 31-36)

Dokumen terkait