• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1.2. Studi Lapangan

Melakukan observasi dengan melakukan pengamatan secara langsung di PT. Elnusa. Tbk, peneliti mengamati beberapa kegiatan sistem berjalan yang berhubungan dengan penelitian, seperti proses permintaan peralatan dan persediaan peralatan. Observasi dilakukan pada bulan April 2012 di PT.

52

Elnusa. Tbk, Observasi dilakukan untuk mengetahui dengan pasti kegiatan-kegiatan serta proses-proses yang berjalan di divisi asset dan properti dan inventory.

2. Wawancara

Setelah melakukan pengamatan observasi yang dilakukan di PT. Elnusa Tbk, peneliti melakukan wawancara untuk mendukung pengamatan observasi. Dalam melakukan wawancara pertanyaan di tujukan kepada staff divisi Asset and property dengan bapak Muhammad Agizna dan divisi Inventory dengan ibu Darwita yang di laksanakan pada tanggal 4 dan 10 April 2012. Untuk mempertegas dan mengetahui secara jelas proses sistem berjalan pada perusahaan serta dapat memberikan data – data atau informasi yang dibutuhkan maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan pada divisi asset and property dan inventory yang sudah terlampir.

Dari wawancara yang dilakukan peneliti pada divisi inventoy, dapat diketahui bagaimana proses persediaan dan proses permintaan peralatan yang belum terintegrasi antar divisi asset and property yang mempunyai kendala saat ingin melihat persediaan peralatan untuk keperluan persetujuan permintaan peralatan yang dilakukan oleh tim operasi.

kemudiaan saat divisi inventory yang ingin mengetahui laporan

53

permintaan peralatan yang telah dilakukan oleh tim operasi harus mendatangi divisi asset and property.

Dan dari wawancara yang dilakukan peneliti pada divisi asset and property dapat diketahui apa saja kekurangan pada sistem yang sudah ada yaitu masih menggunakan form saat tim operasi ingin melakukan permintaan peralatan sehingga dalam proses persetujuan permintaan peralatan divisi asset properti mengkonfirmasi ulang ke tim operasi karena tidak ada nya status permintaan yang telah dibuat dan saat divisi asset and property ingin melakukan persetujuan harus mendatangi divisi inventory karena tidak terintegrasi nya dalam persediaan peralatan projek. Sehingga divisi asset and property membutuhkan aplikasi yang dapat membuat permintaan peralatan yang dibutuhkan tim operasi dalam proses permintaan tanpa harus membuat form kemudian mendatangi divisi asset and property, aplikasi yang dapat memberikan informasi atau status permintaan yang telah dibuat oleh tim operasi dan aplikasi yang mengintegrasikan antara divisi asset and property dengan inventory dalam proses persetujuan permintaan peralatan.

54 3.1.3 Studi Literatur Sejenis

Peneliti melakukan suatu kajian dari hasil penelitian yang sudah ada sebagai suatu perbandingan dan sumber referensi dalam analisis dan perancangan pengembangan sistem informasi inventory. Penelitian sejenis yang menjadi pembanding dari skripsi ini dapat dilihat di tabel berikut:

Tabel 3.1 Studi Literatur No Nama Peneliti Sumber

Penelitian

Judul Karya

Ilmiah Kekurangan Hasil Penelitian 1 Sung-Tsun

Mencari tata letak buku didalam perpustakaan

Menggunakan teknologi EMID untuk merancang tata letak buku dalam perpustakaan 2 Zarina Ira V.

Bernabe, Monchie C. Dela

Cruz,

Module for Bell Electronics

Sistem Persediaan Automated

menggunakan Modul Portable Data Akuisisi dan telah di Persediaan Barang

Dagang pada PT Tasly World

55 3.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan peneliti untuk mengembangkan aplikasi ini yaitu dengan Rapid Application Development (RAD). RAD merupakan sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkaian prototipe bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang ke dalam sistem final (Whitten, 2004).

Tahapan-tahapan dalam Application Development sebagai metode pengembangan analisis dan peranacangan sistem informasi inventory equipment project, yaitu tahap scope definition, tahap analisis sistem, tahap perancangan sistem dan tahap implementasi.

3.2.1 Tahap Scope Definition

Pada tahap ini, peneliti mendefinisikan lingkup sistem, yang artinya menentukan ukuran dan batas-batas pengembangan sistem. tahap ini juga menggambarkan dengan jelas dan singkat 2003 sebagai alat hitung dan Inventory pada PT.

Dwiwarna dan User friendlydan sudah terintegrasi oleh supplier.

56

tentang masalah kesempatan dan perintah yang memicu pengembangan aplikasi.

3.2.2 Analisis Sistem

Pada tahap ini, peneliti menjabarkan tentang analisis sistem. ada tiga fase dalam tahapan analisis sistem pada alur pengembangan sistem RAD, yaitu:

a. Analisis Masalah, mempelajari sistem yang ada atau sistem berjalan dengan pemahaman yang mendalam.

b. Analisis Persyaratan, mendefinisikan dan mempriorotaskan persyaratan-persyaratan bisnis.

c. Analisis keputusan, setelah mengetahui permasalahan dan persyaratan sistem yang diinginkan maka fase selanjutnya adalah analisis keputusan yang akan menghasilkan arsitektur aplikasi untuk solusi yang disetujui.

3.2.3. Tahap Perancangan Sistem

Pada tahap perancangan sistem, metode yang digunakan adalah desain berorientasi obyek/ Object-Oriented Design (OOD) dengan UML (Unified Modelling Language) sebagai tools untuk perancangan dan pengembangan aplikasinya.

Namun tidak semua diagram yang disediakan oleh UML digunakan oleh peneliti dalan perancangan sistem ini. hanya beberapa diagram UML saja yang digunakan oleh peneliti, yang

57

dapat menurut peneliti dapat mendukung perancangan aplikasi ini.

adapun beberapa diagram berikut ini:

1. Use Case Diagram, merupakan diagrma yang menjelaskan aktivitas apa saja yang dilakukan sistem yang akan dibangun dan siapa saja yang berinteraksi dengan sistem tersebut.

2. Class Diagram, diagram yang menunjukan antara class dalam sistem yang sedang di bangun dan bagaimana mereka saling berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan.

3. Activity Diagram, diagram yang menggambarkan berbagai alur aktivitas dalam sistem yang dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal sampai bagaimana mereka berakhir.

4. Sequence Diagram, diagram yang menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan oleh sistem untuk mencapai tujuan dari use case, interaksi antar class, operasi apa saja yang terlibat, urutan antar operasi dan informasi yang diperlukan oleh masing-masing informasi.

5. Statechart Diagram, diagram yang menjelaskan prilaku secara umum dari semua obyek di dalam class tertentu dan transisi diantara mereka.

Selain diagram di atas, digunakan juga diagram lain yang tentunya di luar dari diagram UML, namun perannya cukup penting dalam mendukung perancangan sistem ini, yaitu design interface dan design database.

58 3.2.4 Tahap Implementasi

Apabila telah melakukan analisis dan perancangan sistem, selanjutnya adalah sistem untuk diimplementasikan. Pada tahap ini terdapat beberapa aktivitas yang dilakukan. Aktivitas-aktivitas yang dimaksud yaitu:

1. Pemograman

Pada tahap ini hasil desain dimasukan ke dalam bentuk bahasa pemograman yang digunakan agar dapat dijalankan dalam bentuk aplikasi. adapun software yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah Macromedia Dreamwaver 8.

2. Pengujian Aplikasi

Pada tahap ini dilakukan uji coba terhadap sistem baru agar dapat digunakan tanpa menemukan kendala-kendala apapun. Adapun uji coba yang akan dilakukan menggunakan metode-metode black-box. pengujian secara black-box, merupakan pendekatan menguji aplikasi apakah setiap fungsi di dalam program dapat berjalan dengan benar.

3.3 Kerangka Penelitian

Penelitian melakukan tahapan-tahapan kegiatan dengan mengikuti rencana kegiatan yang tertuang dalam kerangka penelitian meliputi metode

59

pengumpulan data dan metode pengembnagan sistem yang dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1. Kerangka Penelitian

60 BAB IV

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTORY EQUIPMENT PROJECT

4.1. Profil PT. Elnusa Tbk

4.1.1. Sejarah PT. Elnusa. Tbk

PT. Elnusa Tbk, BUMN anak perusahaan milik Pertamina didirikan pada tanggal 25 Januari 1969 dengan nama PT.

Electronika Nusantara bergerak dibidang perminyakan dan gas alam yang meliputi bidang bisnis ; geoscience services, drilling services and oilfield services (jasa pengeboran), downstream services, upstream oil and gas supporting services and asset-based

(pengelolaan lapangan minyak dan gas).

Elnusa sebagai anak perusaahaan pertamina sekaligus menyupport usaha pertamina yang meliputi layanan pemeliharaan, perbaikan kapal kapal, peralatan komunikasi elektronik, peralatan navigasi dan sistem radar milik pertamina dan juga melayani kapal tanker milik perusahaan lain yang bekerjasama dengan pertamina.

Perjalanan bisnis Elnusa telah mengalami berbagai tantangan, namun telah berhasil mendirikan minyak dan gas gejolak bisnis di tahun 1980 dan selamat krisis ekonomi tahun 1998 . Elnusa, bersama dengan anak perusahaan telah berubah menjadi minyak dan gas terintegrasi penyedia layanan yang telah mendapat kepercayaan yang luar biasa dari pelanggan. Tidak hanya memiliki

61

kepercayaan telah diberikan oleh PT Pertamina, perusahaan induk, juga telah disampaikan oleh beberapa tokoh multi-nasional perusahaan mitra seperti Chevron, Total EP, Shell, ConocoPhillips, BP dan sebagainya.

Permintaan untuk pengembangan bisnis telah membuat Elnusa melakukan reposisi. Pada Oktober 2007, empat dari anak perusahaan yang merupakan tulang punggung dari perusahaan minyak dan gas bumi jasa digabung menjadi perusahaan induk bersama dengan penggabungan horisontal yang dimaksudkan untuk memperkuat bisnis utama. Hal ini merupakan reposisi yang dimaksudkan untuk mewujudkan Elnusa sebagai pemain bisnis yang berfokus pada minyak terintegrasi hulu dan gas services.

Pelayanan Minyak dan Gas meliputi:

a) geoscience services

Layanan dan menyimpan data diperoleh seismik berbasis metode dan peralatan yang digunakan dan dioperasikan di darat, di zona transisi (air dangkal / hutan bakau) dan laut dalam. Menjadi pelopor dalam layanan data geofisika di Indonesia.

b) Drilling Services

Memberikan solusi pengeboran yang meliputi manajemen pengeboran, pengadaan peralatan pengeboran dan penyediaan.

62

Pada tahun 2009, Divisi Drilling Elnusa bangga memiliki dan mengoperasikan silver yang pertama di Asia Pasifik Cepat.

c) Oilfield Services

Menjalankan dan mengelola ladang minyak & gas dan sumur, saluran pipa, penanganan minyak dan gas dan jasa pemboran darat pendukung seperti wireline logging, penyemenan dan minyak dan gas baik pengujian, dan pelayanan evaluasi produk.

4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan 1. Visi

Menjadi perusahaan kelas dunia dan kebanggaan bangsa, di bidang minyak dan gas dengan solusi total untuk menciptakan nilai tambah yang optimal bagi stakeholder.

2. Misi

a) Menyediakan berbagai berkualitas tinggi, pelayanan terpadu (one stop service) untuk kepuasan dan loyalitas pelanggan, didukung oleh sumber daya manusia yang profesional, peralatan ketersediaan, penguasaan teknologi, perbaikan terus-menerus dan pengembangan produk inovasi.

b) Melaksanakan seluruh aktivitas bisnis berdasarkan prinsip-prinsip praktek-praktek teknik yang baik dengan

63

standar kelas dunia sementara menyadari operasi keunggulan melalui implementasi standar dan konsisten kualitas, kesehatan dan keselamatan lingkungan (QHSE) untuk mewakili daya saing perusahaan

c) Mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dari skala usaha sejalan dengan peningkatan kinerja keuangan dan non-keuangan.

d) Meningkatkan nilai pemegang saham yang berkelanjutan, serta meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan untuk berkembang bagi tim operasi. Membangun hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan dengan para mitra pemerintah, dan masyarakat dimana Perseroan beroperasi.

4.1.3. Nilai Perusahaan

Elnusa menawarkan layanan berkualitas, infrastruktur yang handal, sumber daya manusia yang kompeten dan teknologi terbaru. Kami juga mempertahankan integritasnya, dan kualitas produk dan layanan.

Elnusa bertekad untuk mencapai keberlanjutan bisnis dengan menggunakan Garis Triple Bottom (Profit, People, Planet):

1. Sukses Bisnis 2. Lingkungan 3. Aspek Sosial

64

Elnusa berkomitmen dengan nilai-nilai perusahaan berikut:

1. BERSIH, Integritas, kejujuran, akuntabel dan bersih dalam menjalankan bisnis.

2. HORMAT, Profesionalisme, kualitas, perbaikan terus-menerus, transparansi sebagai dasar-dasar untuk pertumbuhan bisnis dan kebanggaan nasional.

3. SINERGI, kerjasama Saling menghargai dan konsolidasi aliansi untuk mencapai kinerja.

4.1.4. Struktur Organisasi

Bedasarkan hasil observasi pada PT. Elnusa Tbk, berikut adalah struktur organisasi yang ada dan sudah berjalan.

Gambar 4.1. Struktur Organisasi

Direktur Utama

Direktur

Division of Oilfield Service & Drilling

service

Technical Support

Direktur Keuangan DIrektur SDM &

Umum

Division of asset &

property managment

Division of inventory

Division of human

resources Division of procurement Kepala Divisi

Sekretaris Perusahaan

Divisi kesehatan &

keselamatan lingkungan

Divisi perusahaan

hukum Departemen

sistem informasi

Kepala Divisi audit internal & kualitas manajemen

65

Adapun fungsi serta uraian tugas dari tiap divisi dalam struktur organisasi perusahaan yang berkaitan dengan sistem ini adalah sebagai berikut : 1. Direktur Operasi

a. Mengawasi kegiatan operasional perusahaan

b. Bersama-sama dengan staff merencanakan kegiatan yang akan dilakukan dan menentukan tujuan perusahaan.

c. Memastikan bahwa pengendalian mutu terpadu telah dilaksanakan dengan semestinya.

2. Divisi Asset dan property

Fungsi : Sebagai staff asset bertanggung jawab atas pengelolaan semua asset, inventory, material dan termasuk pembelian peralatan dan jasa untuk menunjang kegiatan perusahaan dapat tercapai.

Uraian tugas :

a. Melakukan pengadaan, penyimpanan, perawatan dan distribusi asset perusahaan.

b. Melaksanakan pengendalian mutu terpadu untuk menunjang kegiatan operasi termasuk kegiatan administrasi pada umumnya 3. Divisi Inventory

a. Mengatur persediaan peralatan

b. Membuat dan mengatur transaksi peralatan untuk menunjang kegiatan permintaan dan persediaan peralatan

4. Tim Operasi (Technical Support)

a. Melakukan perbaikan dan pemeliharaan di tempat project.

66 4.2. Scope Definition

Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, maka penulis akan membatasi permasalahan dan lingkup penelitian pada PT. Elnusa Tbk dengan perancangan sistem informasi inventory equipment project yang artinya adalah pengolahan dalam permintaaan dan persediaan peralatan project PT. Elnusa Tbk dimana dalam permintaan peralatan oleh tim operasi yang berada diluar kantor yang masih menggunakan form yang dikirimkan ke divisi asset and property tentu saja hal tersebut membuat keterlambatan sebuah permintaan peralatan di karenakan tempat project yang kadang berada di luar kota atau luar pulau kemudian dalam pengecekan persediaan peralatan hanya dapat dilakukan oleh divisi inventory sehingga divisi asset and property harus melakukan konfirmasi ulang permintaan peralatan ke inventory.

Butuh pengolahan yang optimal untuk menghasilkan data-data yang akurat di dalam menangani proses tersebut. Perancangan sistem ini membantu proses permintaan peralatan, pengecekan serta pencatatan data yang di mulai proses input file master permintaan peralatan, pengecekan permintaan, hingga pengecekan persediaan peralatan dengan itu memudahkan penyajian laporan.

67 4.3 Analisis Sistem

4.3.1. Analisa Permasalahan (Problem Analysis) 4.3.1.1. Analisa Sistem Berjalan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penulis terhadap user yang terlibat, maka dapat dijelaskan sistem yang sedang berjalan saat ini di PT.

Elnusa Tbk.

1. Proses permintaan peralatan

a. Tim operasi yang sedang melakukan project membuat atau mengisi form dan mendatangi divisi asset and Property kemudian memberikan form pengajuan permintaan peralatan.

2. Proses persetujuan permintaan peralatan

a. Divisi asset mengecek ketersediaan permintaan peralatan ke divisi inventory.

b. Jika peralatan yang dibutuhkan ada, maka form permintaan peralatan di validasi oleh asset and Property kemudian peralatan langsung di kirimkan melalui ekspedisi.

c. Jika peralatan yang diminta tidak tersedia, maka divisi asset and Property akan mengkonfirmasi kembali ke tim operasi.

68

3. Proses persediaan peralatan

a. Tim operasi yang sedang melakukan project mendatangi divisi asset and property dan memberikan form pengajuan permintaan peralatan.

b. Bagian Asset and property memeriksa ketersediaan peralatan ke divisi inventory

c. Jika peralatan yang dibutuhkan ada, maka inventory akan membuat laporan transaksi peralatan keluar.

Dan direktur operasi akan mendapatkan laporan persediaan peralatan project.

Langkah-langkah pada keterangan diatas dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Asset properti

Inventory 2. Divisi asset mengecek ketersediaan

Ke divisi asset

Direktur Operasi Tim Operasi

1. Membuat dan memberikan Form permintaan peralatan 4. Jika tidak, permintaan di tunda

Dan di konfirmasi ke tim operasi Melalui telepon

3. jika ya, peralatan di kirim K tempat project

5. Laporan permintaan dan Persediaan peralatan project

Gambar 4.2. Analisa Sistem Berjalan

69 4.3.1.2 Identifikasi masalah

Di dalam mengidentifikasi masalah, penulis menganalisa sistem yang berjalan. Pada dasarnya, sistem yang digunakan saat ini sudah cukup memenuhi dari sisi kegunaannya. Saat ini pula, sistem yang dijalankan sudah terkomputerisasi. Sebagai gambarannya berikut dijabarkan analisa dan penggambaran mengenai sistem yang sedang berjalan saat ini secara umum. Dari gambaran rich picture diatas tampak bahwa ada 4 (empat) aktor yang berperan didalamnya, yaitu: Tim operasi, Divisi asset dan property, divisi inventory dan direktur operasional. Masing-masing aktor tersebut memiliki batasan (batasan disini diartikan sebagai hak akses) terhadap sistem, namun kurang nya kecapatan dalam memproses sebuah data dan informasi.

Dan aktor yang berperan dalam bagian tim operasi adalah membuat form permintaan peralatan. Sedangkan divisi asset and property mulai dari menerima form permintaan peralatan hingga mengecek ketersediaan peralatan ke divisi inventory menggunakan email atau dengan cara telepon.

Karena itulah untuk memudahkan pihak tim operasi PT. Elnusa Tbk khususnya dalam permintaan peralatan project dan pengecekan status permintaan peralatan projek serta pengecekan persediaan peralatan project penulis

70

membuat program sistem informasi inventory equipment project dengan menggunakan Diagram UML (Unified Model Language) untuk merancang sistem ini.

4.3.1.3. Sistem yang Diusulkan

Pada sistem yang diusulkan ini, penulis memberikan informasi mengenai rancangan sistem yang penulis ajukan untuk mengatasi masalah-masalah sistem yang berjalan saat ini.

Adapun alur kerja dari perancangan yang diusulkan oleh penulis adalah sebagai berikut:

Tim Operasi 1. Mengisi form

Equipment Request

Divisi Asset dan Properti

2. Divisi Asset dan Properti Cek persediaan peralatan Dan memvalidasi permintaan peralatan

Direktur Operasi

4. laporan permintaan, persediaan, peralatan masuk dan perlatan keluar

Database

Inventory

3. Entry bukti transaksi peralatan masuk, Entry transaksi peralatan keluar,

Entry persediaan peralatan.

Gambar 4.3 Sistem yang Diusulkan

Sistem informasi inventory equipment project yang dirancang ini akan mendukung tugas-tugas di PT. Elnusa Tbk, seperti:

71 1. Tim operasi

Tim operasi dapat mengisi form pengajuan permintaan dan dapat langsung melihat status permintaan peralatan melalui sistem yang berbasis web ini.

2. Divisi asset and property

Divisi asset and property dapat langsung mengecek ketersediaan peralatan melalui sistem ini kemudian divisi asset and property dapat menyetujui permintaan peralatan dan menginput semua data master.

3. Direktur Operasi

Direktur Operasional dapat langsung mendapatkan laporan permintaan, persediaan, bukti transaksi peralatan masuk, dan transaksi peralatan keluar.

4. Divisi Inventory

Menggunakan sistem ini divisi inventory dapat melihat permintaan peralatan, mengecek persediaan dan melakukan input data persediaan peralatan, menginput bukti transaksi peralatan masuk, serta menginput transaksi peralatan keluar.

72

4.3.1.4 Analisa Perbandingan Sistem

Perbandingan sistem berjalan dengan sistem usulan diklasifikasikan berdasarkan kekurangan dan kelebihan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1. Tabel Analisa perbandingan Sistem

Keterangan Kekurangan Kelebihan

Sistem yang Berjalan

Membuat pengajuan

permintaan peralatan masih menggunakan form yang tidak tersistem

Pencarian status permintaan peralatan dari tim operasi ke divisi asset and property menggunakan email atau telepon

Laporan pengajuan permintaan peralatan, persediaan dan pembelian harus di buatkan kembali oleh divisi inventory

Seluruh devisi sudah terorganisir dengan baik.

Sistem yang Diusulkan

Sistem ini hanya terintegrasi pada divisi tertentu yang hanya berhubungan pada operasional project

Tim operasi dapat mengisi form pengajuan permintaan peralatan melalui sistem yang berbasis web dan langsung tersimpan dalam database dan dapat langsung melihat status permintaan peralatan peoject..

Divisi asset and property dapat langsung melihat status peralatan dan langsung menginput melihat, mengedit,

menambah, dan menghapus semua data.

Pembuatan laporan-laporan sudah terotomatisasi oleh sistem dan dapat

mencetaknya.

Divisi inventory dapat menginput, mengedit, menghapus data peralatan project.

73

4.3.2 Analisa Persyaratan (Requirement Analysis)

Tahap ini mendefinisikan dan menganalisis persyaratan-persyaratan sistem yang mendukung aktifitas inventory equipment project. Tahap ini bertujuan untuk menentukan apa yang dapat dilakukan oleh sistem dalam membantu proses pengajuan permintaan peralatan menjadi lebih cepat dan mudah.

Dalam tahap ini akan dibagi menjadi 2 (dua) bagian requirements. Bagian yang pertama adalah functional requirement yaitu aktifitas dan service yang harus disediakan oleh sistem yang dikembangkan. Bagian yang kedua adalah nonfunctional requirement yaitu fitur-fitur lain yang diperlukan oleh sistem agar dapat lebih memuaskan. Berikut adalah requirements dari sistem informasi inventory equipment project.

4.3.2.1 Functional Requirement

Sistem yang dikembangkan harus mempunyai functional requirement sebagai berikut:

1. Admin Equipment project

Admin dapat megelola, melihat, mengedit, menambah, dan menghapus semua data master kecuali data peralatan yang diinput oleh divisi Inventory.

2. Input Data User

Bertanggung jawab menginput data user

74 3. Input data supplier

Bertanggung jawab menginput data supplier 4. Input Data Peralatan

Bertanggung jawab menginput Data Peralatan.

5. Input data Divisi

Bertanggung jawab menginput Data Divisi.

6. Input data Project

Bertanggung jawab menginput Data Project.

4.3.2.2 Nonfunctional Requirement

Berdasarkan hasil perbandingan sistem berjalan dengan sistem usulan. Nonfunctional requirement dari sistem yang akan dikembangkan sebagai berikut:

Tabel 4.2. Tabel Nonfunctional Requirement

Jenis Kebutuhan Penjelasan

Performance 1) Menampilkan status permintaan Peralatan project.

2) Membantu pengajuan permintaan peralatan project

3) Mampilkan persediaan peralatan

4) Tampilan interface yang menarik dan lebih user friendly sehingga lebih mudah digunakan oleh user.

Information 1) Mencegah terjadinya redudancy data 2) Data dan informasi Peralatan yang

terstruktur

3) Format penyajian laporan dibuat untuk lebih mudah dipahami.

4) Data terdokumentasi dan terstruktur.

75

Economic 1) Mengurangi biaya yang disebabkan penyediaan media penyimpanan yang berupa kertas.

2) Dapat melakukan pengajuan permintaan peralatan dimana pun project sedang berjalan

Control 1) Mencegah akses dari pengguna yang tidak berwenang.

Efficiency 1) Waktu pembuatan laporan equipment project lebih cepat.

2) Pengecekan status peralatan bisa langsung terlihat oleh semua divisi Accuracy 1) Pengajuan peralatan lebih cepat karena

telah terotomastisasi dalam sistem berbasis web

Effectiveness 1) Kegiatan Pengajuan peralatan project, mengetahui status peralatan project, pengajuan pembelian permintaan peralatan project, pencatatan persediaan peralatan, laporan pengajuan permintaan peralatan.

Service 1) Menghasilkan bahan informasi yang

Service 1) Menghasilkan bahan informasi yang

Dokumen terkait